Mandala Phivi Whelma Alfons, Agung Budiyanto, Erif Maha Nugraha Setyawan
{"title":"Kajian Profil Hormon Estradiol Berdasarkan Perkembangan Folikel dan Ovarium Sapi Tropis Postpartus","authors":"Mandala Phivi Whelma Alfons, Agung Budiyanto, Erif Maha Nugraha Setyawan","doi":"10.22146/jsv.65205","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.65205","url":null,"abstract":"Organ reproduksi sapi postpartus menjalani serangkaian proses fisiologis dan anatomis, untuk kembali ke kondisi normal tidak bunting. Recovery organ reproduksi dapat dibuktikan dengan perkembangan folikel, ovarium dan estradiol. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kadar estradiol dalam darah berdasarkan dinamika perkembangan folikel dan ovarium pada sapi potong tropis postpartus. Riset ini menggunakan 16 ekor sapi potong jenis Peranakan Ongole (PO) (n=8) dan Crossbreed (CB) (n=8), multipara, partus normal, sehat, umur 3-10tahun dan SKT 2.5-3.5.Pengukuran folikel dan ovarium menggunakan ultrasonografi (USG) dan pengambilan darah melalui vena jugularissecara periodikdimulai pada minggu ke-1, 5, 9, 13, 17.Hasil penelitian menunjukkan diameter folikel terendah pada minggu ke-5 (PO=3.5±0.2 mm dan CB=3.2±0.2 mm) dan tertinggi di minggu ke-17 (PO=5.3±0.7 mm dan CB=5.1±0.5 mm). Hasil pengukuran rata-rata diameter ovarium sapi PO dan CB berkisar 20.0±1.0-24.2±1.6 mm. Analisis estradiol menggunakan metode Enzym-linked immunosorbent assay. Hasil analisis estradiol dari minggu ke-5 sampai 17 berkisar 30.3±2.9-49.5±8.8 pg/ml. Diameter folikel, ovarium dan kadar estradiol diklasifikasikan menjadi 3 grup. Grup satu dengan ukuran diameter folikel ≤ 2.0 mm dan ovarium ≤ 20.0 mm menghasilkan rata-rata kadar estradiol sebesar 22.8±1.7 pg/ml. Grup dua diklasifikasikan ukuran diameter folikel 3.0-5.0 mm dan ovarium 21.0-25.0 mm, menghasilkan rata-rata estradiol 38.9±2.0 pg/ml. Grup tiga diklasifikasikan ukuran diameter folikel 6.0-9.0 mm dan ovarium 26.0-30.0 mm menghasilkan rata-rata estradiol sebanyak 61.1±6.0 pg/ml. Kesimpulan penelitian ini adalah perkembangan folikel dan kadar estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi kembalinya estrus postpartus. Perkembangan folikel yang belum sempurna mengakibatkan produksi estradiol tidak optimal sehingga belum mampu menginisiasi estrus","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87507337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rusman Efendi, E. Sudarnika, I. Wibawan, T. Purnawarman
{"title":"Waktu Henti Antibiotik dan Faktor yang mempengaruhinya pada Peternakan Broiler di Bogor","authors":"Rusman Efendi, E. Sudarnika, I. Wibawan, T. Purnawarman","doi":"10.22146/jsv.68609","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.68609","url":null,"abstract":"Waktu henti antibiotik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap residu antibiotik. Residu obat dalam unggas dan produk unggas menjadi perhatian karena membahayakan kesehatan masyarakat seperti berupa reaksi alergi dan hipersensitivitas, gangguan reproduksi, karsinogenisitas, nefropati, gangguan flora normal usus dan resistansi antibiotik. Peternak broiler yang memperhatikan waktu henti antibiotik baru sekitar separuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu henti antibiotik pada broiler. