{"title":"ANALISA BEBAN KERJA PENGAWAS OPERASIONAL TAMBANG DI MINING OPERATION DIVISION, PT. KALTIM PRIMA COAL","authors":"Didik Mardiono","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.11","url":null,"abstract":"Berdasarkan surat edaran Kepala Inspektur Tambang pada bulan Juli 2018, datakecelakaan tambang Indonesia menunjukkan bahwa telah terjadi: kecelakaanberakibat fatal (meninggal) 10 orang, cidera berat 38 orang, cidera ringan 38orang. Beberapa penyebab dari kecelakaan tambang ini antara lain kondisi tidakaman karena cuaca, kurangnya pengetahuan karyawan atau pengawas terhadapbahaya dan resiko pekerjaan, kurangnya pengawas dan personil di areal kerja, dan kurangnya kendali manajemen terhadap temuan inspeksi, rasio pengawas, pelatihan pengawas . Salah satu instruksi Kepala Inspektur Tambang adalah pemetaan kembali rasio kebutuhan jumlah pengawas terhadap area kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Divisi Mining Operation yang merupakan salah satu divisi yang bertanggung jawab terhadap operasional tambang di wilayah PT. Kaltim Prima Coal telah melakukan analisa beban kerja pengawas operasional tambang. Beberapa kriteria yang dimasukkan dalam perhitungan analisa beban kerja meliputi:1. Aktifitas Pekerjaan: kriteria ini diukur berdasarkan waktu pengawasan terhadap aktifitas operasi tambang yang dihadapi, dan prosedur-prosedur kerja yang terikat pada pekerjaan tersebut. Kriteria ini mempunyai bobot 22% dari keseluruhan kriteria.2. Jumlah Karyawan/bawahan langsung: Berapa banyak jumlah karyawan atau operator yang secara administrasi dibawah tanggung jawab seorang pengawas. Semakin banyak jumlah karyawan yang menjadi tanggung jawabnya maka semakin besar bobot kerjanya. Kriteria ini mempunyai bobot 16% dari keseluruhan kriteria.3. Jumlah alat yang diawasi: pengukurannya didasarkan pada jumlah alat beroperasi di wilayah/area kerja yang menjadi tanggung jawabnya, seperti alat gali, alat kut, dozer, dll. Bobot kriteria ini adalah 14%.4. Luasan area kerja: Diukur berdasarkan radius kerja, semakin luas area kerja yang menjadi tanggung jawabnya maka semakin tinggi beban kerja seorang pengawas. Bobot kriteria untuk luasan area kerja adalah 14%.5. Fungsi koordinasi: Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang pengawas pasti berkoordinasi dengan pihak-pihak luar departemen yang berhubungan dengan pekerjaannya. Semakin banyak fungsi koordinasi maka beban kerja pengawas juga semakin tinggi. Bobot kriteria ini adalah 14%.6. Indikator unjuk kerja: Setiap pengawas yang bertanggung jawab dimasing-masing area kerja mempunyai beban tanggung jawab untuk memastikan indicator unjuk kerja terutama alat tambang bisa tercapai. Semakin banyak indicator unjuk kerja makaka semakin besar beban kerjanya. Kriteria ini mempunyai bobot 20%.Analisa beban kerja pengawas operasional tambang dilakukan pada pengawas yang bertanggung jawab pada area: Loading point, Dumping point, Road, Project, Drill, dll. Dari hasil analisa didapat bahwa beberapa posisi pengawas operasional mempunyai beban kerja yang tinggi, sehingga direkomendasikan menambah pengawas operasi agar beban kerjanya bisa berkurang dan fokus pengawasan terhadap keselamatan kerja bisa meningkat.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117237458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
B. Santoso, Arruya Ashadiqa, Safaruddin Safaruddin, Tomi Indrianto, Hisham Hisham
