海洋渔业Pub Date : 2018-05-01DOI: 10.29244/jmf.9.1.89-96
Mercy Patanda, Sugeng Hari Wisudo, Daniel R. Monintja, Budy Wiryawan
{"title":"PENGELOLAAN PERIKANAN KARANG DI TAMAN NASIONAL WAKATOBI: PERSPEKTIF AKTOR DAN AGEN","authors":"Mercy Patanda, Sugeng Hari Wisudo, Daniel R. Monintja, Budy Wiryawan","doi":"10.29244/jmf.9.1.89-96","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.89-96","url":null,"abstract":"Stakeholders, who are agents and actors in this matter play an important role in the management of reef fisheries in Wakatobi National Park. This study aims to identify the agents and actors in Wakatobi Regency and to identify similarities and differences of the perception between agents and actors in the management of conservation areas. The method used is Principal Component Analysis (PCA). The result showed that there was a similar perception between agent and actor in which that the conservation gives benefit for the society in Wakatobi and the lack of regulation in Wakatobi Regency. Different perceptions between actors and agents occurred due to fishermen intention to fully utilize the resources for their welfare while the government intents to limit the fishing area in order to preserve the natural resources and the environment. Therefore, management related to the regulation on legal-size of fish and the effectiveness of marine protected areas are needed. Keywords: Stakeholders, Coral Reef, Conservation, WakatobiABSTRAKPemangku kepentingan sangat berperan penting dalam pengelolaan perikanan karang di Taman Nasional Kabupaten Wakatobi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi agen dan aktor yang berada di Kabupaten Wakatobi serta melihat persamaan dan perbedaan persepsi antara agen dengan aktor dalam pengelolaan kawasan konservasi. Penelitian ini menggunakan analisis Principal Component Analysis (PCA). Hasil kajian menunjukkan adanya persamaan persepsi antara agen dan aktor yaitu konservasi memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di Wakatobi dan masih kurangnya peraturan di Kabupaten Wakatobi. Perbedaan persepsi pada aktor dan agen karena nelayan ingin memanfaatkan perairan Taman nasional Wakatobi semaksimal mungkin untuk kesejahteraan nelayan sedangkan pemerintah membatasi wilayah penangkapan dalam rangka menjaga sumber daya alam dan lingkungannya sehingga perlu tindakan pengelolaan yaitu penentuan ukuran ikan yang tertangkap dan pengefektifan daerah perlindungan laut.Kata kunci: Pemangku Kepentingan, Perikanan Karang, Konservasi, Wakatobi","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"227 1","pages":"89-96"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88174793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-05-01DOI: 10.29244/JMF.9.1.77-87
Ihsan
{"title":"DISTRIBUSI UKURAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP","authors":"Ihsan","doi":"10.29244/JMF.9.1.77-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.9.1.77-87","url":null,"abstract":"The swimming crab potential is a resource that has high economic value. Therefore the utilization needs to be done continuously and to achieve this is by conducting an important research focussed on the size and the fishing season pattern of the swimming crab by studying the pattern of the catching season, it is expected to improve the efficiency and effectiveness of the catching time. The objective of this research is to 1. Map the distribution of the frequency and size of crab and 2. Determine the pattern of fishing season in Pangkep waters. The research is conducted from March to November 2016. It is located in Pangkep waters regency, South Sulawesi Province. The data is collected through survey method consisted of primary and secondary data. The data were analyzed using frequency distribution analysis approach and time series analysis technique toward catch (kg) of fishing effort. The results obtained showed that the dominant female crab caught with a size > 10.0 cm, as well as dominant male crabs caught with a size > 10 cm. The fishing gear used is trap and gillnet. In addition the catching season is in May, June, July, September, October and November. The peak season of catching season takes place in June and September.Keywords: Size distribution, Season pattern, swimming crab, at Pangkep DistrictABSTRAKPotensi sumberdaya rajungan, merupakan komoditas sumberdaya yang memiliki nilai ekonomis penting, sehingga pemanfaatannya perlu dilakukan secara berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut maka ukuran hasil tangkapan dan pola musim penangkapan rajungan menjadi penting untuk diteliti. Adanya informasi pola musim penangkapan, diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas waktu penangkapan rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan distribusi frekuensi dan ukuran rajungan yang tertangkap, dan 2) menentukan pola musim hasil tangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan November 2016, di perairan Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode survei. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil tangkapan rajungan per hari; panjang dan lebar (cm) karapas dan berat (gram/kg) rajungan. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis distribusi frekuensi dan teknik analisis deret waktu (time series) terhadap hasil tangkapan (kg) persatuan upaya penangkapan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi frekuensi rajungan betina, tertangkap berukuran 10,0 cm. Demikian juga rajungan jantan ukuran 10,0 cm lebih dominan tertangkap. Alat tangkap yang digunakan adalah bubu lipat, dan gillnet rajungan. Pola musim penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, September, Oktober dan November dan puncak musim berlangsung pada bulan Juni dan September.Kata kunci: distribusi ukuran, pola musim, rajungan, Kabupaten Pangkep","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 1","pages":"77-87"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79796800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-05-01DOI: 10.29244/jmf.9.1.97-110
A. Mallawa, F. Amir, Safruddin, E. Mallawa
{"title":"KEBERLANJUTAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN","authors":"A. Mallawa, F. Amir, Safruddin, E. Mallawa","doi":"10.29244/jmf.9.1.97-110","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.97-110","url":null,"abstract":"The skipjack is one of important fishery commodities in Gulf of Bone waters, exploited by fishermen through the year using kinds of fishing gears such as pole and line, purse seine, traditional seine net, hand line, and predicted that some of these technologies were not sustainable. The objective of research was to analysis sustanaibility or environmental friendly of fishing technology of skipjack in Gulf of Bone waters, and has been done for six months, from January to June, 2017. Biology data of catch, fishing technic, and social economic of fishing unit of pole and line, purse seine, traditional seine net and hand line was collected directely by survey method. The sustainability or environmental friendly of fishing technologies be analyzed using 14 biology, technic, economic and social (Arimoto modified by Mallawa). Result that pole and line reach 76.88 % of sustainability value, pole and line operated in FAD 51.50 %, purse seine 51.25 %, purse seine with FAD 48.75 %, traditional seine net 48.13 $ and hand line 68.18 %. Low sustainability of fishing technologies caused by small size dominantly in catch, percentage of catch suitable length, investment, income, number of labour dan fuell used, and protected organism in catch. Keywords: Sustainability, fishing technology, Skipjack ABSTRAK Ikan cakalang merupakan komoditas perikanan penting di perairan Teluk Bone. Ikan cakalang merupakan salah satu ikan target yang dieksploitasi nelayan sepanjang tahun menggunakan berbagai jenis teknologi penangkapan ikan seperti huhate ( pole and line ), pukat cincin ( purse seine ), payang ( traditional seine net ), pancing tangan ( hand line ) dan diduga ada diantara teknologi tersebut tidak berkelanjutan. Penelitian bertujuan menganalisis keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Bone, selama enam bulan (Januari - Juni 2017). Data biologi hasil tangkapan, teknis alat tangkap dan sosial ekonomi usaha penangkapan huhate, pukat cincin, payang, dan pancing tangan dikumpulkan secara langsung menggunakan metode survei. Keberlanjutan/keramahan lingkungan teknologi penangkapan ikan dianalisis menggunakan 14 kriteria sesuai metode Arimoto modifikasi Mallawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa huhate rumpon mencapai nilai keberlanjutan 57,50 %, huhate tanpa rumpon 76,88 %, pukat cincin 51,25 %, pukat cincin rumpon 48,75 %, payang 48,13 % dan pancing tangan 68,13 %. Rendahnya tingkat keberlanjutan teknologi penangkapan disebabkan oleh dominannya ikan ukuran kecil dan rendahnya ikan ukuran layak tangkap, nilai investasi, tingkat pendapatan, penggunaan tenaga kerja dan BBM dan tertangkapnya biota laut yang dilindungi. Kata kunci: Keberlanjutan, teknologi penangkapan, ikan cakalang.","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 2 1","pages":"97-110"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78536019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-05-01DOI: 10.29244/jmf.9.1.111-120
