{"title":"Aktivitas Antioksidan Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmannii, Ness ex Blumm) and Ciplukan (Physalis angulata, L.) Dengan Metode DPPH","authors":"D. Sari, Fauzan Azima, K. Sayuti","doi":"10.33772/jstp.v6i3.17541","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i3.17541","url":null,"abstract":"Antioksidan adalah senyawa peredam radikal bebas. Cassia vera (Cinnamomum burmannii, Ness ex Blumm) dan ciplukan (Physalis angulata, L.) adalah tumbuhan yang diduga dapat bermanfaat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak cassia vera dan ekstrak ciplukan mempunyai efek antioksidan dengan menangkal radikal bebas DPPH. Cassia vera dan ciplukan diektraksi dengan pelarut etanol masing-masing 96% dan 70%. Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak cassia vera dan ciplukan dilakukan dengan metode spektrofotometri menggunakan DPPH. Sampel terdiri dari 7 perbandingan. Masing-masing perbandingan terdiri dari 5 konsentrasi yaitu (10, 30, 50, 70 dan 90) ppm untuk memperoleh suatu persamaan regresi linear dan didapat nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan ekstrak cassia vera dan ciplukan masing – masing mempunyai aktivitas antioksidan berbeda-beda untuk meredam 50% radikal bebas DPPH. Nilai IC50 berkisar antara 25,07 ppm – 150,18 ppm. Aktivitas antioksidan ekstrak cassia vera dan ciplukan dengan perbandingan 7:3 adalah paling tinggi sebagai antioksidan sangat kuat yaitu denga nilai IC50 25,07 ppm dibandingkan dengan perbandingan lainnya, namun perbandingan ekstrak lain juga memilki pengaruh sebagai antioksidan kuat. Kata Kunci : antioksidan, DPPH, ekstrak cassia vera, ekstrak ciplukan, IC50","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115821647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Penambahan Tepung Ubi Jalar Cilembu Terhadap Kualitas Gelato","authors":"Syafira Nabilah Putri, Efrina Efrina, Ari Fadiati","doi":"10.33772/jstp.v6i2.16301","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.16301","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung ubi jalar cilembu terhadap overrun, resistensi pelelehan, scoopability, dan penilaian organoleptik. Penelitian dimulai dengan membuat tepung ubi jalar cilembu yang direndam dengan larutan natrium metabisulfit selama 15 menit. Kemudian, dikeringkan dan digiling sampai 200 mesh. Selanjutnya membuat gelato dengan bahan susu skim, whipping cream, gula kastor, garam, dan stabilizer. Perlakuan pembuatan gelato dengan menambahkan tepung ubi jalar cilembu sebanyak 5% (P5), 10% (P10), dan 15% (P15). Gelato dengan penambahan tepung ubi jalar cilembu lalu diuji overrun, resistensi pelelehan, dan scoopability menggunakan uji ANOVA dengan taraf signifikansi 5% dan apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Data organoleptik dianalisis menggunakan uji deskriptif QDA. Penambahan konsentrasi tepung ubi jalar cilembu menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata (p<0,05). Hasil terbaik pada uji overrun yaitu dengan rata-rata 22.47% pada perlakuan P15, resistensi pelelehan yaitu dengan rata-rata 25.41 menit pada perlakuan P15, dan scoopability yaitu dengan rata-rata 7 pada perlakuan P15. Hasil terbaik pada uji organoleptik dengan rata-rata warna 4,9 yaitu krem, aroma 4,4 yaitu agak beraroma ubi jalar cilembu, rasa ubi jalar cilembu 4,4 yaitu rasa ubi jalar cilembu, rasa manis 4,4 yaitu sangat manis, tekstur kelembutan 4,7 yaitu lembut, dan kehalusan 4,6 yaitu halus. Dapat disimpulkan bahwa produk terbaik yaitu pada gelato dengan penambahan tepung ubi jalar cilembu 15% (P15).","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124014312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Perbandingan Kecambah Kacang Merah Dan Nanas Terhadap Karakteristik Kimia Dan Sensori Selai","authors":"Elva Amurita Zebua, Agustina Agustina","doi":"10.33772/jstp.v6i2.17195","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.17195","url":null,"abstract":"Jam is a processed food product that is very popular with the community. The nutritional and sensory value of jam can be improved by use red bean sprouts and pineapple as raw material to making jam. The purpose of this study was to determine the effect of ratio of red kidney bean sprouts and pinneaple on chemical and sensory of jam. This research was conducted by a one-factor