Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains最新文献

筛选
英文 中文
Pengetahuan tentang Dampak Infeksi Gonore pada Pasien Pria dengan Gonore 了解淋病感染对男性患者的影响
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains Pub Date : 2019-01-07 DOI: 10.29313/JIKS.V1I1.4198
Nasyifa Nurul Fitriany, Raden Ganang Ibnusantosa, Titik Respati, Deis Hikmawati, Tony S. Djajakusumah
{"title":"Pengetahuan tentang Dampak Infeksi Gonore pada Pasien Pria dengan Gonore","authors":"Nasyifa Nurul Fitriany, Raden Ganang Ibnusantosa, Titik Respati, Deis Hikmawati, Tony S. Djajakusumah","doi":"10.29313/JIKS.V1I1.4198","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/JIKS.V1I1.4198","url":null,"abstract":"Gonore merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Salah satu karakteristik yang memengaruhi seseorang terkena gonore antara lain  pengetahuan mengenai infeksi gonore. Gonore  memiliki komplikasi seperti epididimitis, orkitis, prostatitis, cowperitis, bahkan infertilitas. Di samping itu, gonore dapat meningkatkan angka kejadian HIV. Tujuan penelitian ini mengetahui karakteristik dan tingkat pengetahuan dampak infeksi gonore pada pasien pria dengan gonore berdasar atas karakteristik usia dan jenis pasangan di salah satu  Klinik IMS di Kota Bandung periode Maret–Mei 2018. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 60 orang dengan pengambilan sampel secara consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Pada penelitian ini didapatkan kejadian gonore terbanyak pada rentang usia 25–49 tahun (67%), wiraswasta (92%), belum menikah (77%), dan memiliki pasangan pria (53%).  Responden memiliki pengetahuan baik mengenai dampak infeksi gonore sebanyak (54%). Bila dilihat berdasar atas karakteristik usia, responden yang memiliki pengetahuan baik adalah responden pada rentang usia 25–49 tahun (74%), sedangkan karakteristik berdasar atas jenis pasangan, responden berpengetahuan baik yaitu yang memiliki pasangan pria (52%). Simpulan penelitian ini bahwa pengetahuan mengenai dampak infeksi gonore pada pasien pria dengan gonore tergolong baik.KNOWLEDGE ABOUT  THE IMPACT OF GONORRHEA INFECTION IN GONORRHEA MALE PATIENTSGonorrhea is a sexually transmitted infection caused by Neisseria gonorrhoeae. One of the characteristics that affect people is knowledge of affected by gonorrhea. Complications of gonorrhea are epididymitis, orchitis, prostatitis, cowperitis, and even infertility. Also, gonorrhea could increase the number of HIV incidence. The purpose of this study was to determine the characteristics and level of knowledge of male patients with gonorrhea based on the characteristics of age and gender of sexual partner at Klinik IMS in Kota Bandung period March–May 2018. This study used the descriptive cross-sectional method. There were 60 participants in this study, chosen using consecutive sampling technique. The data collected from questionnaires and interviews. In this study, the highest incidence found in 25 to 49 years old (67%), enterpreneur (92%), single (77%), and male partner (53%). Respondents had good knowledge about gonorrhea infection (54%). According to the results of this study, respondents who had good knowledge about the impact of gonorrhea infection were 25 to 49 years (74%), while according to gender sexual partner, well-informed respondents were men who had a male sexual partner (52%). The conclusion of this study is the patient’s knowledge about the impact of gonorrhea were good.","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115267661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pengaruh Lama Kerja terhadap Fungsi Paru pada Supir Angkot Jurusan Cimahi di Terminal Leuwi Panjang Bandung
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains Pub Date : 2019-01-07 DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4215
R. A. Sekarini, Eka Hendryanny, Samsudin Surialaga, Arief Guntara, Herry Garna
