{"title":"Analisis Ketersediaan Air pada Sub DAS menggunakan Pendekatan F.J Mock (Studi Kasus : Sub DAS Tapung Kiri)","authors":"H. Monica","doi":"10.35583/js.v10i1.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.215","url":null,"abstract":"Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian hidup dari kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Semua kegiatan kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri memerlukan air dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas sesuai dengan kebutuhannya. Masalah utamanya ialah bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk saat ini telah mencapai 101.524 Jiwa bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Tapung Tahun 2021. Diproyeksikan, jumlah ini akan meningkat setiap tahunnya berkisar 3-4% sebagai konsekuensi logisnya akan terjadi peningkatan konsumsi kebutuhan air. Tujuan penelitian adalah menguji keandalan F.J Mock pada tahap kalibrasi, verifikasi dan simulasi model untuk keperluan analisis ketersediaan air di Sub DAS Tapung Kiri. Metode pendekatan ini adalah menggunakan metode F.J Mock menganalisis data curah hujan, evapotranspirasi, dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai. Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh nilai evapotranspirasi terbatas (Et) pada Sub DAS Tapung Kiri sebesar 64,81 mm/bln.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127790272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Shanti Wahyuni, Gusneli Yanti, Z. Zainuri, Taufik Hidayat
{"title":"Analisis Redesain Pondasi Mini Pile Berbentuk Persegi Pada Gedung Pengadilan Negeri Pulau Punjung","authors":"Shanti Wahyuni, Gusneli Yanti, Z. Zainuri, Taufik Hidayat","doi":"10.35583/js.v10i1.222","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.222","url":null,"abstract":"Pemilihan bentuk dan jenis pondasi pada suatu bawah bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi tanah. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan pondasi maka akan dapat menyebabkan kerusakan bangunan hingga kerugian biaya. Gedung Pengadilan Negeri Pulau Punjung merupakan bangunan tiga lantai yang didesain menggunakan pondasi KSLL. Gedung Pengadilan Negeri Pulau Punjung memiliki kondisi tanah pasir dengan daya dukung (Qc) 200 kg/cm2 pada kedalaman 10,2 m. Namun dengan kondisi jenis tanah tersebut, maka pondasi yang paling sesuai adalah pondasi mini pile. Sehingga perlu dilakukan redesain pondasi pada Gedung Pengadilan Negeri Pulau Punjung. Pemodelan bangunan menggunakan program ETABS sesuai dengan standar pembebanan SNI 2847-2013. Pondasi mini pile berbentuk persegi dengan dimensi sebesar 25×25 cm, dengan kapasitas daya dukung tiang sebesar 35 ton. Setelah dilakukan pemodelan struktur diperoleh 3 (tiga) tipe pondasi berdasarkan pada gaya aksial (P) yang bekerja. Berdasarkan maka pondasi mini pile diklasifikasikan menjadi 3 tipe pondasi. Pondasi tipe 1 memiliki gaya aksial kolom sebesar 106,15 ton dengan jumlah tiang yang diperlukan 6 kelompok tiang, pondasi tipe 2 dengan gaya aksial kolom 79,51 ton dengan tiang yang diperlukan 5 kelompok tiang dan pondasi tipe 3 memiliki gaya aksial kolom 40,01 ton dengan tiang yang diperlukan 4 kelompok tiang. Hasil penelitian memperoleh nilai kapasitas dukung ultimit (Qu) sebesar 220,92 ton dan ketiga tipe pondasi mampu menahan beban dari struktur atas Gedung Pengadilan Negeri Pulau Punjung.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121691908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Studi Penggunaan Rele Line Differential Sebagai Proteksi Utama Pada Penghantar 150 KV Tenayan - Riau - Pasir Putih di PT. PLN (Persero) UPT Pekanbaru","authors":"Usaha Situmeang, Khairul Tanjung, Arlenny Arlenny","doi":"10.35583/js.v10i1.225","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.225","url":null,"abstract":"Proteksi pada saluran transmisi merupakan suatu sistem yang bertugas melindungi atau mengisolasi peralatan terhadap gangguan sementara dan permanen yang terjadi pada penghantar. Rele line differential lebih cenderung digunakan pada penghantar jarak pendek dengan alasan lebih efisien dalam mengamankan daerah gangguan. Pengaplikasian rele line differential tidak memiliki kendala external seperti source impedance ratio, swing pada sistem, serta rele line differential memiliki kesensitifan yang tinggi serta mudah dalam penggunaannya. Rele line differential adalah salah satu jenis proteksi utama pada penghantar yang bekerja berdasarkan pengukuran perbedaan parameter arus. Rele line differential pada saluran transmisi penghantar GI Tenayan - GI Riau dan GI Riau - GI Pasir Putih sebagai penghantar transmisi baru dari pengantar transimisi Tenayan arah Pasir Putih sebelumnya. Hasil Perhitungan setting rele line differential GI Tenayan - GI Riau sebesar nilai Is1 1 A dengan batas slope 20% dan waktu kerja rele instant untuk memberikan sensitifitas di wilayah kerja sehingga di setting kecil. Hasil Perhitungan setting rele line differential GI Riau - GI Pasir Putih sebesar nilai Is1 0,2 A dengan batas slope 20% dan waktu kerja rele instant.