{"title":"Respon Lama Penyinaran dan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Induksi Tunas Kentang Varietas Granola Kembang Secara In Vitro","authors":"Fnu Saturi, Fnu Djenal","doi":"10.25047/agriprima.v3i2.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i2.184","url":null,"abstract":"Kentang merupakan komoditi pangan dari umbi-umbian. Stok bibit kentang semakin rendah akibat kebiasaan petani menggunakan benih yang tidak berkualitas dari hasil pertanaman kentang sebelumnya, sehingga menyebabkan produksi menurun. Maka dibutuhkan alternatif untuk menghasilkan bibit yang seragam dan bebas penyakit serta berkualitas. Penelitian ini bertujuansuntuk mengetahui respon lama penyinaran dan konsentrasi sukrosa yang tepat terhadap induksi tunas kentang varietas Granola Kembang. Penelitiann dilaksanakan di LaboratoriummKultur Jaringan tanaman, Politeknik Negeri Jember, pada bulan Oktober 2018 sampai bulan Januari 2019. Metodesyang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkaps(RAL) faktorial. Faktor pertama yaitu lama penyinaran ( 12 jam, 16 jam dan 18 jam), sedangkan faktor kedua yaitu konsentrasi sukrosa (15 g/L; 30 g/l dan 45 g/L). Datasdianalisa menggunakannuji ANOVA dan diuji lanjut dengan DMRT taraff5%. Hasil penelitian menunjukkan lama penyinaran 18 jam dan sukrosa 45 g/L merupakan perlakuan terbaik pada parameter jumlah tunas, diameter, jumlah daun dan kedinian akar, sedangkan Sedangkan kandungan lignin pada plantlet memiliki kecenderungan tertinggi pada perlakuan 16 jam penyinaran dan sukrosa 30 g/L.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116797321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohammad Rizal Almanfaluthy, M. Bintoro, Prasodjo Soedomo
{"title":"Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Larutan Nutrisi Bahan Organik (BP-1) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)","authors":"Mohammad Rizal Almanfaluthy, M. Bintoro, Prasodjo Soedomo","doi":"10.25047/agriprima.v3i2.194","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i2.194","url":null,"abstract":"Penelitian pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian larutan nutrisi bahan organik Biopras (Bp-1) terhadap pertumbuhan dan hasil bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.) bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi larutan Bp-1 yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian produksi bibit bawang merah di laksanakan pada tanggal 11 September 2018 di Dusun Dongkol, Desa Sukasari Kaler, Kec. Argapura, Kab. Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Petak Terbagi (Splitplot) secara faktorial. Petak utama interval waktu penyemprotan meliputi I1= interval waktu penyemprotan Bp-1 3 hari sekali, I2= interval waktu penyemprotan Bp-1 6 hari sekali, I3= interval waktu penyemprotan Bp-1 9 hari sekali. Anak petak konsentrasi Bp-1 meliputi B0 = Tanpa Di semprot larutan Bp-1, B1 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 1 ml per liter air, B2 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 2 ml per liter air, B3 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 3 ml per liter air, B4 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 4 ml per liter air. Data pengamatan pada setiap parameter dianalisis menggunakan analisis rumus F (ANOVA) diikuti dengan uji lanjut BNT dan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan interval waktu penyemprotan 3 hari sekali (I1) berpengaruh nyata pada parameter jumlah umbi per rumpun (11,51), berat basah umbi per rumpun (128,20 g), dan berat kering umbi per rumpun (80,68 g). Sedangkan konsentrasi larutan Bp-1 3 ml per liter air (B3) berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 14 hari (16,88 cm) dan 28 hari setelah tanam (28,17 cm), jumlah daun umur 14 hari (9,78) dan 28 hari setelah tanam (28,37), tinggi batang semu umur 42 hari setelah tanam (6,77 cm), jumlah umbi per rumpun (11,19) dan berat basah umbi per rumpun (130, 46 g). ","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"136 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115915087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffeacanephorasp.) Asal Setek dengan Penambahan Pupuk Hayati Mikoriza Arbuskula","authors":"Arini Indrastiti, Irma Wardati","doi":"10.25047/agriprima.v3i2.278","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i2.278","url":null,"abstract":"Kopi merupakan komoditi penting dalam dunia perkebunan. Tanaman kopi yang baik dapat menghasilkan biji kopi terbaik. Pemberian perlakuan pupuk hayati Mikoriza Arbuskula diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kopi pada lahan kering. Penelitian ini dilakukan untuk mencari dosis terbaik dan yang paling efektif dalam pertumbuhan bibit tanaman kopi dalam polybag. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Politeknik Negeri Jember pada bulan September 2018 hingga Februari 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan dosis pupuk hayati Mikoriza Arbuskula 5 g/tanaman (P1), 10 g/tanaman (P2), 15 g/tanaman (P3), dan kontrol (P0), dengan 6 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk hayati Mikoriza Arbuskula pada bibit kopi Robusta tidak berbeda nyata pada seluruh parameter pengamatan. Hal tersebut dapat terjadi karena Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) dapat bekerja secara optimal pada media yang kering dan miskin hara, sedangkan pada penelitian ini media yang digunakan cukup air dan kandungan hara.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125331683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Isolasi dan Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskular Pada Tiga Pusat Lokasi Tanaman Jagung di Kabupaten Jember","authors":"Iqbal Erdiansyah, Fnu Damanhuri, Putri Zakiyatul Azizah","doi":"10.25047/agriprima.v3i2.252","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i2.252","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk Mengisolasi dan Mendapatkan Isolat Cendawan Mikoriza Arbuskular Pada Tiga Pusat Lokasi Tanaman Jagung Di Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dari bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan Januari 2019. Kegiatan Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Jember dan Laboratorium Jurusan Hama Penyakit Univeristas Brawijaya Malang. Penelitian ini menggunakan 3 lokasi dan 3 kedalaman untuk pengambilan sampel yaitu Kecamatan Arjasa, Kecamatan Bangsalsari, dan Kecamatan Kencong dengan kedalaman 10 cm, 20 cm dan 30 cm dari permukaan tanah. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi jenis Cendawan Mikoriza Arbuskular yang sudah di isolasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Cendawan Mikoriza Arbuskular dari rhizosfer tanaman jagung dapat di identifikasi sebagai jenis Cendawan Mikoriza dari genus Glomus sp dan Acaulospora delicata yang memiliki karakteristik warna coklat dan memiliki bentuk bulan sampai dengan lonjong. Genus Glomus sp memiliki tingkat adaptasi yang lebih dominan di Kecamatan Arjasa pada kedalaman tanah 10 cm dengan jumlah spora 75. Genus Acaulospora delicata memiliki adaptasi lebih dominan di Kecamatan Arjasa pada Kedalaman 20 cm dengan jumlah spora 111.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"609 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115104700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Cara Pengeringan Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Pada Penyulingan Terhadap Hasil Minyak Nilam","authors":"Aditya Ardianto, Siti Humaida, Irma Wardati","doi":"10.25047/agropross.2019.139","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.139","url":null,"abstract":"Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan tanaman nilam disebut minyak nilam. Minyak nilam berperan penting sebagai bahan baku dalam industri pewangi dan kosmetika. Indonesia setiap tahun memasok minyak nilam dari 70% - 90% kebutuhan dunia. Namun petani khawatir terhadap harga minyak nilam yang fluktuatif. Sehingga perlu upaya peningkatan rendemen minyak nilam guna menekan harga pokok produksi agar resiko kerugian dapat diminimalisir. Alternatif meningkatkan rendemen adalah dengan memperbaiki cara pengeringan nilam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan cara pengeringan nilam dan mengetahui perlakuan yang memberikan hasil terbaik terhadap minyak nilam. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan PT. Tarutama Nusantara. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Faktor yang digunakan yaitu perbedaan cara pengeringan dengan 6 taraf yang terdiri dari kering angin selama 9 hari (P0), kering matahari selama 1 jam diikuti kering angin selama 9 hari (P1), kering matahari selama 2 jam diikuti kering angin selama 9 hari (P2), kering matahari selama 3 jam diikuti kering angin selama 9 hari (P3), kering matahari selama 4 jam diikuti kering angin selama 9 hari (P4), kering matahari selama 5 jam diikuti kering angin selama 9 hari (P5) dan 4 ulangan menggunakan penyulingan metode uap dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berupa perbedaan durasi penjemuran bahan dengan sinar matahari berpengaruh nyata terhadap rendemen bahan dan berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, volume minyak, berat minyak dan rendemen minyak nilam. Minyak nilam berwarna kuning dan kadar patchuoli alkohol semua perlakuan di atas 30% sehingga sesuai dengan SNI. Perlakuan terbaik adalah metode pengeringan kering angina selama 9 hari.