{"title":"BIOMARKER YANG BERPOTENSI MENDETEKSI RISIKO DIABETES MELLITUS GESTASIONAL PADA MASA PRAKONSEPSI","authors":"Rima Novisca Jasmadi, Intanri Kurniati","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.38","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan intoleransi glukosa pada masa kehamilan. Diabetes mellitus gestasional merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada kehamilan, ditemukan pada 5-9% dari kehamilan. Ibu hamil yang menderita diabetes mellitus gestasional dapat meningkatkan risiko hipertensi selama kehamilan, persalinan secara cesar, dan macrosomia (berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram). Risiko jangka panjang yang dapat dialami oleh ibu hamil dengan diabetes mellitus gestasional yaitu peningkatan risiko menderita penyakit diabetes serta penyakit kardiovaskular dan pada bayi yang dilahirkan akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas, intoleransi glukosa, dan diabetes. Pembahasan: Proses patogenik terjadinya diabetes mellitus gestasional sudah di mulai dari sebelum kehamilan. Identifikasi wanita yang berisiko tinggi mengalami diabetes mellitus gestasional akan sangat bermanfaat apabila dilakukan sebelum kehamilan agar dapat dilakukan intervensi pada saat prakonsepsi untuk mengurangi risiko terjadinya diabetes mellitus gestasional pada saat hamil nantinya. Ada beberapa jenis biomarker yang bisa digunakan untuk mendeteksi risiko diabetes mellitus gestasional, di antaranya total adiponectin, sex hormone-binding globulin (SHBG), total high-density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL) peak diameter dan gamma-glutamyltransferase (GGT). Kesimpulan: Penggunaan lebih dari satu biomarker memiliki skor yang lebih tinggi dalam mengidentifikasi diabetes mellitus gestasional dibandingkan hanya dengan satu biomarker saja. Wanita yang diperiksa dengan 3 atau 4 biomarker memiliki peluang teridentifikasi diabetes mellitus gestasional 10 kali lipat lebih besar. Kata kunci: Biomarker, Diabetes mellitus gestasional, Prakonsepsi ABSTRACT Introduction: Gestational diabetes mellitus is a glucose intolerance disorders during pregnancy. Gestational diabetes mellitus is the most common complication in pregnancy, found in 5-9% of pregnancies. Pregnant women that suffer gestational diabetes mellitus can increase risk of hypertension during pregnancy, caesarean delivery, and macrosomia (babies’ weight more than 4000 grams). Long-term risks that can be experienced by pregnant women with gestational diabetes mellitus are an increased risk of suffering from diabetes and cardiovascular disease and in babies born will increase the risk of obesity, glucose intolerance, and diabetes. Discussion: The pathogenic process of gestational diabetes mellitus begins before pregnancy. Identification of women at high risk of having gestational diabetes mellitus will be very useful if done before pregnancy, that intervention can be done at the time of preconception to reduce the risk of developing gestational diabetes mellitus in future pregnancy. There are several types of biomarkers that can be used to detect the risk of gestational diabetes mellitus, including total adiponectin, sex hormone-binding globulin Tinjauan Pustaka","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76997989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN UNIT KERJA, MASA KERJA, PENGGUNAAN APD DAN RIWAYAT MEROKOK DENGAN KEJADIAN ISPA: Studi Kasus DI PT Semen X Kota Padang","authors":"Aldian Mulyanto Lokaria","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.32","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: ISPA menjadi penyakit akibat kerja tersering pada tenaga kerja, termasuk di PT semen X di Kota Padang. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian ISPA pada tenaga kerja. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan unit kerja, lama kerja, kebiasaan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dan riwayat merokok sebagai pembanding pada tenaga kerja dengan gambaran gejala ISPA di PT semen X. Metode: Penelitian bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional dan dilakukan di PT semen X, pada bulan Mei 2018. Subjek penelitian adalah 131 tenaga kerja di PT semen X. