An-Nida'Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.24014/AN-NIDA.V44I1.12504
Syofrianisda Syofrianisda
{"title":"Respon Al-Qur’an tentang Permasalahan Seputar Gender","authors":"Syofrianisda Syofrianisda","doi":"10.24014/AN-NIDA.V44I1.12504","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/AN-NIDA.V44I1.12504","url":null,"abstract":"Pembicaraan mengenai isu gender sudah banyak dikumandangkan baik dikalangan umum maupun di kalangan akademisi khususnya di Indonesia. Fokus pembicaraan ada yang bersifat umum, terutama menyangkut hak-hak dan pemberdayaan perempuan. Dan, ada yang bersifat khusus, termasuk dalam pemikiran Islam, yaitu penafsiran ayat-ayat terkait masalah perempuan. Beberapa kritikan terhadap perspektif gender dalam Al-Qur’an, umumnya dialamatkan kepada penafsiran tentang teks-teks tersebut oleh beberapa mufassir yang dinilai bersikap diskriminatif terhadap perempuan. Pemahaman mengenai sejauh mana obketivitas dan kejernihan kritikan tersebut, dapat dilakukan dengan memahami terlebih dahulu mengenai makna gender, kemudian menelusurinya lewat penafsiran Al-Qur’an dan Sunnah. Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa esensi dari respon Al-Qur’an terhadap permasalahan gender adalah ide tentang adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Ide kesetaraan tersebut sudah tentu harus sesuai dengan prinsip dasar agama Islam sebagai rahmatan lil alamin, yang berarti juga termasuk rahmat bagi perempuan tanpa terpasung hak-haknya hanya dikarenakan berjenis kelamin perempuan","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114670637","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.24014/AN-NIDA.V44I1.12503
Nabila El Mumtaza Arifin, Luqman Hakim, Faizin Faizin
{"title":"Studi Intertekstualitas Tafsir Al-Thabari dalam Tafsir Ibnu Katsir tentang Kisah Bani Israil Tersesat Selama Empat Puluh Tahun","authors":"Nabila El Mumtaza Arifin, Luqman Hakim, Faizin Faizin","doi":"10.24014/AN-NIDA.V44I1.12503","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/AN-NIDA.V44I1.12503","url":null,"abstract":"Artikel ini berisi ulasan mengenai hubungan keterkaitan kisah Bani Israil tersesat selama empat puluh tahun dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Takwil Ayy Al-Qur’an karya Imam Al-Thabari dengan kisah serupa yang terdapat dalam kitab tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir. Penelitian deskriptif-analitis ini memakai teori intertekstualitas Julia Kristeva melalui telaah perpustakaan (library research). Dari penelitian ini, ditemukan adanya tiga hubungan intertekstualitas Tafsir al-Thabari dalam Tafsir Ibnu Katsir yaitu dalam hal penjelasan bahasa, penjelasan qiraat, dan perbedaan pendapat di kalangan ulama. Selanjutnya, pola intertekstualitas yang digunakan oleh Ibnu Katsir adalah ekspansi, transformasi, haplologi dan paralel. Dengan begitu, terlihat jelas bahwa adanya keterpengaruhan Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya terhadap kitab Tafsir al-Thabari. Namun, dibalik keterpengaruhannya Ibnu Katsir masih memiliki kreativitas dalam kitab tafsirnya, yaitu dalam hal jumlah sumber pengutipan ulama dan riwayat israiliyyat.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128074977","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.24014/AN-NIDA.V44I1.12502
Agustiar Agustiar
{"title":"Tingkat Kemampuan Bahasa Arab Muballigh Kota Pekanbaru dalam Berdakwah","authors":"Agustiar Agustiar","doi":"10.24014/AN-NIDA.V44I1.12502","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/AN-NIDA.V44I1.12502","url":null,"abstract":"Dakwah merupakan kegiatan penyampaian pesan-pesan moral agama yang tertuang dalam sebuah kitab suci umat tertentu. Terkait dengan kitab suci dan pesan-pesan moral bagi umat Islam, Al-Qur`an dan hadis, ditulis dengan menggunakan bahasa Arab. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan bahasa Arab para muballigh Kota Pekanbaru dalam berdakwah dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan bahasa Arab mereka dalam berdakwah. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif. Untuk mengukur tingkat kemampuan tersebut diupayakan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data melalui tes, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif melalui teknik deskriptif dengan persentase. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan bahasa Arab muballigh Kota Pekanbaru dikategorikan “cukup“ dengan perolehan angka persentase yang mampu menjawab soal tes dengan benar mencapai 65.6 %. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor di antaranya para muballigh yang lulusan SLTA dan yang berlatar belakang pendidikan non bahasa Arab. Selain itu, meskipun para muballigh kebanyakan berasal dari lulusan yang berpendidikan S1 di bidang agama Islam namun penguasaan pengetahuan bahasa Arab mereka masih terbatas pada apa yang mereka pelajari ketika mereka berada di Pesantren atau Madrasah ‘Aliyah.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127035455","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.24014/AN-NIDA.V44I1.12500
Johar Arifin, M. Hasbi
{"title":"Klasifikasi Sunnah Tasyri’iyah dan Ghairu Tasyri’iyah Perspektif Pemikiran Ahmad Syah Waliyullah Al-Dahlawi","authors":"Johar Arifin, M. Hasbi","doi":"10.24014/AN-NIDA.V44I1.12500","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/AN-NIDA.V44I1.12500","url":null,"abstract":"Sebagian ulama yang meyakini bahwa semua sunnah Nabi sebagai hukum yang mengikat sehingga semua yang Nabi harus ditaati, sehingga jika ada pihak yang tidak mengamalkan dianggap inkar sunnah atau sesat. Sedangkan ulama lain berpendapat bahwa selain Rasul, Muhammad juga manusia biasa yang besar dalam budaya dan lokalitas, sehingga hadis yang bersumber dari fitrah manusia untuk meniru Muhammad tidak wajib, karena itu bukan bentuk hukumnya. Selain itu, berbagai macam penemuan dan teknologi membutuhkan penilaian yang cukup cepat terhadap kebutuhan pemahaman hadits Nabi. Interaksi antar budaya yang berkembang dengan ajaran Islam yang bersumber dari teks, untuk kemudian tentunya berhadapan dengan fakta yang lebih berat dan rumit. Menjawab hal tersebut, al-Dahlawi menawarkan pemahamannya tentang konsep hadis dengan klasifikasi sunnah tasyri'iyyah dan ghairu tasyri'iyyah dengan kriteria masing-masing. Menurut al-Dahlawi, hadis tasyri’iyyah adalah hadis yang muncul dari posisi Nabi Saw sebagai seorang Rasul. Sedangkan hadis kategori ghairu tasyri’iyyah adalah hadis yang berasal dari sifat kemanusiaan Muhammad dan tidak wajib untuk ditiru, tapi hanya ideal untuk ditiru.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126420039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.24014/AN-NIDA.V44I1.12499
Sajida Putri
{"title":"Hasbi Ash-Shiddieqy dan Pemikirannya dalam Bidang Hadis","authors":"Sajida Putri","doi":"10.24014/AN-NIDA.V44I1.12499","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/AN-NIDA.V44I1.12499","url":null,"abstract":"Dinamika studi hadis di Indonesia tidak terlepas dari tokoh-tokoh besar yang berperan penting dalam perkembangannya. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh adalah Hasbi ash-Shiddieqy, seorang tokoh yang berasal dari kota Singkel-Aceh. Beliau merupakan salah satu ulama yang berperan penting dalam perkembangan studi hadis di Indonesia. Hasbi ash-Shiddieqi merupakan ulama yang berlatar belakang pendidikan hukum Islam, namun beliau juga banyak ikut andil dalam perkembangan studi Al-Qur’an dan Hadis, terbukti dengan banyaknya karya-karya beliau yang berkaitan dengan studi Al-Qur’an dan Hadis. Kajian ini ingin melihat pemikiran Hasbi dari sudut pandang kajian hadis, dengan menggunakan metode library research dengan pendekatan historical approach. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan ini dapat dilihat pemikiran Hasbi tentang hadis serta bagaimana pengaruh latar belakang keilmuan terhadap pemikiran hadisnya. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Hasbi belum sampai mengarah kepada satu bentuk pemikiran baru. Namun demikian, karya-karya Hasbi dalam bidang hadis tetap menjadi penyadur dari beberapa pengarang dalam bidang hadis. Karyanya juga berkontribusi menjadi rujukan utama studi hadis di Indonesia umumnya.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114511190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2019-12-30DOI: 10.24014/an-nida.v43i2.12328
Rini Setyaningsih, Sizka Farwati, Alfian Sujayono