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122137373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Respon Pertumbuhan Eksplan Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.) PRANCAK-95 Pada Beberapa Konsentrasi Sukrosa dan BAP Secara In Vitro","authors":"Eka Murni Rahayu, Sepdian Luri Asmono","doi":"10.25047/agropross.2019.116","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/agropross.2019.116","url":null,"abstract":"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kombinasi antara sukrosa dan BAP, terhadap pertumbuhan tembakau (Nicotiana tabacum L.) Prancak-95 secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang tersusun atas 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I adalah Sukrosa yang terdiri dari 3 taraf yaitu 20 gr/l, 30 gr/l dan 40 gr/l. Faktor II adalah BAP yang terdiri dari 3 taraf yaitu 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Penelitian tersebut dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember pada bulan Agustus 2018 - Desember 2018. Data yang didapat kemudian dianalisis memakai Analysis Of Variance (ANOVA) dan dilteruskan dengan DMRT taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi kedinian kalus, berat basah kalus, tekstur kalus, kedinian tunas, berat basah tunas, tinggi tunas dan jumlah tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh konsentrasi sukrosa 20 gram/liter berbeda nyata tehadap parameter tinggi tunas. Pengaruh konsentrasi BAP 4 ppm berbeda nyata terhadap parameter kedinian tunas, tinggi tunas dan berat basah kalus. Selain itu pengaruh konsentrasi BAP 3 ppm berbeda nyata terhadap parameter berat basah tunas, dan jumlah tunas. Pengaruh konsentrasi sukrosa 20 gram/liter dan BAP 4 ppm berbeda nyata terhadap parameter berat basah tunas. Selain itu pengaruh konsentrasi sukrosa 30 gram/liter dan BAP 3 ppm berbeda nyata terhadap parameter jumlah tunas.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131279296","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efikasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Penyakit Bercak Daun (Cercospora arachidicola) Pada Tanaman Kacang Tanah","authors":"Rosita Meliyana, Rudi Wardana, M. Syarief","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.143","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.143","url":null,"abstract":"Cercospora arachidicola merupakan patogen yang menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah. Serangan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah dapat menurunkan hasil akibat patogen yang menyerang pada saat pengisian polong. Penggunaan pestisida sintetik dalam pengendalian penyakit tanaman dapat menimbulkan efek residu yang membahayakan lingkungan. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut diperlukan upaya perlindungan tanaman dengan penggunaan pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi ekstrak daun kemangi terhadap penyakit bercak daun (Cercospora arachidicola) pada tanaman kacang tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2017 sampai Februari 2018 di lahan percobaan Desa Baratan, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember dan laboratorium perlindungan tanaman Politeknik Negeri Jember. Penelitian mengunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial 5 perlakuan dengan (P0) fungisida sintetik 1 ml/liter, ekstrak daun kemangi 25 % (P1), ekstrak daun kemangi 50% (P2), ekstrak daun kemangi 75 % (P3), dan ekstrak daun kemangi 100 % (P4) . Hasil uji anova pada penelitian menunjukkan bahwa efikasi ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap penyakit bercak daun (Cercospora arachidicola) pada tanaman kacang tanah tidak berbeda nyata pada parameter intensitas serangan, jumlah polong, berat basah polong, dan berat kering polong kacang tanah. Peningkatan serangan Cercospora arachidicola berdampak dalam pengurangan hasil panen kacang tanah pada uji korelasi.