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126137667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Sifat Fisik Lahan Gambut Terhadap Tahanan Listrik Dengan Alat Geolistrik (Studi Kasus: Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti)","authors":"Fadli Dirga Subardi, M. Yusa, Lita ' Darmayanti","doi":"10.35583/js.v10i1.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.217","url":null,"abstract":"Lahan gambut merupakan tanah yang memiliki kandungan organik tinggi hasil pembusukan tanaman. Parameter karakteristik utama lahan gambut adalah kadar air, berat volume, berat jenis, kadar abu, dan kadar serat. Provinsi Riau memiliki 3,867 juta hektar lahan gambut termasuk Kabupaten Kepulauan Meranti yang sebagian besar merupakan lahan gambut. Pengujian laboratorium terhadap sifat fisik gambut membutuhkan waktu dan biaya yang mahal. Secara umum resistivitas listrik suatu material dipengaruhi oleh karakteristik fisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara nilai resistivitas gambut dengan sifat fisiknya. Penelitian ini dilakukan dengan mengebor lahan gambut dengan interval 50 sentimeter dengan alat bor gambut tipe Rusia. Uji resistivitas dilakukan di lapangan pada soil box yang berisi sampel gambut. Sampel tanah gambut kemudian ditimbang di lapangan untuk ditentukan berat basahnya kemudian diambil untuk pengujian laboratorium lebih lanjut. Disimpulkan bahwa tipe lahan gambut yang dominan di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah lahan gambut hemic. Hasil statistik dari penelitian ini menunjukkan korelasi yang sangat rendah antara nilai resistivitas gambut dengan sifat fisiknya, hal ini menunjukkan bahwa lahan gambut sangat heterogen","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"47 23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130827976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Ketersediaan Air pada Sub DAS menggunakan Pendekatan F.J Mock (Studi Kasus : Sub DAS Tapung Kiri)","authors":"M. Hilda","doi":"10.35583/js.v10i1.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.10","url":null,"abstract":"Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian hidup dari kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Semua kegiatan kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri memerlukan air dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas sesuai dengan kebutuhannya. Masalah utamanya ialah bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk saat ini telah mencapai 101.524 Jiwa bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Tapung Tahun 2021. Diproyeksikan, jumlah ini akan meningkat setiap tahunnya berkisar 3-4% sebagai konsekuensi logisnya akan terjadi peningkatan konsumsi kebutuhan air. Tujuan penelitian adalah menguji keandalan F.J Mock pada tahap kalibrasi, verifikasi dan simulasi model untuk keperluan analisis ketersediaan air di Sub DAS Tapung Kiri. Metode pendekatan ini adalah menggunakan metode F.J Mock menganalisis data curah hujan, evapotranspirasi, dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai. Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh nilai evapotranspirasi terbatas (Et) pada Sub DAS Tapung Kiri sebesar 64,81 mm/bln.