{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK ZAITUN DENGAN PEMANASAN SEBAGAI LARUTAN PENJERNIH (CLEARING) TERHADAP KUALITAS SEDIAAN JARINGAN HEPAR MENCIT (Mus musculus)","authors":"Eko Naning Sofyanita, Anna Sufi Annisa","doi":"10.26714/jlabmed.7.1.2023.6-12","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.7.1.2023.6-12","url":null,"abstract":"Tahap penjernihan merupakan salah satu langkah penting histoteknik yang mana xylene digunakan sebagai larutan penjernih rutin, namun paparan jangka pendek xylene memiliki efek toksik bagi penggunanya. Minyak zaitun merupakan larutan alternatif pengganti xylene dengan kelebihan salah satunya bersifat tidak beracun. Penelitian ini menerapkan prinsip Bernoulli dengan pemanasan bertujuan untuk menurunkan viskositas larutan dan mempercepat proses penjernihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak zaitun dengan pemanasan sebagai larutan penjernih (clearing) terhadap kualitas sediaan hepar mencit (Mus musculus). Metode penelitian ini Eksperimental dan desain penelitian cross sectional dengan dua kelompok perlakuan yaitu penjernihan menggunakan xylene dan minyak zaitun dengan pemanasan, kemudian preparat diwarnai menggunakan Hematoxylin-eosin lalu diamati kualitas mikroskopisnya. Data diolah menggunakan uji statistik Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan normalitas data (p=0.000) dengan sebaran tidak normal dan uji Mann Whitney (p=0.382) ada perbedaan. Kualitas preparat kelompok xylene dengan pemanasan suhu 37°C didapatkan preparat baik 5 (100%) dengan rata-rata skor lapang pandang 8.44, sedangkan pada kelompok minyak zaitun dengan pemanasan suhu 45°C diperoleh kualitas preparat baik 5 (100%) dengan rata-rata skor lapang pandang 7.16. Kesimpulan penelitian ini yaitu minyak zaitun dengan pemanasan berhasil menjernihkan jaringan dengan baik dan menghasilkan kualitas sediaan yang hampir setara kualitasnya menggunakan xylene dengan pemanasan..","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"183 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121194644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perbedaan Teknik dan Larutan Mounting Preparat Basah Dalam Pembuatan Preparat Awetan di Laboratorium Pendidikan","authors":"Iswiyanti Novita, Linda Yuliana","doi":"10.26714/jlabmed.7.1.2023.1-5","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.7.1.2023.1-5","url":null,"abstract":"Laboratorium pendidikan difokuskan untuk pelaksanaan praktikum dari beberapa disiplin ilmu, diantaranya Parasitologi. Media pembelajaran dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Media yang terkait dengan pembelajaran laboratorium adalah preparat. Preparat sediaan awetan yang digunakan saat ini sebagian besar masih diperoleh dari luar institusi, sehingga jumlahnya terbatas. Jumlah preparat yang terbatas ini diperburuk dengan waktu pemakaian yang lama dengan frekwensi penggunaan secara berulang-ulang. Kendala keterbatasan preparat menjadi masalah yang harus segera dicari solusinya, akan lebih mudah jika laboratorium pendidikan memiliki kemampuan untuk membuat preparat secara mandiri tanpa tergantung dari pihak luar. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan pembuatan preparat langsung basah feses dan jamur menjadi preparat awetan/kering, mengetahui potensi penggunaan larutan cat kuku (kutex) sebagai larutan mounting (mountant), sebagai alternatif larutan mounting dalam pembuatan preparat langsung basah feses dan jamur sehingga dapat bertahan lama, mengetahui perbedaan tehnik dan larutan mounting (mountant) dalam pembuatan preparat preparat langsung basah feses dan jamur sehingga dapat bertahan lama (12 Minggu). Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan cross sectional.Hasil dari penelitian menunjukkan kualitas yang baik untuk preparat awetan telur cacing dan jamur menggunakan kaca penutup bulat (cover glass bulat) dan mountant larutan kutex (BK) karena telur cacing Trichuris trichiura dan jamur Aspergillus niger masih terlihat jelas dalam penyimpanan selama 12 minggu.","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132036403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IDENTIFIKASI JAMUR Candida sp PADA AIR BAK TOILET DI PANTI SOSIAL PERLINDUNGAN ANAK DHARMA KOTA SAMARINDA","authors":"E. Sari","doi":"10.26714/jlabmed.7.1.2023.13-19","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.7.1.2023.13-19","url":null,"abstract":"Toilet merupakan penunjang sanitasi utama pada kehidupan manusia modern, Kebersihan toilet menjadi tolak ukur terhadap kualitas manajemen sanitasi toilet. Bak toilet yang menampung air dapat terkontaminasi mikroorganisme. Salah satunya yaitu jamur. Candida sp merupakan salah satu jamur yang dapat mencemari air. Sekitar 17 spesies Candida sp dapat menyebabkan penyakit pada manusia serta beberapa dari spesies ini mampu mengakibatkan kandidiasis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontaminasi Candida sp pada air bak toilet yang ada di Panti Sosial Perlindungan Anak Dharma Kota Samarinda. Jenis penelitian bersifat deskriptif dan identifikasi jamur secara makroskopis dan mikroskopis. Penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling dengan metode total sampling. Sebanyak 13 sampel dilakukan pengamatan makroskopis dan mikroskopis menggunakan LPCB (Lacto Phenol Catton Blue) kemudian hasil akan di analisa dengan analisis univariate. Hasil penelitian ini didapatkan air bak yang terkontaminasi jamur Candida sp sebanyak 1 (7,7%) sampel dan yang tidak terkontaminasi sebanyak 12 (92,3%). Adapun ditemukan jamur lain yaitu Trichopyton sp, Penicillium sp dan hifa bersekat. Higienitas dan sanitasi toilet menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur.","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132128671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RELATIONSHIP OF PERSONAL HYGIENE AND ENVIRONMENTAL SANITATION WITH ENTEROBIASIS IN ORPHANES TODDLER ADHSA SUKOHARJO","authors":"R. Nugroho","doi":"10.26714/jlabmed.7.1.2023.25-30","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.7.1.2023.25-30","url":null,"abstract":"Enterobiasis is a disease caused by infection with the worm Enterobius vermicularis. Pesantren is a place for people who live in the same environment so that it can allow personal hygiene and environmental sanitation is not good. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between personal hygiene and environmental sanitation with enterobiasis in ADHSA Sukoharjo Orphans and to determine the percentage of enterobiasis in children at ADHSA Sukoharjo Orphans Islamic Boarding School. This study used an observational research design. Sampling technique Total Sampling. The source of the data obtained in this study is primary data obtained from three periodic sampling carried out at the AHDSA Toddler Orphans Islamic Boarding School Sukoharjo in April 2022. The population of this study was 35 people and the sample size was 35 people. Data were analyzed by Chi Square test. The results of the study showed that there were 5.7% (2 respondents) who were infected with Enterobius vermicularis worms from 35 students who were examined. There is a significant relationship between personal hygiene and environmental sanitation with enterobiasis and the percentage of enterobiasis in orphaned Islamic boarding schools children under AdhSA Sukoharjo is 5.7% (2 respondents). Keywords: personal hygiene, environmental sanitation, enterobiasis. ","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"156 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128748697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Skrining Fitokimia Dan Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia Ten. Steenis) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli","authors":"Helmi Arisa Halim","doi":"10.26714/jlabmed.6.2.2022.49-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.6.2.2022.49-52","url":null,"abstract":"Penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogenik pada manusia merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di kehidupan masyarakat. Penyakit diare disebabkan oleh bakteri. Ekstrak Daun Binahong memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan senyawa yang terkandung dalam ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia Ten. Steenis) dan Potensi Antibakteri Daun Binahong (Anredera cordifolia Ten. Steenis) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli berdasarkan diameter zona hambat. Metode kerja