{"title":"KONSTRUKSI PEMIKIRAN PROFESOR YUSNY SABY DALAM MENGATASI RADIKALISME DAN EKSTREMISME","authors":"Syamsul Bahri, Sri Suyanta","doi":"10.47574/kalam.v12i1.252","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v12i1.252","url":null,"abstract":"This article discusses Prof. Yusny Saby's thoughts on strategies and practices in reducing radicalism and extremism. The research employs a qualitative approach with a descriptive exploratory method. Data were collected through in-depth interviews and observations. Data analysis techniques include grouping information, coding emerging themes, and developing descriptive narratives to comprehensively depict the informant's views and contributions. The findings indicate that Prof. Yusny's understanding encompasses several key aspects: 1) Religious Cosmology: Prof. Yusny emphasizes human responsibility as God's stewards on earth, with Pancasila as the microcosm of religious values. 2)Terrorism and Jihad: Terrorism contradicts Islamic teachings of rahmatan lil’alamin, and jihad should include sincere efforts like seeking knowledge and upholding justice, not merely physical warfare. 3)Musyawarah and Democracy: The concept of musyawarah in Islam aligns with democratic principles, and leaders should be chosen based on expertise and understanding. 4) Public Services and Law Enforcement: Addressing terrorism in Indonesia must focus on justice in public services and law enforcement to prevent dissatisfaction that triggers radicalism. 5) Humane Approach and Ulama Certification: A humane approach and guidance involving idol figures from extremist circles, as well as ulama certification, are necessary to ensure the correct delivery of religious teachings.","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":" 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141671806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERGESERAN NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PROSESI KHITBAH NIKAH DI DUSUN MELINJEE","authors":"N. Nurhayati, A. Mardhiah","doi":"10.47574/kalam.v12i1.253","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v12i1.253","url":null,"abstract":"The marriage sermon is a process by which a man or his family conveys their desire to marry a woman to the woman's family. In this sermon procession there are morals or ethics between the bride and groom and their families which must be maintained and maintained in order to create a harmonious relationship between the two families. This research aims to find out how the value of moral education shifts in the marriage sermon procession in Melinjee village. The research used interview methods with figures in the Melinjee hamlet, parents who had married off their children, and the perpetrators of the sermon itself. Apart from that, the author also uses observation methods regarding the implementation, planning and shifts that occur in the marriage sermon procession. The results of the research that the author found were a shift in the value of moral education in the marriage sermon procession in: visiting the prospective bride and groom after the application/engagement event without being accompanied by the muhrim 48%, holding meetings outside without being accompanied by the muhrim 61%, picking up/picking up the prospective husband/wife at the house upstairs as far as parents know 61%, taking/inviting to go out without the muhrim 61%, going to proposal events, wedding parties, between the groom (linto baro) 19%, riding on motorbikes 60%, determining the dowry by the prospective bride 100%, take pride in 62% of the proposal gifts, and 50% of the pre-wedding photos.","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"124 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141697043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ISLAM DAN SENI","authors":"Zulhelmi","doi":"10.47574/kalam.v9i2.117","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.117","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan agar seni mendapatkan perhatian di kalangan masyarakat, khususnya yang berada di perkampungan. Fenomena sebagian masyarakat muslim di daerah perkampungan kurang memberi perhatian terhadap implementasi nilai-nilai seni dalam ritual keagamaan. Padahal, Islam memberi perhatian yang tinggi pada estetika, termasuk dalam ibadah mahdah seperti azan dan shalat berjamaah. Tulisan ini merupakan kajian etnografi di mana penulis melakukan observasi dan hidup bersama masyarakat di tiga gampong di Aceh Besar yaitu Meunasah Tutong, Cot Yang, dan Tanjung Deah. Artikel ini merekomendasikan agar pihak pengelola atau manajemen meunasah atau mesjid supaya melakukan rekruitmen dan pelatihan kepada sejumlah warga yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas azan dan imam shalat berjamaah. Dengan demikian, pelaksanaan azan dan shalat berjamaah bisa berlangsung secara khidmat dan syahdu, bahkan bisa menarik perhatian para calon peserta jamaah baik yang di rumah maupun di warung kopi untuk ikut melaksanakan shalat berjamaah di meuinasah atau masjid.","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129414834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BELAJAR MENURUT AL-QUR’AN","authors":"Hendriyanto Bujangga Bujangga","doi":"10.47574/kalam.v9i2.112","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.112","url":null,"abstract":"Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk yang memberikan petunjuk kepada manusia untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat. Sementara dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan Al-Qur’an mendorong manusia untuk mempergunakan akal pikirannya serta menambah ilmu pengetahuannya sebisa mungkin. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menganjurkan manusia untuk belajar walaupun dengan kata-kata yang berbeda namun semuanya mendorong manusia untuk mengetahui apa yang belum diketahui. Kajian ini mempokuska pada surah Al-Ghasiyah ayat 17-19 tentang hakikat belajar. Surat Al-Ghasiyah ayat 17-20 termasuk dalam Makiyyah yang menganjurkan manusia untuk mempelajari alam sekelilingnya, hal ini menunjukan bahwa manusia itu wajib mempelajari apa yang belum mereka ketahui baik dengan cara mengamati, memperhatikan dan melakukan penelitian. Untuk mengetahui makna kandungan ayat Al-Qur’an, maka diperlukan tafsir. Sementara itu, Content Analysis merupakan salah satu metode analisis teks yang cukup handal. Metode ini memandang data bukan sebagai kumpulan peristiwa, sebagaimana lazimnya dianut oleh metode penelitian yang berparadigma interpretif, seperti Discourse Analysis, yang melihat gejala atau peristiwa sebagai satu kesatuan yang majemuk dan kompleks","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131900702","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PROBLEMATIKA DAKWAH DA’I","authors":"Raihan Raihan","doi":"10.47574/kalam.v9i2.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.120","url":null,"abstract":"Seorang da’i yang bertugas dalam menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar tidak terlepas dari adanya masalah yang dihadapinya Masalah da’i dapat dibedakan menjadi: masalah internal da’i serta masalah eksternal da’i . Masalah internal da’i adalah masalah yang sumbernya berasal dari diri da’i sendiri. Sedangkan masalah eksternal da’i yakni masalah yang sumbernya berasal dari luar diri da’i, yang dapat timbul karena dua sebab yakni masalah yang ditimbulkan sebagai akibat dari adanya masalah internal da’i, serta masalah yang murni berasal dari eksternal da’i itu sendiri. Penyusunan artikel ini bertujuan untuk mengembangkan teori yang berkenaan dengan proses pemecahan masalah yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan oleh da’i dalam menghadapi masalah dakwahnya. Artikel ini ditulis melalui penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses pemecahan masalah bagi da’i dapat dijalankan dalam empat tahap yang disingkat menjadi rumus 4B (Bertawakal kepada Allah; Berdoa kepada Allah; Bertaqwa kepada Allah; Berusaha dengan ikhtiar yang maksimal). ","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134338942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSPLORASI KONSEP MATEMATIKA DALAM SURAT AL-KAHF","authors":"Khairul Umam, Sri Suyanta, Hendra H, Helmi","doi":"10.47574/kalam.v9i2.111","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.111","url":null,"abstract":"Al-Quran adalah pedoman hidup umat islam. Di dalamnya mengandung aqidah, syariah dan akhlak. Al-Quran juga merupakan sumber ilmu pengetahuan. Banyak pengetahuan yang bersumber dari Al-Quran bertujuan untuk memberi pemahaman kepada manusia. Agama islam memerintahkan agar umatnya wajib menuntut ilmu. Semua ilmu tersebut berpangkal dari Al-Quran dan bermuara pada ketakjuban akan kekuasaan Allah. Al-Quran sebagai firman Allah berbicara tentang matematika. Konsep-konsep matematika yang terkandung dalam Al-Quran mengungkap strukturnya yang sangat indah melalui berbagai cara penyampaian yang salah satunya adalah kisah. Al-Kahf merupakan salah satu surat yang banyak menceritakan kisah-kisah terdahulu. Surat ini cenderung menyebutkan bilangan yang merupakan konsep matematika melalui pemaparan kisahnya oleh penceramah. Fokus penelitian ini mengungkap konsep matematika yang terdapat dalam surat Al-Kahf. Dimana Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji secara kepustakaan dari berbagai sumber cetak dan digital terkait konsep matematika dalam Al-Kahf. Hasilnya ditemukan sebanyak 29 ayat berbicara tentang konsep