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara terkait unit berkerja, lama berkerja, kebiasaan penggunaan APD, riwayat merokok dan timbulnya gejala yang menunjang ISPA. Hasil: Chi-square test menunjukkan terdapat perbedaan gambaran gejala ISPA di setiap kelompok unit kerja (P=0,118), lama kerja (P=0,753) dan kebiasaan penggunaan APD (P=0,330) secara tidak bermakna, sedangkan terdapat perbedaan pada riwayat merokok (P=0,026) secara bermakna. Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara unit kerja, lama kerja, dan kebiasaan penggunaan APD pada tenaga kerja dengan gambaran gejala ISPA di PT semen X. Kata kunci: ISPA, Unit Kerja, Lama Kerja, APD ABSTRACT Background: Upper Respiratory Tract Infection (URI) is the most common occupational diseases of the worker, including PT semen X at Padang city. There are various factors causing high rates of URI occurrence in worker. The research was conducted to see the relation of work unit, the length of work and the habits of the use of Personal Protective Equipment (PPE) like a mask compared to smoking history on the worker with the symptom of URI at PT semen X. Methods: The study was analytic observational with cross sectional design and was done at PT Semen X, in May 2018. The subjects were 131 worker at PT semen X. The research was conducted by interviewing working unit, duration of work, usage habit PPE, smoking history and the onset of symptoms that support URI. Results: From Chi-square test showed that there were differences of symptom of URI in each group of work units (P = 0,118), length of work (P = 0,753) and usage habits of PPE (P = 0,330) unsignificantly, also smoking habit (P = 0,026) significantly Conclusion: There is no significant correlation between work unit, length of work and use habits of PPE on worker with symptom of URI at PT semen X. Keywords: URI, Work Units, Length of Work, PPE ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90514258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"POTENSI PENGGUNAAN METFORMIN SEBAGAI SUPLEMENTASI DIET PADA OBESITAS","authors":"Harry Salomo","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.35","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: Obesitas merupakan kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbaangan energi baik asupan maupun pola aktivitas fisik, dimana menurut World Health Organization (WHO) diartikan sebagai Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥30 dan ≥25,00 pada kategori Asia. Obesitas merupakan permasalahan global, lebih lagi di Indonesia sedang terjadi peningkatan drastis, yaitu peningkatan 50% pada laki–laki dan 100% pada perempuan. Obesitas merupakan faktor risiko berbagai macam penyakit. Teori mengenai obesitas dan hiperinsulinemia ini masih menjadi kontroversi di kalangan peneliti tentang mana yang terjadi lebih dahulu, tetapi berdasarkan penelitian diet tinggi lemak mengakibatkan hiperinsulinemia yang lebih lanjut mengakibatkan obesitas. Manapun yang terlebih dahulu, yang jelas terdapat keadaan hiperinsulinemia pada obesitas. Pembahasan: Kondisi hiperinsulinemia ini bisa diinterupsi lebih lanjut dengan obat yang meningkatkan sensitivitas yaitu metformin. Mekanisme kerja metformin sebenarnya belum dipahami penuh, namun terdapat aktivasi AMP-activated Protein Kinase (AMPK) yang lebih lanjut mempengaruhi keseimbangan energi melalui berbagai jalur. Sebagai suplementasi metformin tergolong aman dan telah terbukti pada penggunaan jangka panjang, efek samping yang ditimbulkan biasanya ringan pada saluran pencernaan, efek samping berat asidosis laktat sangat jarang terjadi. Kesimpulan: Penggunaan metformin untuk menangani obesitas sebenarnya sudah sangat luas terutama pada pasien Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), dan berbagai penelitian telah menunjukkan penurunan yang tidak besar namun signifikan . Kata Kunci: AMPK, IMT, obesitas, metformin ABSTRACT Introduction: Obesity is a condition caused by energy disruption of both intake and physical activity patterns, which World Health Organization (WHO) defined as Body Mass Index (BMI) ≥30 dan ≥25.00 in Asian category. Obesity is a global problem, moreover in Indonesia there is a drastic increase, about 50% increase in men and 100% in women. Obesity is a risk factor for various diseases. The theory of obesity and hyperinsulinemia is still controversy among researchers about which one is happening first, but based on studies high-fat diet leads to hyperinsulinemia which further leads to obesity. Whichever comes first, clearly there is a state of hyperinsulinemia in obesity. Discussion: This hyperinsulemia condition can be interrupted by drugs that capable to increase the sensitivity of metformin. The mechanism of action of metformin is not yet fully understood, but there is activation of AMP-activated protein kinase (AMPK) which further affects the energy balance through multiple pathways. As metformin supplementation is safe and has been known to be of long-term use, side effects are usually mild on the gastrointestinal tract, and severe side effects of lactic acidosis are very rare. Conclusion: The use of metformin for dealing with obesity has actually been very wide especially in patients with Polycystic Ovary ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76995980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGGUNAAN PLATELET RICH PLASMA SEBAGAI TERAPI SIMPTOMATIK PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS","authors":"Leonard Christianto Singjie, Lucius Aristo Kane","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.37","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pendahuluan: Osteoartritis (OA) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang paling banyak ditemukan. Sebanyak 9,6% laki-laki dan 18% perempuan yang berusia lebih dari 60 tahun memiliki gejala simptomatik osteoartritis. Salah satu terapi injeksi yang biasa digunakan adalah asam hyaluronat. Terdapat alternatif pengobatan yang belum banyak digunakan yaitu dengan menggunakan platelet rich plasma (PRP). Pembahasan: PRP menggunakan darah autolog untuk memicu pelepasan dari growth factor untuk proses penyembuhan luka (regenerasi), stimulasi proses angiogenesis, mitogenesis, proliferasi sel, dan migrasi sel. Selain itu, PRP juga dapat menurunkan proses inflamasi dan meningkatkan anabolisme serta pembentukan tulang chondral. PRP telah menunjukkan angka yang cukup signifikan dibandingkan dengan penggunaan asam hyaluronat dalam berbagai penelitian uji klinis. Kesimpulan: Berdasarkan tinjauan pustaka yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan platelet rich plasma (PRP) dapat digunakan sebagai terapi simptomatik osteoartritis yang lebih efektif dibandingkan asam hyaluronat. \u0000Kata Kunci: osteoartritis, nyeri sendi, terapi osteoartritis, platelet rich plasma, PRP \u0000ABSTRACT \u0000Introduction: Osteoarthritis (OA) is one of the most common degenerative diseases, 9,6% of men and 18% of women over 60 years have symptoms of symptomatic osteoartritis. The usual symptomatic treatment option is to inject hyaluronic acid. There are alternative treatments that have not been widely used, platelet rich plasma (PRP). Discussion: PRP uses autologous blood to trigger the release of growth factors for wound healing (regeneration), stimulation of angiogenesis, mitogenesis, cell proliferation, and cell migration. In addition, PRP can also reduce the inflammatory process and increase anabolism and chondral bone formation. PRP has shown a significant number compared to the use of hyaluronic acid in various clinical trial studies. Conclusion: Based on the literature review, it can be concluded that the use of platelet rich plasma (PRP) injection can be used as a symptomatic therapy of osteoartritis which is more effective than hyaluronic acid injection. \u0000Keywords: osteoarthritis, joint pain, osteoartritis therapy, platelet rich plasma, PRP","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85533377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA PASIEN HYPERTENSIVE HEART DISEASE","authors":"Ajeng Fitria Ningrum","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.45","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Latar