{"title":"UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI GOOGLE CLASSROOM DI SMA NEGERI 1 BAYAT","authors":"Tyas Ambarsari","doi":"10.20961/HABITUS.V4I1.45776","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V4I1.45776","url":null,"abstract":"ABSTRACTPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar sosiologi materi globalisasi melalui model discovery learning pada google classroom. Penelitian ini dilakukan dengan subjek penelitian kepada peserta didik kelas XII IPS 1 di SMAN 1 Bayat berlokasi Kabupaten Klaten semester I Tahun Pelajaran 2020/2021 sebanyak 22 peserta didik, terdiri dari 8 laki-laki, 14 perempuan. Metode yang digunakan penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian menggunakan Kemmis dan Mac Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi dan tes. Dari hasil penelitian pra siklus melalui hasil Penilaian Tengah Semester menunjukkan ketuntasan 41%. Kemudian meningkat di siklus I dan siklus II yaitu siklus I ( 63,6%) dan siklus II (86,6%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan discovery learning melalui google classroom dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Bayat Klaten.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131310284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penerapan Model Problem Based Learning Berbantu Media Quiziz Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Daring Kelas XI IPS 1 SMA Islam Al Azhar 7 Solo Baru Tahun Ajaran 2020/2021","authors":"Fitria Fitria","doi":"10.20961/HABITUS.V4I1.45714","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V4I1.45714","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti PJJ sosiologi materi diferensiasi dan stratifikasi sosial melalui media game edukasi quiziz. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek murid kelas XI IPS 1 sebanyak 20 siswa. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat keaktifan siswa pada siklus 1 yaitu 70% dan siklus 2 yaitu 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media game edukasi quiziz dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti PJJ sosiologi kelas XI IPS 1 materi diferensiasi dan stratifikasi sosial","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121712913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Antonius Rahardityo Adiputra, Ravik Karsidi, Bagus Haryono
{"title":"Cultural Lag Dalam Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Dengan Sistem Zonasi Tahun 2018 Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo","authors":"Antonius Rahardityo Adiputra, Ravik Karsidi, Bagus Haryono","doi":"10.20961/HABITUS.V3I1.30906","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V3I1.30906","url":null,"abstract":"Cultural lag merupakan salah satu peristiwa disintegrasi dari reaksi masyarakat terhadap bentuk perubahan sosial. Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dengan sistem zonasi ini memberikan dampak cultural lag bagi peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan cultural lag yang terjadi dalam program PPDB online dengan sistem zonasi tahun 2018 di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus pada peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam secara langsung kepada informan. Sumber data sekunder diambil dari buku, jurnal maupun dokumen-dokumen resmi lainnya dari informan. Pemilihan informan dipilih dengan cara purposive non-probability sampling . Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teori yang digunakan adalah teori Ogburn tentang kecenderungan dari kebiasaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi yang tertinggal di belakang perubahan kebudayaan materiil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dengan sistem zonasi. Hal yang ingin dicapai pemerintah adalah ingin melakukan reformasi sekolah secara menyeluruh. Sistem zonasi dalam program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online ini menjadi salah satu strategi yang digunakan pemerintah untuk mencapai pemerataan pendidikan secara cepat dan berkualitas. Meskipun saat ini model pendidikan dan pembelajaran sudah masuk di era globalisasi, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa minimnya penguasaan digital dan sosialisasi yang kurang maksimal menyebabkan terjadinya cultural lag pada kalangan peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo yaitu terhambatnya proses pendaftaran dan banyaknya kesalahan dalam pemilihan sekolah. Hal tersebut mengakibatkan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi yang dilakukan secara online di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo tidak maksimal.