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Sampel penelitian diambil sebanyak 103 Rumah Tangga Peternak (RTP) dengan kriteria sampel adalah peternak yang menggunakan antibiotik dalam proses pemeliharaan broilernya. Data diambil menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi dan uji t dengan taraf signifikan (α) sebesar 5 %. Hasil penelitian menemukan faktor yang berkorelasi secara signifikan terhadap waktu henti antibiotik adalah umur peternak dengan kekuatan korelasi lemah dan cukup, Lama bekerja dengan kekuatan korelasi yang cukup, dan jumlah kepemilikan broiler dengan kekuatan korelasi yang cukup. Waktu henti antibiotik secara rerata berbeda nyata berdasarkan pada faktor pengambil keputusan dan penggunaan kombinasi antibiotik. Pengambil keputusan yang dilakukan oleh peternak dan yang tidak menggunakan kombinasi antibiotik waktu henti antibiotiknya lebih panjang.","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82794603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE ANTHELMINTIC POTENTIAL OF TURMERIC (Curcuma domestica) EXTRACT AGAINST Ascaridia galli WORMS IN CHICKENS In Vivo","authors":"Yudiani Rina Kusuma, Zahid Fahmi Dai, S. Sunardi, Wida Wahidah Mubarokah","doi":"10.22146/jsv.67911","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.67911","url":null,"abstract":"Ascaridia galli worm was chicken parasite that inflicted significant economic loss for breeders. Expensive commercial anthelmintic drug and drug resistance were the reasons why herbal anthelmintic study became strategic. The study aimed at finding out the effect of the application of turmeric (Curcuma domestica) extract in vivo on the number of eggs per gram (EPG) in feces. It used 30 free ranging chickens that were classified into 2 groups of 5 chickens with 3 repetitions. Group I served as control (Aquadestilata) and group II was treated using turmeric extract at the concentration of 2%, 3 times a week. Observation was conducted on days 1, 7, 14, 21, and 28. The results were then analyzed using Anova and advanced LSD test. The results of in vivo test showed that the application of the turmeric significantly decreased the number of the EPG as compared to negative control. The application of the turmeric had anthelmintic potential and significant effect on the decrease in the number of the EPG.","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88358443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KAJIAN PUSTAKA: AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERIOSIN Lactobacillus spp. TERHADAP BAKTERI RESISTAN","authors":"Allysa Shavira, Adi Imam Cahyadi, S. Windria","doi":"10.22146/jsv.67927","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.67927","url":null,"abstract":"Resistensi antibiotik merupakan isu yang genting dijadikan topik penelitian beberapa tahun belakangan ini, dimana salah satu penyebab terjadinya resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik secara terus menerus dengan dosis yang tidak tepat. Salah satu alternatif yang memiliki peluang untuk melawan bakteri resisten adalah dengan menggunakan bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa protein yang secara biologis aktif, memiliki berat molekul kecil dan memiliki sifat antibakteri yang umumnya bersifat bakterisidal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kajian pustaka dari literatur yang sesuai dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteriosin banyak dihasilkan oleh bakteri asam laktat, salah satunya dari genus Lactobacillus, seperti L. paracasei, L. plantarum, L. coryniformis, dan L. crustorum, yang memiliki karakteristik menguntungkan seperti stabil terhadap pH dan suhu dan mampu bekerja pada spektrum luas dengan menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif yang resistan terhadap antibiotik, dan pada umumnya memiliki mekanisme antibakteri melalui pembentukan pori-pori yang akan mempengaruhi permeabilitas membran sel dan pada akhirnya menyebabkan kematian sel","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86001071","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Subdermal Silicone and Collagen Injection Effect on the Skin of Rats (Rattus norvegicus) on the Third Day After Injection","authors":"Janice Viary, Y. P. Kristianingrum","doi":"10.22146/jsv.62198","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.62198","url":null,"abstract":"Collagen and