{"title":"Peran Sinbiotik pada Pencegahan Penyakit Alergi","authors":"J. C. Mose, Rumah Sakit Hasan Sadikan Bandung","doi":"10.24198/obgynia.v4n2s.327","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia.v4n2s.327","url":null,"abstract":"Abstrak Penyakit alergi menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara maju karena angka kejadiannya semakin meningkat, saat ini tercatat sekitar 30% dari populasi. Penyakit alergi berhubungan dengan faktor genetik (keturunan) dan atau faktor lingkungan yang mengakibatkan ketidakseimbangan mikrobiota usus ( dysbiosis) dan perubahan sistem imun tubuh. Walaupun faktor genetik dapat mendasari perkembangan dari penyakit alergi, namun kecenderungan semakin meningkat kejadiannya pada 2 dekade terakhir. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya faktor lingkungan termasuk cara persalinan, penggunaan anti biotika, diet tinggi lemak dan rendah serat, rendahnya kadar asam lemak omega-3 dan defisiensi/ insufisiensi vitamin D. Pada keadaan normal, mikrobiota usus berada dalam keadaan eubiosis, berbeda dengan keadaan disbiosis akibat ketidak seimbangan komposisi dan atau fungsi mikrobiota usus, yang berhubungan dengan penyakit alergi seperti eksim, asma dan alergi makanan. Pada penyakit alergi terjadi pengurangan variasi mikrobiota termasuk laktobasilus dan bifidobakteri dalam usus bayi sebelum timbulnya gejala klinis penyakit atopia. Upaya untuk memperbaiki keseimbangan mikrobiota dengan pemberian prebiotik, probiotik atau sinbiotik merupakan strategi pencegahan penyakit alergi yang sudah banyak dilaporkan. Pelbagai penelitian intervensi sudah pernah dilakukan pada binatang maupun uji klinis pada manusia dengan menggunakan pelbagai macam prebiotik, probiotik maupun sinbiotik. Beberapa analisis sistematik sudah dilakukan dengan hasil yang kontroversial. Kata kunci : Prebiotik, probiotik, sinbiotik, penyakit alergi","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"51 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116543401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Cara Vaksin Covid-19 Melindungi Ibu Hamil, Termasuk Pelaksanaan Etikanya","authors":"Djamhoer Martaadisoebrata","doi":"10.24198/obgynia/v4n2.291","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia/v4n2.291","url":null,"abstract":"Abstrak Tujuan: Membicarakan bagaimana cara vaksin COVID-19 bisa mencegah ibu hamil dari penularan Corona Virus, serta pelaksanaan Etikanya. Metode: Studi Literatur. Hasil: Pandemi covid 19 menambah jumlah ibu hamil yang tertulari corona virus. Hal ini, menimbulkan permasalahan, bagaimana menanganinya, termasuk pelaksanaan Etiknya. Sampai sekarang, belum ada kesepakatan antara para pakar, bagaimana bentuk penangannya. Untuk itu PT POGI, mengajukan rekomendasi, tindakan MATERNAL apa yang harus dilakukan pada ibu hamil dengan COVID-19. Kesimpulan: Ibu hamil dengan COVID-19, merupakan masalah besar bagi negara kita, karena jumlahnya yang banyak, penyebarannya merata dan prognosisnya, dubia ad malam. Dalam melayani ibu hamil dengan COVID-19, Petugas Medis, termasuk Dokter, telah berlaku ETIS kepada pasien. Hal ini terbukti dari : Melakukan Protokol Kesehatan. Didahului dengan pemberian Informed Consent. Selama bertugas, menggunakan Alat Pelindung Diri. Dalam pelaksanaannya, Petugas Medis, menunjukkan sikap yang empati, sabar, jujur dan ikhlas. Kata kunci: Vaksin COVID-19, Ibu Hamil, Etika.","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"274 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122633324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizki Amalia Wahid, B. Sadikin, Edwin Armawan, ono Djuwantono
{"title":"Hubungan Anti-Mullerian Hormone (AMH) pada Long dan Short Protocol Terhadap Fertilization Rate Pasien In Vitro Fertilization (IVF)","authors":"Rizki Amalia Wahid, B. Sadikin, Edwin Armawan, ono Djuwantono","doi":"10.24198/obgynia.v4n2.295","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia.v4n2.295","url":null,"abstract":"Abstrak Tujuan: Untuk mengevaluasi pengaruh kadar anti-mullerian hormone (AMH) dengan fertilization rate (FR) dan menilai perbedaan pengaruh jenis protokol (long protocol (LP) dan short protocol (SP)) pada tiap tingkat cadangan ovarium terhadap FR pada pasien in vitro fertilization (IVF) dengan Intracytoplasmic Sperm Injection. Metode: Data sekunder dari rekam medis pasien yang menjalani IVF di Aster Fertility Clinic Rumah Sakit Umum Pendidikan dr. Hasan Sadikin pada tahun 2016-2020 dan Bandung Fertility Centre Rumah Sakit Ibu Anak Limijati pada tahun 2018-2019. Penelitian ini analitik observational dengan metode Cohort retrospektif. Hubungan antara dua data kategorik diuji dengan uji chi-square dan uji Kruskal-Wallis digunakan pada data numerik dengan distribusi yang tidak rata pada lebih dari 2 kelompok, Hasil: Hasil data diperoleh nilai rerata kadar AMH secara keseluruhan adalah 3.30 ng/ml dengan rerata capaian FR sebesar 71.97%. Berdasarkan metode IVF yang dipilih, mayoritas pasien menjalani pengobatan SP 54.4% (rerata FR 72.80%) dibandingkan dengan LP 45.6% (rerata FR 70.97%). