Raudatul Jannah, Yusanto A. Nugroho, Susilawati Susilawati
{"title":"PENGARUH VARIASI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron)","authors":"Raudatul Jannah, Yusanto A. Nugroho, Susilawati Susilawati","doi":"10.20527/jss.v6i1.8208","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8208","url":null,"abstract":"Eucalyptus in Kalimantan is mostly used as a plant for revegetation and post-mining land reclamation because eucalyptus has a high adaptability to various environmental conditions. This study aimed to analyze the growth of eucalyptus seedlings on various seedling media (peat soil, red yellow podzolic (PMK) and PMK mixed with rice husks in a ratio of 5:1) and to analyze the growth response of eucalyptus seedlings to the application of NPK fertilizer. The method used in this study was a randomized block design with children as samples, with 3 treatments and 3 groups with 6 samples for each treatment and a completely randomized design. The results showed that the highest percentage of eucalyptus plant life in PMK growing media was 99.9%. The highest height growth in PMK+husk growing media was 23.68 cm and the highest number of leaves added to PMK growing media was 35 strands. The percentage of live eucalyptus seedlings treated with growth enhancement treatment with NPK fertilizer for peat growing media was 42.67% and PMK + husk was 98%. The results of the analysis using the ANOVA test showed that NPK fertilization had no effect on the addition of height on both planting media and the number of leaves on peat media, but had a significant effect on PMK+husk growing media.Kayu putih di Kalimantan lebih banyak digunakan sebagai tanaman revegetasi dan reklamasi lahan pascatambang karena kayu putih dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan semai kayu putih pada berbagai media semai (tanah gambut, podsolik merah kuning (PMK) dan PMK yang dicampur sekam padi dengan perbandingan 5:1) dan menganalisis respon pertumbuhan semai kayu putih terhadap pemberian pupuk NPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok dengan anak contoh, dengan 3 perlakuan dan 3 kelompok dengan 6 anak contoh untuk setiap perlakuan dan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu putih pada media tanam PMK memiliki persentase hidup tertinggi yaitu 99,9%. Pertumbuhan tinggi tertinggi pada media tanam PMK+sekam yaitu 23,68 cm dan penambahan jumlah daun tertinggi pada media tanam PMK yaitu 35 helai. Persentase hidup semai kayu putih yang diberikan perlakuan peningkatan pertumbuhan dengan pemberian pupuk NPK untuk media tanam gambut sebesar 42,67% dan PMK+sekam sebesar 98%. Hasil analisis menggunakan uji anova menunjukan bahwa pemupukan NPK tidak berpengaruh terhadap penambahan tinggi pada kedua media tanam dan jumlah daun pada media gambut, namun berpengaruh nyata pada media tanam PMK+sekam.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126848931","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Urfan Brury Anfaul Baroya, Muhammad Faisal Mahdie, Gusti Ahmad Rahmat Thamrin
{"title":"UJI KETAHANAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri), BENGKIRAI (Shorea laevifoia Endert), DAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PERAHU TERHADAP ORGANISME PERUSAK KAYU","authors":"Urfan Brury Anfaul Baroya, Muhammad Faisal Mahdie, Gusti Ahmad Rahmat Thamrin","doi":"10.20527/jss.v6i1.8210","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8210","url":null,"abstract":"Iron wood (Eusideroxylon zwageri), bengkirai wood (Shorea laevifolia endert), and red meranti wood (Shorea leprosula) used as a basic material in the manufacture of a ship. The wood used is enters the class of wood that is strong and durable, so it can survive in water. The use of wood as the hull of the ship is often damaged by attacks by marine animals such as barnacles and sea worms. Barnacles attached to the bottom of the ship resulting in reduced ship speed, while the shipworm larvae would make holes in the wood and make it brittle. The goal in this study is to analyze the intensity of damage to Ironwood, bengkirai wood and red meranti wood from attacks by wood-destroying organisms to