{"title":"PENGEMBANGAN MATAPENCAHARIAN ALTERNATIF BERBASIS PENERAPAN TEKNOLOGI SEDERHANA OLEH PEREMPUAN PESISIR AMPENAN","authors":"S. Y. M. Yusuf","doi":"10.33758/mbi.v14i2.293","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i2.293","url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul “Pengembangan Matapencaharian Alternatif Berbasis Penerapan Teknologi Sederhana oleh Perempuan Pesisir Ampenan” yang bertujuan untuk mengetahui Pengembangan Matapencaharian Alternatif Berbasis Penerapan Teknologi Sederhana oleh Perempuan Pesisir Ampenan, bagaimana perempuan pesisir dapat membaca peluang pasar dengan mencari matapencaharian alternatif untuk membantu perekonomian keluarga nelayan dengan memanfaatkan teknologi sederhana yang tersedia disekitar mereka, ditengah keterbatasan ekonomi keluarga.Penelitian dilakukan di pesisir Ampenan, dengan mengambil sampel di Kelurahan Banjar dan Bintaro, Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Mengingat di kedua kelurahan tersebut jumlah masyarakat dengan matapencaharian sebagai nelayan cukup banyak. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perempuan pesisir yang merupakan istri dari nelayan di pesisir Ampenan. Sampel diambil dalam penelitian, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan dokumentasi. Target luaran penelitian ini adalah berupa jurnal ilmiah nasional terakreditasi sebagai kontribusi dan referensi bagi mata kuliah Manajemen Pemasaran dan Kewirausahaan. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan informasi bagi perempuan pesisir tentang pengembangan matapencaharian alternatif berbasis penerapan teknologi sederhana untuk meningkatkan perekonomian keluarga nelayan dan masukan bagi Pemerintah Daerah di wilayah Ampenan. Pemerintah daerah diharapkan memberikan dukungan untuk mendorong peningkatan berupa pemberian pelatihan bagi masyarakat pesisir dalam mengolah hasil laut menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi serta bagaimana memasarkan produk hasil olahan mereka.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"2014 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114484197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS IKLAN DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KORAN PADA PESERTA DIDIK KELAS IX D SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SMPN 19 MATARAM","authors":"Any Suhartati","doi":"10.33758/mbi.v14i2.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i2.297","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan menulis Iklan dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IX D SMPN 19 Mataram semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 melalui pembelajaran menggunakan Media KoranPenelitian ini dirancang dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini yaitu Peserta didik kelas IX D SMP Negeri 19 Mataram sebanyak 44 orang Sedangkan prosedur penelitian melalui tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemempuan peserta didik menulis Iklan dan hasil belajar Bahasa Indonesia Peserta didik kelas IX D SMP Negeri 19 Mataram Semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 , dengan menggunakan Media Koran dapat ditingkatkan dengan hasil akhir penelitian adalah, kemampuan menulis iklan pada siklus I, rata-rata 74,70 dengan ketuntasan klasikal 45,5 % dan hasil belajar Bahasa Indonesia 75,59 dengan capaian klasikal 54,55 meningkat menjadi rata-rata kemampuan menulis Iklan 80,98 dengan ketuntasan klasikal 90,91% untuk kemampuan, dan hasil belajar rata-ra mencapai 80, dengan capaian klasikal 86,36 ., capaian kemampuan menulis Iklan dan hasil belajar peserta didik tentunya sudah mencapai dan bahkan melampaui KKM di SMPN 19 Mataram sebesar 75. Meningkatnya kemampuan Peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia didukung oleh meningkatnya kegiatan guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana belajar yang menggunakan Media Koran hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kegiatan guru dimana pada siklus I diperoleh skor 3,15, menjadi 4,27 pada siklus II atau berada pada kategori meningkat dan sudah tercapai.