Lukmannul Hakim, E. S. Wiyono, R. I. Wahju
{"title":"KOMPETISI ALAT PENANGKAPAN IKAN SKALA KECIL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGALSARI","authors":"Lukmannul Hakim, E. S. Wiyono, R. I. Wahju","doi":"10.29244/jmf.9.1.111-120","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.111-120","url":null,"abstract":"The fishermen in Tegalsari Fishing Port have been using vary of fishing gears that is feared could competing in getting catches. This research aims to identify fishing gear types according to fishing gear vessel’s volume, fishing time and frequency in every operation, fishing gears productivity, and fishing gears competition. The subject of this research are four biggest number of fishing gear units in PPP Tegalsari (cantrang, arad, gillnet, and mini purse seine) with fishing vessel volume below 10 GT. Samples were taken with purposive sampling method and collected through filling out the questionnaires. The fishing gears’s productivity determined by the number of catch per unit effort (CPUE). Furthermore, the fishing gear competition mapped by classified the matrix of transformed fishing gear’s productivity number into some clusters with hierarchycal cluster analysis (HCA). The results show the dominant fishing gear that local fishermen use are cantrang (5, 6, 10 GT), arad (3, 5, 6, 10 GT), gillnet (6 GT), and mini purse seine (9 GT), the highest average of fishing gear operation time is gillnet (3 hours), and the least is mini purse seine (± 1 hour) and the highest average of fishing setting number is cantrang by 27 times/trip and mini purse seine is the least by 5 times/trip, the highest productivity gained by cantrang (5163 kg/trip) and the least is Gillnet (363 kg/trip), and the most intensive fishing gear competition is between cantrang (5 and 6 GT), arad (3,5, and 6 GT), and gillnet (3 GT).Keywords: Competition, fishing gear, productivityABSTRAKNelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari menggunakan alat tangkap yang beragam. Dikhawatirkan antar alat tangkap saling berkompetisi dalam mendapatkan hasil tangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal, waktu untuk 1 kali operasi dan frekuensinya dalam satu trip penangkapan ikan, produktivitas alat tangkap, dan kompetisi antar alat tangkap. Alat tangkap yang diamati adalah cantrang, arad, gillnet dan mini purse seine yang dioperasikan menggunakan kapal berukuran ≤ 10 GT. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Produktivitas alat tangkap ditentukan berdasarkan nilai CPUE dan kompetisi antar alat tangkap ditentukan menggunakan metode hierachycal cluster analysis. Hasil penelitian menunjukkan: jenis alat tangkap berdasarkan GT kapal yakni cantrang (5, 6 dan 10 GT), arad (3, 5, 6 dan 10 GT), gillnet (6 GT), dan mini purse seine (9 GT); waktu untuk 1 kali operasi penangkapan ikan tertinggi pada alat tangkap gillnet (3 jam) dan terendah pada cantrang dan mini purse seine (± 1 jam) serta jumlah operasi penangkapan ikan per trip tertinggi pada alat tangkap cantrang (27 kali/trip) dan terendah pada mini purse seine (5 kali/trip); produktivitas tertinggi pada alat tangkap cantrang (5163 kg/trip) dan terendah pada gillnet (363 kg/trip); dan antar alat tangkap yang berkompetisi secara ketat adalah cantrang","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72725368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-05-01DOI: 10.29244/jmf.9.1.65-75
Abgusta Fajri Wiranata, B. Wiryawan, Sugeng Hari Wisudo, Nimmi Zulbainarni
{"title":"Status Pemanfaatan Perikanan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Model Biologi Schaefer","authors":"Abgusta Fajri Wiranata, B. Wiryawan, Sugeng Hari Wisudo, Nimmi Zulbainarni","doi":"10.29244/jmf.9.1.65-75","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.9.1.65-75","url":null,"abstract":"There are two types of population growth function of the basic formulation of Schaefer’s biology model, however in this study there is a difference in form and value of “r” as one of a biology parameter. In addition to the difference in the method by calculating the process of a and b coefficient. The calculating process of a and b coefficient in Schaefer’s biology model was conducted through linear regression which has not yet been exact. This is due to the model itself which is quadratic. Therefore to provide the solution is through quadratic process. The linear regression shows the value of f msy and Y msy 1.40 and 1.34 times smaller than quadratic process respectively. Based on the two graphs from the calculating process of a and b coefficient, it can be concluded that the utilization of