{"title":"Pengaruh Lama Kerja terhadap Fungsi Paru pada Supir Angkot Jurusan Cimahi di Terminal Leuwi Panjang Bandung","authors":"R. A. Sekarini, Eka Hendryanny, Samsudin Surialaga, Arief Guntara, Herry Garna","doi":"10.29313/jiks.v1i1.4215","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jiks.v1i1.4215","url":null,"abstract":"Infeksi saluran napas menduduki peringkat pertama dalam kelompok penyakit penyebab rawat jalan. Salah satu penyebabnya tingkat polusi udara. World Health Organization (WHO) menyatakan polusi udara bertanggung jawab atas 200 ribu kematian di daerah perkotaan dan 87% kasus kematian yang terjadi di negara berkembang pada tahun 2012. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor merupakan penyebab polusi udara di dunia maupun Indonesia. Badan Statistik (BPS) menyatakan kendaraan bermotor di Indonesia akan terus meningkat dan tercatat pada tahun 2016 terdapat 129.281.079 kendaraan. Populasi yang sangat rentan terhadap penurunan fungsi organ paru adalah pekerja outdoor, salah satunya adalah supir angkot akibat terpapar langsung oleh polusi udara dan tidak menggunakan masker sebagai alat pelindung diri. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh lama kerja terhadap fungsi paru pada supir angkot jurusan Cimahi di Terminal Leuwi Panjang Bandung periode Maret–Mei tahun 2018. Pengukuran fungsi paru menggunakan spirometer. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan cross sectional terhadap 40 responden. Analisis statistika menggunakan Pearson correlation test. Hasil penelitian ini 16 responden (40%) memiliki lama kerja £5 tahun dan 24 responden (60%) lama kerja >5-15 tahun, memiliki rerata usia 31,27 tahun, berat badan 61,8 kg, tinggi badan 168,35 cm, dan IMT 21,79 kg/m2. Terdapat 17 responden (42%) memiliki fungsi paru normal, 23 responden (58%) mengalami gangguan restriktif fungsi paru dan sebagian besar responden dengan fungsi paru restriktif memiliki lama kerja >5-15 tahun p=0,00. Simpulan terdapat pengaruh lama kerja terhadap fungsi paru supir angkot jurusan Cimahi. THE EFFECT OF LENGTH OF WORKING ON LUNG FUNCTION AT DRIVER OF CIMAHI DESTINATION AT TERMINAL LEUWI PANJANG BANDUNGRespiratory infections ranked first in the outpatient disease category. One of the main factors is high level of air pollution. World Health Organization (WHO) states that air pollution is responsible for 200,000 thousands of deaths in urban area and 87% of the total deaths in developing countries in 2012. The increase in the number of vehicles is the cause of air pollution in the world including in Indonesia. Statistical agency claimed that the number of vehicles in Indonesia would grow exponentially and it has been recorded that there was 129,281,079 vehicles in 2016. Populations which are highly susceptible to decline in lung function is field workers, one of them is drivers of public transportation due to direct exposure of air pollution and this is exacerbated by the disuse of mask as self-protection. The aim of this research was to discover the relationship between the long working hours and lung function on the drivers of public transportation to Cimahi as the destination at Terminal Lauwi Panjang Bandung period on March–May in 2018. Lung function measurement using spirometer. The research design was analytic observasional using cross sectional design","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"36 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128039807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Kebiasaan Penggunaan Gadget dengan Status Mental Emosional pada Anak Usia Prasekolah 习惯使用电子产品与学龄前儿童情绪状态的关系
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains Pub Date : 2019-01-07 DOI: 10.29313/JIKS.V1I1.4213
Ayu Insafi Mulyantari, N. Romadhona, Gemah Nuripah, Yuli Susanti, Titik Respati
{"title":"Hubungan Kebiasaan Penggunaan Gadget dengan Status Mental Emosional pada Anak Usia Prasekolah","authors":"Ayu Insafi Mulyantari, N. Romadhona, Gemah Nuripah, Yuli Susanti, Titik Respati","doi":"10.29313/JIKS.V1I1.4213","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/JIKS.V1I1.4213","url":null,"abstract":"Angka penggunaan gadget yang tinggi pada orangtua saat ini mengakibatkan kecenderungan peningkatan penggunaan gadget pada anak dan dapat memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif penggunaan gadget pada anak adalah masalah mental emosional sehingga penting bagi orangtua untuk memerhatikan penggunaan gadget pada anak dan memantau status mental emosional anaknya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan penggunaan gadget berdasar atas rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) dengan status mental emosional anak berdasar atas Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE). Penelitian ini