{"title":"PENERAPAN KONSEP ZERO FUEL BURN DENGAN OPTIMALISASI DESAIN JALAN HAULING DALAM RANGKA EFISIENSI PENGGUNAAN FUEL “ADVANCED ZERO FUEL BURN”","authors":"B. Santoso, Arruya Ashadiqa, Safaruddin Safaruddin, Tomi Indrianto, Hisham Hisham","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.7","url":null,"abstract":"Advanced Zero Fuel Burn merupakan program khusus yang di peruntukkan untuk efisiensi pemakaian bahan bakar pada unit hauler khususnya unit OHT 773 CAT, dengan mengoptimalkan beberapa fitur record data yang dimiliki oleh sistem electronic menggunakan fasilitas ET Tool Downloader Caterpillar, sehingga didapatkan data record dan graphic pemakaian bahan bakar selama unit dioperasikan. Data tersebut di evaluasi dan di entrepetasikan, bahwa ketika unit hauler OHT 773 CAT dioperasikan dalam kondisi bermuatan bisa tercapai ZERO pembakaran bahan bakar di jalan turunan (Downhill) dengan konsisten mengaplikasikan zero throtle, aktif retarder, penyesuaian speed dan gear pada grade road 10-12%. Program ini merupakan tindak lanjut dari hasil report SAT Desember 2017 yang dilakukan oleh Tim Trakindo Utama di Site Seruyung pertambangan emas PT Sago Prima Pratama, di mana secara data diperoleh kategori rate fuel consumption unit OHT773 yang dapat dioptimalkan menjadi lebih efisien dan selanjutnya PT Sago Prima Pratama mengembangkan informasi ini menjadi program khusus untuk mendapatkan pengoperasionalan unit OHT yang lebih ekonomis, produktif dan tentunya tetap memperhatikan aspek safety. Pelaksanaan program studi zero fuel burn juga melibatkan pihak Trakindo Utama sebagai pembimbing di kelas dan dilapangan. ","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115257782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Hubungan Antara Peningkatan Travel Speed Truck dengan Match Factor untuk Menunjang Efisiensi Pengoperasian Truck pada Operasi Penambangan Pit Inul East P2B, HATARI Department, PT Kaltim Prima Coal","authors":"Wahyu Asmoro Nursandi, Agus Siswanto","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.13","url":null,"abstract":"Pit Inul East P2B merupakan salah satu area operasional Hatari Department,selain Pit Inul Middle. Berdasarkan plan 2018 material overburden 50.941 kbcmdari Pit Inul East P2B dialokasikan di AB void dump dengan jarak tempuh 4,2 Km. Tantangan besar dalam operasional Pit Inul East adalah dump sequence yang semakin menjauh dan tuntutan untuk menciptakan praktek operasional yang efisien agar tetap menjadi industri pertambangan yang kompetitif. Sebagai persiapan agar Pit Inul East P2B dapat beroperasi sesuai rencana produksi dan cycle time tetap sesuai target, maka pertengahan tahun 2017 technical section Hatari Department menyampaikan gagasan membuat “jalan bebas hambatan” untuk dump truck. Technical section Hatari Department melakukan kajian secara komprehensif hubungan peningkatan travel speed truck dengan match factor. Tujuan akhir dari analisis tersebut adalah menetapkan guide line jumlah truck yang beroperasi bagi operation, serta menganalisis opportunity melakukan internal park up. Gagasan yang disampaikan oleh technical Hatari adalah menciptakan jalan bebas hambatan dengan panjang 4.2 km dengan kualitas jalan meminimalkan undulasi dan memisahkan jalur overburden truck dengan jalur kendaraan ringan, bahkan dengan coal truck. Sehingga truck mampu mengoptimalkan kecepatannya dan meminimalkan cycle time. Project travel speed diberi nama “Everest Road” dan ditargetkan awal tahun 2018 dapat digunakan. Dasar pemikiran Project Everest Road adalah rumus kecepatan dan match factor. Dalam rumus match factor, jumlah truck berbanding terbalik dengan cycle time. Kecepatan merupakan jarak tempuh dibagi waktu tempuh (cycle time). Cycle time berbanding terbalik dengan kecepatan, jika kecepatan maksimal tentu akan menghasilkan cycle time minimal. Sehingga dengan travel speed yang optimal akan menghasilkan cycle time minimal dan pengoperasian truck lebih sedikit atau lebih efisien.Project Everest Road mulai dikerjakan akhir tahun 2017 dan mulai digunakanJanuari 2018. Konsekuensi pengoptimalan kecepatan truck tentu akan berimbasakan munculnya debu dan diperlukan penambahan safety control. Untukmengontrol keselamatan akibat munculnya kenaikan kecepatan truck, maka dilakukan Risk Assessment. Sedangkan kontrol aspek lingkungan akibat timbulnya debu tetap mengacu pada Kepmen 1827K/MEM/30/2018, Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Kegiatan Pengangkutan. Selama penggunaan jalur Everest Road mampu menaikkan travel speed menjadi, sehingga menekan cycle time AB void dump 3.79 menit dan Hatari mampu melaksanakan effisiensi internal park up 3 trucks EH4500.