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117203252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN YURIDIS PEMANFAATAN AREAL BEBAS GARIS SEMPADAN BANGUNAN UNTUK PEMBANGUNAN RUKO DI KOTA MATARAM","authors":"Arif Hidayat, Hirsanuddin Hirsanuddin, S. Sahnan","doi":"10.33758/mbi.v13i11.290","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v13i11.290","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengkaji secara yuridis pemanfaatan areal bebas garis sempadan bangunan untuk pembangunan ruko di ko Kota Mataram. Terkait dengan bagaimana pengaturan tentang pemanfaatan areal bebas Garis Sempadan Bangunan dan bagaimana pelaksanaan dalam pemanfaatan areal bebas Garis Sempadan Bangunan terhadap pembangunan ruko di Kota Mataram, serta apa kendala dalam upaya untuk mengatasi pelanggaran pemanfaatan areal bebas Garis Sempadan Bangunan. Landasan teori mengacu kepada teori negara hukum, teori kewenangan, teori kemanfaatan. Jenis penelitian: penelitian hukum normatif empiris. Berdasarkan pendekatan perundang-undangan yang mempelajari kaidah hukum positif yang berasal dari undang-undang serta berkaitan dengan masalah yang dikaji, pendekatan konsep yaitu pendekatan yang dilakukan untuk memahami konsep, asas, prinsip serta pandangan doktrin yang terkait dengan masalah yang dihadapi, pendekatan sosiologis yaitu dengan pendekatan metode berfikir induktif. Analisis data dan bahan hukum secara normatif terjadi kekaburan norma. Hasil penelitian mengenai pengaturan GSB terdapat kekaburan di dalam PERDA Kota Mataram No 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kota Mataram pada Pasal 58 ayat 2 huruf e, sehingga dalam pelaksanaannya berakibat pelanggaran tata letak bangunan yang kurang dari ukuran sebenarnya mulai dari 1,5 (satu koma lima) meter sampai dengan 14,42 (empat belas koma empat puluh dua) meter, berdasarkan penelitian dalam pelaksanaannya terdapat 205 ruko yang melanggar GSB dan pelanggaran ini terjadi sejak tahun 2014 sampai januari 2019, adapun kendalanya dikarenakan regulasi yang kosong dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, PERDA Provinsi NTB No. 3 Tahun 2010 Tentang RTRW dan kabur PERDA Kota Mataram serta tidak adanya keseriusan dari pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan dan penindakan sehingga menimbulkan multi tafsir sesuai dengan kepentingan masing-masing baik dari pemberi izin maupun yang memohonkan izin.Kekosongan kekaburan hukum ini dikarenakan oleh ketidak seriusan dari pemerintah untuk membuat regulasi yang menjamin kepastian hukum, atas pelanggaran GSB terhadap 205 ruko yang terjadi tidak ada pengawasan dan penindakan secara nyata yang dilakukan pemerintah melalui instansi terkait, atas pelanggaran yang terjadi harus ada upaya preventif dan represif guna mengurangi pelanggaran.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114731078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siluh Putu Damayanti, I. K. Bagiastra, Lalu Yulendra
{"title":"PENGENALAN SAPTA PESONA WISATA PADA ANAK USIA DINI DI PAUD KUMARA ASIH MATARAM 2019","authors":"Siluh Putu Damayanti, I. K. Bagiastra, Lalu Yulendra","doi":"10.33758/mbi.v14i1.289","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i1.289","url":null,"abstract":"Sapta pesona pariwisata merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat untuk mewujudkan suasana lingkunga yang kondusif melalui perwujudan tujuh unsur dalam sapta pesona yaitu keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan ,keindahan, keramah tamahan dan kenangan. Kesehatan adalah modal utama untuk kita melangkah dan beraktifitas. Tanpa kesehatan kita akan kesulitan untuk beraktifitas. Banyak orang yang menginginkan kesehatan namun dalam berpola hidupnya tidak di perhatikan.Pengenalan sapta pesona dapat dilakukan melalui pembiasaan yang dilakukan di sekolah maupun dirumah Penerapan gaya hidup sehat memang seharusnya dilakukan sejak dini. Ini agar kebiasaan dalam menerapkan gaya hidup yang sehat dapat terus dilakukan hingga dewasa. Dengan kebiasaan yang ditanamkan sejak usia anak-anak, tidak akan sulit untuk mempertahankannya saat anak sudah dewasa nanti. Ini penting karena pengenalan sapta pesona pariwista sejak dini akan menjadi fondasi yang kuat bagi perkembangan dunia pariwisata kedepan gaya hidup sehat akan membawa kita pada keadaan tubuh yang sehat. Hal ini disebabkan karena usia anak-anak membutuhkan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak dikemudian hari,bahkan ada yang berpendapat bahwa usia dini adalah usia emas (golden age ) yang hanya terjadi sekali dalam kehidupan manusia. Metode dan pendekatan yang ada perlu diketahui bahwa kita harus memahami benar metode atau pendekatan yang akan dipakai, karena ini akan berpengaruh terhadap optimal tidaknya keberhasilan pengenalan sapta pesona pariwisata di kalangan anak usia dini .Metode yang digunakan sangatlah bervariasi diantaranya bercerita , bernyanyi, bersajak dan karya wisata.dan paling penting adalah pembiasan prilaku hidup sehat dan menjaga kelestarian lingkungan","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"11 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124773629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMANFAATAN GULA AREN ORIGINAL (AREO) SEBAGAI BAHAN