determine which type of wood is better for use in shipbuilding. The test method was conducted using SNI 01-7207-2006. The wood sample is formed 30 cm x 2.5 cm x 5 cm and the middle is made a hole with a diameter of 1.5 cm. The sample is connected with a cable rope with a distance of 5 cm using a pipe. The sample is tied to the pier pole at low tide. Wood tested included in the category of highly resistant to attack barnacle organisms with an intensity of attack on each Wood <7%. Meranti test wood samples exposed to sea worm attacks with intesitas attack 33.3% - 56.6%, so this type of wood is considered less resistant to attack.Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), kayu bengkirai (Shorea laevifolia endert), dan kayu meranti merah (Shorea leprosula) dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan sebuah kapal. Kayu yang digunakan merupakan kayu yang masuk ke dalam kelas kayu yang kuat dan awet, sehingga mampu bertahan di air. Penggunaan kayu sebagai lambung kapal sering mengalami kerusakan akibat serangan binatang laut seperti teritip dan cacing laut. Teritip yang melekat pada bagian bawah kapal mengakibatkan kecepatan kapal berkurang, sedangkan larva cacing kapal akan membuat lubang pada kayu dan membuatnya rapuh. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis intensitas kerusakan kayu ulin, kayu bengkirai dan kayu meranti merah dari serangan organisme perusak kayu untuk mengetahui jenis kayu yang lebih bagus untuk digunakan dalam pembuatan kapal. Metode pengujian dilakukan menggunakan SNI 01-7207-2006. Sampel kayu dibentuk 30 cm x 2,5 cm x 5 cm dan bagian tengah dibuat lubang dengan diameter sebesar 1,5 cm. Sampel dihubungkan dengan talu kabel dengan jarak 5 cm mengunakan pipa. Sampel diikat di dermaga dengan kondisi laut yang surut. Kayu yang diuji termasuk ke dalam kategori sangat tahan pada serangan organisme teritip dengan intensitas serangan pada setiap kayu <7%. Sampel kayu uji meranti terkena serangan cacing laut dengan intesitas serangan 33,3% - 56,6 %, sehingga jenis kayu ini dinilai kurang tahan pada serangan","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"304 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132263336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hermawan Hermawan, Gusti syeransyah Rudy, A. Yamani
{"title":"ANALISIS KOMPOSISI TUMBUHAN DAN KETERHIDUPAN MINIMUM DI TAMAN WISATA ALAM PULAU KEMBANG KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Hermawan Hermawan, Gusti syeransyah Rudy, A. Yamani","doi":"10.20527/jss.v6i1.8200","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8200","url":null,"abstract":"Research on Plant Composition Analysis and Minimum Livelihood in Pulau Kembang Island Natural Park, Alalak District, Barito Kuala Regency, South Kalimantan Province was carried out on Pulau Kembang, Alalak District, Barito Kuala Regency, South Kalimantan Province. With the aims of analyzing the composition of plant species and Minimum Livelihood. The method used is a tiled line, to record all growth rates ranging from the level of seedlings, stakes, poles and trees. The results of the study analyzed the dominant type of vegetation at the seedling level, namely fires (Avicennia officinalis L.) with an Important Value Index (INP) of (71.63%), and rambai (Baccaurea motleyana) with an Important Value Index (INP) of (51.08%). From the results of the analysis of vegetation species that dominate at the stake level, namely Api-Api (Avicennia officinalis L.) with an Important Value Index (INP) of (37.12%), and rambai (Baccaurea motleyana) with an Important Value Index (INP) of (35.86%). From the results of the analysis of vegetation, the types that dominate at the pole level are Buta-Buta (Exocoecaria Agallaoca) with an Important Value Index (INP) of (43.02%), and rambai (Baccaurea Motleyana) with an Important Value Index (INP) of (41.42%). Based on the results of the analysis of vegetation species that dominate at the tree level, namely pulantan (Alstonia sp) with an Important Value Index (INP) of (66.67%), and rengas (Gluta Renghas) with an Important Value Index (INP) of (62.50%). The Minimum Livelihood Value (NKM) of all types found in this study exceeded 0.1 so that the condition of the plants at the study site was still preservedPenelitian Analisis Komposisi Tumbuhan Dan Keterhidupan Minimum Di Hutan Wisata Pulau Kembang Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan dilaksanakan di Pulau Kembang Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan tujuan untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan dan Keterhidupan Minimum. Metode yang digunakan adalah garis berpetak, untuk merekam semua tingkat pertumbuhan mulai dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Hasil penelitian analisis vegetasi jenis yang mendominasi pada tingkat semai yaitu api-api (Avicennia officinalis L.) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar (71,63%), dan rambai (Baccaurea Motleyana) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar (51,08%). Dari hasil analisis vegetasi jenis yang mendominasi pada tingkat pancang yaitu api-api (Avicennia officinalis L.) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar (37,12%), dan rambai (Baccaurea Motleyana) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar (35,86%). Dari hasil analisis vegetasi jenis yang mendominasi pada tingkat tiang yaitu buta-buta (Exocoecaria Agallaoca) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar (43,02%), dan rambai (Baccaurea Motleyana) dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar (41,42%). Dari hasil analisis vegetasi jenis yang mendominasi pada tingkat pohon yaitu pulantan (Alstonia sp) dengan Indeks Ni","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134158840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mega Putri Utami, Normela Rachmawati, S. Susilawati
{"title":"PERAN SERTA MASYARAKAT PEDULI API (MPA) DALAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI DESA AWANG BANGKAL TIMUR, KALIMANTAN SELATAN","authors":"Mega Putri Utami, Normela Rachmawati, S. Susilawati","doi":"10.20527/jss.v5i6.7133","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7133","url":null,"abstract":"This study aims to analyze the factors causing forest and land fires in Awang Bangkal Timur Village and the role of the Palawangan MPA in Awang Bangkal Timur. Collecting data using a questionnaire by conducting interviews in the field. Data analysis and data processing in this study were grouped into 2, namely the factors causing forest and land fires using tabulation, while for data analysis to measure the factors causing forest and land fires using the chi square test. The participation of the MPA uses descriptive qualitative methods and quantitative analysis. MPA participation analysis using Likert scale. The causes of forest and land fires in Awang Village, East Bangkal were caused by search (53%), cultivation (21%), grazing (5%), fire from other areas (11%) and unknown cause (11%). The results of the research on the Participation of the Palawangan MPA in Awang Bangkal Timur show that the Palawangan MPA has actively participated in the prevention and control of forest and land fires, this is based on the questionnaire getting a high score and category which means that every activity is carried out wellPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab karhutla di Desa Awang Bangkal Timur dan peran serta MPA Palawangan Awang Bangkal Timur. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan melakukan wawancara di lapangan. Analisis data dan pengolahan data pada penelitian ini dikelompokan menjadi 2 yaitu pada faktor penyebab karhutla menggunakan analisis tabulasi, sedangkan untuk data kuantitatif untuk mengukur faktor-faktor penyebab karhutla menggunakan uji chi square. Peran serta MPA menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis peran serta MPA dengan menggunakan Skala likert. Faktor penyebab karhutla di Desa Awang Bangkal Timur disebabkan perkemahan dan perburuan (53%), perladangan (21%), penggembalaan (5%), api dari daerah lain (11%) dan tidak diketahui penyebab (11%). Hasil penelitian mengenai Peran serta MPA Palawangan Awang Bangkal Timur menunjukan bahwa MPA Palawangan telah berperan serta aktif dalam hal pencegahan dan penanggulangan karhutla, hal ini didasarkan pada kuesioner mendapatkan skor dan kategori tinggi yang berarti setiap kegiatan dijalankan dengan baik","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122229948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Risa Atika Dewi, Yusanto A. Nugroho, Hafizianor Hafizianor
