Diana Putri Renitasari, Ihwan Ihwan, Muhammad Syahrir
{"title":"Minimaliser limbah N danP tambak udang vaname dengan memanfaatkan biofilter kerang darah (Anadara granosa)","authors":"Diana Putri Renitasari, Ihwan Ihwan, Muhammad Syahrir","doi":"10.14710/sat.v7i1.17237","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.17237","url":null,"abstract":"Limbah Budidaya udang vaname secara intensif berpengaruh terhadap keberlanjutan lingkungan budidaya. Sisa pakan menyumbangkan limbah N dan P terbesar dalam perairan. A. granosa dimanfaatkan sebagai biofilter untuk meminimaliser limbah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan dua factor perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan konsentrasi ammonia dan Nitrat mengalami penurunan setelah diberikan perlakuan perlakuan kerang darah dengan kepadatan 30 ekor/5l dan ukuran 5-7 cm (a, 5%). Penurunan Konsentrasi NH3 dan NO2 menadakan adanya respon biofilter limbah N dan P. Anadara granosa dapat dijadikan sebagai biofilter yang baik untuk menurunkan limbah sisa pakan tambak udang vaname","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127551686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI TELUK PAREPARE, KECAMATAN SUPPA, KABUPATEN PINRANG","authors":"Ukkas Hamzah, Asbar Asbar, Rustam Rustam, Mappile Mappile, Randi Randi","doi":"10.14710/sat.v7i1.17185","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.17185","url":null,"abstract":"The potential resources in the coastal area of Parepare Bay are potentials that have promising economic value, especially in the fisheries sector. coastal space management planning in Parepare Bay for integrated and sustainable fisheries. The purpose of this study is an analysis of the suitability of Parepare Bay coastal land for Floating Net Karamba (KJA). The research was conducted in a qualitative method by collecting data through interviews, observations, and documentation during April to June 2021. Based on the description in the results of research and discussion that the use of coastal land in Parepare Bay for floating net cages (KJA) cultivation is still feasible and appropriate, but it needs to be regulated and arranged by involving all stakeholders so that KJA cultivators can be maximized. Keywords: Land Suitability; Floating Net Cage Cultivation; Parepare Bay.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132871056","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH LAMA PERENDAMAN LARUTAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) terhadap DAYA TETAS TELUR IKAN MAS (Cyprinus carpio).","authors":"Yolanda ' Amalia, T. Yuniarti, F. Basuki","doi":"10.14710/sat.v7i1.13962","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.13962","url":null,"abstract":"Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh pembudidaya ikan mas dalam usaha pembenihannya adalah derajat penetasan telur masih rendah yaitu 32,67% (Setyono, 2009). Hal ini disebabkan karena telur ikan mas yang bersifat adhesif telur saling menempel dengan lendir yang lengket dan menutupi seluruh permukaan telur. Gumpalan telur dan lendir dapat menghambat masuknya oksigen sehingga, perkembangan telur terhambat yang mengakibatkan daya tetas telur ikan mas rendah. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merendam telur menggunakan larutan daun belimbing yang mempunyai kandungan zat tanin berperan dapat mengurangi lendir yang menghambat proses respirasi dan dapat mempercepat proses penetasan telur ikan mas.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2021 di Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Telur uji yang digunakan untuk penelitian berasal dari pemijahan buatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekperimental denga Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 Perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu perendaman dengan larutan ekstrak daun belimbing wuluh 4ml/L selama A (0 menit), B (5 menit), C (10 menit) dan D (15 menit). Data yang dikumpulkan meliputi daya tetas telur, survival rate dan kualitas air. Hasil dari penelitian lama perendaman dengan menggunaka larutan ekstrak daun belimbing wuluh berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya tetas telur ikan mas. Perlakuan C dan D memberikan hasil yang sama pada daya tetas telur dan survival rate. Daya tetas telur pada perlakuan C (10 menit) yaitu 76,67±2,31% dan perlakuan D (15 menit) yaitu 79,33±2,31%. Survival rate perlakuan C yaitu 71,24±3,85% dan D yaitu 73,11±3,85%. Nilai kualitas air masih dalam kisaran layak yaitu DO pada kisaran 5,0-6,2 mg/L. Suhu pada kisaran 26,0oC - 28,6oC dan pH yaitu 8.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127904942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mochammad Zamroni, T. Setia, B. Muslimin, Melta Rini Fahmi