OLAHAN PRODUK KULINER LOKAL DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT DESA KEKAIT KABUPATEN LOMBOK BARAT","authors":"I. Gede, I. Purwata","doi":"10.33758/mbi.v14i1.288","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i1.288","url":null,"abstract":"The need for and dependency on national sugar consumption, especially sugar, has increased from year to year. The diversification program of the national sugar industry can be carried out by finding alternative sources of natural sources of sugar cane, one of which is sugar from palm sugar. The development of the palm sugar home industry as a supporting component of the tourism service business in West Lombok Regency cannot be ignored. the high diversity of deviations in the quality standard of the product produced becomes the problem of palm sugar in meeting production standards. the purpose of this service is to describe the diversity of the quality of palm sugar in the production process from the results of the crafters, with the method used in stages through the method of socialization in practice with direct observation techniques. With the results there was a significant increase in standard production capacity, namely 2 times in the morning and evening with a total production of 15-20 kg per group, with production patterns and an increase in enabling good product marketing with the target market not only local consumers but also more consumers spacious and modern.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126595755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BUDI DAYA DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BUAH NAGA DI DESA KATENG KECAMATAN PRAYA BARAT KABUPATEN LOMBOK PROVINSI NTB","authors":"Lalu Masyhudi, Murianto Murianto","doi":"10.33758/mbi.v14i1.278","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i1.278","url":null,"abstract":"Petani buah naga di Desa kateng terletak di Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kasus di desa ini adalah masyarakat yang tidak bisa maksimal dalam memaksimalkan potensi desa yang dimiliki sehingga sebagian besar masyarakat disana lebih memilih untuk pergi keluar negeri menjadi TKI. Kuntur tanah di desa Kateng sangat cocok ditanami dengan buah naga, hal ini terbukti dari banyaknya warga yang menanam buah naga di kebun ataupun di halaman rumah warga dan berbuah tapi kurang maskismal terutama dari segi pengolahan. Kurangnya kreatifitas dan pembinaan masyarakat oleh pemerintah dan dinas terkait seperti membuat membuat olahan buah naga menjadi makanan kemasan siap saji masih belum mampu dan mandiri sehingga nilai tambah dari buah naga tersebut tidak ada. Solusi yang yang ditawarkan adalah program penguatan pemahaman pada aspek (keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) berbentuk (1) penguatan tata kelola (AD/ART) organisasi, pembukuan sederhana, pakaian seragam pelatihan, (2) menyiapkan modul pelatihan dalam hal penanaman hingga pengolahan hasil menjadi produk makanan siap saji.Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat di Desa Kateng mendapatkan pengetahuan (knowledge) berupa tata cara menanam (budi daya) buah naga melalui sosialisasi, mitra petani pade pacu juga mendapatkan keterampilan (skill) dalam pengolahan buah naga hasil panen menjadi makanan siap saja seperti kue dan bolu yang di jual di lingkungan sekitar, ini merubah persepsi masyarakat terkait dengan hasil panen yang biasa nya dijual murah dan dikonsumsi begitu saja tanpa di olah menjadi makanan. Hal ini menambah pendapatan masyarakat. Buah naga yang biasanya dijual di sekitaran desa sekarang sudah mulai di jual dan di bawa ke kota sehingga harga bisa lebih besar dari harga biasanya dengan demikian keuntungan mitra menjadi bertambah. Pengabdian ini terpublikasi di jurnal ilmiah cetak dan elektronik, adanya modul yang digunakan oleh mitra secara berkelanjutan dalam dalam budi daya dan pengolahan menjadi makanan siap saji. Video kegiatan telah terupload di youtube. Hasil dari pengabdian ini terdaftar di hak kekayaan intelektual berupa hak cipta di www.dgip.go.id. Harapan mitra dari kegiatan pengabdian Masyarakat di Desa Kateng adalah dapat mengembangkan wisata kuliner. Konsep yang akan dibangun adalah menjadikan desa ini tempat menanam buah naga. Harapan yang akan diperoleh adalah desa ini bisa dijadikan sebagai desa alternatif desa wisata yang telah ada di pulau Lombok. Masyarakat yang ada di sekitar dapat menjual hasil dari tanaman buah naga dan selanjutnya buah tersebut juga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas kuliner yang dikemas/ packaging sedemikian rupa untuk para wisatawan.