Putu Diah Ananda Putri Atmaja, A. Haq, Visakha Vidyadevi Wiguna
{"title":"KOMBUCHA: PENDAYAGUNAAN MEKANISME GUT-BRAIN AXIS DALAM PENCEGAHAN DEPRESI","authors":"Putu Diah Ananda Putri Atmaja, A. Haq, Visakha Vidyadevi Wiguna","doi":"10.53366/jimki.v9i3.333","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i3.333","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Perubahan tersebut terbukti telah menjadi faktor risiko terjadinya gangguan mental, salah satunya adalah depresi. Berbagai upaya yang telah dilakukan sangat terfokus pada upaya kuratif saja dan hanya sebagian kecil yang berfokus pada upaya preventif terjadinya depresi. \u0000Metode: Tinjauan pustaka ini bersumber dari berbagai bentuk artikel yang didapatkan dari portal publikasi dari yaitu National Center fo Biotechnology Information (NCBI), Garba Rujukan Digital (GARUDA), serta Google Scholar. \u0000Pembahasan: Berbagai penelitian telah menduga dan membuktikan bahwa terdapat hubungan antara mikrobiota pada saluran cerna dengan sistem saraf pusat yang disebut sebagai gut-brain axis (GBA). Mikrobiota pada saluran cerna memainkan peran kunci dalam menjaga homeostasis GBA dan keterkaitannya dengan kesehatan mental seseorang. Konsumsi probiotik merupakan satu dari sekian upaya yang bisa seseorang lakukan untuk menjaga homeostasis tersebut dalam upaya menjaga kesehatan mentalnya. Terbuat dari teh, gula, dan Symbiotic Culture of Bacteria and Yeasts (SCOBY), kombucha merupakan minuman terfermentasi yang telah terbukti memberikan dampak positif terhadap mikrobiota saluran cerna dengan lebih dari 50 probiotik dan molekul lain. \u0000Simpulan: Pendayagunaan kombucha untuk menjaga GBA memiliki potensi untuk menyempurnakan upaya penanggulangan depresi terutama dalam aspek preventif","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91378627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"THE ASSOCIATION BETWEEN TUBERCULOSIS RISK FACTORS AND VITAMIN D SERUM LEVEL ON TUBERCULOSIS PATIENS","authors":"Fadlan Hafizh Harahap","doi":"10.53366/jimki.v9i3.415","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i3.415","url":null,"abstract":"Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis which attacks various organs. Tuberculosis has risk factors for age, sex, nutritional status, HIV infection, history of diabetes, corticosteroid use, and history of primary TB. Prolonged tuberculosis causes a decrease in vitamin D levels in blood serum.Objective: This study aims to look at the association of risk factors to serum vitamin D levels in TB sufferersMethod: Research conducted is analytic with cross-sectional design. The sample of the study were 30 patients with TB in Haji Adam Malik General Hospital, Teladan and Amplas primary health center Medan who had met the inclusion and exclusion criteria. Results: Pearson correlation test showed there was an inverse correlation between BMI and vitamin D levels (p = 0.007; r = -0.482) and there was no significant relationship between age and vitamin D levels. Fisher exact test found no association between vitamin D levels on corticosteroid use (p = 1,000), history of diabetes (p = 0.469), HIV coinfection, and primary TB (p = 1,000). Conclusion: In conclusion, there is an inverse correlation between the BMI value and vitamin D levels. No association was found between vitamin D levels and age, corticosteroid use, and history of diabetes. \u0000 ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89278845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"INTEGRASI ANALISIS UJI CETAK NAPAS BERBASIS E-NOSE SEBAGAI SOLUSI BARU DETEKSI DINI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK AKIBAT POLUSI UDARA DI LINGKUNGAN RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Ayers Gilberth Ivano Kalaij","doi":"10.53366/jimki.v9i3.478","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i3.478","url":null,"abstract":"Background: Although 64 million people has suffered from COPD, studies have shown that 70% of COPD patients worldwide was underdiagnosed due to many reasons. Adequate