belakang: Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Di Indonesia, pada tahun 2018 diperkirakan 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi pada usia di bawah 60 tahun. Jumlah penderita dengan Hypertensive Heart Disease (HHD) belum diketahui dengan pasti, namun pada beberapa studi disebutkan pada penderita hipertensi akan berkembang menjadi penyakit jantung. Sebanyak 50-60% penderita hipertensi akan mengalami risiko gagal jantung. Seringkali penderita gagal dalam pengobatan karena ketidakmampuannya dalam memodifikasi gaya hidup, sehingga dokter harus menatalaksana pasien secara holistik dari berbagai aspek. Tujuan: Penerapan pelayanan dokter keluarga berbasis bukti pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan dengan pendekatan patient centered dan family approach. Metode: Studi yang dilakukan adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Pembahasan: Diagnosis HHD pada kasus ini sudah sesuai dengan teori dan telaah kritis dari penelitian terkini. Penatalaksanaan HHD yang diberikan sudah sesuai dengan guideline, terlihat perkembangan yang baik pada gejala klinis dan perubahan perilaku pasien setelah dilakukan intervensi berdasarkan evidence-based medicine yang bersifat patient centered, dan family approach. Kata Kunci: holistik, hypertensive heart disease, tatalaksana ABSTRACT Background: Based on data from the World Health Organization (WHO) in 2012, 17.5 million people in the world died from cardiovascular disease or 31% of 56.5 million deaths worldwide. In Indonesia in 2018 an estimated 17.3 million deaths were caused by cardiovascular disease and more than 3 million deaths occurred at the age of under 60 years. The number of patients with Hypertensive Heart Disease (HHD) is not known with certainty, but in several studies mentioned in patients with hypertension will develop into heart disease. As many as 50-60% of people with hypertension will experience a risk of heart failure. Often, patients fail in treatment because of their inability to modify lifestyle, so doctors must manage patients holistically from various aspects. Objective: Implementation of family doctor services based on evidance based medicine in patients by identifying risk factors, clinical problems, and management with a patient centered and family approach. Method: The study was Case Report. Primary data was obtained through history taking and physical examination by making home visits, filling out family folders, and filling in patient files. Assessment was done based ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85912801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fatimah Azzahra, Rasmi Zakiah Oktarlina, H. B. K. Hutasoit
{"title":"FARMAKOTERAPI GANGGUAN ANSIETAS DAN PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP EFIKASI ANTIANSIETAS","authors":"Fatimah Azzahra, Rasmi Zakiah Oktarlina, H. B. K. Hutasoit","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.44","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Ansietas merupakan perasaan difus, yang sangat tidak menyenangkan dan tidak menentu tentang sesuatu yang akan terjadi. Menurut WHO, jumlah populasi global yang menderita ansietas pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 3.8%. Estimasi total dari jumlah individu yang menderita ansietas di dunia adalah 284 juta orang. Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dari tahun 2005 yakni sekitar 15.1%. Manifestasi klinis dari ansietas berbeda tergantung pada bentuk gangguannya, tetapi tanda dan gejala umum dari ansietas memeiliki karakteristik yang terdiri dari dua komponen yaitu fisik dan emosional yang memengaruhi proses kognitif seseorang. Pengobatan ansietas dapat menggunakan obat – obatan antiansietas, psikoterapi, ataupun keduanya. Lini pertama dari farmakoterapi ansietas adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) yang biasanya digunakan sebagai antidepresi. SSRIs dipilih sebagai lini pertama karena memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat golongan lainnya. Terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap efikasi antiansietas yang berguna