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132248683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GROUND DEFORMATION MONITORING BY CONVERGENCE MEASUREMENT AND DAMAGED AREA MAPPING IN DEEP ORE ZONE (DOZ) MINE AT PT. FREEPORT INDONESIA","authors":"A. Ginting, Hadnaltias Alpeki","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.17","url":null,"abstract":"Deep Ore Zone (DOZ) Mine is an underground mine with block caving method within The East Erstberg Skarn System (EESS) deposit. Safe ground condition is the most important thing on production stage related to safety of employees and property in underground. Rockfall is one of fatal risks for employees who work in underground. It happens when ground deformation getting worse. The deformation monitoring is a needed to observe the behavior of rock mass, early detection of hazards, and evaluate current ground support system. The damaged ground in DOZ Mine on production stage is mainly caused by stress around the pillar. It has related to the lifetime of DOZ Mine approximate 3 years left. No mucking activity causes rock wegdes above the pillar and total load for pillars strength. There is maximum stress and strain rock of pillar which it will be broken ground when the stress and strain pass through the maximum value. The type categories of damaged are slight damage, moderate damage, heavy damaged, and squeeze or collapse ground. Those damaged type have to be recorded on a damaged area map for a comparison with other monitoring data. Convergence measurement is one of methods to monitor ribs ground displacement. Strain in rock masses represents its change in length from its orginal length. Convergence measurement is one of methods to monitor ground displacement, especially the strain between two ribs on a panel. The station installed on each ribs of drawpoint of active panel and fix facilities area. The significant value of displacement by convergence measurement is more than cummulative 75 mm. Based on those informations, the ground support dan panel rehabilitation can be consider needed or not. The area with significant value and oberserved damaged ground will be proposed a rehabilitation for safety work area. For example, we found increasing trend displacement followedby moderate damaged observed. The significant displacement found at Panel 04around Drawpoint 18W to 19W. We proposed a rehabilitation for this area after aweek from the day of significant displacement measurement. Rehabilitation hasproposed when the increasing trend was higher to prevent ground become broken or unsafe condition.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114762572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SIMULASI KETEBALAN LUMPUR TERHADAP KESTABILAN LERENG AKTUAL DAN RENCANA DESAIN AKHIR PADA WASTE DUMP TAMBANG BATU HIJAU","authors":"Rr. Harminuke Eko Handayani, Arizky Winahyu, Bochori Bochori","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.16","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.16","url":null,"abstract":"Material-material yang terdapat pada waste dump mayoritas merupakan materialnon-ore (waste rock) dan ditempatkan juga material lumpur dibeberapa area. Lumpur merupakan tanah ekspansif yang memiliki kembang susut air yang ekstrim untuk itu perlu adanya analisis kestabilan lereng berupa nilai Faktor Keamanan (FK) yang diperoleh dari analisis kesetimbangan batas (limit equilibrium) dengan metode Morgenstern-Price dan Probabilitas Kelongsoran (PK) yang dalam perhitungannya menggunakan uji baik suai Kolmogorov-Smirnov. Mengingat Pit berada pada zona subduksi antara Eurasion dan Indo-Australia Plate maka perhitungan dilakukan pada worst case dengan melakukan analisis pendekatan pseudostatik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai FK dan PK dari lereng selanjutnya