{"title":"Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius) terhadap Kadar Kolesterol dan Struktur Histologi Aorta Mencit Hiperkolesterolemia","authors":"Rahma Maulidina Maghfiroh, Dyah Hariani, Firas Khaleyla","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p89-100","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p89-100","url":null,"abstract":"Hiperkolesterolemia penyebab timbulnya aterosklerosis dengan mengkonsumsi makanan tinggi lemak sebagai sumber kolesterol dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol dapat diturunkan dengan pemberian Simvastatin sebagai obat sintetis atau bahan alam dari daun pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius) mengandung bioaktif. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas pemberian ekstrak daun pepaya Jepang terhadap penurunan kadar kolesterol dan perbaikan tingkat kerusakan struktur histologi aorta mencit (Mus musculus) dengan diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terbagi dalam kelompok kontrol negatif (pakan pur) dan positif (pakan pur + kuning telur puyuh), perlakuan pemberian ekstrak daun pepaya Jepang dosis 11,2, 16,8, 22,4, dan 28 mg/20gBB + pakan pur + kuning telur puyuh dengan empat pengulangan. Parameter: kadar kolesterol [total, LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein)] diuji menggunakan alat glukometer, histologi aorta mencit diamati menggunakan mikroskop. Data kadar kolesterol total, LDL, dan HDL dianalisis menggunakan uji ANOVA. Data histologi aorta dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji ANOVA menunjukkan ada pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya Jepang terhadap penurunan kadar kolesterol total secara signifikan (P<0,005), kadar LDL tidak signifikan (P>0,108) maupun kadar HDL (P>0,105), demikian pula dapat menurunkan tingkat kerusakan struktur histologi aorta sangat signifikan (P<0,000) terhadap mencit dengan diet aterogenik. Dosis terbaiknya yang dapat menurunkan kolesterol total, jumlah LDL dan HDL serta perbaikan tingkat kerusakan aorta paling rendah adalah 28 mg/20gBB. Simpulan penelitian ini pemberian ekstrak daun pepaya Jepang dapat menurunkan kadar kolesterol dan memperbaiki tingkat kerusakan struktur histologi aorta. Daun pepaya Jepang dapat dikonsumsi untuk menurunkan kolesterol dan memperbaiki kerusakan struktur histologi aorta.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122230664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efek Ekstrak Daun Pepaya Jepang terhadap Kadar Kolesterol, Morfometri, dan Histologi Hepar Mencit Hiperkolesterolemia","authors":"Ainin Nadiroh, Dyah Hariani","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p101-112","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p101-112","url":null,"abstract":"Daun pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius) diduga memiliki senyawa bioaktif berpotensi menurunkan kadar kolesterol dan memperbaiki kerusakan hepar. Tujuan penelitian ini mengetahui efek pemberian ekstrak daun pepaya Jepang terhadap kadar kolesterol, morfometri, dan struktur histologi hepar mencit hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Dosis ekstrak daun pepaya Jepang yang digunakan yakni 11,2; 16,8; 22,4; dan 28 mg/20 g BB. Data warna dan permukaan hepar dianalisis deskriptif. Data kadar kolesterol, berat, dan diameter hepar dianalisis menggunakan uji ANOVA. Data struktur histologi hepar dianalisis menggunaan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan warna maupun permukaan hepar kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya Jepang adalah normal berwarna merah kecoklatan dan permukaannya rata halus. Terdapat efek pemberian ekstrak daun pepaya Jepang terhadap penurunan kadar kolesterol sangat signifikan (P<0,005), berat hepar (P<0,001), diameter hepar (P<0,000), dan penurunan tingkat kerusakan sel hepar mencit hiperkolesterolemia (P<0,041). Simpulan penelitian ini pemberian ekstrak daun pepaya Jepang menurunkan kadar kolesterol juga memperbaiki kerusakan hepar dan dosis terbaiknya adalah 28 mg/20 g BB.