yang digunakan yaitu pembuatan simplisia, ekstraksi, skrining fitokimia, pengujian aktivitas antibakteri berdasarkan diameter zona hambat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh senyawa yang terkandung didalam ekstrak Daun Binahong adalah flavonoid, steroid dan tanin dan rata-rata diameter zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus konsentrasi 2% sebesar 13 mm konsentrasi 4% sebesar 14,3 mm konsentrasi 8% sebesar 16,6 mm dan pada kontrol positif diperoleh sebesar 32,3 mm serta pada kontrol negatif diperoleh 0 mm. Sedangkan hasil pengukuran diameter zona hambat pada bakteri Escherichia coli konsentrasi 2% sebesar 8,6 mm konsentrasi 4% sebesar 14 mm konsentrasi 8% sebesar 16,6 mm dan pada kontrol positif diperoleh sebesar 40,6 mm serta pada kontrol negatif diperoleh 0. Konsentrasi yang paling efektif adalah konsentrasi 2% menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sedangkan konsentrasi ekstrak yang efektif menghambat pertumbuhan Escherichia coli yaitu konsentrasi 2%.Kata kunci: Skrining Fitokimia; Daun Binahong; Zona Hambat","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115605599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN BSL-2 TERHADAP RISIKO K3 DI LABORATORIUM RSUD dr. SLAMET KOTA GARUT SELAMA PANDEMI","authors":"Toeti Rahajoe","doi":"10.26714/jlabmed.6.2.2022.41-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.6.2.2022.41-48","url":null,"abstract":"Kesehatan dan keselamatan kerja adalah pemeliharaan tingkat tertinggi kesejahteraan fisik, mental dan sosial di mana ada pencegahan, pengurangan dan perlindungan pekerja dari risiko. Coronavirus disease 2019 pertama kali dilaporkan muncul di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Penyuluhan dan pelatihan merupakan salah satu mekanisme dalam mengatasi risiko kesehatan dan keselamatan kerja. Ketidakpatuhan terhadap APD dapat mengakibatkan kejadian yang tidak terduga dan tidak terduga yang dapat mengakibatkan hilangnya waktu, harta benda, atau harta benda serta hilangnya nyawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan alat pelindung diri terhadap risiko kesehatan dan keselamatan kerja. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan observasi analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 19 orang ATLM di RSUD dr. Slamet Kota Garut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Fisher's Exact Test. Hasil penelitian yang dilakukan responden berjenis kelamin laki-laki yang datang 10 orang (52,6%), responden berjenis kelamin perempuan diperoleh 9 orang (47,4%), responden dengan tingkat pendidikan D-III sebanyak 13 orang (68,4) %), D IV 4 orang (21,1%) dan S-1 adalah 2 orang (10,5%). Tingkat kepatuhan penggunaan APD terhadap risiko kesehatan dan keselamatan kerja sebanyak 8 orang (42,1%), sedangkan ATLM mengalami risiko kesehatan dan keselamatan kerja sebanyak 14 orang (73,6%). Uji statistik Fisher's Exact Test menunjukkan nilai p= 0,111 dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,111 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kepatuhan penggunaan biosafety level-2 terhadap risiko kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium RSUD dr. Slamet Kota Garut selama masa pandemi.","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128139655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Rizka Adriana, Rifqoh Rifqoh, Dinna Rakhmina, Ratih Dewi Dwiyanti
{"title":"Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Sebagai Larvasida Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti","authors":"Nur Rizka Adriana, Rifqoh Rifqoh, Dinna Rakhmina, Ratih Dewi Dwiyanti","doi":"10.26714/jlabmed.6.2.2022.36-40","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.6.2.2022.36-40","url":null,"abstract":"ABSTRACT The vector control of Aedes aegypti mosquito that causes DHF is carried out by chemical control of the larvae. Resistance can occur if used repeatedly over a long time. Another alternative that can be used is with natural ingredients such as red guava leaves because they have secondary metabolites that can be used as larvicides. This study aimed to determine the effectiveness of red guava leaf extract (Psidium guajava L.) as a larvicide on mortality of Aedes aegypti and Lethal