terhadap pemilihan antiansietas. Kata Kunci : Ansietas, Antiansietas, Farmakoterapi, Pengobatan \u0000ABSTRACT \u0000Anxiety is a diffuse feeling, which is very unpleasant and uncertain about something that will happen. According to WHO, the total global population suffering from anxiety in 2017 is estimated to reach 3.8%. The total estimated number of people living with anxiety in the world is 284 million people. This shows a fairly high increase from 2005 which was around 15.1%. Clinical manifestations of anxiety is different depending on the form of the disorder, but the general signs and symptoms of anxiety have characteristics that consist of two components, that is physical and emotional that affect someone cognitive processes. The treatment of anxiety can using drugs, psychotherapy, or both. The first line of pharmacotherapy for anxiety is Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs), which are usually used as antidepressants. SSRIs were chosen as first-line because they have lower side effects than other class of drugs. There is an effect of sex on the efficacy of antianxiety that is useful for selection of the antianxiety. Keywords : Anxiety, Antianxiety, Pharmacotherapy, Treatment","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84899738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DENGAN KEJADIAN BURNOUT PADA MAHASISWA PENDIDIKAN KEDOKTERAN","authors":"Karunia Santi","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.39","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: Burnout merupakan suatu sindrom patologis yang terjadi akibat stres yang bersifat kronik. Hal ini dapat menyebabkan keletihan fisik, emosional dan mental dengan ciri: perasaan tidak berdaya, merasa tidak ada harapan, perasaan gagal untuk mencapai tujuan, konsep dan sikap diri yang negatif. Ada dua faktor yang secara garis besar dapat mempengaruhi tejadinya burnout pada mahasiswa kedokteran. Faktor tersebut adalah faktor individual dan faktor situasional. Tipe kepribadian adalah salah satu faktor yang termasuk ke dalam faktor individual yang dapat menyebabkan burnout. Tipe kepribadian adalah sifat atau karakteristik yang khas dimiliki oleh masing-masing individu. Teori big five personality adalah teori kepribadian yang mengacu pada lima faktor dasar kepribadian manusia yang dinilai berpengaruh terhadap kejadian burnout. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh tipe kepribadian khususnya teori big five personality terhadap kejadian burnout pada mahasiswa pendidikan kedokteran. Metode: Artikel ini dibuat dengan metode literature review yang melibatkan pustaka dari buku dan jurnal baik jurnal nasional maupun internasional. Hasil: Teori big five personality berpengaruh terhadap kejadian burnout pada mahasiswa kedokteran. Dari kelima dimensi big five personality yang paling berpengaruh terhadap kejadian burnout adalah neuroticism, conscientiousness dan extroversion. Pembahasan: Teori big five personality memiliki 5 dimensi, dimana tiga diantaranya yaitu neuroticism, conscientiousness dan extroversion berpengaruh terhadap kejadian burnout pada mahasiswa pendidikan kedokteran. Hal ini tercermin dari karakteristik pada 3 dimensi tersebut yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif sangat perfeksionis, pemaksa dan workaholic yang berberpotensi terhadap burnout. Simpulan: Big five personality berpengaruh terhadap kejadian burnout pada mahasiswa kedokteran yang dapat menyebabkan pengaruh negatif apabila tidak segera diatasi. Kata Kunci: big five personality, burnout, mahasiswa kedokteran ABSTRACT Introduction: Burnout is a pathological syndrome caused by chronic stress that causes physical, emotional and mental fatigue. This can cause physical, emotional and mental fatigue where the characteristics are feeling helpless, feeling hopeless, feeling of failure to achieve goals, concepts and negative self-attitudes. There are two factors that cause burnout in medical students. These factors are individual factors and situational factors. Personality type is one of the individual factors that can cause burnout. Personality type is a trait or characteristic