Urfan Brury Anfaul Baroya, Muhammad Faisal Mahdie, Gusti Ahmad Rahmat Thamrin
{"title":"UJI KETAHANAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri), BENGKIRAI (Shorea laevifoia Endert), DAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PERAHU TERHADAP ORGANISME PERUSAK KAYU","authors":"Urfan Brury Anfaul Baroya, Muhammad Faisal Mahdie, Gusti Ahmad Rahmat Thamrin","doi":"10.20527/jss.v6i1.8210","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Iron wood (Eusideroxylon zwageri), bengkirai wood (Shorea laevifolia endert), and red meranti wood (Shorea leprosula) used as a basic material in the manufacture of a ship. The wood used is enters the class of wood that is strong and durable, so it can survive in water. The use of wood as the hull of the ship is often damaged by attacks by marine animals such as barnacles and sea worms. Barnacles attached to the bottom of the ship resulting in reduced ship speed, while the shipworm larvae would make holes in the wood and make it brittle. The goal in this study is to analyze the intensity of damage to Ironwood, bengkirai wood and red meranti wood from attacks by wood-destroying organisms to determine which type of wood is better for use in shipbuilding. The test method was conducted using SNI 01-7207-2006. The wood sample is formed 30 cm x 2.5 cm x 5 cm and the middle is made a hole with a diameter of 1.5 cm. The sample is connected with a cable rope with a distance of 5 cm using a pipe. The sample is tied to the pier pole at low tide. Wood tested included in the category of highly resistant to attack barnacle organisms with an intensity of attack on each Wood <7%. Meranti test wood samples exposed to sea worm attacks with intesitas attack 33.3% - 56.6%, so this type of wood is considered less resistant to attack.Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), kayu bengkirai (Shorea laevifolia endert), dan kayu meranti merah (Shorea leprosula) dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan sebuah kapal. Kayu yang digunakan merupakan kayu yang masuk ke dalam kelas kayu yang kuat dan awet, sehingga mampu bertahan di air. Penggunaan kayu sebagai lambung kapal sering mengalami kerusakan akibat serangan binatang laut seperti teritip dan cacing laut. Teritip yang melekat pada bagian bawah kapal mengakibatkan kecepatan kapal berkurang, sedangkan larva cacing kapal akan membuat lubang pada kayu dan membuatnya rapuh. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis intensitas kerusakan kayu ulin, kayu bengkirai dan kayu meranti merah dari serangan organisme perusak kayu untuk mengetahui jenis kayu yang lebih bagus untuk digunakan dalam pembuatan kapal. Metode pengujian dilakukan menggunakan SNI 01-7207-2006. Sampel kayu dibentuk 30 cm x 2,5 cm x 5 cm dan bagian tengah dibuat lubang dengan diameter sebesar 1,5 cm. Sampel dihubungkan dengan talu kabel dengan jarak 5 cm mengunakan pipa. Sampel diikat di dermaga dengan kondisi laut yang surut. Kayu yang diuji termasuk ke dalam kategori sangat tahan pada serangan organisme teritip dengan intensitas serangan pada setiap kayu <7%. Sampel kayu uji meranti terkena serangan cacing laut dengan intesitas serangan 33,3% - 56,6 %, sehingga jenis kayu ini dinilai kurang tahan pada serangan","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"304 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sylva Scienteae","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8210","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