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133689742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MEKANISME BERTAHAN PEDAGANG ANGKRINGAN DI ERA DISRUPSI (STUDI MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG ANGKRINGAN DI KAWASAN JL. KI HADJAR DEWANTARA, SURAKARTA)","authors":"O. Nurcahyono","doi":"10.20961/HABITUS.V3I1.32214","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V3I1.32214","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan hasil dari penelitian lapangan yang bertujuan untuk mencari bagaimana mekanisme bertahan yang dilakukan oleh para pedagang angkringan di era disrupsi. Perkembangan zaman yang bersifat disruptif mengakibatkan struktur kehidupan masyarakat banyak mengalami perubahan, termasuk dalam hal ini adalah pedagang angkringan atau Hik. Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah penelitian kualtitatif dengan jenis deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian yaitu disepanjang Jalan Ki Hadjar Dewantara, Kota Surakarta yang terdapat sepuluh warung angkringan atau HIK tiap malam hari. Proses pencarian data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi non partisipatif dan wawancara mendalam (in-depth interview) . Hasil penelitian menunjukan bahwa para pedagang angkringan di kawasan Jalan Ki Hadjar Dewantara mendayagunakan modal social yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan ekonomi atau dalam rangka mempertahankan usahanya di era disrupsi saat ini. Pertama, membangun trust (kepercayaan) pelanggan dengan memberikan pelayanan maksimal, menjaga cita rasa makanan, dan memberikan tempat yang nyaman untu ngobrol. Kedua, memeperketat aturan atau norma pada para pegawainya dengan jobdesk yang sudah ada. Ketiga, membangun jaringan dengan supplier makanan dan jaringan via online sistem yaitu dengan memasukan kedalam aplikasi seperti gofood atau grabfood sehingga dapat membangun jaringan baru dengan para pengemudi ojek online.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"107 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131387637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARTINI DAN POTRET PEREMPUAN INDONESIA MASA KINI (Sebuah Tinjauan Antropologis)","authors":"Siany Indria Liestyasari","doi":"10.20961/HABITUS.V3I1.31940","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V3I1.31940","url":null,"abstract":"Pemahaman mengenai Kartini harus dilihat dalam konteks lebih satu abad yang lalu. Orang sering salah mengartikan dengan mengatakan bahwa cita-cita Kartini sudah berhasil. Perempuan sudah sejajar dengan laki-laki, paling tidak perempuan sudah boleh mengenyam pendidikan yang sama seperti laki-laki. Kartini sebagai sosok ‘ibu’ dengan identitas kultural Jawa yang melekat pada sosoknya. Yang menjadi urgensi adalah melihat bagaimana pemikiran dan gagasan Kartini tentang perempuan dan tentang pembebasan perempuan. Kartini jelas telah berusaha mendobrak tatanan kultur yang ada patriarkal meskipun negara telah menyembunyikannya sedemikian rupa. Apabila gagasan dan pemikiran Kartini didengungkan baik di tingkat pendidikan maupun dalam masyarakat luas maka yakinlah bahwa Kartini bisa tersenyum melihat perempuan-perempuan dan bangsa Indonesia yang kritis, berpemikiran tajam, lepas dari bentuk penjajahan yang dilakukan oleh kapitalisme dan neoliberal. Perempuan Indonesia akan menjadi Kartini baru, atau mungkin serupa dengan sosok Nyai Ontosoroh dalam novel tetralogi Pramoedya, perempuan yang kritis, tajam dan tak kenal ampun dengan kultur yang menindas perempuan.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125365600","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERBASIS MEDIA SOSIAL SEBAGAI BENTUK PEMBELAJARAN ABAD 21","authors":"Ghufronudin Ghufronudin","doi":"10.20961/HABITUS.V3I1.31938","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V3I1.31938","url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi digital khususnya media sosial membawa dampak signifikan terhadap perubahan revolusioner dalam pola komunikasi. Media sosial menjadi bagian dari perubahan pola komunikasi yang berimplikasi besar terhadap gaya hidup masyarakaat kini Kehadiran media sosial bagi dunia pendidikan turut memberikan warna bagi variasi media pembelajaran bagi guru. Dalam pembelajaran sosiologi, media sosial dapat dimanfaatkan dalam mendukung tercapainya kompetensi dasar pembelajaran melalui pemanfaatan fitur aplikasi seperti instgram , youtube maupun facebook. Berbagai fitur yang ada dapat dimanfaatkan melalui aksesibilitas yang menarik dan dekat dengan keseharian kehidupan siswa. Melalui pembelajaran Sosiologi berbasis media sosial dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam mengakses pemahaman materi, meningkatkan pemahaman aplikasi konseptual teoritis, memudahkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan sosial, memberikan pengalaman kepada siswa baik abstrak maupun konkrit serta meningkatkan minat dan motivasi belajar Sosiologi. Dengan pemanfaatan secara maksimal dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sosiologi untuk meingkatkan prestasi belajar siswa.