{"title":"Soil Chemical-Physical Characteristic and Rice Biomass Production of Three Different Rice Farming Systems in Sragen District","authors":"nFN Sukristiyonubowo, A. Rahmat, D. Riyanto","doi":"10.2017/JTI.V42I1.8785","DOIUrl":"https://doi.org/10.2017/JTI.V42I1.8785","url":null,"abstract":"Abstract. The farmers want to move from green revolution technology to other rice systems because the former is no longer sustainable.The aim of this study was to study soil chemical-physical characteristics and rice productions of three different rice farming systems. This study was carried out in Sambiredjo Sub District, Sragen Regency, arranged in randomized complete block design with three replications and as the treatments was an organic, semi organic and conventional rice system. One kilo gram composites soil samples of 0-20 cm in depth were collected from five random sampling points of every site and taken in March 2017, before soil preparation. Rice biomass productions namely rice grains, rice straw and rice residues were harvested in the end of June 2017.The results indicated that in organic field, the soil chemical-physical fertility was superior to that of in semi organic and conventional and semi organic system was better than conventional in terms of soil pH, organic C and total N, P and K total, soil bulk density, particle density, soil porosity and permeability. Similar finding was observed for rice biomass productions. The rice grains yields were 7.52±0.49, 6.40± 0.10 and 6.07±0.38, rice straw were 9.04±0.61, 8.67±0.58 and 6.87±0.72 and for rice residues were 4.82±0.48, 3.25±0.31 and 3.23±0.35 tons ha-1 season-1 for organic, semi organic and conventional systems, respectively. Compared to the conventional system, the organic increased about 23 %, 31% and 49 % for rice grains, rice straw and rice residues, respectively. Comparing conventional to semi organic, the improvement was 5 %, 26 % and 0.62 % for rice grains, rice straw and rice residues, respectively. This short term research concluded that organic rice farming was superior than both semi organic and conventional systems, but the long term effect need to be further evaluated.Abstrak. Sebagian petani ingin beralih ke budidaya padi organik karena teknologi green revolution yang mengandalkan masukan tinggi dipandang tidak lumintu. Penelitian bertujuan untuk mempelajari sifat fisik dan kimia tanah serta mengetahui hasil padi dari sistem organik, semi organik dan konvensional. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sambiredjo, Kabupaten Sragen dengan menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang tiga kali, dengan perlakuan: budidaya padi organik, semi organik dan konvensional. Sebanyak satu kilo gram contoh tanah komposit dari ketiga sistem pada kedalaman 0-20 cm diambil dari lima titik secara acak, masing-masing sebelum pengolahan tanah pada bulan Maret 2017. Panen brangkasan padi, yang meliputi gabah, jerami dan sisa tanaman (akar dan potongan batang yang tertinggal) dilakukan pada akhir bulan Juni 2017. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sifat kimia dan fisik tanah pada sistem organik lebih unggul dibandingkan dengan semi organik dan konvensional meliputi pH tanah, C organic, kandungan N, P dan K total, berat jenis, kepadatan partikel, porositas dan permeabilitas tanah. Selai","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127736924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Suratman, W. Widiatmaka, B. Pramudya, M. Y. Purwanto, F. Agus
{"title":"Variasi Karakteristik Biofisik Lahan Gambut dengan Beberapa Penggunaan Lahan, di Semenanjung Kampar, Provinsi Riau","authors":"S. Suratman, W. Widiatmaka, B. Pramudya, M. Y. Purwanto, F. Agus","doi":"10.2017/JTI.V43I2.10337","DOIUrl":"https://doi.org/10.2017/JTI.V43I2.10337","url":null,"abstract":"Abstrak. Lahan gambut merupakan sumberdaya alam yang perlu dilindungi karena mempunyai pengaruh besar terhadap kelestarian sumberdaya alam yang telah menjadi permasalahan global. Lahan gambut juga mempunyai potensi ekonomis yang dalam pengelolaanya sering menimbulkan dampak perubahan terhadap berbagai karakteristik biofisik lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dinamika karakteristik biofisik lahan akibat adanya perubahan penggunaan