{"title":"Pengaruh Penggunaan Beberapa Stimulansia Terhadap Produksi Berberapa Klon Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.)","authors":"Eka Renitasari, Titien Fatimah, Abd. Madjid","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.132","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.132","url":null,"abstract":"Salah satu penunjang produksi tanaman karet dalam menghasilkan getah lateks adalah pengaplikasian stimulansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara klon karet dengan stimulansia terhadap produksi tanaman karet. Penelitian ini dilakukan di PTP N XII Kebun renteng Ajung Kabupaten Jember pada 26 desember 2017 – 15 Januari 2018. Penelitian ini mengguunakan Rancangan Acak Kelompok(RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah faktor klon menggunakan 4 taraf yaitu, taraf K1 (PB 260), K2 (GT 1), K3 (RRIC 100), K4 (BPM 24). Faktor kedua adalah stimulansia dengan 3 taraf yaitu, S1 (Amcotrel 10 PA), S2 (karet full), S3 (non stimulansia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang baik ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan antara klon RRIC 100 dengan stimulansia karet full dan kombinasi perlakuan GT 1 dengan stimulansia amcotrel 10 PA. Namun, hasil produksi getah lateks menunjukkan bahwa perlakuan kontrol lebih tinggi dari semua perlakuan stimulansia.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116475129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Uji Tujuh Genotipe Kedelai Generasi F7 Terhadap Ketahanan Serangan Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Dengan Metode IWGSR","authors":"Rona Utama, Nurul Sjamsijah","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.100","url":null,"abstract":"Serangan karat daun yang disebabkan jamur Phakopsora pachyrhizi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai hingga 30 – 60%. Permasalahan ini menuntut pemuliaan untuk merakit varietas unggul baru yang tahan terhadap serangan karat daun. Penelitian ini dilakukan di lahan riset Politeknik Negeri Jember dari bulan Juni – Agustus 2017 menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan 3 kali ulangan menggunakan 14 genotipe yang terseleksi dari generasi F2 sampai F6. Keempatbelas genotipe tersebut yaitu 7 genotipe hasil persilangan; P3P2, P2P3, RD, P2D, P3R, P2R, P3D, 4 genotipe tetua; Dering, Rajabasa, Polije-2 dan Polije-3, dan 3 varietas pembanding yaitu Wilis, Malabar dan Ringgit. Parameter yang diuji nilai IWGSR (Internasional Working Group Of Soybean Rust), dan 3 komponen hasil (umur panen, berat 100 biji dan hasil pertanaman). Hasil test menunjukan genotipe P3P2, P2P3, P2R, P3R, P2D, RD, dan P3D memiliki kekebalan serangan karat daun dengan notasi R (Resistance), genotipe P2P3 memiliki umur panen yang genjah yaitu 68,53 HST, dan berat 100 biji pada genotipe RD memiliki hasil yang paling besar yaitu (14,542 g) dan genotipe P3D memiliki hasil (21,24 g) biji pertanaman.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125196928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keanekaragaman dan Sebaran Mikroba Endofit Indigenous Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)","authors":"Erfan Dani Septia, Fitra Parlindo","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.159","url":null,"abstract":"Permintaan yang tinggi terhadap komoditas Kedelai seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat pada produk-produk olahannya. Kenyataan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas kedelai dalam negeri. Riniarsi (2016) melaporkan bahwa produktivitas kedelai tahun 2016 bahkan mengalami penurunan sebesar 3.95% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai salah satunya karena penyakit yang disebabkan oleh virus tanaman. Seiring dengan tren pengurangan bahan kimia sintetis pada praktik budidaya tanaman, aplikasi mikroba endofit indigenous menjadi solusi alternatif dalam pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman mikroba endofit indigenous pada berbagai bagian jaringan tanaman kedelai dan menguji virulensinya secara in vitro.Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi. Hasil eksplorasi cendawan endofit indigenous berjumlah 11 isolat dan bakteri berjumlah 3 isolat. Cendawan endofit indigenous berhasil diisolasi dari seluruh jaringan tanaman, kecuali polong. Keragaman cendawan endofit indigenous tertinggi terdapat pada jaringan akar dan batang, yaitu masing-masing berjumlah 4 isolat. Identitas cendawan endofit indigenous yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah Fusarium sp., Verticilllum sp., Alternaria sp., Aspergillus sp., dan Penicillium sp. Adapun 6 isolat lainnya tidak dapat terindentifikasi. Bakteri endofit indigenous hanya terisolasi dari jaringan polong, akar, dan tanah. Seluruh bakteri merupakan golongan bakteri Gram negatif. Berdasarkan hasil Uji Hipovirulensi, terhadap 7 isolat cendawan endofit indigenous yang masuk dalam kategori hipovirulen dan 4 isolat lainnya bersifat virulen. Sedangkan semua isolat bakteri endofit indigenous yang diuji menunjukkan kategori virulen.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126669770","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Reni Rahmawati, M. Syarief, Fnu Jumiatun, Fnu Djenal
{"title":"Potensi Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Pada Pengendalian Hama Penghisap Polong (Riptortus linearis) Tanaman Kedelai","authors":"Reni Rahmawati, M. Syarief, Fnu Jumiatun, Fnu Djenal","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.130","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.130","url":null,"abstract":"Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya produksi kedelai yaitu serangan hama penghisap polong (Riptortus linearis). Pada penelitian ini pengendalikan hama penghisap polong pada kedelai dilakukan menggunakan pestisida nabati ekstrak daun sirsak (Annona muricata). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati ekstrak daun sirsak terhadap intensitas serangan hama penghisap polong dan berat polong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 hingga April 2018 di Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu P0 (Deltametrin 25gr/l), Ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi : P1 (10%), P2 (30%), P3 (60%) dan P4 (90%) dengan 5 ulangan. Uji data menggunakan ANOVA (Analyze of Varians) dan uji lanjut dengan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan umur 63 HST dan tidak berbeda nyata pada intensitas serangan umur 56 HST,70 HST dan 77 HST dan parameter berat polong. Intensitas serangan hama penghisap polong berkorelasi negatif terhadap berat polong","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"25 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116634177","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Respon Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Terhadap Tingkat Cekaman Garam NaCl dan Aplikasi Azolla","authors":"Fitri Krismiratsih, S. Winarso, Fnu Slameto","doi":"10.25047/agriprima.v3i2.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i2.172","url":null,"abstract":"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi azolla terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi pada kondisi cekaman NaCl. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik jl. Parangtritis desa Antirogo kecamatan Sumbersari kab Jember dengan ketinggian 89 mdpl pada bulan oktober 2018 sampa dengan februari 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Dengan faktor I adalah empat tingkat cekaman garam NaCl yaitu 0 dS/m, 2 dS/m, 4 dS/m dan 8 dS/m. Faktor II adalah tiga cara pemberian azolla yaitu kompos, dibenamkan dan penutup tanah. Varietas padi yang digunakan adalah Ciherang. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, lebar daun, diameter batang, dan bobot gabah kering per rumpun. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi NaCl 2 dS/m meningkatkan jumlah anakan tanaman padi. Peningkatan pemberian cekaman garam NaCl secara umum menurunkan hasil pada setiap kompenen yang diamati. Pengaplikasian azolla sebagai pembenah tanah mampu meningkatkan bobot gabah kering per rumpun namun tidak menunjukkan hasil berbeda nyata dengan perlakuan lainnya","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129048598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemberian H2SO4 dan Ekstrak Bawang Merah Terhadap Uji Vigor Benih Kopi Robusta (Coffea robustaL.)","authors":"Charis Al Faiz, Nantil Bambang Eko Sulistyono","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.101","url":null,"abstract":"Fase pembibitan tanaman kopi dengan menggunakan benih, membutuhkan waktu yang lama sampai fase kepelan yang ditandai dengan tumbuhnya 2 daun lembaga mekar, membutuhkan waktu antara 2,5 – 3,0 bulan. Pemberian H2SO4 bertujuan melunakan lapisan lignin yang sangat kuat, keras dan tebal pada kulit benih serta Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan cara perendaman akan menstimulir perkecambahan benih karena akan memicu hormon pertumbuhan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2017 – Oktober 2017 di rumah kaca / green house dan lahan percobaan Politeknik Negeri Jember. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 4 taraf yaitu (H0) tanpa pemberian H2SO4, (H1) pemberian H2SO4 10%, (H2) pemberian H2SO4 15% , (H3) pemberian H2SO4 20%. Faktor kedua terdiri dari 4 taraf, yaitu (B0) tanpa perendaman Ekstrak Bawang Merah, (B1) perendaman Ekstrak Bawang Merah 10%, (B2) perendaman Ekstrak Bawang Merah 30%, (B3) perendaman Ekstrak Bawang Merah 50%, menggunakan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan uji F (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut BNT 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukan H2SO4 memberikan pengaruh sangat nyata terhadap uji vigor benih Kopi Robusta pada parameter Presentase Daya Berkecambah (%), Kecepatan Tumbuh (Kct), Potensi Tumbuh Maksimum (%) dan Indeks Vigor (%). Perendaman dengan ekstrak bawang merah memberikan pengaruhsangat nyata terhadap parameter Indeks Vigor (%),Panjang Akar (cm), Tinggi Hipokotil (cm), Rata – rata Pertambahan Tinggi Hipokotil Per-Minggu (cm) dan Waktu menjadi Kepelan (HSS). Terdapat interaksi berbeda nyata antara kedua perlakuan pada parameter Daya Berkecambah (%).","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129471318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakter Kualitatif dan Kuantitatif Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) terhadap Cekaman Salinitas (NaCl)","authors":"Mohammad Irvan Muttaqien, Dwi Rahmawati","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.94","url":null,"abstract":"Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan pasang surut yang mengandung cekaman salinitas (NaCl) dengan menggunakan karakter varietas yang toleran. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dari bulan Agustus sampai Desember 2017 di desa Kreongan, kecamatan Patrang, Kabupaten Jember . Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok non factorial (RAK) dengan 1 faktor dan 4 ulangan. Perlakuan varietas yang digunakan adalah Inpari 42 (V1), IPB 3S (V2), IR64 (V3), Ciherang (V4), Mekongga (V5), IR66 (V6), Sintanur (V7). Hasil penelitian pada tanah yang mengandung cekaman salinitas (NaCl) 5303,45 ppm menunjukkan bahwa karakter kualitatif semua varietas sesuai dengan deskripsi varietas sedangkan karakter kuantitatif menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman vegetatif, dan berpengaruh sangat nyata pada tingkat toleransi tanaman, tinggi tanaman generatif, panjang daun bendera, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah bernas, bobot 1000 butir, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, produksi per hektar, potensi hasil per hektar, daya berkecambah, kecepatan tumbuh serta keserempakan tumbuh benih. Hasil menunjukkan bahwa Varietas Sintanur menunjukkan hasil terbaik pada produksi per hektar, potensi hasil dan kualitas benih. Inpari 42, IPB 3S, IR64, Ciherang, mekongga, Sintanur adalah varietas toleran dan IR66 cukup toleran.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"116 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128509406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aplikasi Teknik Detasseling dan Rasio Pemupukan Fosfor dan Kalium terhadap Hasil Panen Jagung","authors":"Fnu Damanhuri, Sania Vista Dianti, L. Soelaksini","doi":"10.25047/agriprima.v2i2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agriprima.v2i2.55","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil panen jagung melalui aplikasi teknik detasseling dan rasio pemupukan fosfor dan kalium. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2016 di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, 4 ulangan dan 6 perlakuan. Faktor pertama adalah aplikasi detasseling yang terdiri dari 2 taraf, A1= detasseling, A2= nondetasseling. Faktor kedua adalah rasio pemupukan Fosfor dan Kalium yang terdiri dari 3 taraf, B1= SP-36 1,6 gr/tan dan KCl 1 gr/tan, B2= SP-36 2 gr/tan dan KCl 1,6 gr/tan, B3= SP-36 2,5 gr/tan dan KCl 2 gr/tan. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan selanjutnya diuji lanjut menggunakan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi detasselingmemberikan pengaruh nyata terhadap hasil panen bobot tongkol kering berkelobot persampel 203,05 gr, bobot tongkol tanpa kelobot 174,75 gr, panjang tongkol 16,54 cm, bobot pipilan kering persampel 106,58 gr, dan bobot pipilan perplot 6607,33 gr. Sehingga aplikasi detasseling mampu meningkatkan hasil panen tongkol sebesar 6,01% dan pipilan kering sebesar 15% dibandingkan tanpa detasseling.Sedangkan perlakuan rasio pemupukan fosfor dan kalium serta Interaksi keduanya memberikan pengaruh tidak nyata.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127072608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Multiplikasi Tunas Tanaman Kapas (Gossypium spp.) Varietas Kanesia 15 Menggunakan Kombinasi BAP dan NAA secara In Vitro","authors":"Lilik Mastuti, R. Sari, Sepdian Luri Asmono","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V2I2.118","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V2I2.118","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengenai multiplikasi tunas tanaman kapas (gossypium spp.) varietas Kanesia 15 menggunakan kombinasi BAP dan NAA secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 Sampai Dengan Januari 2018 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah BAP (B) yaitu B1= 0,00 ppm, B2= 1,50 ppm, B3= 3,00 ppm, dan B4= 4,50 ppm. Faktor kedua adalah zat pengatur tumbuh NAA (N) yaitu N1= 0,00 ppm, N2= 0,10 ppm, dan N3= 0,50 ppm. Data pengamatan yang diperoleh, diuji menggunakan Analysis of Varians (ANOVA), jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP pada media memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kedinian tunas, jumlah tunas, dan diameter eksplan, namun memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi eksplan, jumlah ruas, jumlah akar, dan panjang akar.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"33 7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125856062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Uji Daya Hasil Beberapa Genotipe Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Produksi Tinggi dan Umur Genjah Generasi F6","authors":"Nurul Sjamsijah, Novi Varisa, Fnu Suwardi","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V2I2.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V2I2.79","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui genotipe kedelai (Glycine max (L.) Merrill) yang memiliki produksi tinggi dan umur genjah pada generasi F6. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Politeknik Negeri Jember pada bulan September 2016 hingga Januari 2017. Penelitian ini menggunakan 13 genotipe sebagai perlakuan yaitu 7 genotipe terseleksi hasil persilangan generasi F5 yang terdiri dari RD, P2R, P2D, P3R, P3D, P2P3, P3P2 dan 4 tetua Polije 2 (P2), Polije 3 (P3), Dering (D), Rajabasa (R), serta varietas pembanding Wilis, Malabar dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Parameter terdiri dari umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong isi, berat 100 butir, hasil per tanaman, hasil per plot dan hasil per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh genotipe terseleksi berpengaruh sangat nyata (**) pada parameter umur berbunga genotipe P2P3 dan P3P2 (37 HST), tinggi tanaman saat panen genotipe P3D (75,75 cm) dan jumlah polong isi genotipe P2D (69,75 buah). Sedangkan parameter umur panen, jumlah cabang produktif, hasil per tanaman, hasil per plot dan hasil per hektar memiliki perbedaan yang tidak nyata (ns).","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129220687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}