matematika. Konsep ini diungkapkan secara langsung dan melalui tafsiran. Dari 29 ayat tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi lima aspek umum dalam matematika yaitu himpunan, bilangan, geometri, logika dan statistika.","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114949364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BENTUK-BENTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN OLEH BAITUL MALL DI KOTA BANDA ACEH","authors":"Juhari, Teuku Zulyadi","doi":"10.47574/kalam.v9i2.116","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.116","url":null,"abstract":"Fenomena kemiskinan tidak saja terjadi di daerah pedasaan, akan tetapi juga dialami oleh masyarakat perkotaan. Munculnya corona virus disease (covid-19) tampak semakin mendorong peningkatan angka kemiskinan khususnya masyarakat Kota Banda Aceh. Berbagai ragam geliat perekonomian masyarakat beranjak mundur seiring dengan lahirnya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) oleh pemerintah. Meskipun kebijakan ini bertujuan memutuskan mata rantai peredaran Covid-19, namun telah berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kota Banda Aceh. Kemiskinan memang telah menjadi persoalan umum masyarakat dunia yang tidak mudah diselesaikan, tetapi tidak bermakna tidak bisa dicarikan solusi. Baitul Mal menjadi salah satu tumpuan harapan bagi penyelesaian persoalan kemiskinan terutama dalam menjawab kemana arah pemberdayaan masyarakat dan bagaimana bentuk pemberdayaan masyarakat Kota Banda Aceh..? Untuk memperoleh data terkait arah pembinaan masyarakat ini, maka penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview, appreciative inquiry, dan studi dokumen. Proses analisis data diperkuat dengan menghubungkannya dengan Teori Intervensi. Teori ini dipandang cukup relevan karena baitul Mal Kota Banda Aceh juga melakukan sejumlah intervensi dalam rangka memberdayakan ekonomi kerakyatan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa baitul mal telah melakukan beberapa intervensi dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin dalam berbentuk colaboratif dan uswah fardiyah sehingga telah mendorong percepatan kemandirian masyarakat miskin.\u0000 ","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131194061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EKSISTENSI PENYULUH AGAMA DALAM MEMAKMURKAN MASJID DI KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH","authors":"Safruddin","doi":"10.47574/kalam.v9i2.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.114","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan keberadaan penyuluh agama dalam memakmurkan masjid di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Rumusan masalah yaitu; (1) bagaimana peran dan fungsi penyuluh agama dalam pemakmuran masjid di Kecamatan Jaya Baru kota Banda Aceh?; (2) bagaimana langkah-langkah yang dilakukan?; dan (3) bagaimana faktor pendukung dan penghambat penyuluh agama dalam memakmurkan masjid di Kecamatan Jaya Baru kota Banda Aceh? Penelitian ini disebut penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap penyuluh agama Islam PNS dan Non-PNS sebagai subjek utama, kepala KUA, pengurus masjid dan beberapa orang jamaah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peran penyuluh agama di Kec. Jaya Baru yaitu sebagai pendidik, penceramah, dan khatib. Adapun fungsi penyuluh agama yaitu informatif, eduaktif, konsultatif dan advokatif. Fungsi informatif, yaitu penyuluh agama di Kec. Jaya Baru memberikan informasi terkait pernikahan, tata kelola wakaf, arah kiblat. Fungsi edukatif yaitu penyuluh agama bertindak sebagai pembimbing, pendidik ataupun pengajar. Adapun fungsi konsultatif dan advokatif tidak semua penyuluh menerapkannya. (2) Langkah-langkah yang dilakukan penyuluh agama yaitu penyuluh agama terjun langsung dalam masyarakat; ikut terlibat dalam perayaan hari-hari besar Islam, dan melibatkan diri dalam acara festival keagamaan di Kec. Jaya Baru; (3) Faktor yang mendukung eksisitensi penyuluh agama di Kec. Jaya Baru yaitu kualifikasi dan kompetensi penyuluh agama itu sendiri. Semua penyuluh agama telah menyelesaikan pendidikan sarjana, bahkan terdapat 2 penyuluh telah selesai pendidikan S-2. Adanya apreasiasi dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Faktor yang menghambat eksistensi penyuluh dalam memakmurkan masjid di Kec. Jaya Baru yaitu belum adanya dana yang memadai; minimnya sarana prasarana untuk memakmurkan masjid; dan kesibukan sebagian masyarakat untuk ikut program-program memakmurkan masjid.","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114061271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KONSEP DAN PERANAN PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM","authors":"Emawati