PRAKTIK MULTIKULTURALISME DALAM DUNIA PENDIDIKAN (ANALISIS KEKUASAAAN, WACANA, PENGETAHUAN PADA PRAKTIK TOLERANSI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS AGAMA KOTA SURAKARTA)

Dwi Astutik
{"title":"PRAKTIK MULTIKULTURALISME DALAM DUNIA PENDIDIKAN (ANALISIS KEKUASAAAN, WACANA, PENGETAHUAN PADA PRAKTIK TOLERANSI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS AGAMA KOTA SURAKARTA)","authors":"Dwi Astutik","doi":"10.20961/HABITUS.V3I1.31936","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik multikulturalisme di Sekolah Menengah Atas Berbasis Agama di Kota Surakarta yang dijalankan oleh pengetahuan yang terdisiplinkan menurut Foucault. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sekolah berbasis agama di Kota Surakarta yang dipilih menggunakan kriteria yang sudah ditentukan (keragaman agama, suku dan ras, kurikulum dan muatan local). Data diperoleh melalui observasi yang bersifat nonpartisipatif, wawancara mendalam ( in-depth interview ). Analisis yang dilakukan meliputi pengumpulan data, triangulasi, penyajian data, dan penarikan kseimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh institusi pendidikan mampu menciptakan suatu pengetahuan terkait praktik toleransi di sekolah. Akan tetapi, hal ini cenderung kontradiktif dengan praktik yang ada. Sekolah justru menjadi tempat berkembangnya wacana dan pengetahuan (mendewakan satu identitas diantara identitas yang lain) yang dibangun dan disiplinkan kepada siswa. Peran pengetahuan yang dibangun di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh elit sekolah berperan sebagai pembuat dan pelestari pengetahuan yang secara sistematis menanamkan nilai dan paham terkait dengan sikap toleransi terhadap sesama dalam kondisi keberagaman melalui pendidikan di sekolah. Penanaman yang terus menerus oleh sekolah akan memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang tertanam pada diri siswa melalui sebuah peraturan. Pengembangan nilai-nilai keagamaan dalam konteks multikulturalisme yang ada bersifat top-down dari elit sekolah. Kepentingan pihak sekolah secara tuntutan institusional maupun pribadi mencerminkan bagaimana sekolah dikomidifikasi menjadi arena produksi wacana dan pengetahuan yang akhirnya mampu menguasai sebuah institusi pendidikan.","PeriodicalId":263934,"journal":{"name":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, & Antropologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/HABITUS.V3I1.31936","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik multikulturalisme di Sekolah Menengah Atas Berbasis Agama di Kota Surakarta yang dijalankan oleh pengetahuan yang terdisiplinkan menurut Foucault. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sekolah berbasis agama di Kota Surakarta yang dipilih menggunakan kriteria yang sudah ditentukan (keragaman agama, suku dan ras, kurikulum dan muatan local). Data diperoleh melalui observasi yang bersifat nonpartisipatif, wawancara mendalam ( in-depth interview ). Analisis yang dilakukan meliputi pengumpulan data, triangulasi, penyajian data, dan penarikan kseimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh institusi pendidikan mampu menciptakan suatu pengetahuan terkait praktik toleransi di sekolah. Akan tetapi, hal ini cenderung kontradiktif dengan praktik yang ada. Sekolah justru menjadi tempat berkembangnya wacana dan pengetahuan (mendewakan satu identitas diantara identitas yang lain) yang dibangun dan disiplinkan kepada siswa. Peran pengetahuan yang dibangun di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh elit sekolah berperan sebagai pembuat dan pelestari pengetahuan yang secara sistematis menanamkan nilai dan paham terkait dengan sikap toleransi terhadap sesama dalam kondisi keberagaman melalui pendidikan di sekolah. Penanaman yang terus menerus oleh sekolah akan memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang tertanam pada diri siswa melalui sebuah peraturan. Pengembangan nilai-nilai keagamaan dalam konteks multikulturalisme yang ada bersifat top-down dari elit sekolah. Kepentingan pihak sekolah secara tuntutan institusional maupun pribadi mencerminkan bagaimana sekolah dikomidifikasi menjadi arena produksi wacana dan pengetahuan yang akhirnya mampu menguasai sebuah institusi pendidikan.
教育领域多元文化实践(SURAKARTA中学宗教宽容实践的权利分析、话语、实践知识)
本文旨在确定以宗教为基础的初中文化主义实践,该实践是由福柯严格的知识经营的。采用的方法是定性的案例研究方法。日惹的一所以宗教为基础的学校采用了既定的标准(宗教、部落和种族的多样性、当地的课程和内容)。数据是通过非参与者观察、内部面试获得的。进行的分析包括数据收集、三角测量、数据展示和成功撤军。这项研究的结果表明,教育机构所拥有的权力使学校的宽容行为具有相关知识。然而,这往往与现有的做法相反。事实上,学校是一个知识和话语的温床,为学生们建立和纪律。在学校中建立的知识的作用表明,学校精英的影响是有系统地在学校教育环境中灌输与容忍他人相关的价值观和理解的知识的创造和保留。学校持续的种植将通过一项规则使学生产生根植于他们身上的习惯。多元文化主义背景下的宗教价值观发展是精英精英的最底层。机构和个人利益的要求反映了学校是如何被合资化,成为话语制作和知识的舞台,最终能够控制一个教育机构。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信