completely randomized design, that was the ratio of red kidney bean sprouts and pineapple (P) which consisted of 5 levels, i.e. P1 (0%: 100%), P2 (25%: 75%), P3 (50%: 50%). ), P4 (75%: 25%), and P5 (100%: 0%) with three repetitions. The results showed that the ratio of red kidney bean sprouts and pineapple had a significantly different effect (P <0.05) on water content, protein content, fiber content, vitamin C content, organoleptic value of color, flavor and taste, and had no significant effect (P>0,05) on ash content, total sugar, and organoleptic value of spreadability. The enhancement of persentase of red kidney bean sprout will increase the protein content and fiber content of the jam. The enhancement of percentage of pineapple will increase the moisture content, vitamin C content, organoleptic value of color, flaver, and taste of jam.Keywords:red kidney bean sprouts, pineapple, jam","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124142755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Agustina Agustina, Mutia Elida, Gusmalini Gusmalini, Iza Ayu Saufani
{"title":"KARAKTERISTIK MINUMAN PROBIOTIK JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN BIOKAPSUL Lactobacillus paracasei ssp paracasei Ml.3","authors":"Agustina Agustina, Mutia Elida, Gusmalini Gusmalini, Iza Ayu Saufani","doi":"10.33772/jstp.v6i2.17130","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.17130","url":null,"abstract":"This study aimed to investigate charateristics of red guava probiotics drink by biocapsules Lb. paracasei ssp paracasei Ml.3 like microbia charateristic, chemical properties and nutritional value. The production of biocapsules Lb. paracasei ssp paracasei Ml.3 by extrusion carregenan-skim (2:1) of 12 bio-capsule. The result indicated that the exponential phase of the bio-capsule Lb. paracasei ssp paracasei Ml3 at 17 hours of incubation required 2.09/hours of generation time. The chemical characteristics indicated that the moisture content were 86.74%, ash content 0.13%, protein content 2.04%, fat content 1.93%, and charbohydrate content 9.16%. Additionaly, this product contains 8,253 logCFU/ mL Lactobacillus paracasei ssp paracasei Ml3. According with analysis of nutritional value (diet 2000 kkal) considerable high nutritional value and could be developed for functional food. This nutritional value showed protein were 0.323 kkal (0.16%), fat 0.131 kkal (0.03%), carbohydrate 44.707 kkal (3.19%) and total energy 45.161 kkal.","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"160 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132017067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Utama, Prima Yaumil Fajri, Agustina Agustina, Cucu Rahayu
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKOLOID TERHADAP SIFAT FISIK DAN SENSORI ES KRIM SANTAN KELAPA","authors":"R. Utama, Prima Yaumil Fajri, Agustina Agustina, Cucu Rahayu","doi":"10.33772/jstp.v6i2.17187","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.17187","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan hidrokoloid terhadap sifat fisik (waktu leleh dan overrun) dan sensori (rasa, tekstur, aroma, dan penerimaan keseluruhan) es krim santan kelapa. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu penambahan hidrokoloid 0%, penambahan guar gum, karagenan, dan CMC dengan konsentrasi masing – masing 0,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan hidrokoloid berpengaruh signifikan terhadap waktu leleh es krim santan kelapa. Waktu leleh es krim penambahan hidrokoloid 0%, penambahan guar gum, karagenan, dan CMC berturut-turut adalah 44,67 menit, 49 menit, 56,67 menit, dan 51,33 menit. Penambahan hidrkoloid tidak berpengaruh signifikan terhadap overrun es krim santan kelapa. Pada uji kesukaan, penambahan CMC dan karagenan berpengaruh signifikan terhadap nilai kesukaan untuk tekstur dan penerimaan keseluruhan, namun tidak berpengaruh terhadap rasa dan aroma, sedangkan penambahan guar gum tidak berpengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan. Es krim santan kelapa dengan penambahan CMC mempunyai nilai tertinggi untuk parameter tekstur dan penerimaan keseluruhan.","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":" 13","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133017229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Parceline Nathalie Sudigdo, F. S. Pranata, Yuliana Reni Swasti