{"title":"STUDI PERKECAMBAHAN JATI PUTIH (Gmelina arborea Roxb.) DENGAN BERBAGAI MACAM PERLAKUAN DI PERSEMAIAN FAKULTAS KEHUTANAN","authors":"Risa Atika Dewi, Yusanto A. Nugroho, Hafizianor Hafizianor","doi":"10.20527/jss.v5i6.7134","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7134","url":null,"abstract":"Jati Putih seeds are known as hard-skinned seeds so they are difficult to germinate. Germination of some hard-shelled seeds has a very low germination percentage of 30-40%. The method used in this study was a completely randomized design for 3 treatments, fruit ripeness treatment using unscarified fruit, seed integrity treatment and germination media treatment with a mixture of husks and soil using scarified seeds and using a factorial Completely Randomized Design with 2 factors, namely soaking. hot water and fruit ripeness factor using scarified seeds. The results showed that the percentage of germination showed that the seeds were scarified by hot water soaking and fruit ripeness without soaking in hot water was 56.5% rotten seeds, 41.5% yellow seeds and 30% green seeds, 2% hot water soaked rotten seeds, yellow seeds 1, 6% and green beans 2%. Treatment Whole seeds 27% whole seeds, 18% hollow seeds and 14% deep hollow seeds. The treatment of germination media was husk and soil of 12% rotten seeds, 27% yellow seeds and 37% green seeds. Percentage of fruit germination that was not scarified by treatment of ripe fruit rot I 6%, second repetition 0.2%, III repetition 0.6% and IV 2%, yellow fruit I 4.6%, II 2.2% , 3% test III and 20.4% IV test. green fruit test I 5.8%, test II 3%, test III 6.4% and IV 54.2%. Optimum germination occurred in scarified seeds rather than unscarified seeds. Saccharified seeds germinated faster, starting from 5 days, compared to non-scarified seeds, which took longer, namely 38 days to germinate.Benih Jati Putih dikenal sebagai benih berkulit keras sehingga sulit berkecambah. Perkecambahan beberapa benih berkulit keras memiliki presentase perkecambahan sangat rendah 30-40%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap untuk 3 perlakuan, perlakuan kematangan buah dengan menggunakan buah yang tidak diskarifikasi, perlakuan keutuhan biji dan perlakuan media perkecambahan campuran sekam dan tanah menggunakan biji yang diskarifikasi dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor yaitu perendaman air panas dan faktor kematangan buah menggunakan biji yang diskarifikasi. Hasil persentase perkecambahan didapatkan biji yang diskarifikasi perlakuan perendaman air panas dan kematangan buah tanpa direndam air panas biji busuk sebesar 56,5%, biji kuning 41,5% dan biji hijau 30%, direndam air panas biji busuk 2 %, biji kuning 1,6% dan biji hijau 2%. Perlakuan Keutuhan biji biji utuh 27%, biji berlubang sedang 18% dan biji berlubang dalam 14%. Perlakuan media perkecambahan sekam dan tanah biji busuk 12%, biji kuning 27% dan biji hijau 37%. Persentase perkecambahan buah yang tidak diskarifikasi perlakuan kematangan buah buah busuk ulangan I 6%, ulangan II 0,2%, ulangan III 0,6 % dan ulangan IV 2%, buah kuning ulangan I 4,6%, ulangan II 2,2%, ulangan III 3% dan ulangan IV 20,4%. buah hijau ulangan I 5,8%, ulangan II 3%, ulangan III 6,4% dan ulangan IV 54,2%. Perkecambahan yang optimum terjadi pa","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128002029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abdul Rahman, Gusti Muhammad Hatta, Damaris Payung