and fast detection are crucial in determining prognosis of this disease. However, many lungs function test still have disadvantages and limitations. Covid-19 pandemic era has limited our mobility and increase the risk of household air-pollution exposure which increase the risk of COPD. Thus, alternative solutions are needed to detect and screened household air pollution related COPD patients as fast as possible. \u0000Discussion: E-nose technology has been proven to effectively detects various respiratory diseases. This could be the alternative solution to provide COPD diagnostic tests which usually use spirometry with its disadvantages. Breath-print based VOC detection could be sensor biomarker for respiratory diseases, even COPD. If this is integrated with primary care systems in Indonesia during Covid-19 pandemic era, it could be the solution in early detection of COPD. \u0000Conclusion: Integration of e-nose based breath-print test is potential to be the solution of early and accurate detection of COPD which are non-invasive and patient-well with its advantages.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"146 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83096602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH KAFEIN TERHADAP BERBAGAI PARAMETER AKTIVITAS FISIK DAN METABOLIK PADA POPULASI SEDENTER SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR: SEBUAH KAJIAN SISTEMATIS","authors":"Valerie Josephine Dirjayanto","doi":"10.53366/jimki.v9i2.409","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.409","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Perkembangan penyakit kardiovaskular di Indonesia sekarang ini sudah sangat mengkhawatirkan karena sulitnya mengontrol faktor-faktor risiko metabolik bagi penyakit kardiovaskular. Sebagai salah satu tata laksana perilaku, aktivitas fisik harus dilakukan dengan adekuat dan efektif, terutama pada populasi sedenter, untuk memperbaiki profil metabolik. Dengan demikian, kajian ini bertujuan menilai pengaruh kafein terhadap berbagai parameter aktivitas fisik dan metabolik pada populasi sedenter. \u0000Metode: Kajian sistematis ini dilakukan melalui database PubMed, Cochrane, EBSCOhost, and Scopus, mencari uji klinis yang mengimplementasikan kafein beserta dengan aktivitas fisik pada subjek sedenter serta efektivitasnya dalam prevensi, dan dengan demikian mengkorelasikannya dengan faktor risiko kardiovaskular. Penilaian kualitas studi dilakukan dengan menggunakan Revised Cochrane risk of bias tool for randomized trials (RoB 2.0). \u0000Pembahasan: Pencarian literatur menghasilkan 5 uji klinis dengan total 90 subjek. Konsumsi kafein sebelum aktivitas fisik terbukti efektif dalam mengontrol berbagai parameter metabolik pada populasi sedenter. Kafein menghasilkan penurunan berat badan yang lebih banyak, konsumsi energi lebih banyak, meningkatkan VO2maks, dan meningkatkan konsumsi oksigen. Tidak ada efek samping signifikan dari konsumsi kafein. \u0000Simpulan: Kajian sistematik ini menunjukkan efektivitas kafein dalam meningkatkan efisiensi aktivitas fisik sebagai prevensi penyakit kardiovaskular pada subjek sedenter. Penelitian lanjut dengan jumlah sampel lebih besar dibutuhkan untuk memperkuat bukti. \u0000 ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73255523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KADAR C-REACTIVE PROTEIN, D-DIMER, DAN LAKTAT DEHIDROGENASE SEBAGAI PREDIKTOR LUARAN COVID-19 PADA ANAK: SEBUAH KAJIAN SISTEMATIS","authors":"Macmilliac Lam, Laureen Celcilia","doi":"10.53366/jimki.v9i2.446","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.446","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit infeksius akibat virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Di tengah lonjakan kasus COVID-19, Indonesia memiliki tingkat kematian anak akibat COVID-19 yang tertinggi di dunia. Hingga saat ini, belum banyak studi yang menjelaskan karakteristik laboratorium COVID-19 pada anak. Kajian sistematis ini bertujuan untuk menilai signifikansi dari temuan laboratorium, khususnya