{"title":"PENAMBAHAN BEKATUL SEBAGAI SUMBER SERAT DAN ANTIOKSIDAN PADA ROTI :KAJIAN PUSTAKA","authors":"Parceline Nathalie Sudigdo, F. S. Pranata, Yuliana Reni Swasti","doi":"10.33772/jstp.v6i2.15514","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.15514","url":null,"abstract":"Bekatul merupakan produk samping dari penggilingan biji serealia seperti beras, gandum, dan barley. Bekatul memiliki harga yang murah, namun tinggi akan serat dan kandungan antioksidan yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Serat pada bekatul dapat menurunkan kadar kolesterol serta dapat meningkatkan waktu transit feses. Kadar serat pada bekatul beras lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat pada bekatul gandum dan barley. Roti merupakan produk hasil pemanggangan yang terbuat dari campuran tepung gandum, dimana kadar serat tepung gandum sebesar 1,35%. Kebutuhan serat harian adalah 25-30 g. Selain itu, adanya kandungan antioksidan pada bekatul dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi, menurunkan resiko penyakit jantung koroner, serta mencegah terjadinya penyakit Alzheimer. Penambahan bekatul perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan serat harian dan menaikkan nilai gizi pada produk. Namun, perlu diketahui bahwa penambahan bekatul dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan tekstur roti menjadi keras volume roti mengecil, serta warna roti menjadi lebih gelap. Oleh sebab itu, perlu diketahui konsentrasi penambahan bekatul pada roti agar dapat mengurangi efek merugikan yang ditimbulkan oleh bekatul. Konsentrasi penambahan bekatul yang ideal adalah 1-10% (Irakli et al ., 2015).","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130839166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Monika Rahardjo, M. Sihombing, Maria Kristina Anggraeni
{"title":"KARAKTERISTIK FISIK DAN SENSORI ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN KARAMEL MADU","authors":"Monika Rahardjo, M. Sihombing, Maria Kristina Anggraeni","doi":"10.33772/jstp.v6i2.16970","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.16970","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik dan sensori es krim dengan penambahan karamel madu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembuatan karamel madu, pembuatan es krim, analisa fisik yang meliputi overrun, pH, kemanisan, waktu pelelehan, serta analisa sensori. Karamel madu yang dibuat menggunakan tiga macam perlakuan yaitu light caramel, medium caramel, dan dark caramel. Analisa sensori menggunakan uji atribut dengan parameter rasa nutty, buttery, toasty, fruity dan uji hedonik menggunaan 50 panelis tidak terlatih. Medium caramel memiliki waktu pelelehan yang paling lama dan kemanisan yang paling tinggi. Es krim dengan penambahan light honey caramel menghasilkan skor panelis paling tinggi dengan poin 4.2. Hasil uji atribut menunjukkan karakteristik rasa light honey caramel memiliki rasa nutty dan buttery yang dominan, medium honey caramel memiliki rasa dominan toasty dan buttery, dan dark honey caramel memlikiki rasa dominan toasty. Dapat disimpulkan bahwa es krim dengan penambahan medium honey caramel menghasilkan es krim dengan karakteristik fisik dan sensori yang paling disukai panelis.","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131743031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGUJIAN MUTU DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BROWNIES PANGGANG DARI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG BERAS UNGU","authors":"Rera Aga Salihat, Dian Pramana Putra","doi":"10.33772/jstp.v6i2.17287","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.17287","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dan aktivitas antioksidan dari produk brownies panggang dari substitusi tepung terigu dengan tepung beras ungu. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 6 taraf dan 3 kali ulangan digunakan sebagai rancangan penelitian. Perlakuan dalam penelitian ini adalah substitusi tepung terigu dengan tepung beras ungu, yaitu: A = 100 : 0, B = 80 : 20, C = 60 : 40, D = 40 : 60, E = 20 : 80 dan F = 0 : 100. Hasil memperlihatkan bahwa substitusi tepung terigu dengan tepung beras ungu memberikan pengaruh terhadap mutu yaitu : kadar air, abu, lemak, protein, serat pangan dan aktivitas antioksidan brownies panggang. Brownies panggang dengan perlakuan F (perbandingan tepung terigu : tepung beras ungu = 0 : 100) paling disukai oleh panelis berdasarkan uji organoleptik dan memenuhi syarat mutu dengan komposisi kadar air (2,60 %), kadar abu (0,72 %), kadar protein (7,09 %), kadar lemak (2,66 %), kadar serat pangan (10,09 %) dan aktivitas antioksidan (41,35 %).","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123191483","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PERENDAMAN KEDELAI TERHADAP MUTU SARI KEDELAI","authors":"Yunita - Nazarena, Nura Malahayati, Gatot Priyanto","doi":"10.33772/jstp.v6i2.16123","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.16123","url":null,"abstract":"According to BPOM (2006), soymilk is an emulsion product that is extracted from boiled and ground soybeans with the addition of water. Soymilk is a food product that has several advantages including being cheaper than cow's milk and high nutritional value. The process of making soymilk will affect the quality produced. Soaking soybeans aims to soften the cellular structure of soybeans so that they are easy to grind, provide better dispersion and suspension of soybean solids at the time of extraction and make it easier to peel the soybean skin and result in mold that can ferment soybeans without skin. The research design used was factorial completely randomized design (RALF) with two treatment factors and three replications. The first factor is the immersion temperature (A) consisting of A1 = 30 ° C, A2 = 50 ° C. The second factor is the immersion time (B) consisting of B1 = 9 hours, B2 = 12 hours and B3 = 15 hours. The data obtained were analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) statistical test at a 5% level of confidence using version 9 of the SAS (Statistical Analysis System) program. The treatment that had a significant effect was followed by the Duncan Multiple Range Test (DMRT) difference test. The laboratory examination results showed that the average value of total dissolved solids of soymilk 10.33-15.67% (SNI TPT min 11.50%); the average pH value of soymilk is 6.03-7.02 (SNI pH 6.5-7.0); and soymilk total protein average value 1.07-1.50% (SNI protein min 1.0%). A1B1 treatment (30 ° C, 9 hours) is the best treatment because it meets SNI standards for soybean juice (pH 7.02; TPT 15.67%; protein 1.27%)","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121990017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Erwin Nofiyanto, Adi Sampurno, Antonia Nani Cahyanti
{"title":"Korelasi Total Bakteri Asam Laktat, Kadar Asam Laktat dan pH Yoghurt dengan Penambahan Konsentrasi Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus L.)","authors":"Erwin Nofiyanto, Adi Sampurno, Antonia Nani Cahyanti","doi":"10.33772/jstp.v6i2.16161","DOIUrl":"https://doi.org/10.33772/jstp.v6i2.16161","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan total bakteri asam laktat (BAL), kadar asam laktat, dan derajat keasaman pada yoghurt dengan penambahan konsentrasi buah nangka. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Data yang dihasilkan dianalisis sidik ragam pada taraf 0,5% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Perlakuan terdiri dari penambahan konsentrasi buah nangka pada yoghurt dengan konsentrasi 0% (P0), 5% (P1), 10% (P2), 15% (P3) dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan penambahan konsentrasi buah nangka pada yoghurt berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total BAL, kadar asam laktat dan derajat keasaman (pH). Hubungan antara BAL dengan asam laktat menunjukan korelasi negatif dengan persamaan regresi adalah y=-0.0378x + 1.6991 dan nilai koreksi (r) sebesar 0,46, sedangkan hubungan antara kadar asam laktat dengan pH menghasilkan persamaan regresi y=0,1289x + 4,114 dengan nilai korelasi (r) yang kuat yaitu 0,03. Penambahan konsentrasi buah nangka pada yoghurt dapat memenuhi populasi bakteri untuk dijadikan probiotik serta kadar asam laktat maksimal dan pH standar normal yoghurt.Kata kunci: yoghurt, total BAL, kadar asam laktat, dan derajat keasaman (pH)","PeriodicalId":225802,"journal":{"name":"Jurnal Sains dan Teknologi Pangan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115354578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}