{"title":"Analisis keragaman genetik ikan Ringau (Datnioides microlepis) populasi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan menggunakan penanda RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA)","authors":"Mochammad Zamroni, T. Setia, B. Muslimin, Melta Rini Fahmi","doi":"10.14710/sat.v7i1.17171","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.17171","url":null,"abstract":"Ikan Ringau (Datnioides microlepis) merupakan ikan asli Indonesia yang dapat ditemukan di pulau Kalimantan dan Sumatera. Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tingginya permintaan ikan ini dan pemenuhannya hanya dapat mengandalkan dari hasil tangkapan alam. Hal ini berpotensi meningkatkan status kerentanannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman genetik ikan Ringau antar populasi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk melakukan penilaian variasi genetik antar populasi adalah dengan menggunakan Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dasar dalam pengembangan kegiatan pengelolaan ikan Ringau secara berkelanjutan. Primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah OPZ 13, OPC 2, OPB 7, OPZ 5, dan OPH 12. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai heterozigositas populasi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan adalah 0,2567 dan 0,2817. Sedangkan derajat polimorfisme adalah 66,67% dan 75%. Hasil uji perbandingan berpasangan Fst menunjukkan bahwa keragaman genetic antar populasi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan nilai jarak genetik yaitu 0,1248. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Keragaman genetic Ikan Ringau (D. microlepis.) yang ditemukan pada populasi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan berdasarkan prosentase polimorfisme dan nilai heterozigositas termasuk dalam keragaman yang relative sedang. Berdasarkan jarak genetic dan uji perbandingan Fst Ikan Ringau (D. microlepis.) yang ditemukan pada populasi Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan berasal dari satu nenek moyang yang sama dan tidak ada perbedaan yang nyata antar populasi. Informasi ini bermanfaat untuk pengembangan konservasi eksitu dan pemuliaan ikan pada penelitian selanjutnya","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134396933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Protein dalam Pakan terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Juvenil Vaname (Litopenaeus vannamei)","authors":"Ardi Muhti Fahrudin, Subandiyono Subandiyono, Diana Chilmawati","doi":"10.14710/sat.v7i1.17284","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.17284","url":null,"abstract":"Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu spesies udang laut yang memiliki pasar besar. Budidaya vaname dilakukan dengan harapan dapat memacu pertumbuhannya secara maksimum, sehingga dapat menyesesuaikan permintaan pasar yang selalu meningkat. Pemberian pakan dengan protein yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhannya diharapkan mampu meningkatkan laju pertumbuhan juvenile vaname.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pakan dengan berbagai kadar protein yang berbeda terhadap tingkat konsumsi pakan (TKP), tingkat efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan pertumbuhan juvenil vaname (L. vannamei)Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Ke 3 perlakuan tersebut adalah pakan dengan kadar protein 38%, 32% dan 28. Variabel yang diamati meliputi tingkat konsumsi pakan (TKP) efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), food conversion ratio (FCR), retensi protein, retensi lemak, relative growth rate (RGR) dan survival rate (SR). Parameter kualitas air seperti dissolved oxcygen (DO), suhu, pH, dan salinitas diukur setiap hari pada waktu pagi dan sore hari, parameter ammonia (NH3) diukur pada awal dan akhir penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan dengan kadar protein yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai EPP, FCR, RP, RGR, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai TKP, RL dan SR. Nilai EPP, FCR, RP dan RGR terbaik diperoleh pada perlakuan A dengan hasil masing-masing adalah 4704,37±960,47%, 0,02±0,004, 96,33±20,76% dan 884,87±180,66%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kadar protein pakan yang baik adalah pada perlakuan A, yaitu 38%.