c-reactive protein (CRP), D-dimer, dan laktat dehidrogenase (LDH), untuk memprediksi keparahan COVID-19 pada anak. \u0000Metode: Kajian sistematis dilakukan melalui PubMed, Scopus, Cochrane, dan Google Scholars untuk mencari studi yang meninjau nilai prognosis dari c-reactive protein (CRP), D-dimer, dan laktat dehidrogenase (LDH) pada anak dengan COVID-19. Penilaian kualitas studi dilakukan dengan instrumen Newcastle-Ottawa Scale. \u0000Pembahasan: Kajian sistematis ini meninjau 11 studi dengan total 3424 subjek. Kadar c-reactive protein (CRP) meningkat secara signifikan pada pasien anak dengan COVID-19 berat/kritis. Selain itu, anak-anak dengan komplikasi memiliki tingkat c-reactive protein(CRP) dan D-dimer yang lebih tinggi. \u0000Simpulan: Sebagai kesimpulan, kadar c-reactive protein (CRP) dapat menjadi biomarker yang potensial untuk meningkatkan identifikasi dan perawatan dini pada penyakit COVID-19 berat pada anak. Penelitian lebih lanjut mengenai kadar D-dimer dan laktat dehidrogenase (LDH) sebagai penanda keparahan COVID-19 masih dibutuhkan untuk memberikan rekomendasi kuat.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"115 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80566375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARAKTERISTIK MORFOLOGI ARCUS PALATOGLOSSUS DAN ARCUS PALATOPHARYNGEUS TERHADAP SKOR KUESIONER BERLIN PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2016","authors":"Vani Wulan Dari","doi":"10.53366/jimki.v9i2.424","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.424","url":null,"abstract":"Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat, dengan prevalensi tinggi. Kuesioner Berlin merupakan kuesioner yang bertujuan untuk skrining OSA. Arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus terletak di bagian orofaring yang merupakan tempat yang paling sering terjadinya OSA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik morfologi arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus terhadap kuesioner Berlin pada mahasiswa FK USU Angkatan 2016 untuk mempermudah skrining OSA. Penelitian ini menggunakan pedekatan deskriptif dengan desain cross sectional, sedangkan pengambilan sampel mengunakan data primer yaitu pada mahasiswa FK USU 2016. Kelompok klasifikasi arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi arcus 1/2 (8,8%). Sebanyak 19,1% mahasiswa FK USU angkatan 2016 mengalami risiko tinggi OSA. Kelompok klasifikasi arcus responden yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi arcus 1/2 (8,8%). Kelompok IMT responden yang berisiko tinggi OSA yaitu obese 1 (8,8%). Kelompok lingkar leher 10 responden yang berisiko tinggi OSA yaitu lingkar leher besar (14,7%). Berdasarkan kelompok hidung tersumbat responden yang berisiko tinggi OSA yaitu dengan ada hidung tersumbat (17,6%). Kelompok klasifikasi palatum responden yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi palatum rendah (10,3%). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa responden dengan klasifikasi arcus 1/2 merupakan responden yang terbanyak dan juga merupakan risiko tinggi OSA.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"111 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87033066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN KONSENTRASI HEMOGLOBIN DARAH DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD AKUT DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERIODE 2018-2019","authors":"Sugiono Namli","doi":"10.53366/jimki.v9i2.468","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.468","url":null,"abstract":" \u0000Pendahuluan: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab terbesar kematian dan kecacatan di dunia dan infark miokard akut (IMA) merupakan bentuk PJK yang tersering. Penyebab kejadian infark miokard tersering adalah ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akan menyebabkan penurunan pengangkutan oksigen dalam aliran darah koroner. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara konsentrasi hemoglobin dengan kejadian infark miokard akut di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara periode 2018–2019. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan desain cross sectional dengan sampel yang diambil dari Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dari Maret sampai December 2019. Penelitian menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis IMA di departemen kardiologi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara periode 2018–2019. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan program SPSS v.24. \u0000Hasil: Terdapat 19 pasien IMA, yang didominasi usia 51–60 tahun. Pasien IMA didominasi oleh laki-laki. P value 0,864 didapatkan melalui analisis bivariate dengan metode Chi-Square. \u0000Pembahasan: Penelitian ini sesuai dengan temuan Sarnak dkk., yang menyatakan bahwa Hb merupakan faktor risiko independen terjadinya PJK akan tetapi menjadi tidak signifikan jika dikombinasi dengan faktor risiko lain yang merupakan keterbatasan dalam penelitian ini. \u0000Simpulan: Tidak ditemukan hubungan antara nilai hemoglobin dengan kejadian infark miokard akut. \u0000 ","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81918198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Leman, Lokot Donna Lubis, M. Daulay, Cut Adeya Adella, E. Megawati
{"title":"HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA","authors":"M. Leman, Lokot Donna Lubis, M. Daulay, Cut Adeya Adella, E. Megawati","doi":"10.53366/jimki.v9i2.474","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.474","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pendahuluan: Tidur merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki banyak fungsi, terutama proses pemulihan neuron di neokorteks setelah berbagai aktivitas. Kualitas tidur yang buruk sering ditemukan sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan, akademis, gaya hidup, dan budaya sosial. Hal ini dapat mengganggu fungsi kognitif sehingga berdampak pada kualitas hidup sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menilai faktor risiko kualitas tidur buruk dan hubungannya dengan fungsi kognitif terutama pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain potong-lintang dimana pengambilan data dilakukan secara serentak dalam satu waktu. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur dan Montreal Cognitive Assessment (MoCA) untuk fungsi kognitif, dengan teknik stratified random sampling. \u0000Hasil: Insidensi kualitas tidur buruk pada sampel adalah 69% dengan dominasi laki-laki, usia 17-19 tahun, indeks massa tubuh lebih tinggi, dan konsumsi minuman berkafein. Sedangkan insidensi gangguan kognitif ringan sebesar 42%. Uji Chi-Square dan Spearman Rank menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,009) dan korelasi lemah (r=0,262, p=0,008) antara kelompok usia dengan kualitas tidur, sedangkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,517) dan indeks massa tubuh (p=0,322) dengan kualitas tidur. Uji Fisher's Exact tidak menunjukan hubungan antara konsumsi kafein (p=0,778) dengan kualitas tidur. Menurut uji Chi-Square, kualitas tidur juga tidak berhubungan dengan fungsi kognitif (p=0.993). \u0000Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif, namun terdapat hubungan yang signifikan dan korelasi lemah antara kelompok usia dengan kualitas tidur.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76052476","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CARDIAC STEM CELL DENGAN INDUKSI TNFR1-BLOCKER DAN NRG-1/ERB-B4 SEBAGAI TERAPI PEREMAJAAN GAGAL JANTUNG AKIBAT PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK","authors":"Aiman Hilmi Asaduddin, Annisa Syarifa Istighfarini, Alya Sabilah Siregar, 'Aininna 'Izzah Zafira, Fara Adiba","doi":"10.53366/jimki.v9i2.442","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.442","url":null,"abstract":"Gagal jantung merupakan sindrom klinis kompleks karena kelainan jantung. Insidensi gagal jantung dapat mencapai 37,7 juta pada 2010. Riset meta-analisis menunjukkan Cardiacstem cell (CSC) dapat meningkatkan fungsi jantung. Terapi menggunakan