{"title":"KARAKTERISTIK MORFOLOGI ARCUS PALATOGLOSSUS DAN ARCUS PALATOPHARYNGEUS TERHADAP SKOR KUESIONER BERLIN PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2016","authors":"Vani Wulan Dari","doi":"10.53366/jimki.v9i2.424","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat, dengan prevalensi tinggi. Kuesioner Berlin merupakan kuesioner yang bertujuan untuk skrining OSA. Arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus terletak di bagian orofaring yang merupakan tempat yang paling sering terjadinya OSA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik morfologi arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus terhadap kuesioner Berlin pada mahasiswa FK USU Angkatan 2016 untuk mempermudah skrining OSA. Penelitian ini menggunakan pedekatan deskriptif dengan desain cross sectional, sedangkan pengambilan sampel mengunakan data primer yaitu pada mahasiswa FK USU 2016. Kelompok klasifikasi arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi arcus 1/2 (8,8%). Sebanyak 19,1% mahasiswa FK USU angkatan 2016 mengalami risiko tinggi OSA. Kelompok klasifikasi arcus responden yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi arcus 1/2 (8,8%). Kelompok IMT responden yang berisiko tinggi OSA yaitu obese 1 (8,8%). Kelompok lingkar leher 10 responden yang berisiko tinggi OSA yaitu lingkar leher besar (14,7%). Berdasarkan kelompok hidung tersumbat responden yang berisiko tinggi OSA yaitu dengan ada hidung tersumbat (17,6%). Kelompok klasifikasi palatum responden yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi palatum rendah (10,3%). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa responden dengan klasifikasi arcus 1/2 merupakan responden yang terbanyak dan juga merupakan risiko tinggi OSA.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":"111 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.424","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan masalah utama kesehatan masyarakat, dengan prevalensi tinggi. Kuesioner Berlin merupakan kuesioner yang bertujuan untuk skrining OSA. Arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus terletak di bagian orofaring yang merupakan tempat yang paling sering terjadinya OSA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik morfologi arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus terhadap kuesioner Berlin pada mahasiswa FK USU Angkatan 2016 untuk mempermudah skrining OSA. Penelitian ini menggunakan pedekatan deskriptif dengan desain cross sectional, sedangkan pengambilan sampel mengunakan data primer yaitu pada mahasiswa FK USU 2016. Kelompok klasifikasi arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi arcus 1/2 (8,8%). Sebanyak 19,1% mahasiswa FK USU angkatan 2016 mengalami risiko tinggi OSA. Kelompok klasifikasi arcus responden yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi arcus 1/2 (8,8%). Kelompok IMT responden yang berisiko tinggi OSA yaitu obese 1 (8,8%). Kelompok lingkar leher 10 responden yang berisiko tinggi OSA yaitu lingkar leher besar (14,7%). Berdasarkan kelompok hidung tersumbat responden yang berisiko tinggi OSA yaitu dengan ada hidung tersumbat (17,6%). Kelompok klasifikasi palatum responden yang berisiko tinggi OSA yaitu klasifikasi palatum rendah (10,3%). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa responden dengan klasifikasi arcus 1/2 merupakan responden yang terbanyak dan juga merupakan risiko tinggi OSA.