possessed by each individual. The theory of big five personality is a theory of personality that determines the five basic factors of human personality that support the incidence of burnout. Purpose: to determine the influence big five personality types on the incidence of burnout in medical education students. Method: This article was made using the literature review method, involvin","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83776223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN HIV/AIDS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE OKTOBER 2017 – OKTOBER 2018","authors":"Nadya Marshalita","doi":"10.53366/JIMKI.V8I1.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/JIMKI.V8I1.31","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pendahuluan: Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu retrovirus yang merusak sel CD4 dalam tubuh sehingga menyebabkan suatu kumpulan gejala penyakit defisiensi sistem imun yang disebut dengan Aqcuired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien HIV/AIDS di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri atas 191 rekam medis pasien yang berkunjung ke Poli Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Oktober 2017 – Oktober 2018 yang diambil menggunakan teknik consecutive samping dan dilakukan analisis univariat. Hasil: Pasien dengan jenis kelamin laki-laki 66%, jenis kelamin perempuan 34%, usia terbanyak yaitu usia 25-49 tahun (70,7%), jumlah CD4 terbanyak yaitu <49 sel/mm3 (41,4%), pendidikan pasien terbanyak yaitu SMA (45,0%), pasien bekerja (61,3%), tidak bekerja (38,7%). Jumlah infeksi oportunistik terbanyak yaitu pasien dengan 1 infeksi oportunistik (55,0%), stadium terbanyak yaitu stadium 3 (40,3%), infeksi oportunistik terbanyak yaitu kandidiasis (44,0%), pasien yang sudah kawin sebanyak 46,6% dan belum kawin sebanyak 53,4%. Faktor risiko terbanyak yaitu heteroseksual (46%). Kesimpulan: Pasien HIV/AIDS banyak yang berjenis kelamin laki-laki, usia 25-49 tahun, jumlah CD4 <49 sel/mm3, pendidikan SMA, pasien bekerja, pasien sudah kawin, pasien stadium 3, pasien dengan 1 infeksi oportunistik dengan infeksi oportunistik terbanyak yaitu kandidiasis, dan faktor risiko terbanyak yaitu heteroseksual. Kata Kunci: Acquired Immunodeficiency Syndrome,Human Immunodeficiency Virus, karakteristik pasien ABSTRACT Introduction: Human Immunodeficiency Virus or HIV is a retrovirus that infect CD4 cell and lead to condition called AIDS or Aqcuired Immunodeficiency Syndrome. The purpose of the study was to determine the characteristic of HIV/ADIS patients in the Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung. Method: This study is an observational descriptive study with cross sectional approach. The samples are 191 medical records of patients that came into Voluntary Counseling and Testing (VCT) Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung since October 2017 to October 2018 using consecutive sampling and analyze univariately. Results: Male patients are 66%, female patients are 34%, most of patients aged 25-49 year (70,7%), most of CD4 counts is <49 cell/mm3 (41,4%), most of patients were graduate from high school (45,0%), patient have a job (61,3%), don’t have a job (38,7%). Number of patient with one opportunistic infection (55,0%), stadium 3 (40,3%), patient with candidiasis (44,0%), married patient (46,6%), single patient (53,4%). Major risk factor is heterosexual (46%). Conclusion: Most of patients is male, aged 25-49 year, CD4 count <49 cell/mm3, graduate from high school, have a job, married, stadium 3, with one opportunistic infection wit","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81173608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARTOGENIN BERBASIS NANOCRYSTALS-POLYMER PARTICLES (KGN-NPP): INOVASI STEM-CELL BASED THERAPY TERBARU SEBAGAI TERAPI OSTEOARTHRITIS MELALUI INISIASI PROSES KONDROGENESIS DAN KONDROPROTEKTIF","authors":"Glenardi, G. Mangkuliguna","doi":"10.53366/jimki.v7i1.