{"title":"KERAGAMAN JENIS BURUNG PADA HUTAN RIPARIAN DAN HUTAN GALAM DI PT. JORONG BARUTAMA GRESTON KABUPATEN TANAH LAUT","authors":"Abdul Rahman, Gusti Muhammad Hatta, Damaris Payung","doi":"10.20527/jss.v5i6.7127","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7127","url":null,"abstract":"This study aims to make an inventory of bird species in the riparian forest and galam forest at PT. Jorong Barutama Grestone and Analyzing the dominance, species diversity and even distribution of bird species in riparian forest and galam forest at PT. Jorong Barutama Greston. The results of this study indicate that there are 42 species of birds from 22 families found in the galam forest and riparian forest. In the galam forest, 28 species of birds were found and in the riparian forest, 36 species of birds were found. There are 4 types of protected birds, namely the madu sepah raja bird, kipasan belang, madu jawa bird and tangkar kambing. Based on the results of the analysis, in galam forest there are 6 dominant bird species, while in riparian forest there are 5 dominant bird species. Based on the value of diversity, natural forest has a moderate diversity value, and high diversity in riparian forest. Meanwhile, based on the evenness of species, both locations were stable communities. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis burung yang ada pada hutan riparian dan hutan galam di PT. Jorong Barutama Grestone dan Menganalisis dominasi, keragaman jenis dan kemerataan jenis burung di hutan riparian dan hutan galam di PT. Jorong Barutama Greston.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 42 jenis burung dari 22 family yang ditemukan di hutan galam dan hutan riparian. Pada hutan galam ditemukan 28 jenis burung dan pada hutan riparian ditemukan 36 jenis burung. Terdapat 4 jenis burung yang dilindungi yaitu burung madu sepah raja, kipasan belang, burung madu jawa dan tangkar kambing. Berdasarkan hasil analisis, pada hutan galam terdapat 6 jenis burung yang dominan, sedangkan pada hutan riparian terdapat 5 jenis burung yang dominan. Berdasarkan nilai keanekaragaman, pada hutan galam memiliki nilai keanekaragaman sedang, dan pada hutan riparian merupakan keanekaragaman tinggi. Sedangkan berdasarkan kemerataan jenis, pada kedua lokasi merupakan komunitas yang stabil.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"2011 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130843572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SENYAWA KIMIA AKTIF PADA DAUN NIPAH (Nyfa fruticans Wurmb)","authors":"Laely Wijayanti, Rosidah R Radam, S. Hamidah","doi":"10.20527/jss.v5i6.7140","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7140","url":null,"abstract":"Nipah plants are plants that live in brackish water swamp ecosystems and river mouths. Nipah is often used for various household needs. Nipah contains active compounds that can become medicinal plants. This research has purpose to analyze active chemical compounds in three age of nipah leaves in young, medium, and old periode.This research was conducted at the Lambung Mangkurat Banjarbaru Forest Product Technology Laboratory. The study time was conducted for 4 including the stages of material preparation and equipment, laboratory analysis, data processing, preparation and writing of research results. The study was conducted by conducting phytochemical testing by identifying triterpenoids, alkaloids, steroids, and flavonoids. Simplisia is carried out 3 times repetition at each age of the nipah leaves. Young, medium, and old leaves from the test results obtained active chemical compounds, namely alkaloid compounds, triterpenoids, flavonoids, and tannins. Medium and old leaves contain steroids, while young leaves do not exist. Young leaves contain triterpenoids, while medium leaves and old leaves do not contain triterpenoids.Tanaman Nipah merupakan tanaman yang hidup dalam ekosistem rawa air payau dan muara sungai. Nipah sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Nipah memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat menjadi tumbuhan berkhasiat obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa kimia aktif pada daun nipah berumur muda, sedang dan tua. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 meliputi tahapan persiapan bahan dan peralatan, analisis laboratorium, pengolahan data, penyusunan dan penulisan hasil penelitian. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengujian fitokimia dengan mengidentifikasi Triterpenoid, Alkaloid, Steroid, dan Flavonoid. Simplisia dilakukan 3 kali pengulangan pada setiap umur dari daun nipah. Daun muda, sedang, dan tua dari hasil uji didapat senyawa kimia aktif yaitu senyawa Alkaloid, Triterpenoid, Flavonoid, dan Tannin. Daun sedang dan tua mengandung steroid, sedangkan daun muda tidak ada. Daun muda mengandung Triterpenoid, sedangkan daun yang sedang dan daun yang tua tidak mengandung Triterpenoid.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126230080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arief Eddy Suprapto, Gusti syeransyah Rudy, Setia Budi Peran
