Buletin AgrohortiPub Date : 2023-09-15DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48220
Regina Maulidina Sepriana, None Supijatno, None Hariyadi
{"title":"Perbandingan Cara Pemetikan Mesin dan Gunting di Perkebunan Teh Rancabali, Bandung, Jawa Barat","authors":"Regina Maulidina Sepriana, None Supijatno, None Hariyadi","doi":"10.29244/agrob.v11i3.48220","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i3.48220","url":null,"abstract":"Penelitian dilaksanakan di Kebun Rancabali, Bandung, Jawa Barat pada bulan Januari hingga April 2020. Tujuan penelitian adalah membandingkan cara pemetikan dengan menggunakan gunting dan mesin pemetik teh. Metode yang digunakan adalah pengamatan terhadap beberapa peubah pemetikan yaitu tinggi bidang petik, proporsi pucuk dalam satu perdu, hanca petik, kebutuhan tenaga petik, kapasitas pemetik, dan analisis pucuk. Hasil pengamatan di uji menggunakan Uji t-student. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi bidang petik kedua cara pemetikan tidak berbeda, gilir petik menggunakan mesin lebih panjang (55-72 hari) dibandingkan dengan gunting (25-28 hari). Selain itu kemampuan pemetikan dengan mesin juga lebih besar, yaitu 0.40 ha per mesin dengan kapasitas mesin mencapai 146.81 kg HOK-1 sedangkan gunting hanya 0.08 ha HOK-1. Kapasitas gunting mencapai 100.18 kg HOK-1. Walaupun kapasitas pemetikan kedua cara tersebut masih di bawah standar perusahaan, tetapi mutu hasil pemetikan dengan mesin masih lebih baik jika dibandingkan dengan pemetikan gunting. Penggunaan mesin petik memiliki keunggulan dibandingkan gunting petik, diantaranya mesin petik membutuhkan waktu yang lebih singkat, dan produksi yang dihasilkan lebih tinggi. Berdasarkan efisiensi jumlah tenaga pemetik dan mutu petikan yang dihasilkan, pemetikan mesin memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemetikan gunting.
 Kata kunci: bidang petik, hanca petik, kapasitas pemetik, pucuk","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135487454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-09-15DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48439
Bayu Pradana Putra
{"title":"Pengaruh Pupuk N dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jintan Hitam (Nigella sativa L.)","authors":"Bayu Pradana Putra","doi":"10.29244/agrob.v11i3.48439","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i3.48439","url":null,"abstract":"Tanaman jintan hitam merupakan tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman introduksi sehingga adaptasi dan teknik budidayanya masih terbatas diketahui di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk N dan K yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi biji jintan hitam yang ditanam di daerah tropika. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga November 2016 di Kebun Percobaan IPB, Pasir Sarongge, Cianjur, Jawa Barat dengan ketinggian tempat kurang lebih 1,117 m dpl. Percobaan dilakukan dalam rancangan kelompok lengkap teracak dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu perlakuan empat taraf dosis pupuk nitrogen (0, 120, 180, dan 240 kg N ha-1). Faktor kedua yaitu empat taraf dosis pupuk kalium (0, 30, 60, dan 90 kg K2O ha-1). Pupuk fosfor digunakan sebagai pupuk dasar dengan dosis 157 kg P2O5 ha-1. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Uji F dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk N berpengaruh nyata terhadap panjang kapsul, jumlah kapsul berisi per tanaman, bobot biji per tanaman dan produktivitas, namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jintan hitam. Perlakuan pupuk K tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jintan hitam. Interaksi perlakuan pupuk N dan K tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jintan hitam.
 Kata kunci: black seed, kapsul, tanaman obat, tropika","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"135 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135352767","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manajemen Budidaya Mentimun dan Sistem Irigasi dalam Rumah Kaca di Tuinderij Hoevekestein, Belanda","authors":"Allice Fajri Chynthia Sari, None Krisantini, Ade Wachjar","doi":"10.29244/agrob.v11i3.48498","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i3.48498","url":null,"abstract":"Penelitian dilaksanakan di Tuinderij Hoevekestein, Belanda pada tanggal 5 Juli hingga 22 September 2018. Penelitian bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam sistem budidaya mentimun dalam rumah kaca, khususnya dalam manajemen irigasi. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada 3 periode tanam mengenai manajemen irigasi, khususnya kebutuhan air tanaman, mekanisme irigasi, dan efisiensi penggunaan air. Efisiensi penggunaan air pada 2017 berkisar antara 12.60%-3.72% dan tergolong tinggi berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Evapotranspirasi pada area seluas 8,000 m2 di afdeling 1 diamati pada periode tanam ketiga. Berdasarkan pengamatan dan analisis menggunakan metode FAO Penman-Moteith dan perangkat lunak Evapotranspiration Calculator V3.2, rata-rata nilai estimasi evapotranspirasi harian hasil perhitungan dalam jangka waktu 25 Juli hingga 16 September 2018 adalah 2.735+0.950 mm per hari sedangkan besar evapotranspirasi sesungguhnya pada periode yang sama 1.879+0.696 mm per hari. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim, terutama intensitas cahaya. Berdasarkan pengamatan dan analisis neraca air di area produksi seluas 27,800 m2 pada tahun 2017, disimpulkan bahwa volume drainase melebihi standar perusahaan dan air yang diberikan pada tanaman melebihi kebutuhan tanaman.