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v7i1.399","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif sendi paling umum terjadi dan telah menyerang lebih jutaan orang di seluruh dunia. Walaupun angka prevalensi dan mortalitas dari penyakit ini terus meningkat setiap tahunnya, tetapi sampai saat ini belum ada terapi yang mampu menghambat atau bahkan menghentikan perjalanan penyakit dari osteoarthritis. Baru-baru ini, sebuah molekul kecil bernama kartogenin (KGN) telah dilaporkan mampu melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas dari kartilago sendi dan tulang subkondral pada hewan yang menderita osteoarthritis. Selanjutnya, untuk dapat menghantarkan molekul tersebut secara efektif dan efisien para penelitian kemudian juga menggembangkan sebuah sistem penghantaran obat yang baru bernama nanocrystal- polymer particles (NPP). Penghantaran KGN dengan NPP telah dilaporkan tidak hanya mampu meningkatkan efektifitas dari molekul tersebut, tetapi juga menurunkan kemungkinan efek samping yang timbul dari terapi tersebut. Pembahasan: Studi literatur ini menunjukkan bahwa KGN-NPP terbukti mampu menginduksi diferensiasi mesenchymal stem cells (MSCs) menjadi kondrosit yang ditandai dengan meningkatnya ekspresi dari kolagen tipe 2 (Col2) dan Aggrecan hingga 5.5 kali lipat. Selain itu, kerusakan pada kartilago sendi juga telah terbukti dapat dicegah hingga 100% pada studi in vivo dengan ditemukannya skor OARSI yang mendekati angka nol. Bukan hanya itu saja, KGN-NPP juga telah terbukti mampu meningkatkan volume dari tulang subkondral. Hal tersebut merupakan bukti bahwa KGN-NPP tidak hanya mampu bertindak sebagai kondroprotektif, tetapi juga mampu meregenerasi kerusakan yang telah terjadi sebelumnya. Kesimpulan: Dengan segala keunggulan yang dimiliki, dapat disimpulkan bahwa KGN-NPP memiliki potensi yang menjanjikan untuk menjadi terapi yang efektif bagi semua penderita osteoarthritis di seluruh dunia. Kata Kunci: kartogenin, nanocrystals-polymer particle, osteoarthritis","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"137 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87955837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MULTIGRAVIDA DENGAN MAKROSOMIA DAN INTRA UTERINE FETAL DEATH: SUATU STUDI KASUS DI RS ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG","authors":"F. Lubis","doi":"10.53366/jimki.v7i1.378","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v7i1.378","url":null,"abstract":"Latar belakang: Makrosomia adalah istilah untuk neonatus yang lahir dengan berat lebih dari 4000 gram atau berada dalam persentil 90 terhadap usia kehamilan. Makrosomia meningkatkan kejadian risiko cedera bagi ibu maupun janin selama proses persalinan. Makrosomia dapat dicegah atau dideteksi lebih awal dengan mengendalikan faktor risiko. Ilustrasi kasus: Pada kasus, makrosomia telah menimbulkan komplikasi berupa intra uterine fetal death. Pasien didiagnosis dengan G3P1A1 hamil 37 minggu inpartu kala I fase aktif dengan ketuban pecah dini 3 jam (di luar), janin tunggal mati, presentasi kepala dan suspek makrosomia. Penatalaksanaan: Pada pasien dilakukan penatalaksanaan berupa partus percobaan. Partus percobaan gagal dan diagnosis disproporsi kepala panggul ditegakkan, maka pada pasien dilakukan sectio caesarea. Pemeriksaan fisik: Dilahirkan bayi laki-laki dengan berat 5400 gram, panjang 62 cm dengan maserasi grade I. Selama operasi, didapatkan warna ketuban hijau kecoklatan dan kental yang menandakan adanya proses hipoksia kronis pada janin yang menyebabkan kematian janin pada kasus ini. Pada pasien ditemukan faktor risiko berupa adanya riwayat melahirkan bayi besar sebelumnya (4100 gram). Kunjungan antenatal jarang dilakukan sehingga berat badan selama hamil tidak termonitor. Diskusi: Laporan kasus ini menunjukkan bahwa makrosomia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi bagi ibu dan bayi terutama saat persalinan. Komplikasi dapat dihindari dengan mencegah dan mendiagnosis lebih awal adanya makrosomia dengan mengendalikan faktor risiko. Pengendalian faktor risiko dapat dilakukan dengan kunjungan antenatal yang rutin","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"57 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88040998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}