铁木(Eusideroxylon zwageri), bengkirai木(Shorea laevifolia endert)和红莫兰蒂木(Shorea lebansula)用作制造船舶的基本材料。所使用的木材属于坚固耐用的木材,因此它可以在水中生存。用木头做船壳的船经常被藤壶和海蠕虫等海洋动物的攻击破坏。藤壶附着在船底,导致船速降低,而船虫的幼虫会在木头上打洞,使木头变脆。本研究的目的是分析破坏木材的生物对铁木、bengkirai木和红莫兰蒂木的破坏强度,以确定哪种类型的木材更适合用于造船。测试方法使用SNI 01-7207-2006进行。木样成型30厘米× 2.5厘米× 5厘米,中间打一个直径1.5厘米的孔。用管子将样品用距离为5cm的电缆绳连接。退潮时,样品被绑在码头的杆子上。被试木材中包括高度抗攻击藤壶生物的类别,对每个木材的攻击强度<7%。莫兰蒂测试暴露于海虫攻击的木材样品中,大肠杆菌的攻击率为33.3% - 56.6%,因此这种类型的木材被认为抵抗攻击的能力较弱。Kayu ulin, Kayu bengkirai (Shorea laevifolia endert), dan Kayu meranti merah (Shorea lelesula) dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan sebuah kapal。Kayu yang digunakan merupakan Kayu yang masuk ke dalam kelas Kayu yang kuat dan awet, seingga mampu bertahan di air。Penggunaan kayu sebagai lambung kapal服务于门加罗米kerusakan akibat serangan binatang服务于门加罗米kerusakan akibat serangan binatang服务于门加罗米。Teritip yang melekat pada bagian bawah kapal mengakibatkan kecepatan kapal berkurang, sedangkan larva casing kapal akan会员lubang paku dan membuatnya rapuh。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Metode penguin dilakukan menggunakan SNI 01-7207-2006。样品kayu dibentuk 30厘米× 2.5厘米× 5厘米丹巴吉丹巴吉丹丹巴吉丹丹丹丹丹直径1.5厘米。桑佩尔迪胡邦坎登干塔鲁卡贝尔登干贾拉克5厘米蒙古那干琵琶。样本diikat di dermaga dengan kondisi laut yang surut。Kayu yang diuji termasuk ke dalam kategori sangat tahan pada serangan有机体tritip denan intensitas serangan pada setap Kayu <7%。Sampel kayu uji meranti terkena serangan cacingut dengan intintesangan 33,3% - 56,6%, sehinga jenis kayu ini dinilai kurang tahan paadserangan
UJI KETAHANAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri), BENGKIRAI (Shorea laevifoia Endert), DAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PERAHU TERHADAP ORGANISME PERUSAK KAYU
Iron wood (Eusideroxylon zwageri), bengkirai wood (Shorea laevifolia endert), and red meranti wood (Shorea leprosula) used as a basic material in the manufacture of a ship. The wood used is enters the class of wood that is strong and durable, so it can survive in water. The use of wood as the hull of the ship is often damaged by attacks by marine animals such as barnacles and sea worms. Barnacles attached to the bottom of the ship resulting in reduced ship speed, while the shipworm larvae would make holes in the wood and make it brittle. The goal in this study is to analyze the intensity of damage to Ironwood, bengkirai wood and red meranti wood from attacks by wood-destroying organisms to determine which type of wood is better for use in shipbuilding. The test method was conducted using SNI 01-7207-2006. The wood sample is formed 30 cm x 2.5 cm x 5 cm and the middle is made a hole with a diameter of 1.5 cm. The sample is connected with a cable rope with a distance of 5 cm using a pipe. The sample is tied to the pier pole at low tide. Wood tested included in the category of highly resistant to attack barnacle organisms with an intensity of attack on each Wood <7%. Meranti test wood samples exposed to sea worm attacks with intesitas attack 33.3% - 56.6%, so this type of wood is considered less resistant to attack.Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), kayu bengkirai (Shorea laevifolia endert), dan kayu meranti merah (Shorea leprosula) dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan sebuah kapal. Kayu yang digunakan merupakan kayu yang masuk ke dalam kelas kayu yang kuat dan awet, sehingga mampu bertahan di air. Penggunaan kayu sebagai lambung kapal sering mengalami kerusakan akibat serangan binatang laut seperti teritip dan cacing laut. Teritip yang melekat pada bagian bawah kapal mengakibatkan kecepatan kapal berkurang, sedangkan larva cacing kapal akan membuat lubang pada kayu dan membuatnya rapuh. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis intensitas kerusakan kayu ulin, kayu bengkirai dan kayu meranti merah dari serangan organisme perusak kayu untuk mengetahui jenis kayu yang lebih bagus untuk digunakan dalam pembuatan kapal. Metode pengujian dilakukan menggunakan SNI 01-7207-2006. Sampel kayu dibentuk 30 cm x 2,5 cm x 5 cm dan bagian tengah dibuat lubang dengan diameter sebesar 1,5 cm. Sampel dihubungkan dengan talu kabel dengan jarak 5 cm mengunakan pipa. Sampel diikat di dermaga dengan kondisi laut yang surut. Kayu yang diuji termasuk ke dalam kategori sangat tahan pada serangan organisme teritip dengan intensitas serangan pada setiap kayu <7%. Sampel kayu uji meranti terkena serangan cacing laut dengan intesitas serangan 33,3% - 56,6 %, sehingga jenis kayu ini dinilai kurang tahan pada serangan