{"title":"Pengaruh Tahanan dan Jarak Sarad Terhadap Waktu Penyaradan dengan Jenis Traktor Komatsu D85E-SS-2 di HPH PT. Mahakarya Hutan Indonesia, Kabupaten Halmahera Timur","authors":"Baltazar Erbabley","doi":"10.51135/justevol3issue1page1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page1-10","url":null,"abstract":"Penyaradan adalah salah satu kegiatan di hutan produksi yang dapat mempengaruhi performa perusahaan hutan. Penyaradan dengan traktor dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jarak sarad, volume muatan, topografi, cuaca, keadaan tanah dan ketrampilan operator itu sendiri, serta kondisi jalan sarad. Pembuatan jalan sarad harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada yang diperlukan untuk menghasilkan jalan yang baik sesuai dengan kepentingannya tanpa harus merusak hutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: a). Mengetahui besarnya Total Tahanan (Total Resistance, TR) yang diperoleh traktor pada saat melakukan penyaradan kayu dan b). Mengetahui jarak dan waktu penyaradan kayu secara efektif. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengamatan lapangan dan pengumpulan data sekunder yaitu dari perusahaan meliputi kegiatan produksi khususnya penyaradan dengan menggunakan traktor. Dari hasil pengolahan data kedua peubah bebas yang berpengaruh terhadap waktu sarad untuk traktor dengan muatan menunjukkan bahwa peubah jarak sarad merupakan peubah yang paling menonjol memberikan pengaruh terhadap waktu sarad. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan di lapangan adanya variasi panjang jalan/jarak sarad yang berkisar antara 300-600 meter, menghasilkan variasi terhadap waktu sarad. Makin besar jarak/panjang jalan, makin besar pula waktu yang dibutuhkan dan sebaliknya.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127278945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Samin Botanri, L. B. Prasetyo, A. P. Kartono, H. Syahbuddin
{"title":"Penyebaran Spasial dan Potensi Tanaman Sagu (Metroxylon spp.) di Pulau Seram, Maluku","authors":"Samin Botanri, L. B. Prasetyo, A. P. Kartono, H. Syahbuddin","doi":"10.51135/justevol3issue1page55-67","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page55-67","url":null,"abstract":"Sagu (Metroxylon spp.) merupakan komoditas dengan multifungsi. Potensi paling besar di dunia terdapat di Indonesia mencapai 50-60 %, namun pemanfaatannya masih kurang, baru sekitar 15-20 %. Penelitian bertujuan mengungkapkan penyebaran spasial, potensi luasan, jumlah tegakan, dan potensi produksi pati berbagai varietas/subvarietas tanaman sagu di Pulau Seram Provinsi Maluku. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Nopember 2009. Distribusi spasial ditetapkan melalui analisis klasifikasi terbimbing data citra Landsat-5TM, kemudian dilakukan verifikasi lapang menggunakan GPS. Potensi sagu ditetapkan melalui survey ke tiga wilayah sampel yaitu Luhu, Sawai, dan Werinama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Pulau Seram Provinsi Maluku terdapat luas areal tanaman sagu sebesar 18.239,8 ha. Penyebarannya membentuk klaster (pach) secara tidak merata, di dataran rendah, ketinggian ≤ 250 m dpl, pada lahan datar sampai curam dengan slope 0-40 %, pada tanah-tanah aluvium (Entisols dan Inceptisols), di pesisir pantai, dan dekat kiri-kanan sungai. Potensi sagu di pulau ini mencapai 3,22 juta rumpun, pohon 1,47 juta individu, dan pohon panen ± 350 ribu individu. Sagu Tuni Becc. dan Sylvestre Becc. merupakan subvarietas dan varietas sagu dengan kapasitas produksi tinggi, mencapai 566,04 dan 560,68 kg/batang. Sedangkan kapasistas produksi sagu subvarietas Makanaro Becc. dan varietas Molat Becc. masing-masing hanya sekitar 245,21 dan 237,22 kg/batang.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123955323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Masa Panen dan Produksi Tanaman Cengkeh Hutan (Syzygium obtusifolium L.) pada Elevasi Berbeda di Pulau Ambon, Maluku, Indonesia","authors":"M. Y. Kamsurya, Samin Botanri","doi":"10.51135/justevol3issue1page46-54","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page46-54","url":null,"abstract":"Cengkeh hutan (Syzygium obtusifolium L.) merupakan jenis tanaman cengkeh liar dimana populasinya dalam habitat alam sudah sangat minim, karena cara panen yang menyimpang. Seperti halnya cengkeh aromatik, misalnya varietas Sanzibar, Sikotok, Siputih, dan Ambon, dimasa kini jenis tanaman ini mulai dibudidayakan. Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan hubungan antara elevasi dengan waktu panen dan produksi bunga segar dan kering. Penelitian dilakukan di pulau Ambon selama lima bulan sejak bulan Januari-Mei 2021. Peralatan yang dipakai antara lain altimeter dan data sheet. Titik pengamatan ditetapkan dengan metode purposive sampling, meliputi : Halasi (6 m dpl), Tibang (11 m dpl), Oli (125 m dpl), Wanat (175 m dpl), dan Telaga Kodok (214 m dpl). Pada masing-masing lokasi dipilih 10 pohon sampel berumur 10-15 tahun. Variabel pengamatan, yaitu : 1). Elevasi (m dpl), 2). Masa panen, dan 3). Berat bunga panen segar dan kering (kg/pohon). Analisis data menggunakan software Minitab versi 14. Hasil penelitian menujukkan bahwa pemanenan pada elevasi 6 dan 11 m dpl berlangsung pada bulan Januari-Februari. Dengan makin bertambah elevasi sampai dengan 125 m dpl, pemanenan bergeser sampai pertengahan bulan Maret-April. Pada elevasi 175-214 m dpl masa panennya berlangsung pada bulan April-Mei. Dengan bertambahnya elevasi, hasil panen bunga segar meningkat, sementara berat bunga kering cenderung berkurang. Bunga panen segar tertinggi dicapai pada elevasi 246,13 m dpl sebesar 54.86 kg/tan. Sementara hasil panen bunga kering maksimum diproyeksi dicapai pada elevasi 240.0 m dpl sebesar 20.55 kg/tanaman.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122108641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manajemen Pemberian Pakan Pada Induk dan Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya, Kepanjen - Kabupaten Malang","authors":"Intan Trixzi Fradina, Husain Latuconsina","doi":"10.51135/justevol3issue1page39-45","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page39-45","url":null,"abstract":"Salah satu industri yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat adalah budidaya perikanan. Jenis ikan yang saat ini paling banyak dibudidayakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Meski membudidayakan ikan nila tergolong sederhana, namun ada beberapa hal yang membuat sulitnya mencapai produksi ikan nila yang optimal, salah satunya adalah manajemen pemberian pakan. Budidaya ikan bergantung pada manajemen pakan yang efektif, yang melibatkan pemilihan jenis pakan yang tepat, volume yang tepat, dan frekuensi pemberian pakan yang tepat berdasarkan kebutuhan ikan. Manajemen pemberian pakan pada induk dan benih ikan nila (Oreochromis niloticus) meliputi manajemen pemberian pakan yang terdiri dari sampling induk dan benih, menghitung kebutuhan pakan untuk induk dan benih, menghitung konfersi pakan (Food Conversion Ratio), sintasan, dan mengamati parameter kualitas air kolam. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen, Kabupaten Malang – Jawa Timur mampu menghasilkan sintasan (SR) yang tinggi, dan FCR yang reatif rendah menunjukkan tingkat pemanfaatan pakan cukup efisien. Kualitas air yang diamati masih optimal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan benih dan indukan ikan nila. Kualitas pakan, frekuensi pemberian pakan yang optimal, dan parameter kualitas air yang optimal mendukung pertumbuhan dan sintasan benih dan indukan ikan nila (Oreochormis niloticus).","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126817091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vanny Leutualy, Moomina Siauta, Devita Madiuw, Fando Armando Tasijawa, M. Lilipory, S. Tubalawony, Selpina Embuai
{"title":"Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Serangan Berulang Pasien Penyakit Jantung Koroner; Literature Review","authors":"Vanny Leutualy, Moomina Siauta, Devita Madiuw, Fando Armando Tasijawa, M. Lilipory, S. Tubalawony, Selpina Embuai","doi":"10.51135/justevol3issue1page68-79","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page68-79","url":null,"abstract":"Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) memiliki risiko tinggi mengalami kejadian serangan berulang. Penyebab terjadinya serangan berulang adalah karena faktor–faktor risiko yang tidak dimodifikasi dengan baik. Literatur review ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian serangan berulang pasien PJK. Pencarian artikel dilakukan melalui data base Google Scholar dan JAHA. Hasil review terhadap 11 artikel penelitian ditemukan bahwa serangan berulang pada pasien PJK disebabkan oleh perilaku merokok, hipertensi, aktivitas fisik, diet dan kepatuhan minum obat, dengan kejadian serangan berulang pasien PJK. Literatur review ini menunjukkan bukti faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian serangan berulang pasien PJK diantaranya adalah; merokok, hipertensi, aktivitas fisik, diet dan kepatuhan minum obat. Factor risiko tersebut jika dimodifikasi dengan baik akan memberikan dampak yang sangat positif bagi proses pencegahan kekambuhan pasien sehingga implikasinya dapat dirasakan dengan meningkatnya kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien PJK.