Emawati, Diana","doi":"10.47574/kalam.v9i2.119","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/kalam.v9i2.119","url":null,"abstract":"Educators have been limitedly defined as teachers and lecturers who teach in formal institutions. This notion of educators, however, needs to be conceptualized to identify the true nature of educators. This particular manuscript explores concepts of educators from various literature to come up with the true nature of educators. This is library research, in which various literature on the nature of educators are explored and reviewed using content analysis strategy. The findings suggest that educator is not defined in limited notion, in which teachers and lecturers are only educators recognized. Educators are not limited to those whose formal accupation is teaching or lecturers in formal education institutions. There are various levels of educators: the first and the foremost known educator is Allah SWT, the almighty God as He teaches human being through revealation; the second educator in the Islamic literature refers to the Prophet Muhammad PbuH. Through his teaching Muslims recognize Islam and its teaching. Parents and teachers are the next two types of educators as found in our analysis of literature. This article also identifies several attributes of teachers according to Islamic literature, one of which is faithful to Allah, have strong characters, knowledgeable and communicative \u0000 ","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126772514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ARAH DAN MODEL PEMBINAAN MUALLAF PADA ORGANISASI DEWAN DAKWAH ACEH DAN FORUM DAKWAH PERBATASAN","authors":"Juhari","doi":"10.47574/KALAM.V9I1.103","DOIUrl":"https://doi.org/10.47574/KALAM.V9I1.103","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertitik tolak dari minimnya perhatian terhadap pembinaan kaum muallaf yang diberikan oleh banyak pihak, baik bersifat individu maupun organisasi. Dalam kondisi ini dijumpai ada dua organisasi Islam, yaitu Dewan Dakwah Islam Aceh (DDA) dan Forum Dakwah Perbatasan (FDP) yang serius memberikan perhatian terhadap pembinaan Muallaf, terutama mereka yang menjadi muslim sebagai bagian dari keberhasilan dakwah FDP dan DDA. Karena itu penelitian dilakukan di kedua organisasi Islam ini dengan pendekatan kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) arah pembinaan yang dilakukan, yaitu bina Agama, Bina Ekonomi dan Bina Pendidikan. Untuk melakukan pembinaan terhadap ketiga sisi tersebut, maka diperlukan model yang efektif. Berdasarkan data yang dikumpulkan menunjukkan ada 2 (dua) model pembinaan yang selama ini dilakukan banyak pihak, yaitu (1) Model Strukturalis, dan (2) model Kolaboratif. Dari kedua model ini, kolaboratif merupakan model yang dipraktikkan oleh FDP dan DDA dalam membina kaum muallaf baik melalui pendekatan personal, silaturrahmi maupun halaqah. Bila dikaitkan dengan teori Constructuralis karya Von Glasersfield maka pembinaan agama dan ekonomi dilakukan melalui proses pendidikan. Glasersfield menyimpulkan bahwa pendidikan memegang peran strategis dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya para muallaf. \u0000 \u0000This research based on the low of attention to coaching of muallaf by many parties, both individuals and organizations. In this case, found two Islamic organizations namely Dewan Dakwah Aceh and the Forum Dakwah Perbatasan which seriously paid attention to empowering of the Muallaf, especially those who became Muslims as part of the process of their dakwah activities. Therefore the research was carried out in these two Islamic organizations with a qualitative approach. The data collection process was carried out by interviewing, observing and studying documents. The results of the research showed 3 (three) directions of coaching, namely Religious Development, Economic Development and Education Development. To do coaching on these three sides, an effective model is needed. Based on the data collected, it shows that there are 2 (two) coaching models that have been carried out by many parties, namely (1) the Structuralist Model, and (2) the Collaborative Model. Based on these models, collaborative is one of a model that is practiced by the FDP and DDA in fostering the muallaf through personal, friendship and halaqah approaches. In relation to the theory of Constructuralist by Von Glasersfield, religious and economic development is carried out through the educational process. Glasersfield concluded that education is a strategic role in empowering the community, especially the Muallaf.","PeriodicalId":195898,"journal":{"name":"Kalam: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122354378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}