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121067652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kualitas Perairan Sungai Brangkal Mojokerto Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos","authors":"Nilam Cahya Ningrum, Sunu Kuntjoro","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p71-79","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p71-79","url":null,"abstract":"Sungai Brangkal ialah sungai yang termasuk kedalam Kabupaten Mojokerto bermula dari desa Miji sampai desa Kauman hingga ke sungai Brantas. Di bantaran sungai ditemukan sampah yang terbungkus plastik dan menumpuk, selain itu pabrik-pabrik di sekitar membuang limbah ke sungai sehingga menurunkan kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis kualitas perairan Sungai Brangkal Mojokerto. Metode yang digunakan yaitu observasi dengan 3 stasiun, pengambilan sampel makrozoobentos menggunakan metode purposive random sampling, penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2020. Parameter fisik kimia yang diamati meliputi suhu, pH, kedalaman, kecepatan arus, kecerahan, DO, COD, BOD, kandungan Pb dalam sampel air, dan kandungan Pb dalam tubuh makrozoobentos. Sampel makrozoobentos diambil menggunakan van veen grab, kemudian sampel diidentifikasi hingga tingkat spesies. Terdapat 4 jenis makrozoobentos yang ditemukan yaitu Pomacea canaliculata, Gecarcinucoidea, Melanoides tuberculata, dan Filopaludina javanica. Indeks keanekaragaman makrozoobentos dihitung menggunakan rumus Shannon-Wiener. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan Sungai Brangkal Mojokerto termasuk kategori pencemaran sedang dengan nilai DO 0,153333 ppm, dan nilai BOD 0,156667 ppm, serta indeks keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Brangkal Mojokerto yaitu 1,137981 yang artinya keanekaragaman tergolong jenis sedang.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125465306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pengomposan Ampas Tebu Sebagai Media Alternatif dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)","authors":"Claresta Erlinda, Aniek Prasetyaningsih, Kukuh Madyaningrana","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p161-173","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p161-173","url":null,"abstract":"Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu bahan pangan kaya nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Tingginya permintaan akan jamur tiram mendorong petani jamur untuk dapat menghasilkan jamur tiram lebih banyak dengan kualitas yang baik. Umumnya jamur tiram dibudidaya dengan menggunakan media tanam berupa serbuk gergaji kayu sengon, yang ketersediaan serbuk gergaji tersebut tidak mudah didapati karena produksinya yang menurun. Sulitnya pasokan sebuk gergaji kayu sengon menyebabkan perlunya dilakukan menelitian tentang media tanam jamur alternatif. Pada penelitian ini dipelajari pemanfaatan ampas tebu sebagai media alternatif dalam budidaya jamur tiram. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengomposan ampas tebu dan variasi komposisi media terhadap terhadap produktivitas jamur tiram. Untuk mengukur produktivitas tersebut dilakukan pengukuran terhadap kecepatan pertumbuhan miselium, jumlah tubuh buah, diameter tudung, berat kering, total yield, dan efisiensi biologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kecepatan pertumbuhan miselium terbaik sebesar 0,680 cm/hari terdapat pada waktu pengomposan 12 hari dengan jumlah substrat ampas tebu 80% dengan C/N media 60%. Jumlah tubuh buat terbaik terdapat pada perlakuan pengomposan 4 hari dan variasi media serbuk gergaji:ampas tebu (40%:60%) dengan 9 tubuh buah dan diameter terbaik ada pada perlakuan pengomposan 12 hari dengan media 100% ampas tebu dengan diameter 8,138 cm. Berat kering, total yield dan efisiensi biologi terbaik terdapat pada media tanpa pengomposan dengan substrat 100% ampas tebu sebesar 8,322 gram, 148,106 gram, dan 123, 940%. Perlakuan pengomposan tidak berpengaruh terhadap peningkatan total yield jamur tiram dan semakin banyak proporsi ampas tebu dalam medium tanam dapat meningkatkan produktivitas (total yield) jamur tiram","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"434 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122788375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Silika dan Cekaman Air terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai","authors":"Ismi Aziza, Yuni Sri Rahayu, Sari Kusuma Dewi","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p183-191","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p183-191","url":null,"abstract":"Azolla dan air cucian beras merupakan bahan alami yang memiliki kandungan hara NPK tinggi dan banyak digunakan dalam pupuk organik cair (POC). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar unsur hara NPK POC Azolla dan air cucian beras yang ditambahkan silika serta mengetahui konsentasi optimal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai varietas anjasmoro pada kondisi tercekam air. Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan yakni tahap I penelitian deskriptif dan tahap II penelitian eksperimental. Tahap I meliputi proses pembuatan POC dan pengujian kandungan unsur hara NPK, sedangkan tahap II meliputi pengujian POC terhadap pertumbuhan kedelai var. Anjasmoro. Rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor yaitu konsentrasi POC (POC tanpa Si, POC 5 ml + Si, POC 10 ml + Si, dan POC 15 ml + Si) dan tingkat cekaman air (yaitu kapasitas lapang 75%, 50% dan 25%). Data dianalisis dengan Two Way ANOVA lalu dilanjutkan pada uji Duncan. POC memiliki kandungan hara nitrogen 0,006%, fosfor 0,01%, kalium 0,0003% dan rasio C/N 28. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara konsentrasi POC dan tingkat cekaman air yang berpengaruh secara signifikan terhadap panjang akar, kadar air relatif daun dan kerapatan stomata, sedangkan pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman tidak berpengaruh siginifikan mengenai interaksi antara konsentrasi POC dan tingkat cekaman air. Konsentrasi POC terbaik yang direkomendasikan yakni 15 ml POC + 0,85 g silika dengan tingkat kapasitas lapang 75%.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123175321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Respon Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Daun Kersen (Muntingia calabura) Akibat Paparan Timbal Pb yang Berbeda di Surabaya","authors":"Ahmat Khoirul Rifai, Rinie Pratiwi Puspitawati","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p8-14","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p8-14","url":null,"abstract":"Surabaya sebagai salah satu kota besar dengan tingkat perkembangan teknologi dan industri yang tinggi, sehingga meningkatkan minat masyarakat untuk datang. Hal ini menyebabkan pertumbuhan kendaraan di Kota Surabaya semakin tidak terkontrol, yang berdampak pada penurunan kualitas udara akibat meningkatnya gas emisi dari kendaraan bermotor yang mengandung timbal (Pb). Paparan timbal (Pb) dari emisi kendaraan berpengaruh terhadap kondisi morfologi, anatomi dan fisiologi daun. Tanaman kersen (Muntingia calabura) memiliki prospektif tinggi sebagai akumulator logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perngaruh paparan timbal (Pb) terhadap morfologi, anatomi dan fisiologi daun kersen (Muntingia calabura) serta mengetahui kadar timbal (Pb) pada daun kersen (Muntingia calabura). Jenis penelitian ini merupakan observasi. Pengamatan respon morfologi daun dilakukan dengan mengamati nekrosis serta luas daun. Pengamatan respon anatomi berupa jumlah stomata daun diamati menggunakan mikroskop. Pengamatan respon fisiologi berupa pengukuran kadar klorofil daun dilakukan dengan spektrofotometer. Kadar timbal diukur menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Sampel daun kersen diambil dari tiga lokasi dengan tingkat paparan timbal (Pb) yang berbeda yakni Jalan A. Yani, Jalan Darmo dan Jalan Ketintang. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil kondisi morfologi daun kersen dari lokasi Jalan A. Yani mengalami tingkat nekrosis yang tinggi, luas daun menyusut, dan jumlah stomata rendah dibandingkan Jalan Darmo dan Jalan Ketintang. Kadar klorofil tertinggi sebesar 38608,5 mg/L terdapat pada lokasi Jalan Ketintang, dibandingkan Jalan Darmo dan Jalan A. Yani. Kadar timbal (Pb) tertinggi terdapat pada lokasi Jalan A. Yani sebesar 0,546 mg/L, dibandingkan Jalan Darmo dan Jalan Ketintang. Tanaman kersen memiliki potensi tinggi sebagai absorben timbal (Pb) dan indikator timbal (Pb) di lingkungan sekitar.Kata kunci: Daun kersen, paparan timbal (Pb) yang berbeda, respon morfologi, anatomi, fisiologi, kadar timbal","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130599264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktivitas Antidiabetik Ekstrak Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) terhadap Kadar Glukosa dan Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum pada Mencit (Mus musculus)","authors":"Siska Azizah, Nur Qomariyah","doi":"10.26740/lenterabio.v11n1.p15-25","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v11n1.p15-25","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus termasuk gangguan metabolisme yang diakibatkan adanya kelainan kinerja insulin, sekresi insulin atau keduanya dengan karakteristik hiperglikemia, dalam jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi kronik yaitu ulkus diabetikum. Ekstrak etanol daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) mengandung zat aktif alkaloid dan flavonoid yang memiliki efek antidiabetik dan antioksidan sehingga berpotensi dalam pengendalian diabetes dan pemulihan ulkus diabetikum. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan aktivitas antidiabetik ekstrak daun daun jambu mete dan konsentrasi ekstrak yang optimal terhadap penurunan kadar glukosa darah serta pemulihan luka ulkus diabetikum. Subjek penelitian menggunakan mencit jantan galur DDY sebanyak 24 ekor diinduksi alloxan 110 mg/kg yang terbagi dalam enam kelompok perlakuan yaitu kelompok ekstrak dosis I (4,2 mg/20g BB), dosis II (8,4 mg/20g BB), dosis III (12,6 mg/20g BB), kelompok glibenklamid (0,013 mg/kg BB), kontrol positif dan kontrol negatif dengan empat pengulangan selama 14 hari perlakuan. Mencit diabetes dibuat luka ulkus sepanjang 1 cm pada bagian dorsal menggunakan alat bedah. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan program SPSS uji Kolmogorov-Smirnov (p>0,05) dan uji homogenitas (p>0,05). Data kadar glukosa darah dianalisis menggunakan uji ANOVA (p<0,05) dan uji Duncan (p<0,05). Persentase dan kerapatan kolagen dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis (p<0,05) dan uji Mann-Whitney (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun jambu mete terhadap penurunan kadar gula darah dan pemulihan luka ulkus diabetikum pada mencit diabetes memberikan pengaruh yang signifikan (p<0,05). Ekstrak daun jambu mete dosis III (12,6 mg/20g BB) merupakan ekstrak paling optimal dalam penurunan kadar gula darah dan pemulihan luka ulkus diabetikum dengan memiliki aktivitas antidiabetik dan antioksidan.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133453154","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keragaan Karakter Agronomi dan Morfologi Beberapa Kultivar Tembakau Ponorogo","authors":"Aprilia Ridhawati, Parnini Parnini, D. Djajadi","doi":"10.26740/lenterabio.v10n3.p339-346","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v10n3.p339-346","url":null,"abstract":"Tembakau adalah salah satu komoditas perkebunan yang diminati petani karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Di Kabupaten Ponorogo sebagai daerah penghasil tembakau berkembang beberapa kultivar tembakau. Kultivar tanaman tembakau dapat menjadi sumber keragaman genetik dalam program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaan karakter agronomi dan morfologi dari beberapa kultivar tembakau di Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Desember 2019 di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo. Perlakuan terdiri dari 10 kultivar yaitu Andong Kuning, Grising Emprit, Grising Jowo, Grising Leduri, Grising Malihan, Kedu Jinggo, Rejeb Cilik, Kedu 1, Jinggo dan Kedu 2. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan ulangan tiga kali. Parameter pengamatan dalam penelitian ini yaitu karakter agronomi (untuk pertumbuhan dan produksi) dan morfologi berdasarkan UPOV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Setiap kultivar yang diuji memiliki peubah agronomi yang bervariasi baik untuk karakter pertumbuhan maupun produksi. Hal ini disebabkan faktor genetik yang berbeda pada setiap kultivar, 2) Tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun berpengaruh positif terhadap produktivitas, namun berpengaruh negatif terhadap kadar nikotin dan 3) Terdapat perbedaan morfologi antar kultivar kecuali pada torehan tepi daun, perkembangan putik, posisi karangan bunga vs daun atas dan bentuk buah.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123378502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis","authors":"Helda Dwiya Lestari, Mahanani Tri Asri","doi":"10.26740/lenterabio.v10n3.p302-308","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v10n3.p302-308","url":null,"abstract":"Staphylococcus epidermidis termasuk dalam genus bakteri Staphylococcus yang banyak ditemukan pada infeksi kulit. Pemberian antibiotik pada penyakit kulit yang tidak tepat akan menaikkan tingkat resistensi bakteri. Peningkatan daya resistensi bakteri terhadap antibiotik, memyebakan dilakukan eksplorasi sumber senyawa bioaktif pada bahan alam di Indonesia, salah satunya kakao. Kulit buah kakao adalah bagian yang tidak termanfaatkan dalam pengolahan biji kakao, dan diketahui mengandung senyawa bioaktif dari metabolit sekunder yang memiliki sifat antibakteri. Tujuan penelitian yaitu untuk menguji aktivitas antibakteri dan konsentrasi terbaik ekstrak kulit buah kakao dalam menghambat pertumbuhan S. epidermidis. Penelitian dilakukan menggunakan metode sumuran yang didesain menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan berbagai perlakuan antara lain konsentrasi ekstrak kulit buah kakao 25%, 50%, 75%, 100%, kontrol positif (amoksilin), dan kontrol negatif (DMSO 10%). Data rerata clear zone yang dihasilkan konsentrasi 25%, dan 50% menunjukkan ada perbedaan nyata setiap perlakuan, sedangkan konsentrasi 75% dan 100% tidak menunjukkan perbedaan nyata. Konsentrasi terbaik yang didapatkan adalah 75% dengan rerata zona hambat terbesar, yaitu 2,85 ± 0,42 cm. Ekstrak kulit buah kakao diketahui memiliki aktivitas antibakteri yaitu dari penghambatan pertumbuhan bakteri S. epidermidis.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127242645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri yang Diisolasi dari Umbi Porang (Amorphophallus muelleri) Terhadap Escherichia coli FNCC 0091 dan Staphylococcus aureus FNCC 0047","authors":"Hasna Gita Savira, Guntur Trimulyono","doi":"10.26740/lenterabio.v10n3.p347-355","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/lenterabio.v10n3.p347-355","url":null,"abstract":"Escherichia coli dan Staphylococcus aureus termasuk dalam bakteri patogen. Escherichia coli merupakan penyebab infeksi penyakit diare serta Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi kulit pada manusia. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian menggunakan bahan alami, salah satunya isolat bakteri dari umbi porang (Amorphophallus muelleri) yang bersifat antibakteri. Penelitian dilakukan dengan mengisolasi bakteri pada umbi porang (Amorphophallus muelleri) yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap penghambatan pertumbuhan Escherichia coli FNCC 0091 serta Staphylococcus aureus FNCC 0047. Umbi porang sebelum perlakuan difermentasikan selama 5 hari di udara terbuka. Proses isolasi menggunakan metode pour plate dilanjutkan dengan purifikasi koloni menggunakan metode streak plate. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu kontrol negatif (akuades steril), isolat bakteri umbi porang, dan kontrol positif (kloramfenikol) dengan 3 pengulangan menggunakan metode sumuran. Isolat yang didapat berjumlah 9 isolat yang enam di antaranya berpotensi sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan E. coli dan S. aureus. Isolat P2 menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap E. coli sedangkan P5 terhadap S. aureus diperoleh zona hambat secara berurutan yaitu 2,43 ± 0,40 cm dan 3,66 ± 0,57 cm.","PeriodicalId":122380,"journal":{"name":"LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132133664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}