lahan di Semenanjung Kampar, Riau. Dinamika karakteristik lahan dilakukan melalui kompilasi data sekunder dari tahun 1990, dilengkapi data primer yang diamati di lapangan sampai tahun 2018. Untuk mengetahui dinamika tipe tutupan lahan dilakukan interpretasi citra dari tahun 1984 sampai 2018, dan ground check di lapangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa dari tahun 1990 sampai 2018 terjadi penyusutan luas lahan gambut sebesar 2.054 ha (6,94%) dari luas semula 29.590 ha. Perubahan tutupan lahan berpengaruh terhadap dinamika karakteristik biofisik lahannya. Dari 1984 hingga 2016 seluruh hutan di areal penelitian telah habis kecuali hutan yang bercampur dengan semak belukar termasuk rumput rawa tinggal 990 ha (3,59%). Perubahan terutama menjadi areal perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), kebun campuran, semak belukar dan pemukiman. Perubahan areal hutan menjadi perkebunan dan HTI dimulai tahun 1991 seluas 357 ha (1,3%). Saat ini luasnya 17.390 ha (63,15%). Dari tahun 2013 hingga 2018 telah terjadi perubahan karakteristik biofisik lahan. Nilai pH rata-rata meningkat, tertinggi tahun 2016 pada lahan tanaman pangan dan perkebuanan. Kadar C organik selama dua tahun terakhir terjadi penurunan, tertinggi pada semak belukar, rata-rata 4,29%, kemudian perkebunan, HTI, dan tanaman pangan, rata-rata 0,32 – 3,52%. Kadar serat cenderung menurun dan kadar abu cenderung naik pada areal perkebunan, HTI, dan tanaman pangan. Kejenuhan basa rata-rata meningkat pada areal tanaman pangan, perkebunan dan HTI. Subsidensi selama 5 tahun terakhir antara 10 sampai 28 cm, terbesar pada tanaman karet dan terkecil pada areal HTI . Abstract . Peatland is a natural resource that need to be protected because it influences the sustainability of natural resources that has becomes a global problem. However, peatland also has economic potential, which in its management often results in changes to various aspects of the biophysical land characteristics. This research aimed at evaluating the dynamics of biophysical land characteristics due to land use changes in the Kampar Peninsula, Riau. The dynamics of the land characteristics was evaluated using secondary data compilation from 1990 and supplemented with primary field data in 2018. Land cover type was interpreted using multi temporal images from 1984 to 2018, ground check, and review of field information. The results of the study show that from 1990 to 2018 there was 2,054 ha (6.94%) reduction of peatlands area from the original area of 29,589 ha. The land use changes have lead to bioph","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132873842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak ENSO Terhadap Produksi dan Puncak Panen Durian di Indonesia (ENSO Impacts on Production and Peak Harvest Season of Durian in Indonesia)","authors":"Y. Sarvina, Kharmila Sari","doi":"10.2017/JTI.V41I2.7829","DOIUrl":"https://doi.org/10.2017/JTI.V41I2.7829","url":null,"abstract":"Abstrak : Salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas iklim Indonesia adalah El-Nino southern oscillations (ENSO). ENSO memberikan dampak yang signifikan pada sektor pertanian. Selama ini kajian pengaruh ENSO terhadap produksi pertanian lebih banyak terfokus pada tanaman pangan sementara pada tanaman hortikultura masih terbatas. Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh ENSO terhadap produksi dan dinamika puncak panen durian ( Durio zibethinus Murr ). Data yang digunakan dalam penelitin adalah data triwulan produksi durian periode 1990-2015 seluruh wilayah Indonesia sedangkan indeks yang digunakan untuk mengetahui fase ENSO adalah Oceanic Nino Index ( ONI). Pendekatan yang digunakan untuk melihat pengaruh ENSO terhadap dinamika produksi dan puncak panen dalam penelitian ini adalah membandingkan produksi dan puncak panen pada ketiga fase ENSO. Tahun ENSO yang dipilih adalah tahun-tahun El-Nino/ La-Nina dengan intensitas moderat, kuat dan sangat kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ENSO, El-Nino dan La-Nina menyebabkan penurunan produksi durian di hampir seluruh wilayah Indonesia. Penurunan produksi pada tahun La-Nina lebih signifikan dibandingkan El-Nino. ENSO juga menyebabkan pergeseran puncak panen durian. Pergeseran puncak panen baik