membandingkan nilai kestabilan lereng dengan hasil program geotech monitoring terhadap adanya penempatan lumpur secara aktual, menghitung nilai FK dan PK pada rencana desain akhir waste dump dan mengkorelasikan ketebalan lumpur terhadap nilai kestabilan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lereng stabil pada kondisi aktual. Tidak terjadiperbedaan perhitungan antara analisis kestabilan lereng aktual dengan peralatan geotech monitoring. Lereng diprediksikan longsor pada simulasi lumpur 3,87 meter pada section A-A’ dengan FK=1,088 dan PK=3,5% dan section E-E’ dengan FK=1,068 dan PK=5,6%. Lereng diprediksikan mengalami longsor pada simulasi tebal lumpur 7,74 meter yaitu pada section A-A’ dengan nilai FK=0,0978 PK=63,6%, section B-B’ dengan nilai FK=1,06 PK=16,2%, section C-C’ dengan FK=1,043 PK=24,8%, dan section E-E’ dengan nilai FK=0,99 PK=57,3%. Lereng diprediksikan mengalami longsor pada simulasi tebal lumpur 11,62 meter yaitu yang terdapat pada section A-A’ dengan nilai FK=0,941 PK=87,3%, section B-B’ dengan nilai FK=0,915 PK=99,8%, section C-C’ dengan FK=0,864 PK=100%%, dan section E-E’ dengan nilai FK=0,915 PK=99,8%.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"481 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123032559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fery Andika Cahyo, Audi Farizka, Ahmad Amiruddin, Rachmat Hamid Musa
{"title":"Practical Method of Predicting Slope Failure Based on Velocity Value (SLO Method) From Slope Stability Radar","authors":"Fery Andika Cahyo, Audi Farizka, Ahmad Amiruddin, Rachmat Hamid Musa","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.14","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.14","url":null,"abstract":"Predicting slope failure is one of the most sought after feature from Slope Stability Radar (SSR). An accurate slope failure prediction will potentially give an ample time to manage risk related with slope stability, wherein the evacuation ofequipment or personal would be executed on a timely manner. The renownedmethod to predict failure among geo-mechanical practitioner is utilizing inversevelocity method, in which collapse will be predicted to happen when the extension of inverse velocity line is intercepted at predefined value that is usually only fractal above zero. The tenet of this method is, if one has acquired the knowledge of inverse velocity value from previous collapses, the next collapse could be predicted based on it with the pretext that both share the same nature and geological feature. The same can be said for predicting collapse based on velocity value. Set of maximum velocity value from several previous collapses will be averaged to determine predefined assumption to predict the next collapse. This paper will demonstrate an alternative method to predict collapse that will use velocity value instead of inverse velocity. This method is called SLO method as proposed by Azania Mufundirwa.This paper will specifically exemplify the practical steps to produce the failureprediction from slope stability radar data, and discuss the characteristic of theprediction yield by this method. Velocity chart with velocity calculation period of60 minutes is first established from particular pixel deemed as the one that showing the most distinguished progressive deformation trend. The velocity data will then be an exported and reprocess as such that the time data will be converted into unit time stamp number. The designated time stamp will then be accumulated, in which the onset of failure, will be regarded as time 0 reference. Log linear chart will be generated in which X-axis will be occupied by velocity value, while Y-axis will depict Velocity x Accumulated time (SLO chart). Collapse can subsequently be predicted by intercepting the predefined assumption of velocity during collapse with the log linear curve from the SLO chart. Two methods, mathematical & graphical, will be presented in this paper in order to give in depth understanding as to how one can predict collapse event with velocity value. Taking account on the study case from iron ore mining, SLO method yielded prediction of failuretime on 10:58 PM 31st January 2016, meanwhile the real failure occur on 11:32 PM 31st January 2016.