silicone are substances commonly used as dermal filler in a number of beauty procedures. However, sometimes these chemicals cause unwanted side effects on the skin. The purpose of this research is to analyse the effect of collagen and silicone subdermal injection on rat skin as a model for human skin. Materials in this research are 9 Wistar rats (Rattus norvegicus) divided into three groups with a number of 3 rats in each group. The first control group (K) is not given any injections, while KI and KII are injected with 0,1 ml collagen and 0,1 ml silicone respectively. On the third day, all groups are observed for macroscopic changes. Skin samples are taken by necropsy and are made into slides using HE stain. All procedures done are approved by the ethics commission of LLPT, UGM, Yogyakarta with the certificate number 00024/04/LPPT/V/2019. The slides are observed under a microscope with 20x and 40x magnification. Any microscopic changes are noted, also epidermis and dermis lengths are measured. Mild hyperkeratosis, inflammation and proliferation of connective tissue are found. The measurements of the epidermis and dermis are analysed using T-test independent method in the program Statistical Product and Service Solution (SPSS). The mean length of the epidermis is a little thicker than normal but is not significant (P>0,05). The results of this research show that the subdermal injection of 0,1 ml collagen and 0,1 ml silicone on rats do not cause significant macroscopic or microscopic changes. ","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"381 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75520689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Widyarini, Sugiyono Sultan, Yuli Purwandari Kristiangingrum, B. Sutrisno
{"title":"STUDI HISTOPATOLOGIS TUMOR PADA HEWAN KESAYANGAN AND WILD ANIMAL","authors":"S. Widyarini, Sugiyono Sultan, Yuli Purwandari Kristiangingrum, B. Sutrisno","doi":"10.22146/jsv.70506","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.70506","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengamati gambaran histomorfologis (berdasarkan pada histogenesis dan sifat pertumbuhan tumor), pada berbagai sampel tumor dari hewan kesayangan (anjing dan kucing) dan wild animals (beruang) koleksi Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Duapuluh satu sampel (22) dari organ yang diduga jaringan tumor yang diperoleh dari Dokter Hewan Praktisi maupun Rumah Sakit Hewan selama tahun 2019 digunakan dalam penelitian ini. Semua sampel tersimpan dalam kontener berisi larutan formalin 10%. Selanjutnya sampel diproses dan diwarnai dengan Hematoxylin-Eosin. Pengamatan terhadap histogenesis dan sifat pertumbuhan tumor dilakulan dengan menggunakan mikroskop cahaya dengam pembesaran 200X dan 400X dan selanjutnya dilakukan dokumentasi dengan pengambilan foto. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingan dengan referensi histomofologis tumor pada hewan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa selama tahun 2019, jumlah sampel tumor kulit dilaporkan paling banyak 63.63% (14/22), diikuti dengan jumlah sampel tumor pada kelenjar mammae 22,72% (5/22), liver-duktus biliverus 18.18% (4/22), tulang 4,54% (1/22) dan metastasis paru-paru dan metastasis paru-paru dari jaringan tulang sejumlah 4,54% (1/22). Hewan asal tumor paling banyak ditemukan pada kucing dan anjing masing-masing 59% dan 34%. Hasil pengamatan terhadap gambaran histomorfologis ditemukan adenokarsinoma mammae (tubulopapillary carsinoma, solid adenocarsinoma, lipid-rich adenokarsinoma), fibroadenomatous hiperplasia mammae, karsinoma sel skuamosa, papiloma, adenoma kelenjar hepatoid, melanositosis, fibrosarkoma, kolangiokarsinoma dan osteosarkoma. ","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90535343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