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"187 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114648569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Sifat Karakteristik Mortar Busa Dengan Penambahan Addictive","authors":"Ahmad Hamidi, Randhi Saily, M. A. Hidayat","doi":"10.35583/js.v10i1.210","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.210","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada mortar busa dengan 5 variasi yang berbeda yaitu variasi normal, aditif 0,25%, aditif 0,5%, aditif 0,75% dan aditif 1%, dengan bahan campuran : semen, air, pasir, foam agent dan presentase aditif (% aditif x berat semen), yang dibuat sebanyak 5 benda uji silender berdiameter 10 cm dan tinggi 20 cm pada 5 variasi yang berbeda. Hasil pemeriksaan flow diketahui semakin tinggi persentase aditif yang digunakan maka semakin tinggi pula flow yang didapat. Dimana flow minimum dengan nilai flow 18 cm berada pada variasi normal dan flow tertinggi dengan nilai flow 22 cm berada pada variasi aditif 1%.. Namun pada variasi yang menggunakan aditif, proses pengerasannya lebih cepat dibandingkan dengan variasi normal, dimana penggunaan variasi aditif pengerasannya dalam waktu 12 jam, sementara untuk variasi normal tetap 24 jam. Sedangkan pada benda uji variasi aditif 1,5% dan 2%, tidak memenuhi persyaratan karena terjadinya penyusutan pada benda uji hingga 50% serta tidak terpenuhinya persyaratan density, dimana katergori beton ringan berat jenisnya 800 – 1200 Kg/cm3. Penggunaan atau penambahan zat aditif pada mortar busa dapat dilakukan pada takaran maksimal 1% dari berat semen.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129596984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Optimasi Pelaksanaan Proyek Jalan Dengan Earned Value dan Fast Track","authors":"Desi Yasri, A. Yuliardi, Randhi Saily","doi":"10.35583/js.v10i1.226","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.226","url":null,"abstract":"Sei Akar – Bagan Jaya Mayor Rehabilitation Project is located on the Sei Akar – Bagan Jaya road, Indragiri Hilir Regency, Riau Province. Corresponding on the project progress report status up to week 18 or 119 calendar working days, the project has been behind schedules 0.871 % and can lead to project failure. Collaboration of Earned Value Analysis, in time and cost monitoring project performance and Fast-Tracking, in accelerating, overlapping or compressing projects, schedule can be optimized project schedule and prevented from contractual penalties. Earned value analysis forcast additional time for 13 days and cost of Rp. 83.390.308,59 for direct cost, Rp.68.793.391,35 for indirect cost, and Rp.181.614.553,16 for penalties. Implementation of Fast Track in anticipating delays for 13 days, the possibility enclose to Tack Coat activity (42 days) and Asphalt Concrete-Binder Course Work activity (35 days). Both activities have met the rules in the application of fast tracking and have the longest duration. Therefor, has the greatest potential reduction in time.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121034044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pendugaan Tinggi Muka Air Tanah Menggunakan Metode Schlumberger","authors":"M. Muhardi, Alfadhella Ridwan, Z. Fuadi","doi":"10.35583/js.v10i1.224","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.224","url":null,"abstract":"Tinggi muka air tanah pada lapisan pondasi jalan sangat mempengaruhi daya dukung dan kepadatannya, air yang terjebak pada lapisan pondasi jalan dapat memicu terjadinya longsor. Untuk meminimalisir terjadinya longsor, perlu diketahui pendugaan tinggi muka air tanah agar dilakukan tindakan perbaikan tanah. Pendugaan tinggi muka air tanah dapat dilakukan dengan pengujian geolistrik yang bertujuan untuk memberikan gambaran penyebaran dan informasi keberadaan lapisan batuan yang berfungsi sebagai lapisan pembawa air. Pendugaan geolistrik dilakukan pada 2 pekerjaan yaitu Pekerjaan Jalan Tol Ruas Padang – Sicincin STA 4+250 s/d STA 4+775 dan Pekerjaan Jalan Tol Ruas Pekanbaru – Dumai STA 74+925 s/d STA 74+950. Pekerjaan 1 dilakukan sebanyak 4 lintasan dan pekerjaan 2 dilakukan sebanyak 2 lintasan. Alat yang digunakan adalah Geolistrik Geo Resist – RS505. Data yang didapatkan selanjutnya dilakukan interpretasi dengan Software IP2WIN. Hasil dari interpretasi tersebut dapat disimpulkan bahwa elevasi muka air tanah pekerjaan 1 pada lintasan 1 berada pada kedalaman 2.63 m, pada lintasan 2 dan 3 berada pada kedalaman 1.91 m, pada lintasan 4 berada pada kedalaman 2.1 m dengan lapisan penyusun terdiri atas pasir, pasir bercampur kerikil, lanau dan lempung dengan nilai tahanan jenis 0.115 – 587 ohm.m, sedangkan pekerjaan 2 pada lintasan 1 berada pada kedalaman 4.85 m dan pada lintasan 2 berada pada kedalaman 6.25 m dengan lapisan penyusun terdiri atas tanah dengan kerakal, kerikil, pasir lempung, dan tanah lempung dengan nilai tahanan jenis 1.26 – 1848 ohm.m . Nilai resistivitas tergolong rendah dan muka air tanah cukup tinggi sehingga perlu dilakukan kajian Geoteknik secara menyeluruh untuk mengetahui kestabilan badan jalan.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128371954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yolnasdi Yolnasdi, Engla Harda Arya, E. Ermawati, Chrismondari Chrismondari