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"169 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127502027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PTFI Big Gossan Mine - Ventilation Design to Support the New Stope Sequence Strategy","authors":"Z. Díaz, E. Sulistiyo, R. Sani","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.10","url":null,"abstract":"Big Gossan (BG) mine is an open stope mine operated by PT Freeport Indonesia(PTFI). This mine started its development in 2006. Currently, the mine consists of 9 active levels, each level is designed with about 1 km footwall drift East-West. The production initiated in 2009, but the mine was temporarily shut down due to a company decision. Lately the mine has been re-activated since 2017 and will be pushed into its peak production in 2019, with 7000 tpd production rate. In order to meet with the production goal, 5 levels consisting of 34 at least production stopes are required on a yearly basis. The other strategy to meet the production goal is an improvement of stopes sequencing. Big Gossan Mine is ventilated by two parallel 1600kW exhaust Mixed-Flow fans.This paper presents the ventilation plan and design to support the improved stope sequence until peak production, include the analysis of ventilation design criteria, ventilation network modeling, infrastructure required, possibility of main fans upgrade and other ventilation open stope mine challenges.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132495195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"METODOLOGI PERANCANGAN JALAN ANGKUT BATUBARA DARI ASPEK SIPIL DAN MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT LAHAI COAL","authors":"Geniusman Sidabutar","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.6","url":null,"abstract":"Merunut KBBI, metodologi adalah ilmu-ilmu tentang metode; uraian tentangmetode. Umumnya dimengerti sebagai ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu hasil menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu tergantung dari realitas atau kondisi yang sedang dikaji dan dilakukan secara terstruktur. Makalah ini membahas salah satu cara dalam penyusunan metodologi perancangan jalan angkut batubara dari aspek sipil dan manajemen keselamatan. Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM nomor 1827 K/30/MEM/2018, salah satu perencanaan kegiatan teknis pertambangan yang wajib disusun atau dirancang oleh tenaga teknis pertambangan yang berkompeten adalah kegiatan pengangkutan. Jalan angkut batubara sebagai bagian dari kegiatan pengangkutan dirancang dengan memperhatikan aspek sipil dan manajemen keselamatan yang terintegrasi. PT Lahai Coal sebagai salah satu perusahaan tambang batubara yang memiliki jalan angkut batubara mencapai 46 kilometer dan memiliki karakteristik tersendiri, yaitu jalan angkut yang digunakan oleh beberapa kepentingan baik perusahaan tambang batubara, perusahaan mitra kerja, masyarakat, pemerintah dan perusahaan kayu. Kondisi ini memberikan pengaruh dalam perancangan jalan angkut khususnya dari aspek sipil yang meliputi road geometry, bridge and culvert, perkerasan jalan, drainage dan fasilitas jalan. Aspek sipil dirancang dengan referensi pada beberapa dokumen penunjang, yaitu Peraturan Pemerintah, SNI, Standar Internasional dan referensi lain. Manajemen keselamatan meliputi manajemen kegiatan pengangkutan batubara, TARP dan zonasi, road construction, maintenance and inspection, radio monitoring dan aktivitas lain yang dirancang sesuai kondisi yang ada. Diharapkan dengan makalah ini menjadi referensi bagi tenaga teknis pertambangan dalam merancang jalan angkut batubara dengan mempertimbangankan aspek sipil dan manajemen keselamatan dengan tujuan kegiatan pengangkutan batubara berjalan dengan aman, efisien dan produktif.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132698691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andrew Harryanto Sinaga, M. N. Heriawan, Agus Haris Widayat