B. Sutrisno, R. Wasito, S. Widyarini, Yuli Purwandari Kristianingrum, S. .
{"title":"Gangguan Pertumbuhan Organ Limfoid Ayam Broiler yang Menderita Omfalitis","authors":"B. Sutrisno, R. Wasito, S. Widyarini, Yuli Purwandari Kristianingrum, S. .","doi":"10.22146/jsv.60465","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.60465","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gangguan pertumbuhan jaringan limfoid primer dan sekunder yang menderita omphalitis dengan pemeriksaan histopatologi diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin-eosin rutin dan pewarnaan imunohistokimia streptavidin biotin terhadap interleukin-10 (IL-10) pada ayam muda. Ayam umur 24 hari (DOC) broiler digunakan dan dikumpulkan dari tempat penetasan yang sama di Jawa Tengah di Indonesia. Semua 24 DOC dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 12 DOC (Grup A) dan 12 DOC omphalitic (Grup B). Semua DOC dirawat di kandang yang berbeda, diberi makan dan diminum di libitum. Pada hari ke 3, 6 dan 9, empat ekor ayam dari masing-masing kelompok ditimbang untuk kemudian dinekropsi. Timus, bursa fabricius dan limpa dikumpulkan dan ditimbang. Semua jaringan diproses secara histopatologi dengan pewarnaan hematoksilin-eosin rutin dan pewarnaan biotin streptavidin imunohistokimia imunopatologi. Data indeks berat limpa, bursa Fabricius dan tymus dianalisis menggunakan program statistik IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks bobot limpa, bursa fabricius dan timus ayam omphalitic (kelompok B) lebih rendah dibandingkan dengan indeks bobot ayam sehat (kelompok A). Indeks berat timus berbeda nyata (P <0, 05). Lesi histopatologis pada organ limfoid diamati pada semua ayam di Grup B. Lesi ditandai dengan penipisan dan nekrosis limfosit. Ayam dari Grup A tidak mengalami perubahan pada organ limfoid. Biotin streptavidin immunostaining dengan ekspresi antibodi policlonal anti IL-10 pada bursa Fabricius pada ayam omphalitic (Grup B) memiliki IL-10 yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan ayam sehat (Grup A). Kesimpulan, omfalitis menyebabkan penurunan indeks berat badan yang signifikan dan gangguan pertumbuhan organ limfoid yang ditandai dengan deplesi dan nekrosis limfosit. ","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80637022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Y. Hendarta, A. Kusumawati, T. Wibawa, A. T. Aman
{"title":"Serotype Specific Sequence for Multi Test Line Nucleic Acid Lateral Flow Development","authors":"N. Y. Hendarta, A. Kusumawati, T. Wibawa, A. T. Aman","doi":"10.22146/jsv.44696","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.44696","url":null,"abstract":"Dengue virus that causes dengue fever and dengue shock syndrome has 4 different serotypes. Serotyping is needed for diagnosing and surveillance activities of disease spreaders. Recently, the Nucleic Acid Lateral Flow (NALF) method has been developed to confirm the results of easy amplification without complicated equipment. The aim of this study was designing capture probe for serotyping dengue virus (DENV) using NALF method. We have conducted an analytical study to obtain four specific sequences of Dengue Virus serotypes to develop serotipe specific NALF. Several parameters were used to analyzed Dengue genome sequences i.e % GC content, target homology, length of 100% homology continue of non-specific bases, hybridization temperature, and secondary structure to estimate the probe's capture capability in the hybridization reaction. The capture probes were applied to NALF and assayed using single strand DNA sample to check its performance. The result of four specific sequence capture probes, DENV1, 2, 3, 4 were CACCAGGGGAAGCTGTACCCTGGTGGT, GTGAGATGAAGCTGTAGTCTCACTGG, GCACTGAGGGAAGCTGTACCTCCTTGCA, AGCCAGGAGGAAGCTGTACTTCTGGTGG. Application to fabricated NALF gave no cross hybridization with high stringency buffer assay.Keywords : capture probe; dengue virus; hybridization; nucleic acid lateral flow; serotyping","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89949500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Identifikasi Tipe Dehidrasi dan Profil Elektrolit Mayor pada Pasien Kucing di Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi dan Beberapa Klinik Hewan di Wilayah Yogyakarta","authors":"Guntari Titik Mulyani, Setyo Budhi, Kurnia .","doi":"10.22146/jsv.69901","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.69901","url":null,"abstract":"Dehydration is defined as a lack of body fluids followed by loss of electrolytes, and changes in acid-base