maju atau mundur bervariasi antar wilayah sehingga belum terlihat jelas pola pergeserannya. Kalender budidaya durian yang selama ini dilakukan oleh petani, pada tahun El-Nino dan La-Nina perlu disesuiakan baik waktu maupun kegiatan budidayanya. Hal ini diperlukan untuk menstabilkan produksi pada tahun El-Nino dan La-Nina. Abstract. One of the factors influencing Indonesia's climate variability is El-Nino southern oscillations (ENSO). ENSO has a significant impact on agricultural production. ENSO studies in the past focused more on food crops than on horticultural crops. This study aimed to identify the influence of ENSO on durian (Durio zibethinus Murr) production and peak of harvest season. This study used quarterly production data from 1990-2015 for all provinces in Indonesia and The Oceanic Nino Index (ONI) data were used to determine ENSO Phase. The peak harvest season and production at three different ENSO phases were compared. The analysis showed that ENSO both El-Nino and La-Nina decreased durian production whereas the production decrease in La-Nina years was more significant than in El-Nino years. ENSO also shifted durian peak harvest season. The alteration of harvest season peak varied across provinces and its pattern is still unclear. The existing durian cultivation calendar needs to be adjusted to stabilize durian production during ENSO events.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127756225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Tunjung Sari, Ach Fauzan Mas'udi, Josi Ali Arifandi
{"title":"Pengaruh Aplikasi Senyawa Humat dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)","authors":"Putri Tunjung Sari, Ach Fauzan Mas'udi, Josi Ali Arifandi","doi":"10.21082/jti.v44n1.2020.71-79","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/jti.v44n1.2020.71-79","url":null,"abstract":"Abstrak. Proses pembibitan ubijalar haruslah didukung dengan ketersediaan hara yang cukup agar mampu meningkatkan produksi bibit yang berkualitas. Penambahan pupuk kandang ayam dan senyawa humat mampu meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan senyawa humat terhadap jumlah bibit ubi jalar dan kesuburan tanah. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pupuk kandang ayam dan faktor senyawa humat. Variabel pengamatan meliputi variabel kuantitas bibit dan variabel kesuburan tanah. Variabel kuantitas bibit adalah jumlah cabang dan jumlah bibit stek yang dihasilkan sedangkan variabel kesuburan tanah meliputi C-organik, N-total, P-tersedia dan K tersedia. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi pupuk kandang ayam dan senyawa humat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah cabang, jumlah bibit stek yang dihasilkan, N-Total, P-tersedia dan K-tersedia yang terdapat di dalam tanah. Pemberian faktor tunggal pupuk kandang berpengaruh terhadap peningkatan C-organik tanah. Kombinasi terbaik dalam meningkatkan kualitas bibit dan kesuburan tanah yaitu A2P3 (senyawa humat 200 ml dan pupuk kandang ayam 60 gram/tanaman/5 kg tanah). Abstract. The sweet potato seedling process must be supported by the availability of sufficient nutrients to increase the number of quality seed. The addition of manure and humic substance can increase soil fertility. This study aims to determine the effect of manure and humic substance applications on the quantity of sweet potato seeds and quality of soil fertility. The study was conducted using a factorial randomized block design with two factors: manure and humic substance. The observation variables included seed quantity and soil fertility. Seed quantity variable is the number of branches and number of cuttings produced while soil fertility variables include organic-C, total-N, available-P, and available- K. The results showed that the combination of manure and humic substance increased the number of branches, the number of cuttings produced, total- N, available-P, and available-K contained in the soil. A single factor of manure influences increase soil organic-C. The best combination for improving seed quality and soil fertility is A2P3 (200 ml humic substance and 60-gram manure/plant/5 kg of soil).","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"07 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127195847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Respon Varietas Padi Berpotensi Hasil Tinggi terhadap Pemupukan Nitrogen pada Inceptisols Bertekstur Ringan dan Berat","authors":"Diah Setyorini, L. R. Widowati, A. Kasno","doi":"10.21082/JTI.V44N1.2020.37-49","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JTI.V44N1.2020.37-49","url":null,"abstract":"AbstraK. Nitrogen adalah salah satu unsur hara makro esensial yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil tanaman padi sawah. Tanpa pemupukan N hasil padi sangat rendah dan relatif sama dengan hasil padi yang tidak dipupuk sama sekali. Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis rekomendasi pupuk N untuk padi berpotensi hasil tinggi varietas Inpari 4, Mekongga dan hibrida H6444. Penelitian telah dilaksanakan di Inceptisols Plemahan yang bertekstur berat dan Inceptisols Gurah yang bertekstur ringan, di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga varietas padi sebagai petak utama dan dosis pupuk N sebagai anak petak, pada Musim Kemarau (MK) 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil gabah padi hibrida H6444 lebih tinggi sekitar 14-21% dibandingkan Inpari 4 dan Mekongga. Semakin tinggi dosis N, pertumbuhan dan hasil gabah semakin meningkat. Interaksi antara perlakuan varietas dan dosis N hanya terjadi pada parameter hasil gabah. Dosis maksimum pupuk Urea untuk padi sawah pada tanah bertekstur ringan di desa Gurah berturut-turut adalah 680 dan 715 kg ha-1 untuk Inpari 4 dan Mekongga serta 450 kg ha-1 untuk H6444. Pada tanah bertekstur berat di Plemahan adalah 580 dan 560 kg ha-1 berturut-turut untuk Inpari 4 dan Mekongga dan 350 kg ha-1 untuk H6444. Abstract. Nitrogen is one of macro essential nutrients needed to increase rice yield. In the absence of N fertilization, the rice yield is very low and similar to the rice yield with no fertilization. The objective of the study was to determine recommended dose of N fertilizer for high yielding rice varieties of Inpari 4, Mekongga and H6444 hybrid varieties. Research has been carried out in Inceptisols Plemahan Village with heavy soil texture and Inceptisols in Gurah Village, in Kediri District, East Java Province with light soil texture. The study used a split plot design consisted of three rice varieties as the main plot and six levels of N dose as subplots, in the dry season of 2012. The results showed that the growth and yield of H6444 hybrid variety were 14-21% higher than Inpari 4 and Mekongga. The higher the N dose, the higher were the rice growth and yield. The interaction between varieties and N level was observed in grain yields. The maximum doses of Urea fertilizer for lowland rice in light textured soils in Gurah were 680 and 715 kg ha-1 for Inpari 4 and Mekongga, respectively, and 450 kg ha-1 for H6444. For heavy textured soils in Plemahan is 580 and 560 kg ha-1 for Inpari 4 and Mekongga, respectively, and 350 kg ha-1 for H6444.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128507899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
W. Hartatik, Eti Mardliyati, Heri Wibowo, Agus Sukarto, Yusron Yusron
{"title":"Formulasi dan Pola Kelarutan N Pupuk Urea-Zeolit Lepas Lambat","authors":"W. Hartatik, Eti Mardliyati, Heri Wibowo, Agus Sukarto, Yusron Yusron","doi":"10.21082/jti.v44n1.2020.61-70","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/jti.v44n1.2020.61-70","url":null,"abstract":"Abstrak. Upaya pengendalian pelepasan Urea secara perlahan dapat dilakukan dengan memformulasi pupuk Urea dengan Zeolit dan penyalutan Kitosan sehingga dapat menyediakan hara N secara lambat, dan meningkatkan efisiensi pemupukan , produktivitas tanah dan tanaman . Tujuan penelitian ini adalah memformulasi dan mempelajari kelarutan N dari formula pupuk Urea dan Zeolit yang berukuran submikron dan yang disalut dengan Kitosan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah 1) Kontrol lengkap (tanpa pupuk), 2) Urea prill (pupuk standar), 3) Formula Urea + Zeolit, dan 4) Formula Urea + Zeolit + Kitosan. Pengamatan yang dilakukan yaitu kelarutan N-total, N-NH 4 dan N-NO 3 selama inkubasi 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula pupuk Urea + Zeolit dengan perbandingan 3:2 yang disalut Kitosan memberikan kelarutan N-total sebesar 25,43% pada