{"title":"Peran Iklim Kerja dalam Pembentukan Iklim Madrasah Islami (Studi di MTs Al-Muttaqin Pekanbaru, Riau)","authors":"Rini Setyaningsih, Sizka Farwati, Alfian Sujayono","doi":"10.24014/an-nida.v43i2.12328","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v43i2.12328","url":null,"abstract":"Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklim kerja MTs Al-Muttaqin dan bagaimana peran iklim kerja MTs Al-Muttaqin membentuk iklim madrasah Islami. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara dan observasi kepada beberapa warga MTs Al-Muttaqin. Keseluruhan data yang diperoleh melalui wawancara, penulis analisis menggunakan teknik reduksi data, interpretasi data, dan triangulasi, sedang data yang diperoleh dari observasi, penulis membuat catatan lapangan kemudian membuat interpretasi hasil pencatatan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa iklim kerja di MTs Al-Muttaqin sudah memenuhi kreteria iklim kerja yang baik, yang dapat dijadikan contoh untuk madrasah lainya. Data di lapangan menunjukkan bahwa iklim kerja di MTs Al-Muttaqin sudah mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk iklim madrsah Islami. Nilai-nilai tersebut adalah iman dan akhlaq, Iltizam dan Jiddiyah, Adil dan ukhuwwah, Amanah dan khidmah. Terbukti dengan adanya rasa tanggung jawab, adil, bekerja keras, bekerja sepenuh hati, ukhuwah dan memiliki rasa melayani baik dari pimpinan yayasan, madrasah, guru dan murid, serta para wali murid dan masyarakat.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"129 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127660399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2019-12-30DOI: 10.24014/an-nida.v43i2.12320
Ferki Ahmad Marlion, Tri Yuliana Wijayanti
{"title":"Makna Ayat-ayat Perumpamaan Di Dalam Surat Ali Imran","authors":"Ferki Ahmad Marlion, Tri Yuliana Wijayanti","doi":"10.24014/an-nida.v43i2.12320","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v43i2.12320","url":null,"abstract":"Al-Qur’an merupakan kitab suci yang sempurna yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. Kitab ini dipenuhi dengan kemu’jizatan dan salah satu kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada susunan ayat-ayat perumpamaan yang merupakan salah satu kerangka yang menampilkan kalimat dalam bentuk perumpamaan yang indah, sehingga menancap kuat pada jiwa dan memudahkan manusia dalam memahami, menerima, sehingga mudah dalam mengaplikasikan maksud ayat dalam hidup keseharian. Salah satu surat yang terkandung didalamnya ayat-ayat perumpamaan ialah surat Ali Imran. Dengan menggunakan metode telah pustaka dari berbagai sumber referensi peneliti mencoba untuk meneliti makna ayat-ayat perumpamaan di dalam Surat Ali Imran. Berdasarkan hasil analisis deduktif yang dilakukan peneliti, dapat dideskripsikan bahwa terdapat tiga ayat perumpamaan dalam surat Ali Imran, yakni ayat 59, 117, dan 103. Dari ketiga ayat tersebut, dua ayat diungkapkan dengan perumpamaan yang jelas (ayat 59 dan ayat 117) dan satu ayat lagi diungkapkan dengan perumpamaan yang tersembunyi (ayat 103). Ketiga ayat tersebut mengungkapkan fakta tentang penciptaan Nabi Adam as (diciptakan tanpa ayah dan ibu) yang sebenarnya lebih menakjubkan dari penciptaan Nabi Isa as (diciptakan tanpa ibu). Melalui ketiga ayat tersebut dapat diambil hikmah tentang pentingnya berpegang teguh kepada tali Allah dan ketidakbermanfaatan harta yang dinfakkan untuk memerangi Allah dan RasulNya.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125674310","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2019-12-30DOI: 10.24014/an-nida.v43i2.12322
Masyhuri Masyhuri, Ali Akbar