yellowfin tuna fishery was still not optimal. According to the result based on the linear and quadratic regression, the maximum production of yellowfin tuna can be increased to 664,037 and 877,340 kg. Keywords: Population growth function, Schaefer’s Biology Model, Utilization status , Yellowfin tuna ABSTRAK Dua jenis fungsi pertumbuhan populasi menjadi dasar pembentukan model biologi Schaefer, namun dalam kajian ini terdapat perbedaan dalam bentuk dan nilai r sebagai parameter biologi ditambah juga berdasarkan perbedaan metode perhitungan koefisien a dan b . Metode perhitungan koefisien a dan b model biologi Schaefer melalui regresi linear masih kurang tepat, karena model biologi Schaefer berbentuk kuadratik, sehingga penyelesaiannya harus melalui proses kuadratik. Nilai f msy dan Y msy dari proses regresi linear memiliki nilai 1,40 dan 1,34 kali lebih rendah dari proses kuadratik. Berdasarkan kedua kurva dari kedua metode perhitungan koefisien a dan b , maka status pemanfaatan perikanan tuna madidihang diduga masih belum optimal. Sehingga berdasarkan proses regresi linear dan kuadratik, maka produksi maksimal tuna madidihang masih dapat ditingkatkan sampai dengan 664.037 dan 877.340 kg. Kata kunci: Fungsi pertumbuhan populasi, Model biologi Schaefer, Status pemanfaatan Tuna madidihang","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"30 1","pages":"65-75"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81226640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-02-02DOI: 10.29244/JMF.8.2.223-233
Allasay Kitsash Addifisyuka Cintra, I. Setyobudiandi, A. Fahrudin
{"title":"ANALISIS KERENTANAN PERIKANAN TANGKAP AKIBAT PERUBAHAN IKLIM PADA SKALA PROVINSI (Province Scaled Fisheries Vulnerability on Climate Change)","authors":"Allasay Kitsash Addifisyuka Cintra, I. Setyobudiandi, A. Fahrudin","doi":"10.29244/JMF.8.2.223-233","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.8.2.223-233","url":null,"abstract":"ABSTRACT Fisheries has significant roles for the Indonesian economy. Climate change influences Indonesian fisheries through a range of direct and indirect pathaway. A scientific based approach such as vulnerability is needed to determine the risks of climate change and adaptation strategies. Therefore, this study was conducted to analyze the vulnerability of fisheries to climate change on province scaled in Indonesia. Vulnerability index (VI) is obtained with composite index of exposure (EI), sensitivity (SI) and adaptive capacity (ACI) of ten provinces representing the eastern and western parts of Indonesia by using purposive sampling method. Source of data for indices variables were using recorded datas from relevant institutions. The results showed that fisheries status of North Sulawesi (VI = 0,78), Central Sulawesi (VI = 0,72) and Gorontalo (VI = 0,61) were very vulnerable despite the composition of constituent vulnerability index was different. This difference determined the specific policies to be taken to each province to reduce vulnerability. Short term policies are taken to reduce the vulnerability of the most vulnerable areas on Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, and Gorontalo. Medium term policy is carried out in high sensitivity areas, namely Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, and Kalimantan Timur and in low adaptive capacity areas such as Jambi, Gorontalo and Bangka Belitung. Long term policy is conducted for areas with high exposure such as Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara and Kalimantan Timur. Keywords : Climate change, fisheries, vulnerability, province ABSTRAK Perikanan tangkap memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Adanya perubahan iklim akan berdampak merugikan secara langsung maupun tidak langsung pada perikanan tangkap Indonesia. Suatu pendekatan ilmiah diperlukan untuk menentukan risiko perubahan iklim dan strategi adaptasi perikanan tangkap, salah satunya adalah analisis kerentanan ( Vulnerability ). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kerentanan perikanan tangkap akibat perubahan iklim pada skala provinsi di Indonesia. Indeks kerentanan (VI) didapatkan dengan mengkompositkan indeks keterpaparan (EI), kepekaan (SI) dan kapasitas adaptif (ACI) dari sepuluh provinsi yang mewakili bagian timur dan barat Indonesia dengan metode purposive sampling. Sumber variabel penyusun indeks variabel menggunakaan rekaman data dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa provinsi Sulawesi Utara (VI=0,78), Sulawesi Tengah (VI=0,72) dan Gorontalo (VI=0,61) berstatus sangat rentan walaupun komposisi penyusun indeks kerentanannya tidak sama. Perbedaan ini menentukan bahwa jenis kebijakan yang diambil menjadi spesifik pada tiap provinsi untuk mengurangi kerentanan. Short term policy diambil untuk mengurangi dapak di daerah yang paling rentan yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. Medium term policy dilakukan pada daerah yang kepekaannya tinggi yaitu Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, da","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"1 1","pages":"223-233"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86341652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-02-02DOI: 10.29244/jmf.8.2.149-162