{"title":"Evaluasi Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Dalam Upaya Menekan Jumlah Energi Yang Tidak Tersalurkan Dan Frekuensi Gangguan Pada Penyulang Losari","authors":"Yolnasdi Yolnasdi, Engla Harda Arya, E. Ermawati, Chrismondari Chrismondari","doi":"10.35583/js.v10i1.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.227","url":null,"abstract":"Melihat kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat sebaiknya diimbangi dengan usaha peningkatan pelayanan terhadap pelanggan. Pelanggan akan merasa nyaman jika dapat menikmati pasokan listrik tanpa gangguan berupa terputusnya pasokan energi listrik dalam jangka waktu tertentu atau yang biasa disebut dengan indeks ENS (Energi Not Supplied) dan Indeks AENS (Average Energi Not Supplied). Sedangkan jenis gangguan berupa frekuensi gangguan penyaluran tenaga listrik pada tegangan menengah 20 kV pada satu periode tertentu yang terjadi setiap 100 kilo meter sirkuit (kms) panjang jaringan disebut dengan indeks FGTM (Frekuensi Gangguan Tegangan Menengah). Sehingga untuk menimalisir terjadinya gangguan serta meningkatkan pelayanan perlu dilakukan pemeliharaan pada Penyulang-penyulang 20 kV tersebut, pada penelitian ini akan mengambil studi kasus pada penyulang Losari yang disuplai oleh Gardu Induk Sri Bintan PT. PLN (Persero) ULP Tanjung Uban Kepulauan Riau. Penyulang Losari ini terdiri dari 4 (empat) zona, zona I (PMT) adalah pengaman Utama dari penyulang Losari sehingga perhitungan hanya dilakukan pada zona I (PMT) ini saja, Dari hasil observasi dan perhitungan yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakukannya pemeliharaan pada penyulang losari zona I(PMT), terjadi perbaikan pada indeks ENS , AENS dan FGTM, untuk indeks ENS terjadi penurunan dari 6.492,6 kWh menjadi 103 kWh, dan indeks AENS dari 6,65 kWh/pelanggan menjadi 0,1 kWh/pelanggan, sedang untuk indeks FGTM terjadi peningkatan persentase perbaikan sebesar 75 %.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115012168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Campuran Abu Batang Jagung Dan Semen Sebagai Bahan Untuk Stabilisasi Tanah Lempung Organik Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)","authors":"Roza Mildawati, S. Dewi, Mulyono","doi":"10.35583/js.v10i1.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.35583/js.v10i1.221","url":null,"abstract":"Provinsi Riau secara umum memiliki wilayah dengan kondisi tanah gambut dengan cakupan yang cukup luas di Pulau Sumatera yaitu ±4,04 jt Ha atau 56,1% dari jumlah lahan gambut di Pulau Sumatera. Pembangunan jalan raya yang berada diatas tanah gambut harus memperhatikan kondisi tanah dasarnya terlebih dahulu agar jalan yang dibangun dapat bertahan lama. Tanah gambut yang digunakan diambil dari Desa Sadar Jaya, Siak Kecil, Bengkalis, Riau dan akan distabilisasi dengan menggunakan abu batang jagung (ABJ) dan semen sebagai bahan campuran stabilisasi. Metode stabilisasi tanah merupakan salah satu cara yang sering digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah asli dengan kuat dukung tanah yang kurang bagus menjadi lebih baik lagi. Variasi campuran yang digunakan yaitu 2% ABJ, 5% semen dan 4% ABJ, 10% semen. Masa waktu pemeraman yang digunakan 0, 4, dan 7 hari pemeraman. Nilai CBR tanah asli pada pemeraman 0 hari sebesar 13,33%, 4 hari sebesar 16,04%, dan 7 hari sebesar 16,88%. Untuk nilai CBR pada tanah campuran 2% ABJ, 5% semen pada masa pemeraman 0 hari sebesar 13,75%, 4 hari sebesar 18,63% dan 7 hari sebesar 19,80%. Untuk nilai CBR pada tanah campuran 4% ABJ, 10% semen pada masa pemeraman 0 hari sebesar 13,95%, 4 hari sebesar 19,59% dan 7 hari sebesar 20,01%. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa nilai CBR tertinggi yaitu pada pemeraman 7 hari baik untuk tanah asli maupun untuk tanah campuran. Lama waktu pemeraman menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya nilai CBR.","PeriodicalId":104283,"journal":{"name":"Sainstek (e-Journal)","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132555109","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}