{"title":"Minoritas Dalam Masyarakat Plural dan Multikultural Perspektif Islam","authors":"Masyhuri Masyhuri, Ali Akbar","doi":"10.24014/an-nida.v43i2.12322","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v43i2.12322","url":null,"abstract":"Kelompok minoritas di Indonesia sering kali kehilangan hak-haknya sebagai warga negara bukan diakibatkan oleh perlakuan mayoritas semata, melainkan juga kerap dilakukan oleh negara. Hak kaum minoritas yang acap kali tidak bisa dipenuhi di negeri ini adalah hak untuk bebas beragama dan berkeyakinan serta kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan tersebut. Dalam konteks pendidikan Islam upaya untuk memahami realitas perbedaan dalam beragama, lembaga-lembaga pendidikan Islam diharapkan bisa menanamkan kepedulian komunitas agama lain dengan saling bekerjasama dan membangun dialog melalui pendidikan multi kultural. Kesadaran multikulturalisme bukan sekadar memahami keberbedaan, namun juga harus ditunjukkan dengan sikap konkrit bahwa sekalipun berbeda keyakinan, namun sama-sama sebagai manusia yang mesti diperlakukan secara manusiawi. Pendekatan dialogis yang mengarah pada budaya saling toleransi, membuang kebencian dan permusuhan, kemampuan untuk saling mendengar, sikap akomodatif, dan saling tukar informasi untuk mencapai kesepahaman bersama. Pendekatan yang ditawarkan oleh Waleed el-Ansary dan Mashood Baderin cukup memberikan solusi bagi konflik antar umat beragama yang diakibatkan oleh kedangkalan dan kesenjanagan pemahaman dalam memahami ajaran agama masing-masing.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128844681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2019-12-30DOI: 10.24014/an-nida.v43i2.12327
Miftahul Janah, Muhammad Yasir
{"title":"Hermeneutika Tauhid; Kritik terhadap Penafsiran Amina Wadud tentang Nusyuz","authors":"Miftahul Janah, Muhammad Yasir","doi":"10.24014/an-nida.v43i2.12327","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v43i2.12327","url":null,"abstract":"Tulisan ini mengkaji paradigma, prinsip, metode dan hasil penafsiran Amina Wadud, khususnya tentang nusyuz. Paradigma penafsiran merujuk pada hermeneutika tauhid yang memahami bahwa Al-Qur’an mempunyai satu-kesatuan makna dari seluruh bagian-bagian ayatnya. Sehingga ada integrasi antara hal yang universal dan partikular dalam Al-Qur’an. Secara geneologi, prinsip penafsiran Wadud merujuk pada hermeneutika filosofis atau aliran obyektivies-cum-subyektivies, yakni Gadamer. Kelompok ini lebih mengedepankan pada wilayah “bagaiman memahami”, tidak pada wilayah bagaimana memahami teks dengan benar dan objektif. Terdapat tiga metode yang dilalui Wadud dalam menafsirkan Al-Qur’an; dalam konteks apa suatu teks ditulis atau diwahyukan, bagaimana komposisi tata bahasa teks tersebut, terakhir bagaimana keseluruhan teks (ayat), Weltanschauung-nya atau pandangan hidupnya. Sementara terkait nusyuz, Wadud memahami sebagai disruption of marital harmony. Salah satu kritik terhadap penafiran Wadud terletak pada pemahamannya bahwa lafad qānitāt hanya berlaku pada ketaatan manusia kepada Allah, tidak pada keta’atan sesama mahluk hidup, namun dalam Q.S. Al-Ahzab (33):31 tidak demikian.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129284431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
An-Nida'Pub Date : 2019-11-30DOI: 10.24014/an-nida.v43i2.12321
Syamruddin Nasution, Abd. Ghofur
{"title":"Politik Islam di Malaysia; Studi tentang Partai Al-Islam Se-Malaysia (PAS) di Kelantan","authors":"Syamruddin Nasution, Abd. Ghofur","doi":"10.24014/an-nida.v43i2.12321","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/an-nida.v43i2.12321","url":null,"abstract":"Kelantan merupakan salah satu dari 13 negara bagian di Malaysia, perjuangan penerapan syariat Islam di Kelantan telah berjalan sejak lahirnya PAS tahun 1951. Namun otonomi atau kewenangan dalam penerapan syariat Islam yang dicita-citakan oleh PAS mengalami banyak hambatan karena bertentangan dengan UU Federal dan Akta Mahkamah Syariah. Dalam UU Federal tidak menganut azas negara Islam dan tidak menginginkan tegaknya hukum Islam berseberangan produk hukum di negeri kelantan. Akhirnya perbenturan diantara aturan pemerintah federal dan negara bagian tersebut, menjadikan peraturan negara bagian terpaksa dibatalkan pemerintah ferderal. Tulisan ini menjelaskan berbagai Upaya-upaya dalam penerapan syariat Islam yang dilakukan PAS di eksekutif, legislatif dan Majlis Syuro yang tiada henti dengan terus menyempurnakan produk hukumnya baik dalam bentuk Enakmen Jenayah Syariah Kelantan 1993 tentang hukum hudud, Qishas dan Tazir,serta peraturan-peraturan daerah (perda) melarang berbagai kemaksiatan.","PeriodicalId":137889,"journal":{"name":"An-Nida'","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130663366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}