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125884462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efek artemia (Artemia salina) yang direndam air kelapa (Cocos nucifera) sebagai pakan terhadap Keberhasilan maskulinisasi ikancupang (Betta splendens)","authors":"Taufan Kurniatama, Sri Hastuti, Fadjar Basuki","doi":"10.14710/sat.v7i1.13012","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.13012","url":null,"abstract":"Ikan cupang (Betta splendens) jantan memiliki harga jual yang tinggi daripada ikan cupang betina karena mempunyai warna yang lebih menarik, tubuh lebih ramping, sirip lebih panjang, dan lebih agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman artemia (Artemia salina) menggunakan air kelapa (Cocos nucifera) terhadap keberhasilan maskulinisasi ikan cupang (Betta splendens) dan untuk mengetahui konsentrasi air kelapa (Cocos nucifera) terbaik sebagai media perendaman artemia (Artemia salina) terhadap keberhasilan pengarahan kelamin jantan pada ikan cupang (Betta splendens). Perlakuan air kelapa diberikan melalui artemia secara perendaman dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% serta kontrol (tanpa perlakuan), dan kontrol positif (KOH 50 mg/L). Setiap perlakuan masing-masing dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Setiap perlakuan berisi larva sebanyak 25 ekor. Parameter uji yang diamati dalam penelitian ini yaitu nisbah kelamin, kelangsungan hidup, dan kualitas air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa 60% menghasilkan rerata persentase jantan tertinggi yaitu sebesar 63,23±12,56%, diikuti perlakuan konsentrasi air kelapa 40% yaitu sebesar 43,77±5,82%, kemudian perlakuan konsentrasi air kelapa 20% yaitu sebesar 22,42±3,26%. Perlakuan air kelapa tersebut berbeda nyata dengan kontrol yang memiliki persentase jantan sebesar 9,42±5,02%. Persentase jantan pada perlakuan KOH 50 mg/L yaitu sebesar 10,43±13,97%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa air kelapa (Cocos nucifera) dapat digunakan untuk maskulinisasi ikan cupang (Betta splendens) melalui perendaman artemia (Artemia salina) dan konsentrasi air kelapa terbaik adalah 60% yang membuat nisbah kelamin jantan paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133113510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
L. Linayati, Leonardus Bayu Nugroho, T. Mardiana, H. Soeprapto, M. Z. Yahya
{"title":"The Effect of Avicennia marina Leaf Extract Addition To the Artificial Feed On the Growth of Litopenaeus vannamei","authors":"L. Linayati, Leonardus Bayu Nugroho, T. Mardiana, H. Soeprapto, M. Z. Yahya","doi":"10.14710/sat.v7i1.16447","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.16447","url":null,"abstract":"Mangrove leaves contain abundant bioactive compounds that can optimize the growth of shrimp. This research examined the effect of adding Avicennia marina leaves to feed on the growth and FCR of Whiteleg shrimp and determined the optimal dose. Whiteleg shrimp seeds of PL-20 were used in experiments that employed RAL method with 4 treatments and 3 replications. Different doses of Avicennia marina leaf extract were used: (A) 125 ppm/500 g feed, (B) 175 ppm/500 g feed, (C) 225 ppm/500 g feed (D). The feed amounted to 3% of the total biomass per treatment every day administered in 5 meals daily for 30 days. The most optimal dose for the growth of shrimp was 225 ppm/500 g (D) with an absolute growth of 7.71 g and FCR of 1.27. However, the treatment did not affect the SR of shrimp for its value reached 100% in all treatments. The parameters of water quality were temperature of 27.4–30⁰C, DO 6.3 – 7.9, salinity 13–15 ppt, and pH 7.5 – 7.8. Keywords: Avicennia marina, Growth, Litopenaeus vannamei ","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125373369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohammad Afif Aryadi, Tita Elfitasari, Seto Windarto
