生态旅游Mangrove cape cape wana旅游者丹戎普亭、荷兰孔雀村、Kalianda,楠榜,的可持续性状况

Desma Fitriani, I. G. Yudha, D. Yuliana, Supar Mono
{"title":"生态旅游Mangrove cape cape wana旅游者丹戎普亭、荷兰孔雀村、Kalianda,楠榜,的可持续性状况","authors":"Desma Fitriani, I. G. Yudha, D. Yuliana, Supar Mono","doi":"10.14710/sat.v7i1.15888","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir, memiliki salah satu objek wisata, yaitu Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata. Pengelolaan mangrove Tanjung Beo hingga saat ini dalam pengelolaan wisata mangrove belum optimum sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan 0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder.","PeriodicalId":109911,"journal":{"name":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Status Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata, Desa Merak Belantung, Kalianda, Lampung Selatan\",\"authors\":\"Desma Fitriani, I. G. Yudha, D. Yuliana, Supar Mono\",\"doi\":\"10.14710/sat.v7i1.15888\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir, memiliki salah satu objek wisata, yaitu Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata. Pengelolaan mangrove Tanjung Beo hingga saat ini dalam pengelolaan wisata mangrove belum optimum sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan 0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder.\",\"PeriodicalId\":109911,\"journal\":{\"name\":\"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture\",\"volume\":\"43 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.15888\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/sat.v7i1.15888","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

位于南楠榜省Kalianda区的北爪哇省秃鹰村是沿海地区的一个村庄,它有一个旅游景点,叫做丹戎角角wana旅游区。直到最近,丹戎普亭公园的红树林管理还处于最佳状态,因此需要努力增加其能力和可持续发展。这项研究的目的是分析丹戎普朗普丹戎普朗普五大可持续性(生态、经济、社会文化、技术和基础设施以及法律和制度)的生态可持续性环境旅游状况,并确定影响生态旅游可持续性指数的因素。研究结果显示,丹戎角角角角旅游生态可持续性的地位为2229级,平均成绩为02500级。生态维度被认为是相对可持续的类别,价值为50.11,经济规模为13.34,社会规模为1549,技术和基础设施为18.45,法律和制度维度为14.07。影响可持续性指数价值的属性是生态学的一个维度,即mangrove的经济维度,即旅游的经济维度,即社会意识的社会层面,即mangrove轨道的基础设施维度,以及跨机构或利益相关者的法律和制度维度。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Status Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata, Desa Merak Belantung, Kalianda, Lampung Selatan
Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir, memiliki salah satu objek wisata, yaitu Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata. Pengelolaan mangrove Tanjung Beo hingga saat ini dalam pengelolaan wisata mangrove belum optimum sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan 0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信