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128431155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Prediksi Zona Potensial Penangkapan Pelagis (Fishhing Ground) Menggunakan Citra Satelit Modis di Perairan Utara Pulau Morotai pada Musim Peralihan I dan Musim Timur","authors":"Saiful Alimudi, Hartono Nurlette","doi":"10.51135/justevol3issue1page24-38","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page24-38","url":null,"abstract":"Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam bidang perikanan sangat bermanfaat bagi nelayan untuk memprediksi daerah potensial penangkapan ikan dengan menggunakan peta prediksi penangkapan. Umumnya nelayan tradisional banyak menggunakan pendugaan berdasarkan pengalaman melaut untuk mengetahui zona potensi penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kawasan potensial penangkapan ikan di perairan utara pulau Morotai menggunakan citra satelit Teraa Modis. Data yang digunakan adalah sebaran klorofil-a dan suhu permukaan laut pada musim timur dan peralihan 1. Metode yang digunakan adalah analisis overlay antara suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a untuk menentukan prediksi daerah potensial penangkapan. Hasil yang diperoleh suhu permukaan laut mempunyai sebaran antara (29-31oC) dimana konsentrasi suhu pada bulan Agustus lebih tinggi. Klorofil-a berkisar antara (0,1-0,25 mg/m3) dengan konsentrasi tertinggi pada bulan Maret. Hasil analisis antara hubungan suhu permukaan laut dan klorofil-a melalui regresi linear sederhana, terihat pengaruh kuat anatara suhu permukaan laut dan klorofil-a terlihat dari koefisien korelasi (R) 0,73 dan koefisiesien determinasi (R2) 0,530. Hal ini menjelaskan bahwa suhu permukaan laut di kawasan pantai utara pulau Morotai berpengaruh terhadap klorofil-a sebesar 53% selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil overlay menunjukan prediksi potensi zona penangkapan ikan (fishing ground) pada musim timur dan peralihan 1 lebih berfokus pada area utara pulau Morotai.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128978799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Uji Antioksidan Infusa Daun berwarna Merah dan Hijau dari Pucuk Merah (Syzygium Myrtifolium Walp.) dengan Metode DPPH","authors":"Desy Muliana Wenas, P. Meilani, Herdini Herdini","doi":"10.51135/justevol3issue1page11-23","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page11-23","url":null,"abstract":"Daun merah dan hijau tanaman pucuk merah (Syzygium myrtifolium Walp.) memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan tanin yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini ialah menguji aktivitas antioksidan infusa daun merah dan daun hijau tanaman pucuk merah (S. myrtifolium). Bahan uji diekstraksi menggunakan metode infusa. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Konsentrasi radikal bebas dari DPPH dianalisis menggunakan UV-Vis spectrophotometer setelah penambahan ekstrak infusi daun S. myrtafolium dengan konsentrasi 20; 10; 5; 2,5; 1,25; 0,625 bpj. Larutan vitamin C sebagai pembanding positif digunakan dengan konsentrasi sebesar 5; 2,5; 1,25; 0,625; 0,3125 bpj. Hasil analisa menunjukkan bahwa ekstrak infusa daun merah dan hijau memiliki nilai IC50 masing-masing sebesar 31,68 bpj dan 30,56 bpj. Aktivitas antioksidan ekstrak infusa daun berwarna hijau lebih tinggi dibandingkan daun berwarna merah. Penelitian ekstrak daun berwarna hijau S. myrtafolium perlu dilanjutkan terutama sebagai antikanker.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124489812","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya, Kepanjen - Kabupaten Malang","authors":"Afifa Muning Saputry, Husain Latuconsina","doi":"10.51135/justevol3issue1page80-89","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol3issue1page80-89","url":null,"abstract":"Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang dikonsumi oleh masyarakat Indonesia. Meskipun merupakan spesies ikan introduksi, namun telah lama dikembangkan sebagai komoditas perikanan budidaya. Budidaya Ikan nila mencakup pembibitan dan pembesaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi teknik pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya Kepanjen, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan selama bulan Januari - Februari 2022. Menggunakan metode survey, pengumpulkan data primer melewati pemantauan, wawancara, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembenhan. Analisis data secara deskriptif. Pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya Kepanjen, meliputi persiapan kolam/bak, pemilihan calon induk, teknik pemijahan, manajemen pemberian pakan, pemanenan telur, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemanenan larva, pendederan, panen benih, pemantauan dan pengukuran kualitas air. Kegiatan pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen terdiri dari seleksi induk, pemijahan, penetasan telur menggunakan inkubator, pemeliharaan larva, pemberian pakan, pemantauan kualitas air, serta panen benih, sebagian masih belum ideal atau masih belum sesuai dengan standar nasonal indonesia. Kegiatan yang belum sesuai SNI adalah persiapan kolam pendederan pada ketinggian air, dan yang sudah sesuai dengan SNI yaitu persiapan kolam pemijahan seperti pengapuran, pengeringan, pemupukan, pemberian pakan, pemeliharaan larva, dan pemanenan benih. Pemberian pakan pada larva hingga induk ikan nila di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen sudah sesuai dengan SNI 01-7242-2006.