Concentration 50 and 90 from ethanol extract of red guava leaves. This type of research is a quasi-experimental and posttest with control group design. The test material used was 25 larvae of Aedes aegypti instar III each treatment and the extract was obtained using the maceration extraction method. The concentration variation is 8%; 9%; 10%; 11%; 12% with 4 repetitions. The results obtained that the average mortality of larvae at a concentration of 8% was 13 tails (51%); 9% 18 tails (72%); 10% 22 tails (88%); 11% 23 tails (92%), 12% 25 tails (100%). The Regression test results showed the effect of adding extract was 77.9% at a 24-hour exposure time. The results of the Probit test for the LC50 value obtained a concentration of 24.0824 ppm and LC90 of 32.0479 ppm. Keywords: Ethanol Extract of Guava Leaves, Aedes aegypti Larvae, Lethal Concentration 50, Lethal Concentration 90. ABSTRAK Pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD dilakukan dengan pengendalian larva secara kimiawi. Resistensi dapat terjadi jika digunakan berulang dalam jangka waktu yang panjang. Alternatif lain yang dapat digunakan yaitu dengan bahan alami seperti daun jambu biji merah karena memiliki senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai larvasida. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava L.) sebagai larvasida terhadap mortalitas larva Aedes aegypti dan Lethal Concentration 50 dan 90 dari ekstrak etanol daun jambu biji merah. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperiment dan rancangan Posttest With Control Group Design. Bahan uji yang digunakan adalah larva Aedes aegypti instar III sebanyak 25 ekor setiap perlakuan dan ekstrak daun jambu biji merah dengan metode ekstraksi maserasi. Variasi konsentrasi yaitu 8%; 9%; 10%; 11%; 12% dengan 4 kali pengulangan. Hasil penelitian yang didapatkan rata-rata kematian larva pada konsentrasi 8% yaitu 13 ekor (51%); 9% 18 ekor (72%); 10% 22 ekor (88%); 11% 23 ekor (92%), 12% 25 ekor (100%). Hasil uji Regresi menunjukkan pengaruh penambahan ekstrak sebesar 77,9% pada waktu pemaparan 24 jam. Hasil uji Probit nilai LC50 didapatkan konsentrasi sebesar 24,0824 ppm dan LC90 sebesar 32,0479 ppm. Kata Kunci: Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Merah, Larva Aedes aegypti, Lethal Concentration 50, Lethal Concentration 90","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129899648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Rahmayunita, ri Rifqoh, Nur Lailah Lailah, Ratih Dewi Dwiyanti
{"title":"Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Jeruk Sambal (Cytrus amblycarpa (Hassk) Ochse) Sebagai Biolarvasida Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti","authors":"R. Rahmayunita, ri Rifqoh, Nur Lailah Lailah, Ratih Dewi Dwiyanti","doi":"10.26714/jlabmed.6.2.2022.33-35","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.6.2.2022.33-35","url":null,"abstract":"Pengendalian vektor Aedes aegypti dalam pemberantasan larva berupa larvasida berbahan kimia dapat menimbulkan efek negatif seperti resistensi serta berbahaya bagi lingkungan dan manusia jika terus menerus digunakan sehingga diperlukan alternatif biolarvasida salah satunya daun jeruk sambal. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun jeruk sambal sebagai biolarvasida terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan Posttest With Control Group Design. Subjek penelitian yang digunakan adalah larva nyamuk Aedes aegypti sebanyak 700 ekor. Hasil penelitian menunjukan kematian larva nyamuk Aedes aegypti setelah terpajan 24 jam ekstrak daun jeruk sambal konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5% secara berturut-turut adalah 48%, 58%, 71%, 87%, dan 100%. Setelah terpajan 48 jam jumlah kematian larva secara keseluruhan adalah 100%. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan didapatkan efektifitas ekstrak daun jeruk sambal sebesar 83,8%, dan nilai LC90 didapatkan pada konsentrasi 0,181802%. Sehingga disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun jeruk sambal (Cytrus amblycarpa) efektif terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan melakukan penelitian dengan pelarut yang berbeda seperti pelarut non polar dengan menggunakan metode ekstraksi yang lain.","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121318582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN LEUKOSIT DAN PROTEIN URIN PADA PENDERITA GEJALA INFEKSI SALURAN KEMIH","authors":"Arista Kurniasari Budi Fristiani, Herlisa Anggraini","doi":"10.26714/jlabmed.6.2.2022.29-32","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.6.2.2022.29-32","url":null,"abstract":"AbstrakInfeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan di masyarakat yang digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal infeksi yang memerlukan diagnosis yang cepat dan tepat yang diperlukan untuk memberikan pengobatan yang tepat dan efisien. Inflamasi atau peradangan dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, debris, dll yang bersifat patogen. Gejala bervariasi sesuai dengan jenis infeksi atau resistensi pasien. Leukosit yang berperan sebagai pertahanan terhadap antigen akan menuju ke tempat inflamasi dan menghasilkan beberapa produk dari leukosit sebagai gambaran inflamasi melalui sedimen urin. Proteinuria atau peningkatan kadar protein urin terjadi karena peningkatan dari permeabilitas glomerulus ginjal dan tubular terjadi hambatan pada tubular dalam proses reabsorpsi protein sehingga protein yang seharusnya tertahan di dalam glomerulus bersama sel darah merah dapat terdeteksi di urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah leukosit urin dan protein urin pada penderita dengan gejala ISK di Semarang Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan kriteria pasien dengan gejala ISK sebanyak 40 orang dengan menggunakan control negative responden tanpa gejala isk, dengan sampel urin sewaktu Pemeriksaan hitung leukosit metode mikroskpis dan protein urin metode kovensional, data hasil yang diperoleh kemudian di tabulasikan dan dilakukan analisa data. Hasil yang diperoleh 60% responden dengan protein urin positif 47,5% orang dengan leukosit 1-10sel/LP dan 15% dengan 10-50 sel/LP. Kesimpulannya, Protein urin terdeteksi dengan adanya peningkatan aktifitas fisik yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem kerja glomerulus, dan leukosit urin meningkat menandakan adanya keadaan infeksi ataupun inflamasi pada organ saluran urinaria.","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131105993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN HISTOLOGI FASE REMODELLING JARINGAN LUKA KRONIK KULIT MENCIT SETELAH PEMBERIAN PERLAKUAN PLASMA JET","authors":"Gela Setya Ayu Putri, Ali Ali, N. Nasruddin","doi":"10.26714/jlabmed.6.1.2022.1-6","DOIUrl":"https://doi.org/10.26714/jlabmed.6.1.2022.1-6","url":null,"abstract":"The medical aspect of plasma conceptually is concerned with the ability of plasma to produce biological molecules, such as RONS, which can be physically controlled through dose and behavior. RONS in micro concentrations was reported to have wound healing properties. The effect of a plasma jet on chronic skin wounds of mice on day 14 which theoretically included the remodeling phase has not been widely studied. The aim of the study was to calculate the number of inflammatory cells, fibroblasts, blood vessels, the percentage of re-epithelization, and the percentage of necrosis. Experimental research method with an analytic descriptive design. The results of microscopic observations showed that based on the number of inflammatory cells (round cells) data, the control group was significantly higher than the non-contact plasma (P<0.05). Based on the blood vessel count data, it was found that the control group was significantly higher (P<0.05) than the contact group, non-contact group and non-contact group. Based on the data on the number of fibroblasts, the results in contact-non-contact group were significantly (P<0, 05) higher than control group and plasma-contact group. Based on the data on the percentage of reepithelialization, the results were different in all treatment groups but not significant (P>0.05). Based on the data on the percentage of necrosis, the results were were different in all treatment groups but not significant (P>0.05).","PeriodicalId":176471,"journal":{"name":"Jurnal Labora Medika","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122191916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}