{"title":"ANALISIS KUALITAS HIDUP DAN KESEHATAN TANAMAN POKOK DI DESA RANTAU BAKULA OLEH PD. BARAMARTA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN","authors":"Arief Eddy Suprapto, Gusti syeransyah Rudy, Setia Budi Peran","doi":"10.20527/jss.v5i6.7128","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7128","url":null,"abstract":"There is an obligation to provide compensation land, carry out reforestation of compensation land and planting in the framework of forest reclamation for owners of Forest Area Loan Permits (IPPKH). Carrying out the reclamation requires some treatment such as silviculture actions in order for its reclamation activities to succeed, to increase the success of plant health is needed as a guideline in the future in the implementation of forest reclamation. The purpose of this study was to evaluate the health of reclaimed plants of rubber and hazelnut types that exist in PD. Baratama Rantau Bakula Village, Sungai Pinang District, Banjar Regency, South Kalimantan. The results showed that at the observation site found each as many as 63 plants in the type of rubber and hazelnut plants. In rubber plants there are as many as 38 healthy rubber plants, 6 plants are less healthy, 7 plants languish and 12 plants that die with a percentage of plant life of 80.9% and the percentage of plant health of 74.5% in healthy plant conditions. In hazelnut plants there are 44 healthy plants, 7 plants are less healthy, 3 plants languish and 9 plants that die with a percentage of plant life of 85.7% and the percentage of plant health of 81.5% healthy conditionsAdanya kewajiban untuk menyediakan lahan kompensasi, melaksanakan reboisasi lahan kompensasi dan melakukan penanaman dalam rangka reklamasi hutan bagi pemilik Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Melaksanakan reklamasi tersebut diperlukan beberapa perlakuan seperti tindakan-tindakan silvikultur agar kegiatan reklamasinya berhasil, untuk meningkat keberhasilan tersebut diperlukan evaluasi kesehatan tanaman sebagai pedoman ke depannya dalam pelaksanaan reklamasi hutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesehatan tanaman reklamasi jenis karet dan kemiri yang ada di PD. Baratama Desa Rantau Bakula Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lokasi pengamatan ditemukan masing-masing sebanyak 63 tanaman pada jenis tanaman karet dan kemiri. Pada tanaman karet terdapat sebanyak 38 tanaman karet yang sehat, 6 tanaman kurang sehat, 7 tanaman merana dan 12 tanaman yang mati dengan persentase hidup tanamannya sebesar 80,9% dan persentase kesehatan tanamannya sebesar 74,5% pada kondisi tanaman sehat. Pada tanaman kemiri terdapat 44 tanaman sehat, 7 tanaman kurang sehat, 3 tanaman merana dan 9 tanaman yang mati dengan persentase hidup tanamannya sebesar 85,7% dan persentase kesehatan tanamannya sebesar 81,5% kondisi sehat","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114451757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Chindy Ade Eriesta, Kissinger Kissinger, Wahyuni Ilham