balance. The type of dehydration is limited based on the concentration of sodium in serum at the time of dehydration. Maintenance of osmotic pressure and distribution of several compartments of body fluids are the main functions of the four major electrolytes, namely sodium (Na +), potassium (K +), chloride (Cl‾), and bicarbonate (HCO3‾). Sodium is the most cation in extracellular fluid, most potassium cation in intracellular fluid and chloride is the most anion in extracellular fluid. The purpose of this study was to identify the type of dehydration and to determine the major electrolyte profile in cats in Yogyakarta and its surroundings. This study used 18 sick cats that were thought to be dehydrated, marked by decreased skin turgor, CRT> 2 seconds, and 12 cats that were suspected of having electrolyte balance disorders with symptoms of ascites, uropoetic disorders. Blood was drawn for all cats to measure Pack Cells Volume (PCV) levels. Patient clinical data and patient diagnosis were recorded, cats with changes in serum PCV levels were separated for examination of levels of sodium, chloride, potassium using Seamaty SMT-120V. The type of dehydration is identified based on the sodium level in the serum of a dehydrated cat. The results showed that most of the cat patients were dehydrated had low serum sodium levels (hyponatremia). There was 1 cat patient had low chloride levels. Potassium levels in cats with UT obstruction increased, which led to a decrease in the Na: K ratio. Cat bicarbonate levels did not show any change. From the results of the study it was concluded that dehydration in cats at Prof. Soeparwi is hypotonic dehydration (71%). The sodium profile mostly decreased, chloride and bicarbonate levels did not change, while there were changes in potassium levels in patients with UT disorders. The advice given is to check electrolytes before doing fluid therapy. Prior to electrolyte testing, dehydrated cats can be given a sodium solution. ","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"302 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78601266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemodelan Epidemiologi Kejadian Multidrug Resistance Bakteri Escherichia coli pada Peternakan Ayam Komersial di Kabupaten Blitar","authors":"Freshinta Jellia Wibisono, Bambang Sumiarto, Tri Untari, Mustofa Helmi Effendi, Diani Permatasari, Adiana Mutamsari Witaningrum","doi":"10.22146/jsv.52071","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jsv.52071","url":null,"abstract":"Sifat resistensi bakteri Escherichia coli terhadap antibiotik mengakibatkan terbatasnya pilihan pengobatan. Perkembangan lebih lanjut dari resistensi bakteri dapat menyebabkan munculnya multidrug resistance pada bakteri, sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit. Interaksi penyebaran kejadian multidrug resistance pada Escherichia coli yang terjadi pada populasi sangat kompleks, sehingga sulit memahami dinamika penyebaran berskala besar. Pendekatan pemodelan menjadi sangat penting untuk pengambilan keputusan tentang program pengendalian penyakit infeksi. Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif analitik dengan desain cross-sectional study. Metode analisis menggunakan analisis regresi logistic untuk mendapatkan pemodelan kejadian multidrug resistance bakteri Escherichia coli pada tingkat ternak, dan menggunakan regresi linier untuk mendapatkan pemodelan kejadian multidrug resistance bakteri Escherichia coli pada tingkat peternakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Distribusi kasus kejadian multidrug resistance pada ayam komersial di Kabupaten Blitar menunjukkan prevalensi kejadian pada tingkat peternakan sebesar 95.9%. Pemodelan kejadian multidrug resistance bakteri Escherichia coli tingkat ternak menghasilkan model regresi logistik ganda Ln () = 0.21964 + 1.60374 RefTS + 1.44989 Broiler + 0.96022 PakRacik + 0.84182 ProgAb – 1.16667 SaniKan – 1.15046 Tritendap, dengan peluang kejadian sebesar 94 %. Pemodelan kejadian Multidrug resistance bakteri Escherichia coli tingkat peternakan menghasilkan model regresi linier, MDR (Y) = 0.57886 + 0.16105 JUMitra + 0.19342 ProgAb – 0.16178 Dukudrh. Model ini memiliki wilk saphiro mendekati 1 (W = 0,9573) sehingga model persamaan ini merupakan model yang baik untuk kejadian Multidrug resistance bakteri Escherichia coli tingkat peternakan.","PeriodicalId":17708,"journal":{"name":"Jurnal Sain Veteriner","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84982484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}