Pandu Saptoriantoro, Mustaruddin, John Haluan
{"title":"STRATEGI PERENCANAAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGOLAHAN DATA PENANGKAPAN IKAN DI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN","authors":"Pandu Saptoriantoro, Mustaruddin, John Haluan","doi":"10.29244/jmf.8.2.149-162","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.8.2.149-162","url":null,"abstract":"ABSTRACTMinistry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia has a management information system on data processing of fishing surveillance. The information system can be useful if the system is works successfully. This research aim to formulate a strategic plan for the successful implementation of management information systems of data processing fisheries resources surveillance. Elements of the system on strategy was condected by using interpretative structural modeling (ISM), which is a strategic planning technique. The results show for the implementation of the model, there are seven elements of the system that need to be considered. Seven elements of the system with each sub element key, namely Directorat General PSDKP as affected sectors, support policies / regulations, conflict of interest between units echelon 1, up date data licensing continuity and fixed information technology (IT) expert. The implementation of fisheries resources surveillance program by IT based, mostly regional operators started to use information systems surveillance of fishery resources, increased access to data and information across echelons in MMAF and involvement MMAF as agencies involved in the success of the program.Keywords: Directorate of fisheries resources surveillance and management, information system, implementing strategy, ISMABSTRAKKementerian Kelautan dan Perikanan memiliki sistem informasi manajemen pengolahan data pengawasan penangkapan ikan. Sistem informasi tersebut berguna jika dalam implementasi sistem berhasil dengan baik. Penelitian ini bertujuan merumuskan rencana strategis untuk keberhasilan implementasi sistem informasi manajemen pengolahan data pengawasan perikanan tersebut. Strategi penerapan implementasi sistem informasi dilakukan dengan teknik interpretative structural modelling (ISM). Elemen sistem pada strategi perencanaan implementasi sistem informasi, yaitu Direktorat jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Prikanan (PSDKP) sebagai sektor yang terpengaruh, dukungan kebijakan/peraturan, up datedata perizinan yang kontinuitas dan tenaga ahli Teknologi Informasi (IT), terlaksananya program pengawasan sumber daya perikanan berbasis IT, sebagian besar operator daerah mulai menggunakan sistem informasipengawasan sumber daya perikanan, peningkatan akses data dan informasi lintas eselon lingkup Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dan keterlibatan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga yang terlibat dalam keberhasilan program.Kata kunci: Dit. PPSDP, Sistem Informasi, Strategi implementasi, ISM","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"4 1","pages":"149-162"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87383659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-02-02DOI: 10.29244/JMF.8.2.137-148
S. Batubara, M. Maarif, Marimin Marimin, H. Irianto
{"title":"MODEL MANAJEMEN RANTAI PASOK INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN DI PROPINSI MALUKU (The Ideal Model of Supply Chain Management of Sustainability Industrial Capture fisheries in Maluku Province)","authors":"S. Batubara, M. Maarif, Marimin Marimin, H. Irianto","doi":"10.29244/JMF.8.2.137-148","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.8.2.137-148","url":null,"abstract":"ABSTRACTDesigning and managing Industrial capture fisheries Supply Chain is complex and its faces socially bound uncertainties such as poor collaboration, communication and information sharing. Such complexity cannot be reduced through quantitative supply chain design and management techniques. The aim of this study was design