 Kata kunci: efisiensi penggunaan air, evapotranspirasi, kebutuhan air tanaman","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135487074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-09-15DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48440
Syaifullah Anwar, D. Dinarti, A. Purwito
{"title":"Pengelolaan Pemupukan di Perkebunan Pisang Cavendish Klon DM2 Lampung Timur, Lampung","authors":"Syaifullah Anwar, D. Dinarti, A. Purwito","doi":"10.29244/agrob.v11i3.48440","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i3.48440","url":null,"abstract":"Pisang merupakan buah tropis yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, sehingga dibutuhkan peningkatan produksi buah pisang yang tinggi dengan kualitas yang baik melalui manajemen pemupukan. Kegiatan penelitian bertujuan mempelajari pengelolaan pemupukan pisang Cavendish klon DM2 di Lampung Timur. Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga Mei 2019. Pengamatan pengelolaan pemupukan meliputi konsep 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat) dan evaluasi produksi. Analisis data hasil penelitian menggunakan Uji t-student. Hasil pengamatan di areal dibandingkan dengan standar dari Departemen Research and Development. Pemupukan di kebun telah memenuhi kriteria tepat kerja. Ketepatan realisasi dosis pupuk Urea, Kiesrite, dan ZnSO4 telah tepat dosis, sedangkan pupuk KCl dan Petro cas kurang tepat dosis. Realisasi waktu pemupukan belum memenuhi standar kebun. Ketepatan cara pemupukan Urea, KCl, dan Petro cas telah memenuhi kriteria, namun Kiestrite dan ZnSO4 belum memenuhi standar kebun. Semua jenis pupuk belum tepat tempat saat aplikasi kecuali pupuk ZnSO4. Umur buah rata-rata yang dipanen pada sampel blok pengamatan belum maksimal dengan lebar buah yang masih di bawah standar kebun. Jumlah sisir dan hasil bobot tandan juga masih lebih rendah dibandingkan standar kebun. Kata kunci: pisang, pupuk, produksi, tandan","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139339558","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Cekaman Kering terhadap Respon Pertumbuhan Cabai Merah pada Fase Vegetatif","authors":"Rahmadani Primanindita Airlangga, Sudarsono, Shandra Amarillis","doi":"10.29244/agrob.v11i2.46935","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i2.46935","url":null,"abstract":"Cekaman kering dapat menyebabkan berbagai macam perbedaan morfologi dan fisiologi meskipun tanaman berasal dari spesies dan varietas yang sama. Perbedaan ini disebabkan oleh mekanisme tanaman dalam beradaptasi dan bertahan hidup di lingkungan kering. Respon yang paling umum terjadi antara lain penurunan laju pertumbuhan dan jumlah stomata, yang menyebabkan penurunan angka produksi. Studi tentang pengaruh cekaman kering sering dilakukan saat atau setelah periode produksi untuk menentukan pengaruh cekaman pada produksi. Namun, penelitian ini berfokus pada pengaruh cekaman kering terhadap respon pertumbuhan pada vase vegetatif tanaman. Tanaman yang digunakan adalah empat varietas cabai merah, dua varietas merupakan varietas hibrida, dan dua berasal dari varietas bersari bebas (OPV). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh cekaman kering pada varietas cabai merah yang berbeda selama masa vegetatifnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Cabai merah hibrida. Gada dan Panex, serta cabai merah OPV, Anies dan Seloka, ditanam dengan perlakuan penyiraman konstan dan perlakuan kering. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dua kali, mulai usia 3 minggu setelah tanam (MST) hingga 7 dan 11 MST. Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman secara umum terhambat pada kondisi tercekam kekeringan, kecuali pada bobot basah, akar dan bobot basah total yang justru bertambah pada kondisi cekaman kering. Terdapat interaksi antara bobot kering buah cabai dan perlakuan cekaman yang diberikan. \u0000Kata kunci: Anies IPB, Capsicum annuum L., Gada F1, Panex 100 F1, Seloka IPB, varietas hibrida, varietas bersari bebas","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125337998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-06-29DOI: 10.29244/agrob.v11i2.46844
Dwi Mei Setiawan, Sofyan Zaman, J. G. Kartika