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129437547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PRAKTIK MULTIKULTURALISME DALAM DUNIA PENDIDIKAN (ANALISIS KEKUASAAAN, WACANA, PENGETAHUAN PADA PRAKTIK TOLERANSI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS AGAMA KOTA SURAKARTA)","authors":"Dwi Astutik","doi":"10.20961/HABITUS.V3I1.31936","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V3I1.31936","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik multikulturalisme di Sekolah Menengah Atas Berbasis Agama di Kota Surakarta yang dijalankan oleh pengetahuan yang terdisiplinkan menurut Foucault. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sekolah berbasis agama di Kota Surakarta yang dipilih menggunakan kriteria yang sudah ditentukan (keragaman agama, suku dan ras, kurikulum dan muatan local). Data diperoleh melalui observasi yang bersifat nonpartisipatif, wawancara mendalam ( in-depth interview ). Analisis yang dilakukan meliputi pengumpulan data, triangulasi, penyajian data, dan penarikan kseimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh institusi pendidikan mampu menciptakan suatu pengetahuan terkait praktik toleransi di sekolah. Akan tetapi, hal ini cenderung kontradiktif dengan praktik yang ada. Sekolah justru menjadi tempat berkembangnya wacana dan pengetahuan (mendewakan satu identitas diantara identitas yang lain) yang dibangun dan disiplinkan kepada siswa. Peran pengetahuan yang dibangun di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh elit sekolah berperan sebagai pembuat dan pelestari pengetahuan yang secara sistematis menanamkan nilai dan paham terkait dengan sikap toleransi terhadap sesama dalam kondisi keberagaman melalui pendidikan di sekolah. Penanaman yang terus menerus oleh sekolah akan memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang tertanam pada diri siswa melalui sebuah peraturan. Pengembangan nilai-nilai keagamaan dalam konteks multikulturalisme yang ada bersifat top-down dari elit sekolah. Kepentingan pihak sekolah secara tuntutan institusional maupun pribadi mencerminkan bagaimana sekolah dikomidifikasi menjadi arena produksi wacana dan pengetahuan yang akhirnya mampu menguasai sebuah institusi pendidikan.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126490436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"REVOLUSI PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL (PENGGUNAAN ANIMASI DIGITAL PADA START UP SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN SISWA BELAJAR AKTIF)","authors":"Neng Marlina Efendi","doi":"10.20961/HABITUS.V2I2.28788","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V2I2.28788","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan animasi digital sebagai metode pembelajaran siswa belajar aktif dalam revolusi pembelajaran berbasis digital. Sistem pendidikan di Indonesia dengan menggunakan sistem fullday school (8-9 jam) merupakan revolusi baru dalam pengembangan siswa belajar di sekolah. Namun, dampak dari penerapan jam panjang di kelas adalah keterbatasan siswa dalam pengoptimalan belajar. Sekolah non formal berupa bimbingan belajar mulai menggunakan konsep digital dalam pemberian materi. Hal tersebut menjawab kebutuhan siswa akibat dari sistem Full day school tersebut. Pendidikan berbasis digital merupakan pembaharuan dalam menyongsong pendidikan 4.0 yang mengintegrasikan teknologi cyber. Tujuan dari pendidikan 4.0 tersebut adalah menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang kreatif dan sesuai dengan tuntutan saat ini dimana dunia sedang menghadapi revolusi industri yang berbasis digital. Pendidikan 4.0 mendorong revolusi baru dalam dunia pendidikan yang tidak sebatas pada ritual umumnya belajar di kelas. Pendidikan 4.0 ini tidak hanya berbatas pada ruang kelas saja. Pendidikan 4.0 adalah sebuah tantangan pendidikan di era digital. Apakah sekolah-sekolah mampu menghadapi tantangan digitalisasi?. Sebagai jawaban, dalam artikel ini dikembangkan pola pendidikan berbasis digital dengan penggunaan animasi sebagai metode pembelajaran siswa belajar aktif. Pendidikan berbasis digital di Indonesia mulai dikembangkan dalam bentuk start up atau aplikasi yang memuat konten-konten yang sama dengan kebutuhan siswa di sekolah. Munculnya beragam start up seperti Quipper Video, Zenius, dan Ruang Guru menjadi pengembang pendidikan digital di Indonesia. Kesamaan dari tiga start up tersebut adalah pemindahan ruang dan waktu belajar siswa yang menjadi tidak terbatas.