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121264966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Hidropobik Beberapa Jenis Daun Berukuran Kecil","authors":"Gatut Rubiono","doi":"10.51135/justevol2issue2page146-157","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol2issue2page146-157","url":null,"abstract":"Beberapa jenis daun memiliki sifat anti basah yang disebut dengan hidropobisitas. Identifikasi sifat hidropobik berbagai jenis daun telah dan masih terus dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik hidropobik beberapa jenis daun berukuran kecil. Kategori ukuran ini didasarkan pada bentangan lebar daun kurang dari 5 cm. Karakteristik hidropobik direpresentasikan dengan nilai sudut konntak droplet air. Eksperimen dilakukan untuk 11 jenis daun yaitu semanggi bentuk hati (Marsilea crenata presl), sengon (Albizia chinensis), suplir (Adiantum philippense), kiambang biasa atau water spangles (Salvinia minima), kiambang (Salvinia molesta), asam Jawa (Tamarindus indica), lamtoro (Leucaena leucocephala), kelor (Moringa oleifera), semanggi 4 daun (Marsilea crenata), semanggi bentuk kupu, dan kapu-kapu (Pistia stratiotes). Sampel daun diposisikan di sebuah landasan datar menggunakan perekat dua sisi. Droplet air diteteskan menggunakan suntikan di permukaan daun dengan variasi volume 0,025; 0,05 dan 0,1 ml. Warna hitam digunakan sebagai layar. Sebuah mistar digunakan sebagai skala ukuran. Pengambilan data dengan 5 kali ulangan dilakukan dengan kamera. Foto-foto hasil pengambilan data diolah menggunakan Microsoft Visio Professional 2002 SR-1 untuk pengukuran sudut kontak. Hasil pengukuran digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun-daun yang dikaji memiliki karakteristik hidropobik yang cukup baik dimana nilai sudut kontak berada dalam kisaran antara 90o dan 150o.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"151 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116530480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Boyke Raymond Toisuta, Bobby Christian Baeruma, Ontje F. W. Tutupary, Fizai Djafar, Yisreel Franky Leatomu, Christi Vandewo Hinyole, Jidon Ishak Unetbu, Yanti Enjelina Bara
{"title":"Pengembangan Warna Alat Tangkap Bottom Gillnet terhadap Hasil Tangkapan Ikan Lolosi Biru (Caesio Caerulaurea) di Perairan Pulau Tolonuo Kabupaten Halmahera Utara","authors":"Boyke Raymond Toisuta, Bobby Christian Baeruma, Ontje F. W. Tutupary, Fizai Djafar, Yisreel Franky Leatomu, Christi Vandewo Hinyole, Jidon Ishak Unetbu, Yanti Enjelina Bara","doi":"10.51135/justevol2issue2page133-145","DOIUrl":"https://doi.org/10.51135/justevol2issue2page133-145","url":null,"abstract":"Ikan lolosi biru merupakan ikan ekonomis penting yang ditangkap menggunakan Bottom gillnet. Bottom gillnet adalah jaring insang dasar yang dipasang di dasar perairan dan salah satu klasifikasi dari gillnet. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan adalah warna jaring. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh warna alat tangkap Bottom gillnet terhadap hasil tangkapan ikan lolosi biru di perairan Pulau Tolonuo. Metode penelitian adalah experimental fishing, dengan lima perlakuan warna jaring penangkapan yaitu putih, ungu, biru, hijau dan orange, pada empat stasiun penangkapan. Analisis data penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji ANOVA menyatakan adanya perbedaan nyata pada perlakuan warna jaring penangkapan. Uji Beda Nyata Terkecil menyatakan warna jaring putih dan ungu tidak beda nyata sedangkan warna jaring biru, hijau dan orange berbeda nyata. Jumlah total hasil tangkapan ikan lolosi biru paling banyak berada pada jaring warna orange sebanyak 176 ekor ikan dan hasil frekuensi panjang dan berat tubuh ikan tertinggi diperoleh jaring warna orange dengan rata-rata 22,97 – 31,05 cm dan 180,45 – 298,78 gr. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan alat tangkap Bottom gillnet berwarna jaring orange mempunyai efisiensi sangat baik dibandingkan warna jaring putih dan ungu yang efisiensi cukup baik, serta biru dan hijau yang efisiensinya kurang baik.","PeriodicalId":189475,"journal":{"name":"JUSTE (Journal of Science and Technology)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126671065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}