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115682210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK ECENG GONDOK TERHADAP KUAT TEKAN BETON","authors":"S. Hadi","doi":"10.33758/mbi.v14i1.287","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i1.287","url":null,"abstract":"Beton merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Dengan penambahan serbuk eceng gondok pada campuran beton diharapkan bisa menghasilkan beton dengan nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal. Pada penelitian ini dilakukan pengujian dengan metode destruktif. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan yang ditambahkan dengan serbuk enceng gondok pada beton yang selanjutnya akan dibandingkan dengan beton normal. Pada penelitian dengan tambahan serbuk eceng gondok dipadatkan dengan alat penumbuk. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm sebanyak 24 buah dengan kuat tekan rencana 25 Mpa. Kadar serbuk eceng gondok yang ditambahkan pada beton sebesar 0%, 2 %, 4%, dan 6%. Pengujian ini dilakukan setelah beton berumur 28 hari. Prosedur penelitian dilakukan dengan metode destruktif menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM). Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan beton normal sebesar 30,38 MPa. Pada penambahan serbuk eceng gondok dengan kadar 2%, 4%, dan 6% diperoleh kuat tekan masing – masing sebesar 21,99 MPa, 18,16 MPa, dan 14,44 MPa. Penambahan serbuk eceng gondok ternyata mengurangi kuat tekan beton. Semakin tinggi persentase penambahan serbuk eceng gondok, kuat tekan beton semakin kecil. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah dibawah kuat tekan beton normal.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115462884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGOLAHAN SAMPAH BASAH DENGAN MENGGUNAKAN STATER DI HOTEL LOMBOK RAYA","authors":"I. K. Bagiastra, Siluh Putu Damayanti","doi":"10.33758/mbi.v14i1.286","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i1.286","url":null,"abstract":"Pariwisata identik dengan keindahan dan Kebersihan, keindahan dan kebersihan mencerminkan budaya suatu bangsa. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan hidup sehari-hari. Hal-hal yang sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, kebersihan lingkungannya. Volume sampah yang dihasilkan Hotel Lombok Raya, masih banyak yang belum tertangani dengan baik. Sebagian sampah bahkan ada yang dicampur dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sesungguhnya masih banyak sampah yang masih bisa dipilah untuk diolah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat bahkan mungkin bernilai ekonomis tinggi. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah basah, mengetahui manpaat stater dalam proses pengelolaan sampah basah, dan mengetahui hasil proses pengelolaan sampah basah dengan pemanfaatan stater di hotel Lombok Raya Mataram. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Teknik penentuan sampel adalah dengan Simple random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada obyek yang diamati meliputi warna, bau, kekentalan, suhu, pH, dan kekentalannya. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara analisis deskriptif kwalitatif. Hasil yang diperoleh bahwa teknik pengelolaan sampah basah di hotel Lombok Raya Mataram telah dikelola dengan baik, dilihat dari pasilitas yang tersedia, sumberdaya manusia yang terlatih, dan manajemen yang baik. Pemanfaatan stater dapat mempercepat proses pengelolaan sampah basah di hotel Lombok Raya Mataram tanpa menimbulkan bau yang busuk dan menyengat. Hasil proses pengelolaan sampah basah dengan pemanfaatan stater di hotel Lombok Raya Mataram dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak itik yang cukup baik dengan biaya yang sangat murah.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129631239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS DAMPAK KENAIKAN TARIF TIKET PESAWAT DAN BAGASI BERBAYAR TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN OLEH-OLEH WISATAWAN DI LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT","authors":"S. Susanty, Lalu Yulendra","doi":"10.33758/mbi.v14i1.285","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/mbi.v14i1.285","url":null,"abstract":"Pariwisata Lombok kini sudah menjadi salah satu tujuan wisata nasional dan internasional. Namun di awal tahun 2019 terjadi kenaikan harga tiket pesawat domestic dan pengenaan bagasi berbayar kepada penumpang. Kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar berdampak terhadap pola perilaku wisatawan untuk membeli oleh-oleh. Faktor ekonomi terutama kenaikan harga merupakan variable yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku konsumen terhadap pembelian dan konsumsi barang dan jasa terhadap pembelian oleh-oleh. Penelitian ini mengkaji seberapa besar perubahan pola perilaku wisatawan terhadap pembelian oleh-oleh setelah kenaikan harga tiket pesawat dan pengenaan bagasi berbayar. Penelitian dilakukan terhadap 100 orang wisatawan yang telah melakukan perjalanan wisata ke Pulau Lombok baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga tiket peswat dan bagasi berbayar. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan uji chi-square. Berdasarkan hasil uji chi-square dapat disimpulkan terdapat hubungan antara jenis oleh-oleh dengan kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar terutama pada jenis oleh-oleh aksesoris dan mutiara.Juga terdapat hubungan antara jumlah oleh-oleh yang dibeli wisatawan dengan kenaikan tariff tiket pesawat dan bagasi berbayar terutama pada oleh-oleh dengan berat kurang dari 1 kg.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar mempengaruhi perilaku pembelian oleh-oleh yang tercermin dari jenis dan berat oleh-oleh berupa perhiasan dan mutiara dengan berat kurang dari 3 kg. Adapun jenis barang berupa peralatan rumah tangga dan barang yang lebih dari 3 kg umumnya mengalami penurunan pembelian. Adapun untuk barang yang mengalami penurunan perlu dilakukan diversifikasi produk berupa ukuran dan volumenya sehingga penurunannya tidak terlalu signifikan. Penelitian ini mengalami keterbatasan yaitu hanya meneliti tentang perubahan perilaku pembelian terhadap jenis dan jumlah oleh-oleh saja. Diharapkan peneliti berikutnya melakukan penelitian dengan cakupan wilayah yang lebih luas seperti penambahan indicator lokasi pembelian oleh-oleh. Dengan demikian diharapkan perubahan perilaku pembelian oleh-oleh wisatawan terhadap kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar menjadi lebih komprehensif.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122914130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSISTENSI TANAH PECATU DESA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (Studi Di Desa Apitaik Kabupaten Lombok Timur)","authors":"Riska Siskawati, Arba Arba, S. Sahnan","doi":"10.33758/MBI.V13I6.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.33758/MBI.V13I6.276","url":null,"abstract":"Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya disebut UU Desa) pada tanggal 15 Januari 2014, memiliki arti bahwa desa-desa di Indonesia sudah memasuki implementasi babak konstruksi penggabungan fungsi self-governing community dengan local-self government dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia yang telah berjalan hampir dua dekade. Perlindungan terhadap tanah pecatu desa yang merupakan hak tradisional masyarakat adat sangat penting mengingat bahwa selama ratusan tahun masyarakat hukum sudah terbentuk dan mendiami wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia bahkan sebelum NKRI terbentuk. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah studi lapangan dan kepustakaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif kualitatif. Hasil yang didapatkan adalah eksistensi tanah pecatu masih ada setelah berlakunya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Eksistensi ini tercermin dalam pasal 76 Ayat (1) yang menyebutkan tanah ulayat merupakan aset desa. Tanah pecatu merupakan tanah ulayat sehingga memiliki arti bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 mengakui kebaradaan tanah pecatu. Bentuk pengalihan tanah pecatu desa setelah berlakunya tanah undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa yakni berdasarkan Peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2016 tentang pengelolaan aset desa adalah tukar menukar dan penyertaan modal. Setiap aturan hukum yang diterapkan pasti memiliki masalah tersendiri dalam pelaksanaannya, terlebih apabila berkaitan dengan aspek hukum adat. Masalah yang mengikuti tanah pecatu desa setelah berlakunya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa ialah dimana terlambat dilakukannya inventarisasi terhadap aset desa khususnya tanah pecatu sebab sebelumnya inventarisasi dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Lombok timur. Masalah lainnya yakni dimana ketika desa pemekaran meminta untuk mendapatkan tanah pecatu, sebab pemerintah daerah kabupaten Lombok timur akan mengembalikan tanah pecatu kepada desa induk. Saran dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota harus meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan tanah pecatu desa khususnya dalam hal inventaris aset desa di Desa Apitaik.","PeriodicalId":264001,"journal":{"name":"MEDIA BINA ILMIAH","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117354173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}