CSC pada gagal jantung dapat dioptimalisasi dengan induksi komponen Tumor Necrosis Factor-α receptor type-1 (TNFR1)-Blocker dan Neuregulin-1 (NRG-1)/Erb-B4. Literature review ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi CSC pada gagal jantung dan pengaruh induksi TNFR1-Blocker dan NRG-1/Erb-B4 dalam optimalisasi terapi CSC. Metode penulisan yang digunakan adalah Medical Subject Headings, yaitu CSC, TNFR1-Blocker, NRG-1/Erb-B4, Gagal Jantung. Kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk mengeliminasi jurnal yang tidak berkaitan sehingga terdapat 40 jurnal pada penulisan ini. Hasil menunjukkan bahwa CSC dapat berdiferensiasi menjadi tiga komponen lineage utama pada jantung, yaitu kardiomiosit, sel endotel, dan otot polos. Komponen tersebut merupakan struktur yang penting dalam terapi peremajaan jantung. Di sisi lain, TNF-α berperan pada disfungsi kontraktil, memicu hipertrofi jantung, dan menginduksi apoptosis miosit jantung. Ekspresi TNFR1 mengalami peningkatan untuk kasus gagal jantung iskemik. Interaksi TNF-α dan TNFR1 menyebabkan apoptosis melalui Receptor Interacting Protein 1 (RIP1) dan menghambat proliferasi dari CSC.Oleh karena itu, blokade TNFR1 berpotensi untuk mencegah terjadinya apoptosis dan memicu terjadinya proliferasi. Selain itu, NRG-1 memiliki peran dalam sejumlah mekanisme seluler melalui Erythroblastic leukemia viral oncogene homolog 4 (ErbB4). NRG-1/Erb-B4 dapat menginduksi proliferasi dan diferensiasi sel kardiomiosit dari stem cell. NRG1/Erb-B4 juga dapat meningkatkan mobilitas dan menghambat apoptosis dengan mengaktifkan jalur PI3K/Akt. Oleh karena itu, induksi persinyalan TNFR1-blocker dan NRG1/Erb-B4 berpotensi dalam optimalisasi CSC pada terapi peremajaan gagal jantung iskemik.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"539 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78164731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Penggunaan Nanopartikel Karbon Sebagai Pewarna Nodus Limfa Dalam Limfadenektomi Pada Kanker Kolorektal: Sebuah Kajian Sistematik","authors":"Jessica Audrey","doi":"10.53366/jimki.v9i2.277","DOIUrl":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.277","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kanker kolorektal (KKR) merupakan keganasan ketiga paling sering ditemukan di dunia yang menyebabkan setidaknya 881.000 nyawa hilang dalam setahunnya. Meskipun telah bermunculan beberapa opsi terapi baru, bedah reseksi tetaplah pengobatan pilihan untuk KKR. Mengingat kemungkinan terjadinya metastasis ke nodus limfa di sekitarnya, limfadenektomi yang lengkap merupakan faktor prognosis yang penting sekaligus menentukan stadium kanker. Baru-baru ini, nanopartikel karbon ini telah muncul sebagai pelacak nodus limfa untuk KKR. Namun, kajian mengenai efektivitasnya masih belum ditemui.Tujuan: Mengevaluasi efektivitas nanopartikel karbon dalam mendeteksi nodus limfa dan meningkatkan akurasi penahapan pada KKR.Metode: Kajian sistematik ini dilakukan dengan menelusuri PubMed, Scopus, EBSCOHost, dan Cochrane, mencari studi-studi yang mengimplementasikan nanopartikel karbon untuk melacak nodus limfa dalam reseksi KKR. Penilaian kualitas studi dilakukan dengan instrumen penilaian yang sesuai.Pembahasan: Kajian ini meliputi 10 studi dengan total subjek sebesar 1387 orang. Nanopartikel karbon terbukti efektiv dalam meningkatkan jumlah nodus limfa yang direseksi dan meningkatkan deteksi nodus limfa kecil yang berukuran <5 mm. Jumlah nodus limfa positif tidak berbeda signifikan dengan kontrol; namun, nanopartikel karbon meningkatkan akurasi penahapan stadium sehingga mengurangi risiko understaging. Selain itu, waktu bedah dan kehilangan darah pun berkurang dibandingkan dengan metode konvensional. Tidak ada efek samping signifikan yang dilaportan.Simpulan: Nanopartikel memberikan potensi yang menjanjikan sebagai pewarna nodus limfa untuk meningkatkan reseksi serta akurasi penahapan pasien KKR.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80452530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}