{"title":"ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA DENGAN DATA GEOMETRI DAN KUALITAS YANG TIDAK STASIONER: STUDI KASUS BATUBARA FORMASI BALIKPAPAN","authors":"Andrew Harryanto Sinaga, M. N. Heriawan, Agus Haris Widayat","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.35","url":null,"abstract":"Endapan batubara memiliki karakteristik berupa kontinuitas spasial yang relatif homogen mengikuti bidang perlapisannya. Karakteristik spasial dari kualitas dan kuantitas seam batubara tersebut dapat diolah berdasarkan data sebaran titik bor. Jika seam batubara memiliki karakteristik kualitas dan kuantitas yang relatif homogen secara spasial maka data disebut stasioner. Namun dalam beberapa kasus data kualitas dan kuantitas seam batubara terkadang memiliki pola yang tidak homogen melainkan memiliki trend tertentu yaitu nilai data cenderung naik atau turun ke arah tertentu secara spasial yang membuatnya menjadi tidak stasioner. Hal tersebut terjadi karena pengaruh faktor geologi tertentu pada saat atau setelah proses pengendapannya. Dalam penelitian ini dibahas mengenai solusi untuk estimasi sumberdaya batubara pada data kualitas dan kuantitas yang tidak stasioner dengan cara mengelompokkan data sebaran titik bor menjadi beberapa bagian secara spasial untuk mengurangi pengaruh trend tersebut. Estimasi sumberdaya batubara dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan geostatistik yaitu Ordinary Kriging (OK) dan Kriging with Trend (KT) baik pada seluruh data maupun pada data yang telah dikelompokkan. Hasil estimasi menunjukkan bahwa relative error yang diperoleh, baik dengan OK maupun KT berbeda pada setiap kelompok data. Pendekatan yang memberikan relative error paling kecil akan direkomendasikan untuk estimasi sumberdaya pada data kualitas dan kuantitas batubara yang tidak stationer. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu seam batubara di Formasi Balikpapan untuk data ketebalan dan sulfur total.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128032521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH JENIS ALTERASI HIDROTERMAL TERHADAP KEKUATAN MASSA BATUAN","authors":"Wongkar Wongkar, Fernando Mario","doi":"10.36986/ptptp.v0i0.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.31","url":null,"abstract":"Lereng lokasi penelitian bersifat heterogen sehingga memiliki nilai kekuatanmassa batuan yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh jenis alterasi hidrotermal terhadap kekuatan massa batuan. Nilai sudutgeser dalam merupakan salah satu ciri dari kekuatan suatu massa batuan.Semakin besar nilai sudut geser dalam, maka massa batuan akan cenderung lebih kuat dan stabil ditinjau dari potensi longsorannya. Dalam penelitian ini, nilai sudut geser dalam didapat melalui perangkat lunak roclab yang menggunakan kriteria runtuhan menurut (Hoek and Brown, 2002). Lereng pada lokasi penelitian memiliki 3 nilai sudut geser dalam yang berbeda karena adanyapengaruh alterasi hidrotermal. Nilai untuk alterasi argilic 44°, advanced argilic49°, silicic 55°. Hasil analisis kinematik menggunakan perangkat lunak Dips v5.1menunjukkan alterasi argilic dan advanced argilic lebih berpotensi longsordibandingkan dengan alterasi silicic. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan komposisi mineral tiap jenis alterasi hidrotermal sehingga parameter parameter yang digunakan untuk menghitung nilai sudut geser dalam seperti UCS, GSI, mi value, unit weight menjadi berbeda karena pengaruh alterasi hidrotermal.","PeriodicalId":108741,"journal":{"name":"Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126608642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}