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar AMH dengan FR, dinyatakan dengan nilai p=0.977. Kadar AMH terhadap FR bila dipisahkan menurut protokol terapi yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna pada masing-masing protokol (LP p=0,763; SP p=0,843). Mengenai hubungan antara protokol IVF dengan FR juga tidak diperoleh perbedaan yang signifikan secara statistik dengan nilai p=0,27 (RR 1.17 (0.62-2.15); CI 95%). Penggobatan menggunakan LP (p=0,770) maupun SP (p=0.845) tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap FR pada setiap kategori AMH. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh kadar AMH dan protokol terapi terhadap FR. Kata kunci : In Vitro Fertilization, Fertilization Rate, Anti-Mullerian Hormone, Protokol Stimulasi Ovarium","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129319635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
T. P. Simanjuntak, Angela Putri Kakerissa, Grady Ivan Kurniawan
{"title":"Antiviral Treatment on Pregnancy with COVID-19 Infection : A Systematic Review","authors":"T. P. Simanjuntak, Angela Putri Kakerissa, Grady Ivan Kurniawan","doi":"10.24198/obgynia/v4n2s.329","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia/v4n2s.329","url":null,"abstract":"Abstract Objective to evaluate antiviral treatment, duration, and side effects on pregnant women based on gestational age and severity of COVID-19 infection. Method: a systematic review of antiviral treatment, duration, and side effects on pregnant women based on gestational age and severity of COVID-19 infection. Systematic review was conducted following the guidelines of the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analysis (PRISMA) Statement. Result 948 papers accessed through Pubmed, Scopus, Science Direct, Cohcrane, and other with keywords “Antiviral”, “Pregnancy” “Pregnant” “Coronavirus” “COVID-19” “SARS-CoV-2”. Duplicate papers were excluded (n=302), topics and abstracts that do not meet the criteria (n=612), and 25 papers that did not meet the inclusion criteria. 9 papers that meet the inclusion criteria (case reports and cohort retrospective case study) discussed 20 pregnant women with COVID-19 infection (16 moderate and severe cases received Remdesivir, 3 moderate and mild cases received Lopinavir-ritonavir combination, and 1 moderate case received Arbidol). Conclusion, remdesivir is an antiviral frequently used in pregnancy on trimester II and III with severe COVID-19 infection with a duration of treatment of 5-10 days. Remdesivir should be monitored because some show side effects of increasing liver function. Key word: Antiviral, Pregnant, COVID-19","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117068871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mirza Sulanda Panji Putra, J. C. Mose, Zulfayanti Zulfayanti, Edwin Armawan
{"title":"Perbedaan Karakteristik, Jenis Persalinan, Luaran Ibu dan Bayi Antara Preterm Dini dan Lanjut","authors":"Mirza Sulanda Panji Putra, J. C. Mose, Zulfayanti Zulfayanti, Edwin Armawan","doi":"10.24198/obgynia/v4n2.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia/v4n2.297","url":null,"abstract":"Tujuan : Kelahiran preterm dibagi menjadi dini dan lanjut. Kelahiran preterm memiliki angka, mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi. Data mengenai preterm dini dan lanjut di RSHS masih minim sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif secara cross-sectional untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan mengenai karakteristik ibu (riwayat paritas, pendidikan, pekerjaan, riwayat menikah) dengan persalinan preterm dini dan lanjut. Data berjumlah 125 pasien diambil melalui rekam medis dari Januari 2018 sampai Desember 2019. Hasil : Preterm lanjut ditemukan lebih banyak pada kelompok paritas 1 (60,6%), kelompok pendidikan SMP (40,8%), kelompok pekerjaan ibu rumah tangga (66,7%), dan kelompok status pernikahan menikah (43,9%). Preterm dini ditemukan lebih banyak pada kelompok paritas 3 (53,7%), kelompok pendidikan SD (73,7%), kelompok pekerjaan ibu rumah tanga (58,2%), dan status pernikahan menikah (56,1%). Pada kelompok karakteristik tidak terdapat perbedaan bermakna antara preterm dini dan lanjut. Terdapat perbedaan bermakna antara preterm dini dan lanjut untuk variabel luaran ibu (P = 0,028) dan luaran bayi (P = 0,001). Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna pada preterm dini dan lanjut untuk variabel luaran ibu (jenis persalinan) dan variabel luaran bayi (ruang rawat bayi). Differences Between Characteristics, Types of Delivery, Mother and Baby Outcome Between Early and Late Preterm Abstract Objective : Preterm birth divided into early and late. Preterm birth has a fairly high incidence, mortality and morbidity rate. Risk factors of preterm birth are multifactorial. Data related to preterm at RSHS is very minimal so this research needs to be done. Method : This study is a comparative analytic study with cross-sectional approach to analyze the significant differences in characteristics of mothers (parity history, education, occupation, marriage history) preterm labor. Data from 125 patients is collected through medical records from January 2018 to December 2019. Result : Late preterm was found more in parity 1 group (60.6%), junior high school group (40.8%), housewives (66.7%), and marital status group (43.9%). Early preterm was found more in parity 3 group (53.7%), elementary school group (73.7%), housewives (58.2%), and marital status (56.1%). In characteristic group there were no significant differences between early and late preterm. There were significant differences between early and late preterm variables for maternal outcomes (P = 0.028) and infant outcomes P = 0.001). Conclusion : There are significant differences between early and late preterm for maternal outcome variables (type of delivery) and infant outcome (level 1 and level III ward). Key word : Characteristics, type of delivery, outcome, preterm birth.","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122324415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dewi Novita, Umar Malinta, Samrichard Rambulangi, Firdaus Kasim
{"title":"KejadianEkspulsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Banded T-Shaped dan Plain T-Shaped pada Pemasangan Intra Seksio Sesarea","authors":"Dewi Novita, Umar Malinta, Samrichard Rambulangi, Firdaus Kasim","doi":"10.24198/obgynia/v4n2.308","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia/v4n2.308","url":null,"abstract":"Tujuan : Mengetahui kejadian ekspulsi alat kontrasepsi dalam rahim banded T-shaped dan plain T-shaped pada pemasangan intra seksio sesarea. Metode : Sebuah studi cohort dilakukan di 4 rumah sakit bersalin Makassar dari bulan September-Desember 2021. Sampel dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mendapatkan banded T-shaped dan plain T-shaped. Hasil : Ada 216 pasien yang dipasangkan AKDR. Tidak terdapat perbedaan proporsi penggunaan jenis AKDR (p>0.05). Perubahan letak AKDR terjadi pada hari ke-40 (p(0.006) 0.05). Pada hari ke-40 AKDR Banded T-shaped mengalami ekspulsi sebesar 20.4% sedangkan Plain T-shaped sebesar 8.3% (p (0.020) 0.05). Diskusi : Ekspulsi paling sering terjadi pada 30-90 hari setelah pemasangan akibat perubahan anatomi dan fisiologis selama masa nifas. Ekspulsi yang lebih rendah pada Plain T-shaped karena lengan horizontal yang fleksibel, teknik pedengan pelebaran serviks yang lebih sedikit serta perdarahan lebih sedikit. Kesimpulan : Kejadian ekspulsi tersering pada hari ke-40 dan menurun pada hari ke-90 pasca pemasangan. Jenis AKDR dengan kejadian ekspulsi paling sedikit adalah Plain T-shaped dibandingkan dengan Banded T-shaped. Incidence of Expulsion of Banded T-shaped and Plain T-shaped Intrauterine Device in Intra-Caecarean Delivery Insertion Abstract Objective : Determine contraceptive device expulsion rate of banded T-shaped and plain T-shaped intra-cesarean. Method : A cohort study was conducted in 4 maternity hospitals at Makassar from September-December 2021. Samples were divided into two groups, getting Banded T-shaped and Plain T-shaped. Result : There were 216 patients who had an IUD inserted. There was no difference in the proportion of the use of IUD types (p>0.05). Changes in IUD position