{"title":"Manajemen Pemanenan Terong (Solanum melongena L.) di Rumah Kaca Kebun Steenbergen, Belanda","authors":"Dwi Mei Setiawan, Sofyan Zaman, J. G. Kartika","doi":"10.29244/agrob.v11i2.46844","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i2.46844","url":null,"abstract":"Produktivitas terong di daerah subtropis terkhusus Belanda mencapai 400 ton ha-1 sedangkan produktivitas terong di dunia hanya mencapai angka 28 ton ha-1. Produktivitas tinggi pertanaman terong di Belanda didapatkan melalui budidaya terong di dalam rumah kaca. Kegiatan penelitian di Kebun Steenbergen, Belanda bertujuan mempelajari manajemen pemanenan terong di rumah kaca untuk mengurangi kehilangan hasil panen (losses). Kegiatan dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018 di rumah kaca kebun Steenbergen, Belanda. Percobaan disusun menggunakan uji t-student dengan membandingkan terong yang di tanam pada rumah kaca dengan ketinggian yang berbeda. Manajemen pemanenan yang dilakukan oleh perusahaan meliputi perencanaan panen, proses panen, hingga pascapanen sangat baik. Perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar dengan persentase produksi terong kelas 1 yang mencapai 98.3% dengan menekan produksi panen terong kelas 2 (losses) yang tidak lebih dari 2%. \u0000Kata kunci: kehilangan panen, perencanaan panen, proses pemanenan","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128657028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-06-29DOI: 10.29244/agrob.v11i2.48179
Fidya Novita, S. Susanto, W. B. Suwarno
{"title":"Pemberian Berbagai Pestisida pada Kualitas Buah Abiu (Pouteria caimito Radlk.)","authors":"Fidya Novita, S. Susanto, W. B. Suwarno","doi":"10.29244/agrob.v11i2.48179","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i2.48179","url":null,"abstract":"Abiu merupakan salah satu tanaman hasil introduksi dari Amazon yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Buah abiu memiliki cita rasa enak dan juga kaya akan manfaat kesehatan. Salah satu permasalahan yang umum ditemukan pada buah abiu yakni tingkat kemulusan buah yang rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bahan aktif pestisida yang digunakan dengan periode aplikasi yang berbeda terhadap tingkat kemulusan buah abiu. Penelitian dilakukan di Kampung Babakan Lebak, Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat dan Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split-plot) RKLT dengan 5 ulangan. Faktor petak utama yaitu periode aplikasi yang berbeda, yaitu: 1,2,3 minggu setelah antesis (MSA) (V1); 1,3,6 MSA (V2); dan 1,4,7 MSA (V3). Faktor anak petak yaitu bahan aktif pestisida yaitu: mankozeb 80 WP dan streptomisinsulfat 20 WP (P1); propinep 70 WP (P2); profenofos 500 EC (P3); dan kontrol (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan aktif pestisida memberikan pengaruh yang nyata terhadap variable kemulusan buah abiu. Aplikasi pestisida pada periode berbeda dan interaksinya dengan perlakuan bahan aktif pestisida tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kemulusan buah abiu. Perlakuan terbaik yaitu pemberian bahan aktif mankozeb dan streptomisinsulfat yang dapat mempertahankan kemulusan buah abiu sebesar 77.31%. \u0000Kata kunci: abiu, bahan aktif, kemulusan buah, mutu buah, periode aplikasi","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128688102","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-06-29DOI: 10.29244/agrob.v11i2.47161
Sarah Najma Salimah, A. Junaedi, Sudradjat
{"title":"Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.). O. Kuntze) di Wonosobo, Jawa Tengah","authors":"Sarah Najma Salimah, A. Junaedi, Sudradjat","doi":"10.29244/agrob.v11i2.47161","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i2.47161","url":null,"abstract":"Teh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia sebagai sumber devisa dari kegiatan ekspor. Pemetikan merupakan kegiatan pemanenan hasil dari tanaman teh yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pucuk. Penelitian bertujuan mempelajari dan menganalisis pengelolaan pemetikan tanaman teh yang dilakukan pekerja dibanding standar yang dimiliki perusahaan. Penelitian dilaksanakan di Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Januari – Maret 2020. Percobaan disusun menggunakan uji t berpasangan dengan membandingkan umur tanaman terhadap mutu hasil petik tanaman teh. Hasil pengamatan menunjukan bahwa tinggi bidang petik, diameter bidang petik, tinggi jendangan, gilir petik, analisis pucuk, dan kapasitas pemetik telah memenuhi standar yang ditetapkan. Hasil analisis petik menunjukan perlu adanya peningkatan dalam teknik pemetikan di lapangan agar kualitas pucuk memenuhi standar yang ditetapkan. Kapasitas pemetik tidak dipengaruhi oleh usia dan lama kerja pemetik. \u0000Kata kunci: daun pemeliharaan, gilir petik, kapasitas pemetik","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130965813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-06-29DOI: 10.29244/agrob.v11i2.46845