adalah penelitian observasi analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 70 anak usia prasekolah yang diambil dari tiga TK di Kecamatan Bandung Wetan dengan cara cluster random sampling. Hasil penelitian ini 39 anak menggunakan gadget lebih dari satu jam dalam satu hari, 9 anak mulai menggunakan gadget sejak usia kurang dari 18 bulan, dan 36 anak mempunyai status mental emosional yang menyimpang. Perhitungan statistik menggunakan chi square menunjukkan hubungan kebiasaan penggunaan gadget berdasar atas durasi penggunaan dengan status mental emosional. Tidak terdapat hubungan kebiasaan penggunaan gadget berdasar atas onset penggunaan dengan status mental emosional. Kebiasaan penggunaan gadget yang tidak sesuai dengan rekomendasi AAP pada anak dapat memberikan dampak negatif pada status mental emosional anak, namun penggunaan gadget yang sesuai rekomendasi AAP dapat meningkatkan perkembangan kognisi, bahasa, dan kemampuan sosial anak. CORRELATION BETWEEN GADGET USE HABITUAL AND MENTAL HELATH STATUS AMONG PRESCHOOLER CHILDRENThe high rate of gadget use in adolescence are increasing the tendency of gadget use in children which can give both negative and positive impact. One of the negative impacts of gadget use among children is the mental health problem. Therefore, it is essential for parents to understand how to control gadget use in their children, and also know their mental health status. This study aims to determine the correlation between gadget use habitual based on American Academy of Pediatric’s (AAP) recommendations. with mental health status based on Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE). This study is observational analytic, through the cross-sectional approach to 70 preschooler children in three kindergartens in Bandung Wetan district using random cluster sampling. The results of this study showed 39 children used gadget more than one hour for a day and nine children start using the gadget since their age was younger than 18 months, and there were 36 children have disoriented mental health. Data analyzed by chi-square and showed the significant correlation between gadget use habitual based on duration and mental health status. But there’s no correlation between gadget use habitual based on onset and mental health status. Inappropriate gadget use in children based on AAP recommendatio","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134242587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Pengaruh Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) terhadap Kejadian Demam Tifoid di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode Maret–Mei Tahun 2018 2018年3月至5月,万隆猩红热病例(BAB)的影响
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains Pub Date : 2019-01-07 DOI: 10.29313/JIKS.V1I1.4214
Melvi Imelia Risa, Ismawati Ismawati, Budiman Budiman, Hana Sofia, Herry Garna
{"title":"Pengaruh Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) terhadap Kejadian Demam Tifoid di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode Maret–Mei Tahun 2018","authors":"Melvi Imelia Risa, Ismawati Ismawati, Budiman Budiman, Hana Sofia, Herry Garna","doi":"10.29313/JIKS.V1I1.4214","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/JIKS.V1I1.4214","url":null,"abstract":"Demam tifoid adalah penyakit endemik yang banyak terjadi di negara berkembang yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Faktor risiko demam tifoid di antaranya usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, kebiasaan cuci tangan, serta kebiasaan buang air besar (BAB) di jamban. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mencatat bahwa masyarakat Baleendah masih belum memiliki dukungan infrastruktur sanitasi yang baik seperti jamban serta kesadaran masyarakat yang rendah untuk melakukan pola hidup bersih yang berperan terhadap kejadian demam tifoid. Tujuan penelitian mengetahui hubungan kebiasaan cuci tangan dan buang air besar (BAB) dengan kejadian demam tifoid di RSUD Al-Ihsan periode Maret–Mei tahun 2018. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain kasus kontrol dan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu peneliti mengambil 50 sampel kasus dan kontrol yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi (anak usia ≥6 tahun terdiagnosis probable demam tifoid) dan tidak termasuk kriteria eksklusi (anak dengan komplikasi berat). Data yang diperoleh menggunakan uji chi-square. Berdasar atas hasil perhitungan risk estimate kebiasaan buang air besar (BAB) diperoleh OR 4,55 (OR>1) nilai p <0,001 (IK 95%:  1,69–12,79) serta nilai p cuci tangan 0,06 (IK 95%: 0,82–11,13) dengan risk estimate 2,82. Simpulan terdapat pengaruh kebiasaan buang air besar (BAB) terhadap kejadian demam tifoid. IMPACT OF DEFECATION HABITS ON THE INCIDENCE TYPHOID FEVER AT AL-IHSAN GENERAL HOSPITAL BANDUNG FROM MARCH–MAY 2018Typhoid fever is a common endemic disease in developing countries caused by Salmonella typhi bacteria. Risk factors of typhoid fever include age, sex, education, socioeconomic status, hand washing habits, and bowel habits in the toilet. Bandung District Health Office noted that Baleendah people still do not have the support of good sanitation infrastructure such as latrines and low awareness of the community to perform a clean lifestyle that plays a role against the incidence of typhoid fever. The objective of the study was to know the relationship between handwashing and defecation habit with the occurrence of typhoid fever in Al-Ihsan Hospital period March–May 2018. This research was an observational analytic study using case control design and quantitative approach. The sampling technique was done by purposive sampling, that is the researcher took 50 cases and control samples selected according to the inclusion criteria (age ≥6 years and probable typhoid fever) and exclusion criteria (severe complications). The data obtained using chi-square test. Based on the result of calculation of risk estimate of bowel habit obtained OR 4.55 (OR> 1) p value <0.001 (CI 95%: 1.69–12.79) and hand washing p value 0.06 (CI 95%: 0.82–11.13) with risk estimate 2.82. In conclusion there is an impact of defecation on with the incidence of typhoid fever.","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134580741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Pare (Momordica charantia L.) terhadap Jaringan Tubulus Seminiferus pada Mencit Jantan (Mus musculus) 从雄性小腹中提取乙醇提取物(Momordica charantia L)的影响
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains Pub Date : 2018-08-08 DOI: 10.29313/JIKS.V1I2.4345
N. Yasmin, Miranti Kania Dewi, R. Ekowati, W. Purbaningsih, R. S. Herdiningrat
{"title":"Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Pare (Momordica charantia L.) terhadap Jaringan Tubulus Seminiferus pada Mencit Jantan (Mus musculus)","authors":"N. Yasmin, Miranti Kania Dewi, R. Ekowati, W. Purbaningsih, R. S. Herdiningrat","doi":"10.29313/JIKS.V1I2.4345","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/JIKS.V1I2.4345","url":null,"abstract":"Salah satu upaya mengurangi peningkatan penduduk, yaitu dengan menggunakan kontrasepsi. Namun penggunaan kontrasepsi pria masih minim sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi pria. Buah pare merupakan tanaman tradisional yang dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi karena mengandung kukurbitasin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh buah pare terhadap ketebalan tubulus seminiferus pada mencit jantan sehingga memberikan efek infertil. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada 17 Mei sampai 20 Juni 2018. Pengukuran ketebalan tubulus seminiferus dimulai dari spermatogonia pada lapisan basal sampai dengan kepala spermatid pada distal lumen. Subjek penelitian yang digunakan adalah 28 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi empat kelompok; kelompok kontrol negatif, perlakuan 1 (P1) yang diberi dosis 280 mg/kgBB/hari, perlakuan 2 (P2) yang diberi dosis 560 mg/kgBB/hari dan perlakuan 3 (P3) yang diberikan dosis 1.120 mg/kgBB/hari. Ketebalan tubulus seminiferus normal pada mencit adalah 54-62 mm. Dari hasil uji hipotesis one way ANOVA, pemberian ekstrak etanol pare menurunkan ketebalan tubulus seminiferus secara keseluruhan, dengan ketebalan mencapai 39,56 mm pada dosis optimal 1.120 mg/kgBB/hari. Zat aktif kukurbitasin mempunyai struktur mirip dengan steroid sehingga dapat menurunkan kadar testosteron dan memengaruhi spermatogenesis. Sel spermatogenik yang menurun menyebabkan penurunan ketebalan tubulus seminferus.","PeriodicalId":161042,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126151029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信