inkubasi 12 minggu dibandingkan Urea prill sebesar 43,43%. Selama inkubasi perlakuan kontrol memberikan kelarutan N-total paling rendah, karena kadar N tanah awal rendah. Formula pupuk Urea + Zeolit yang disalut Kitosan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan melalui kelarutan N yang slow release sehingga mampu mengurangi penguapan dan pencucian pupuk Urea. Abstract . The efforts to slow down Urea release can be conducted by formulating of Urea and Zeolit, and followed by chitosan encapsulation. The formulation can release Nitrogen (N), increase the efficiency of fertilization, and increase soil and crop productivity. This research was aimed to formulate and evaluate the solubility of N from Urea and submicron-sized Zeolit followed by coating with chitosan. The experiment was conducted from April to December 2012 at the Laboratory with experimental design of completely randomized design with three replications. The treatments tested were 1) Complete control, 2) Prilled Urea, 3) Formula of Urea + Zeolit, and 4) Formula of Urea + Zeolit + chitosan. Observations included solubilities of total N, NH 4 -N, and NO 3 -N during the incubation of 2, 4, 6, 8, 10, and 12 weeks. The results showed that the formula of Urea + Zeolit fertilizer with the ratio of 3:2, encapsulated with chitosan gave a total N-solubility of 25.43% at 12 weeks incubation, which was significantly lower than that of prilled Urea of 43.43%. During the incubation, the control treatment gave the lowest total N-solubility, because of the low initial N soil content. The formula of Urea + Zeolit coated with chitosan can increase fertilizer efficiency through slow release N solubility so as to reduce volatilization and leaching of Urea fertilizer.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128814541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
V. A. Dewi, B. Setiawan, R. Waspodo, Liyantono Liyantono
{"title":"Microclimate Condition in the Natural Ventilated Greenhouse","authors":"V. A. Dewi, B. Setiawan, R. Waspodo, Liyantono Liyantono","doi":"10.21082/JTI.V44N1.2020.31-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JTI.V44N1.2020.31-36","url":null,"abstract":"A Greenhouse has a different microclimate compared to the outside field. Climate parameters such as solar radiation and air temperature are important parameters that affect plant growth and productivity. This research aims to understand the relation of climate factors in the inside and outside Greenhouse, the effect of microclimate on evapotranspiration and to predict the amount og evapotranspiration inside the Greenhouse. Microclimate analysis was held in two stages, the firststage was from February 5 to March 21, 2018 and the second stage from March 19 to April 29, 2019 at the Department of Civil and Environmental Engineering, IPB University. Primary data was measured by the Decagon sensor. Solar radiation was collected using the Decagon PYR Pyranometer sensor and air temperature using the Decagon VP-4 sensor. Based on the result, the daily air temperature inside the Greenhouse was higher than that of the outside. The inside solar radiation was lower than that of outside the Greenhouse. The relative humidity fluctuated, and the air pressure was higher inside the Greenhouse. Evapotranspiration inside the Greenhouse was lower than outside and solar radiation was the most determining factor of evapotranspiration.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129586022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurmegawati Nurmegawati, Iskandar Iskandar, S. Sudarsono
{"title":"Pengaruh Abu Dasar (Bottom Ash) dan Kompos Kotoran Sapi terhadap Serapan Hara, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi pada Lahan Sawah Bukaan Baru","authors":"Nurmegawati Nurmegawati, Iskandar Iskandar, S. Sudarsono","doi":"10.21082/JTI.V44N1.2020.51-60","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JTI.V44N1.2020.51-60","url":null,"abstract":"Abstrak . Abu dasar merupakan salah satu bahan potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai amelioran untuk memperbaiki kualitas tanah masam. Selain memiliki pH tinggi, jumlah abu dasar melimpah dan belum dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh amelioran abu dasar dan kompos kotoran sapi terhadap serapan hara, pertumbuhan dan hasil tanaman padi pada lahan sawah bukaan baru yang sering mengalami masalah keracunan Fe dan Mn. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca pada Bulan Agustus 2017 sampai Februari 2018 bertempat di rumah kaca, Balai Penelitian Tanah Laladon Bogor dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah empat taraf dosis abu dasar dengan, yaitu 0,1; 2,5 dan 5 t ha -1 . Faktor kedua adalah dosis kompos kotoran sapi, yaitu 0,5 dan 10 t ha -1 . Contoh tanah yang digunakan untuk percobaan adalah tanah Oxisols lahan kering yang dikondisikan sebagai sawah bukaan baru. Tanaman indikator adalah padi varietas Inpari 33. Parameter yang diamati adalah sifat kimia tanah, kadar unsur hara dalam tanaman dan hasil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pemberian abu dasar hingga 5 t ha -1 dan kompos kotoran sapi hingga 10 t ha -1 tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan hara dan serapan hara N, P, K, Fe dan Mn tanaman. Pemberian abu dasar tidak berpengaruh terhadap hasil tanaman padi sedangkan pemberian kompos kotoran sapi 10 t ha -1 mampu meningkatkan berat gabah bernas dan berat kering jerami secara nyata dibanding pemberian kompos kotoran sapi 5 t ha -1 . Abstract . Bottom ash is one of the potential materials that can be used as ameliorants to improve the quality of acidic mineral soils. Besides having high pH-value, bottom ash is also abundant in amount and is still untapped. The purpose of this study was to examine the effects of bottom ash and cow manure compost ameliorant on the nutrient uptake, growth and yield of rice plants in a newly open rice field which often shows problems with a high solubility of Fe and Mn. This study was conducted in August 2017 to February 2018 at a greenhouse of Soil Research Institute and was carried out using a completely randomized design (CRD) factorial pattern. The first factor was the dose of bottom ash (0.1, 2.5 and 5 t ha -1 ) and the second factor was the dose of cow manure compost (0.5 and 10 t ha -1 ). Each experiment was repeated three times that resulted in 36 experimental pots in total. The soil sample used in this experiment was an Oxisols which was conditioned as a newly established rice field. The rice variety used was Inpari 33. The parameters observed were soil chemical properties, nutrient content in plants and crop yields. The results showed that bottom ash up to 5 t ha -1 and cow manure compost up to 10 t ha -1 had no significant effect on nutrient content and nutrient uptake of N, P, K, Fe and Mn of plants. Provision of bottom ash does not affect the production of rice plants while the provision of 10 t ha -1 ","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"119 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122469562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pupuk Gambut terhadap Pelindian dan Serapan Logam Berat oleh Tanaman Jagung pada Tanah Gambut","authors":"I. Subiksa, Joko Purnomo, I. W. Suastika","doi":"10.21082/JTI.V44N1.2020.19-29","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JTI.V44N1.2020.19-29","url":null,"abstract":"Abstrak . Penelitian pelindian dan serapan logam berat oleh tanaman jagung yang dipupuk dengan pupuk gambut (Pugam) dilakukan dalam bentuk percobaan pot di rumah kaca. Penelitian bertujuan untuk menguji laju pelindian dan serapan logam berat oleh tanaman jagung yang dipupuk dengan Pugam pada tanah gambut. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan yaitu kontrol, NPK konvensional, dan dosis Pugam 15 g pot -1 , 30 g pot -1 dan 45 g pot -1 atau setara dengan 500 kg, 1000 kg dan 1500 kg ha -1 . Jumlah logam berat yang terlindi dapat dideteksi dari konsentrasi logam pada air licit ( leachate ) yang diambil secara reguler dari dasar pot, sedangkan serapan logam berat diukur melalui analisis tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pugam mengandung sejumlah logam berat yaitu Cr, Pb, dan Cd dalam konsentrasi yang rendah, yaitu berturut-turut 96, 17,3, dan 1,6 mg kg -1 . Sebagian dari logam berat tersebut terdeteksi pada air licit dari tanah gambut yang diberi perlakuan Pugam, namun konsentrasinya di bawah nilai ambang batas konsentrasi logam berat untuk tanaman pertanian seperti yang tercantum pada