{"title":"KARAKTERISTIK ATRAKSI WISATA DESA TEGALREJO KECAMATAN KELUMPANG HILIR KABUPATEN KOTABARU","authors":"Chindy Ade Eriesta, Kissinger Kissinger, Wahyuni Ilham","doi":"10.20527/jss.v5i6.7130","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7130","url":null,"abstract":"Community based tourism is one of the village development efforts through the tourism sector, where the community is the main controller in development. The people of Tegalrejo village build a tourist area by considering the conservation of flora and fauna there so as not to be disturbed by human presence. This study attempts to analyze the characteristics of tourism in Tegalrejo Village. The method used in data collection is the method of field observation, interviews and multiple plots. The selection of sources is determined by purposive sampling. Data analysis of the characteristics of cave tourist attractions, culture and culinary were analyzed descriptively, vegetation data analysis used the Diversity IndexPariwisata berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya pembangunan desa yang dilakukan melalui sektor pariwisata, Masyarakat desa Tegalrejo membangun kawasan wisata dengan mempertimbangkan konservasi flora fauna disana agar tidak terganggu dengan keberadaan manusia. Penelitian ini berupaya menganalisis karakteristik wisata di Desa Tegalrejo. Metode pengumpulan data adalah observasi lapangan, wawancara dan metode petak ganda, Pemilihan narasumber yang ditentukan dengan purposive sampling. Analisis data karakteristik atraksi wisata goa, budaya dan kuliner dianalisis secara deskriptif, analisis data vegetasi menggunakan indeks Diversitas","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127545360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DI SUB DAS MALIAU KECAMATAN DUSUN SELATAN KABUPATEN BARITO SELATAN","authors":"Rizky Irianti, A. Yamani, S. Susilawati","doi":"10.20527/jss.v5i6.7145","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7145","url":null,"abstract":"The purpose of this research to identify the characteristics of the criticality level of land in the Maliau sub-watershed, South Dusun District, South Barito Regency. The collection of biophysical data in the form of secondary and primary data. Analysis and processing of data in the form of compiling spatial data of land units, taking soil samples at the research site, preparing rainfall information, planning land status maps and land functions, plant management factors (C) in various cover and conservation management factors (K). Identification of land criticality level in the form of calculation of actual erosion, Erosion Hazard Level (TBE) and critical land assessment by determining land criteria or factors and classifying land criticality level based on the total score. Based on the calculation of the critical land assessment, it was found that the criticality level of the land in the Maliau Sub-watershed, Dusun Selatan District, South Barito Regency at the critical land level of 402,016 ha with a percent area of 0.97%, the criticality level of land at a moderately critical level of 31,434.690 ha with a percent area 76.19%, the criticality level of land at the critical potential level is 3,532,657 ha with a percent area of 8.6%, the land criticality level at the non-critical level is 41,258,548 ha with a percent area of 14.27%.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Maliau Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan. Pengumpulan data biofisik berupa data sekunder dan primer. Analisis dan pengolahan data berupa penyusunan data spasial unit lahan, pengambilan sampel tanah pada lokasi penelitian, penyiapan informasi curah hujan, perencanaan peta status lahan dan fungsi lahan, faktor pengelolaan tanaman (C) diberbagia penutupan dan faktor pengelolaan konservasi (K). Identifikasi tingkat kekritisan lahan berupa perhitungan erosi aktual, Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan penilaian lahan kritis dengan menentukan kriteria lahan atau faktor dan mengklasifikasi tigkat kekritisan lahan berdasarkan total skor. Berdasarkan perhitungan penilaian lahan kritis didapatlah luas tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Maliau Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan pada tingkatan lahan kritis seluas 402,016 ha dengan persen luas 0,97%, tingkat kekritisan lahan pada tingkatan agak kritis seluas 31.434,690 ha dengan persen luas 76,19%, tingkat kekritisan lahan pada tingkatan potensial kritis seluas 3.532,657 ha dengan persen luasan 8,6%, tingkat kekritisan lahan pada tingkat tidak kritis seluas 41.258,548 ha dengan persen luas 14,27%.","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134534178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}