A. Fadila, J. G. Kartika, D. Sopandie
{"title":"Aspek Hortikultura dan Usaha Tani Budidaya Tanaman Hias Asteraceae dan Violaceae di Cianjur, Jawa Barat","authors":"A. Fadila, J. G. Kartika, D. Sopandie","doi":"10.29244/agrob.v11i2.46845","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i2.46845","url":null,"abstract":"Produk tanaman hias dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu tanaman hias hamparan, tanaman hias gantung, dan tanaman hias pot. Marigold (Tagetes erecta L.), Pansy (Viola tricolor L.), dan Viola (Viola odorata L.) merupakan jenis tanaman hias hamparan. Tanaman hias hamparan umumnya merupakan tanaman semusim yang ditanam di hamparan tanah atau menggunakan polybag. Tanaman hias hamparan paling umum diperuntukkan sebagai tanaman lanskap atau tanaman dekorasi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari aspek hortikultura dan kelayakan ekonomi usaha tanaman hias Asteraceae dan Violaceae. Penelitian dilaksanakan di Cianjur, Jawa Barat dari Januari hingga April 2020. Percobaan dilakukan secara pararel pada komoditas Marigold, Pansy dan Viola. Pada komoditas Marigold percobaan disusun menggunakan uji-t berpasangan terhadap varietas dalam spesies yang sama. Pada percobaan kedua percobaan disusun menggunakan uji-t berpasangan membandingkan spesies yang berbeda pada genus yang sama yaitu Pansy dan Viola. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah kuntum bunga dalam satu tanaman, diameter bunga dan analisis usaha tani. Kriteria panen hasil pengamatan menunjukkan hasil yang sesuai dengan kriteria perusahaan maupun literatur, kecuali untuk tinggi tanaman marigold kuning yang sedikit di bawah standar perusahaan. Nilai R/C rasio pada marigold, pansy, dan viola yaitu 1.65 dan 2.47. Hasil analisis usahatani pada seluruh komoditas memiliki nilai R/C rasio >1 yang menunjukkan bahwa usaha layak dijalankan dan bersifat menguntungkan. \u0000Kata kunci: kriteria panen, marigold, pansy, viola","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131251400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buletin AgrohortiPub Date : 2023-06-29DOI: 10.29244/agrob.v11i2.47138
Ni Made Wasundhari Dharma Suarka, Darda Efendi, Deden Derajat Matra
{"title":"Pengaruh Perbedaan Waktu Pelilinan Setelah Proses Degreening Buah Jeruk Keprok Garut (Citrus reticulata L.) terhadap Perubahan Warna dan Umur Simpan Buah","authors":"Ni Made Wasundhari Dharma Suarka, Darda Efendi, Deden Derajat Matra","doi":"10.29244/agrob.v11i2.47138","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/agrob.v11i2.47138","url":null,"abstract":"Degreening merupakan perlakuan degradasi pigmen klorofil atau zat hijau daun. Kandungan pigmen klorofil yang tinggi dan perombakan klorofil yang berjalan lambat menyebabkan warna kulit jeruk tetap hijau. Buah dengan perlakuan degreening akan mengalami kerusakan pada pigmen klorofil sehingga warna yang akan dihasilkan adalah warna kuning atau jingga. Degreening juga dapat memperbaiki warna buah jeruk dari hijau menjadi berwarna jingga yang seragam. Penelitian ini bertujuan mencari waktu pelilinan yang tepat setelah proses degreening jeruk keprok garut (Citrus reticulata L.) terhadap perubahan warna dan umur simpan buah yang didekati dari beberapa peubah. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret-April 2019. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 1 faktor, yaitu perlakuan perbedaan waktu pelilinan setelah proses degreening. Waktu pelilinan yang digunakan adalah 0, 1, 2, dan 3 hari setelah degreening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 0, 2, dan 3 hari setelah degreening dapat membentuk warna jingga pada buah jeruk keprok garut pada 24 HSP. Susut Bobot tertinggi hingga pengamatan hari terakhir yaitu pada perlakuan pelilinan 3 hari setelah degreening dengan nilai susut bobot sebesar 12.1%, sedangkan untuk perlakuan lainnya nilai susut bobot rata-rata sebesar 10%. \u0000Kata kunci: ethepon, klorofil, lilin lebah, susut bobot, vitamin C","PeriodicalId":121842,"journal":{"name":"Buletin Agrohorti","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121600088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}