{"title":"Pengaruh Corona Virus Disease (Covid-19) terhadap Faktor Produksi dan Pemasaran Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus goramy) di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas","authors":"Mohammad Afif Aryadi, Tita Elfitasari, Seto Windarto","doi":"10.14710/sat.v7i1.14943","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.14943","url":null,"abstract":"Penyebaran dan peningkatan jumlah kasus Covid-19 terjadi dengan waktu yang sangat cepat dan telah menyebar antar negara termasuk Indonesia dan berdampak pada berbaai sektor perekonomian. Perikanan merupakan salah satu sektor yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 secara tidak langsung. Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan permintaan konsumen, akses pasar atau masalah logistik yang berkaitan dengan transportasi dan pembbatasan-pembatasan yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corona virus disease (Covid-19) terhadap faktor produksi dan pemasaran budidaya ikan gurami (osphronemus goramy) di desa Beji, kecamatan Kedungbanteng, kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan adalahh metode kuantitatif dengan bantuan komputasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada sampel yang berjumlah 51 orang. Sebanyak 58 pertanyaan disediakan dalam penyebaran instrumen penelitian. Pilihan jawaban diberikan sebanyak 4 pilihan jawaban yakni SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju), dan STS (Sangat tidak setuju). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis untuk mengetahui bagaimana pengaruh Covid-19 terhadap faktor produksi dan pemasaran budidaya ikan gurami. Hasil penelitian menunjukan bahwa Covid-19 tidak memberikan pengaruh ynng signifikan baik terhadap faktor produksi maupun terhadap pemasaran budidaya ikan gurami.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123411036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran fintech dalam pengembangan usaha budidaya udang vaname","authors":"Chandrika Agustiyana, Y. Hadiroseyani, I. Diatin","doi":"10.14710/sat.v7i1.16136","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.16136","url":null,"abstract":"Komoditas ekspor andalan Indonesia pada sektor perikanan adalah udang vaname (Litopenaeus vannamei). Hambatan yang dihadapi dalam kegiatan budidaya diantaranya yakni akses permodalan yang terbatas dalam pengembangan usaha akuakultur. Fintech memiliki peranan yang penting karena dapat meningkatkan akses finansial pembudidaya, salah satunya adalah Infishta. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis peran pendanaan fintech dalam pengembangan dan keberlanjutan usaha budidaya udang vaname. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali fakta terkait manfaat pendanaan fintech terhadap usaha akuakultur dengan menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendanaan yang diberikan fintech senilai 30% dari total biaya, memberikan tambahan modal untuk penambahan luas lahan produksi dari 26,8 ha menjadi 41,4 ha. Akibatnya produksi yang dihasilkan meningkat menjadi 45,11 ton dari 32,24 ton Berdasarkan aspek finansial, usaha budidaya udang vaname sesudah pengembangan usaha layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV (1.539.637) > 0, net B/C (1,67) ≥ 1, dan IRR (23,99%) > discount factor serta sensitif terhadap penurunan tingkat kelangsungan hidup dan kenaikan harga pakan. Pendanaan fintech dapat berperan dalam pengembangan dan keberlanjutan usaha budidaya udang vaname melalui penambahan lahan produksi budidaya serta layak dikembangkan. ","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133428345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desma Fitriani, I. G. Yudha, D. Yuliana, Supar Mono
{"title":"Status Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata, Desa Merak Belantung, Kalianda, Lampung Selatan","authors":"Desma Fitriani, I. G. Yudha, D. Yuliana, Supar Mono","doi":"10.14710/sat.v7i1.15888","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.15888","url":null,"abstract":"Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir, memiliki salah satu objek wisata, yaitu Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata. Pengelolaan mangrove Tanjung Beo hingga saat ini dalam pengelolaan wisata mangrove belum optimum sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan 0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134463889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}