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117173116","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Komponen Vegetatif dan Generatif Pada Lima Aksesi Padi Hitam (Oryza sativa L.) di Kecamatan Indihiang Tasikmalaya Jawa Barat","authors":"Siti Nurhidayah, Dona Setia Umbara","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.136","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.136","url":null,"abstract":"Padi hitam merupakan pangan fungsional yang baik dikonsumsi bagi penderita penyakit degeneratif karena kandungan antosianin dan antioksidannya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan karakter agronomi pada 5 aksesi (PH3, PH4, PH5, PH7, dan PH8) padi hitam asal Tasikmalaya. Penelitian menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak satu faktor yaitu aksesi padi hitam. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut Duncan taraf 5%. Hasil menunjukkan bahwa aksesi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, panjang malai, panjang daun bendera, jumlah gabah isi, dan jumlah gabah hampa. Aksesi PH5 (asal Indihiang) memiliki keragaan terbaik dari aksesi lainnya yaitu memiliki panjang daun bendera 29.9 cm, umur panen 104 hari setelah tanam dan jumlah gabah total 215 butir per malai dibandingkan dengan varietas Inpari 32 dan Situbagendit","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133009577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemanfaatan Ektrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Insektisida Nabati Pengendali Walang Sangit (Leptocorisa acuta) Pada Tanaman Padi","authors":"Nafa Novika Listianti, Wahyu Winarno, Iqbal Erdiansyah","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.142","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.142","url":null,"abstract":"Keberadaan hama walang sangit (Leptocorisa acuta) sebagai hama utama tanaman padi menyebabkan produksi padi rendah. Pengendalian walang sangit yang biasanya menggunakan insektisida sintetik dinilai kurang efektif karena hama telah resisten terhadap insektisida sintetik. Upaya pengendalian walang sangit dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan yang berasal dari organ tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menekan aktivitas serangan hama walang sangit. Jalan Parangtritis, Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember merupakan tempat pelaksanaan penelitian. Penelitian ini disusun dengan RAK (Rancangan Acak Kelompok) Non Faktorial, menggunakan tiga perlakuan dan diulang sembilan kali. Perlakuan meliputi P0 (insektisida sintetik bahan aktif deltametrin 1 ml/L), P1 (konsentrasi ekstrak daun pepaya 55%), dan P2 (konsentrasi ekstrak daun pepaya 75 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 (konsentrasi 75 % ekstrak daun pepaya) mampu menekan intensitas serangan walang sangit pada pengamatan minggu ke 3 dan ke 4 dengan rata-rata intensitas serangan 26,31 % sampai 23,17 %. Selain itu, pada perlakuan P2 (75 % ekstrak daun pepaya) berpengaruh pada persentase bulir bernas per sampel dengan rerata 38,09 % dan berat padi per sampel dengan rerata 7,11 g.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130171408","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Produksi Selada (Lactuca sativa L.) Menggunakan Sistem Hidroponik Dengan Perbedaan Sumber Nutrisi","authors":"Atika Romalasari, Enceng Sobari","doi":"10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.25047/AGRIPRIMA.V3I1.158","url":null,"abstract":"Selada merupakan salah satu sayuran daun yang digemari oleh masyarakat. Selada biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan. Peningkatan dan potensi budidaya selada menuntut adanya teknik budidaya yang efisien. Produksi suatu tanaman dengan sistem hidroponik erat kaitanya dengan ketersediaan larutan nutrisi. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah tentang pertumbuhan dan hasil selada (Lactuca sativa L.) pada nutrisi berbeda secara hidroponik. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu jenis larutan nutrisi yaitu larutan nutrisi AB mix 1, larutan nutrisi AB mix 2 dan larutan nutrisi silika. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa larutan perbedaan sumber nutrisi memberikan pengaruh yang sangat nyata pada pertumbuhan tanaman dilihat dari karakter tinggi tanaman dan dan pengaruh nyata pada jumlah helai daun. Adanya pengamatan pH dan TDS menggambarkan ketersediaan hara yang dapat terserap pada sumber nutrisi yang digunakan. Penggunaan larutan nutrisi AB mix 1 dan larutan nutrisi AB mix 2 dinilai lebih efisen dialam mempegaruhi produksi selada dibandingkan penggunaan larutan nutrisi silika.","PeriodicalId":235652,"journal":{"name":"Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121286680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}