occurred on day 40 (p (0.006) 0.05). On day 40 the Banded T-shaped IUD expulsion was 20.4% while the Plain T-shaped was 8.3% (p(0.020) 0.05). Dicussion : Expulsion most often occurs 30-90 days after insertion due to anatomic and physiological changes during puerperium. Lower expulsion in plain T-shaped due to flexible horizontal arm, less cervical dilation technique and less bleeding. Conclusion : The incidence of expulsion was most common on the 40th day and decreased on the 90th day after insertion. The type of IUD with the least number of expulsions was Plain T-shaped. Key word : IUD, Banded T-Shaped, Plain T-Shaped, Expulsions IUD","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128298421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Evelyne Theresia, A. Cristopher, Melissa Edelweishia
{"title":"Abnormal Uterine Bleeding in Adolescent","authors":"Evelyne Theresia, A. Cristopher, Melissa Edelweishia","doi":"10.24198/obgynia.v4n2s.251","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia.v4n2s.251","url":null,"abstract":"Abstract Abnormal uterine bleeding (AUB) is a frequent cause of visits to health care provider during adolescent period. Heavy menstrual bleeding is the most frequent clinical presentation of AUB. This condition particularly worrisome in this group not only when it occurs at menarche, but also anytime afterward when bleeding lasts longer than 7 days, blood loss is greater than 80 mL per cycle, or other warning signs that indicate a history of heavy bleeding such as anemia. Careful history and examination can help elucidate the best next steps for workup and management. The primary goal of treatment is prevention of hemodynamic instability. Therefore, assessing the severity and cause of bleeding is important. Therapeutic approach in the acute period should be established according to the degree of anemia and amount of flow. Treatment options for medical care of AUB generally include hormonal, nonhormonal and surgery. Additionally, long-term management with hormonal therapy in patients with severe uterine bleeding is known to be safe for developing HPO axis. Keyword: Abnormal uterine bleeding, adolescents, heavy menstrual bleeding","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130220273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Giritama Irwantoro, Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung, D. Hidayat, M. A. Aziz
{"title":"Gambaran Prevalensi dan Faktor Risiko Ibu pada Pasien Intrauterin Growth Restriction di Rumah Sakit Umum Pendidikan Hasan Sadikin Bandung","authors":"Giritama Irwantoro, Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung, D. Hidayat, M. A. Aziz","doi":"10.24198/obgynia.v4n2.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia.v4n2.257","url":null,"abstract":"Abstrak Tujuan : Penelitian ini akan dilakukan untuk identifikasi prevalensi dan faktor risiko ibu terhadap angka kejadian IUGR di Rumah Sakit Umum Penidikan (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder dengan melihat data rekam medik rawat inap pasien hamil dengan IUGR yang lahir di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode bulan Januari 2018 – Desember 2019 berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil : Prevalensi kasus IUGR di RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah 76,16 orang per 1000 kehamilan. Karakteristik pasien dengan diagnosis IUGR terbanyak pada usia 21-34 tahun (64,32%), dengan paritas paling banyak pada primipara dengan total 147 kasus (79,45%). Faktor Risiko IUGR terdiri dari nilai BMI terbanyak dengan 86 subjek (46.5%) memiliki nilai BMI di atas batas normal. Tiga puluh lima subjek penelitian (18.9%) memiliki riwayat merokok, sementara 15 pasien (8.1%) memiliki riwayat mengonsumsi alkohol. Penyulit dalam kehamilan dengan PEB sebagai penyakit penyulit terbanyak. 