lampiran PP. 82/2001 tentang kualitas air. Logam berat Cr dan Cu cukup banyak terdeteksi pada pupuk Pugam, yaitu masing masing 96 mg kg -1 dan 1546 mg kg -1 , tetapi tidak terdeteksi pada air licit, karena kedua logam berat ini memiliki afinitas yang tinggi untuk berikatan dengan ligan organik. Logam berat Pb, As, Se dan Zn mengalami pelindian yang terdeteksi melalui air licit, tetapi konsentrasinya berada di bawah nilai ambang batas kualitas air (PP No. 82/2001) dan tidak berkorelasi dengan perlakuan pupuk Pugam. Bobot masa akar dan biomas pada perlakuan Pugam 500 kg ha -1 meningkat masing-masing 58 kali dan 45 kali lipat dibandingkan dengan perlakuan NPK karena Pugam bila larut melepaskan kation polivalen yang mampu menetralisir asam fenolat yang beracun bagi tanaman. Perlakuan Pugam tidak meningkatkan konsentrasi dan serapan logam berat oleh tanaman jagung. Kisaran konsentrasi logam berat adalah (mg kg -1 ) 1,95 – 2,79 Pb; 0,2-0,3 As; 1,45 -2,83 Cr; 0,05 Co, sedangkan Cd, Hg dan Ni tidak terdeteksi. Semua kisaran konsentrasi logam berat tersebut jauh di bawah nilai ambang batas konsentrasi yang membahayakan. Abstract . Research on heavy metal leaching and uptake by maize fertilized with “peat fertilizer” (Pugam) on peat soil was carried out in a greenhouse. The objectives of this research were to evaluate heavy metal leaching and uptake by maize due to Pugam fertilization. The study used a randomized block design with 5 treatments namely control, conventional NPK, and 3 rates of Pugam, i.e. 15, 30, and 45 g pot -1 or equivalent to 500, 1000, and 1500 kg ha -1 . The leached heavy metals were detected from the concentrations in the leachate taken regularly from the bottom of the pots, while the uptake of metals by plant were measured by plant sample analysis. The results showed that Pugam contained a number of heavy metals namely","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117159777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Curah Hujan dengan Produktivitas Apel (Malus sylvestris Mill.) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur","authors":"N. Herlina, Fahmi Amrulah","doi":"10.21082/JTI.V44N1.2020.11-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JTI.V44N1.2020.11-18","url":null,"abstract":"A bstrak. Iklim, terutama curah hujan, memberikan dampak yang cukup besar terhadap produktivitas apel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan curah hujan tahunan dan jumlah hari hujan dengan produktivitas apel di sentra produksi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Tutur, Tosari dan Puspo pada bulan Maret sampai Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei untuk data curah hujan, jumlah hari hujan dan produktivitas apel tahun 2002-2017, serta data persepsi petani berdasarkan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan curah hujan tahunan berkorelasi negatif terhadap produktivitas apel sedangkan jumlah hari hujan tidak berkorelasi. Curah hujan berpengaruh lebih besar terhadap produktivitas apel dan ini kelihatannya terkait dengan serangan hama penyakit dan kelembaban tanah. Dengan demikian pola curah hujan dapat dijadikan dasar pengelolaan organisme pengganggu tanaman dan pengelolaan fisiologi tanaman seperti halnya pemangkasan. Abstract . Climate has a considerable impact on the productivity of apple. This research aimed to evaluate the correlation of annual rainfall and the number of rainy days with apple productivity in the production center of Pasuruan Regency, East Java. This research was conducted in Tutur, Tosari and Puspo sub-districts, Pasuruan Regency from March to May 2018. The research used survey method for obtaining rainfall, number of rainy days, and apple productivity data in 2002-2017, as well as farmer’s perception based on interview with farmers. The results showed that rainfall was negatively correlated with apple productivity while the number of rainy days was not correlated. Rainfall had a greater effect on apple productivity. The knowledge of rainfall pattern can be used as a basis of crop management including controlling of pests and diseases and crop physiological management such as pruning.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124399907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}