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127231485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE MENTOR BERBASIS TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION KELAS VI SD NEGERI DEMAKIJO 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018","authors":"Tangsi Sasmito","doi":"10.20961/HABITUS.V2I2.28792","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V2I2.28792","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan metode mentor berbasis Team- Assisted Individualization dalam pembelajaran Matematika dan peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI dalam menyiapkan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Metode pembelajaran mentor berbasis Team-Assisted Individualization merupakan pengembangan metode pembelajaran tutor sebaya sebagai alternatif mengatasi permasalahan dalam pembelajaran kelas besar yang heterogen. Metode pembelajaran mentor berbasis Team- Assisted Individualization mengadaptasi perbedaan individu siswa secara akademik, pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, dan pengajaran terprogram. Pembentukan kelompok belajar berdasarkan analisis hasil tes menggunakan Student Proplem Analysis (S-P Analysis). Responden penelitian adalah 32 siswa kelas VI SD Negeri Demakijo 1. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian terhadap implementasi metode mentor berbasis Team-Assisted Individualization dalam pembelajaran Matematika menunjukkan aktivitas dan dinamika belajar siswa meningkat serta perubahan prestasi yang positif ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata dari tes awal sampai dengan tes siklus III. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 7,50 diperoleh data 81,25% (26 siswa) mencapai KKM. Efektivitas implementasi metode mentor berbasis Team-Assisted Individualization dalam pembelajaran mulai siklus I sampai dengan siklus III mampu menaikkan prestasi/nilai latihan USBN mata pelajaran Matematika sebesar 1,42 atau 21,65%.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126924677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMBERDAYAAN FORUM ANAK SURAKARTA SEBAGAI PEER EDUCATOR UNTUK MENGATASI TINDAK KEKERASAN TERHADAP ANAK","authors":"Sri Yuliani, Rahesli Humsona, Sigit Pranawa","doi":"10.20961/HABITUS.V2I2.28796","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V2I2.28796","url":null,"abstract":"Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Surakarta masih cukup tinggi, baik jumlah maupun kualitas kekerasannya. Meskipun di Kota Surakarta telah dibentuk lembaga Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Surakarta (PTPAS), upaya menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak belum dapat dilakukan secara optimal. Banyaknya lembaga yang bergabung dengan PTPAS belum memberi jaminan perlindungan bagi korban kekerasan. Salah satu kendala upaya penanganan korban kekerasan terhadap anak adalah belum terbangunnya perspektif terhadap korban yang lebih baik. Anak korban kekerasan mengalami hambatan psikologis dan komunikasi untuk menyampaikan masalahnya baik dengan keluarga maupun pendamping korban dari LSM atau PTPAS. Forum Anak Surakarta (FAS) sebagai lembaga partisipasi anak dalam pembangunan selama ini telah menjadi media berbagi permasalahan dengan teman sebaya, termasuk masalah tindak kekerasan terhadap anak. Pemberdayaan Forum Anak Surakarta sebagai Peer Educator (pendidik sebaya) menjadi solusi efektif untuk memecahkan hambatan komunikasi dalam pendampingan anak korban kekerasan. Untuk itu pengabdian ini bertujuan memberikan skill pada FAS agar mampu berperan sebagai counselor bagi teman sebaya yang mengalami tindak kekerasan.Khalayak sasaran adalah 15 anak (usia 13-18 tahun) yang tergabung dalam Forum Anak Surakarta. Adapun kegiatan pengabdian meliputi : 1) Penyadaran tentang kekerasan anak dan hak perlindungan anak; 2) pelatihan sebagai advokator agar aspirasi anak korban kekerasan diakomodir dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan, dan 3) praktek atau simulasi konselor sebaya bagi anak korban kekerasan. Setelah mengikuti pelatihan dan praktek pendidikan sebaya, anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak Surakarta menjadi : 1) semakin meningkat kesadarannya tentang dampak kekerasan anak dan pentingnya hak perlindungan anak dan 2) memahami mekanisme sebagai advokator dan mampu mempraktekkan tehnik Peer Educator bagi anak korban kekerasan.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132151060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}