28 pasien (15,1%). Pasien memiliki riwayat penyakit kronis 25 orang (13,5%) di antaranya mempunyai riwayat hipertensi kronis. Mayoritas dari seluruh pasien bersekolah hingga jenjang sekolah menengah. Kesimpulan : Prevalensi kasus IUGR di RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah 76,16 orang per 1000 kehamilan. Karakteristik pasien terbanyak pada usia 21-34 tahun (64,32%), dengan paritas paling banyak pada primipara dengan total 147 kasus (79,45%). Kata kunci : Prevalensi, Intrauterine Growth Restriction, Faktor Risiko","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124454797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Herpes Genitalis pada Kehamilan","authors":"Dhara Alifa","doi":"10.24198/obgynia.v4n2s.317","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/obgynia.v4n2s.317","url":null,"abstract":"Herpes genitalis pada kehamilan merupakan infeksi pada genital disebabkan Herpes simplex virus (HSV) dengan gejala berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens pada perempuan hamil. HSV dibagi menjadi HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 paling sering menyebabkan herpes genital sekitar 82% kasus ditularkan melalui kontak seksual, HSV-1 lebih sering menyebabkan herpes non-genital, tetapi terjadi peningkatan kasus herpes genitalis diakibatkan HSV-1 karena praktek seksual orogenital. Penelitian tahun 2000-2001 dilakukan pada sekitar 16.000 ibu hamil melaporkan 16% terinfeksi HSV-2 dan 66% terinfeksi HSV-1. Infeksi HSV dibagi menjadi infeksi primer, non-primer, rekurens, dan asimptomatis. Frekuensi infeksi HSV neonatus di Amerika Serikat adalah 1/12500 kelahiran hidup. Herpes genitalis pada kehamilan memungkinkan penularan ke janin pada masa intrauterine 5%, perinatal 85%, atau postnatal 10%. Metode pewarnaan Giemsa, kultur HSV, biologi molekular (PCR), pemeriksaan histopatologi, atau serologi membantu menegakan diagnosis HSV. Penularan pada janin dapat menyebabkan abortus, stillbirth, pertumbuhan terhambat, kelainan kongenital, dan kematian. Penggunaan asiklovir atau valasiklovir pada ibu hamil sebagai terapi utama dan terapi supresif. Terapi supresif digunakan untuk mencegah, menurunkan frekuensi rekurensi, menurunkan penularan selama kehamilan, dan menurunkan angka pelaksanaan sectio caesaria. Infeksi herpes genitalis pada kehamilan diatas 34 minggu direncanakan sectio caesarea untuk mengurangi risiko transmisi virus ke bayi. Kontak lama neonatus dengan jalur persalinan pada saat melahirkan spontan akan meningkatkan risiko tertularnya neonatus oleh HSV. Kata Kunci : Herpes Genital, Kehamilan, HSV, Sectio Cesarea, Terapi Supresif","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"2 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113963166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Imelda Rosmaida Siagian, M. A. Ritonga, Maringan Diapari Lumban Tobing, M. R. A. Sukarsa
{"title":"Perbandingan Kadar Testosteron dan Lemak Viseral Pasien Sindrom Ovarium Polikistik di Poliklinik Aster RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Sebelum dan Setelah Pemberian Terapi Metformin","authors":"Imelda Rosmaida Siagian, M. A. Ritonga, Maringan Diapari Lumban Tobing, M. R. A. Sukarsa","doi":"10.24198/OBGYNIA/V4N1.205","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/OBGYNIA/V4N1.205","url":null,"abstract":"Tujuan: Terdapat 50-70% kasus sindrom ovarium polikistik yang berkaitan dengan adanya resistensi insulin. Peran agen sensitisasi insulin seperti metformin diharapkan dapat memperbaiki kondisi lemak dan testosteron bebas yang tinggi sehingga memperbaiki gejala klinis pasien dengan sindrom ovarium polikistik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan indeks androgen bebas (sebagai representasi kadar testosteron) dan lemak viseral pasien sindrom ovarium polikistik sebelum dan sesudah diberi pengobatan metformin. Metode: Populasi penelitian didapatkan dari data penelitian DLBS (Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences) 3233 yaitu 29 kasus wanita sindrom ovarium polikistik yang datang untuk berobat di Klinik Aster RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2013 - Desember 2017, dengan menggunakan metode experimental design dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposing sampling yang diambil secara retrospektif pada data sekunder yang terdapat dalam rekam medik. Hasil: Didapatkan rata-rata indeks androgen bebas sebelum pemberian terapi metformin 2.67 ± 0.43 dan sesudah pemberian terapi 1.88 ± 0.37. Rata-rata kadar lemak visceral sebelum pemberian terapi metformin 10.27±2.589% dan sesudah pemberian terapi 8.00±1.488%. Kesimpulan: Sehingga disimpulkan terdapat perbedaan signifikan kadar indeks androgen bebas (p:0.008) dan lemak visceral (p:0,0001) pada pasien sindrom ovarium polikistik sebelum dan sesudah pemberian terapi metformin.","PeriodicalId":210732,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science","volume":"471 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123052587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}