an industrial capture fisheries supply chain in Maluku Province using Soft System Methodology. Multi Dimensional Scaling (MDS)and SCOR was applied in analyzing situational conditions related to the sustainability and performance of industrial capture fisheries. Analysis on capture fisheries shows in less sustainable category (43.91)and the performance of both fishermen and company indicate an excellent and good grade. SSM analysis generated root definitions: Ministry of Marine Fisheries, Department of Marine, regional institution and stakeholder of the supply chain (O) realize the sustainable fishing industry and implementation of reliable activities in the fisheries sector and competitive globally (W) which integrates all the units along supply chain and coordinate the flow of materials, information and finance ranging from such aspects : production, downstream industries (handling and processing), up to marketing (T) of the Fishermen, industries processing (C) on the entire supply chain through effective and efficient mechanism (E) as well as coordination both center and regional institution (A) related to quality and standardization of fishery products, distribution, infrastructure, data and information on fisheries (T)\". The supply chain management of sustainable fishing industry model was developed by 20 activties. Improvement of Industrial capture fisheries supply chain in Maluku Province can be reached by doing activities within relevant system.Keywords: industrial capture fisheries, Multi Dimensional Scalling, SCOR, supply chain, SSM ABSTRAKMerancang manajemen rantai pasok industri perikanan tangkap merupakan hal yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mendisain model manajemen rantai pasok industri perikanan tangkap yang ideal di Propinsi Maluku. Soft System Methodology (SSM) digunakan sebagai pendekatan kajian yang didukung oleh Multi Dimensional Scalling (MDS) untuk mengukur keberlanjutan industri perikanan tangkap dan Supply Chain Operation Reference(SCOR) untuk menganalisis kinerja industri perikanan tangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan industri perikanan tangkap berada pada kategori kurang berkelanjutan dan kinerjanelayan dan perusahaan berada pada kategori sangat baik dan baik. Analisis SSM menghasilkan root definition “Kementerian Kelautan Perikanan, Dinas Kelautan, PEMDA dan pelaku rantai pasok (O) mewujudkan industri perikanan tangkap yang berkelanjutan dan terselenggaranya aktivitas di sektor perikanan yang andal dan mempunyai daya saing secara global (W) yang mengintegrasikan semua unit dalam rantai pasok dan mengkoordinasikan aliran material, informasi dan keuangan mulai dari","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"46 1","pages":"137-148"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73844631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-02-02DOI: 10.29244/JMF.8.2.235-247
Wayan Kantun, Indra Cahyono, W. Arsana
{"title":"STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING ULUR DI BABANA MAMUJU TENGAH SULAWESI BARAT (Strategy of Handline Fishery Development at Babana Central Mamuju West Sulawesi)","authors":"Wayan Kantun, Indra Cahyono, W. Arsana","doi":"10.29244/JMF.8.2.235-247","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JMF.8.2.235-247","url":null,"abstract":"ABSTRACT The objectives of this research are to find strategy of handline fishery development at Babana Central Mamuju. The research used survey method to obtain information related to aspects of biological resource, technology, social economy and institution. This research was conducted from March to June 2016 at Babana Central Mamuju. Data obtained are analyzed by Strengths Weaknesses Opportunities Threats Method (SWOT). The results obtained are value of Internal Factor Evaluation (IFE) 2,8710 and value of External Factor Evaluation ( E FE) 3,2388 that shown development strategy of handline in quadrant-II in internal and external table (IE). The results obtained internal factor evaluation (ife) is 2,8710 and e x ternal factor evaluation (EFE) is3,2388 that shown development strategic of handline are quadrant-II (growth) on IE (Internal E x ternal ) tabl e . Development strategy of handline in Babana Mamuju Tengah, consist of; threeopensive/agresive strategy , three moderate strategy, and two defensive strategy. Key words: d evelopment strateg, h andline , SWOT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pengembangan perikanan pancing ulur di Babana Mamuju Tengah. Penelitian menggunakan metode survei untuk memperoleh informasi terkait aspek biologi sumber daya, teknologi, sosial ekonomi dan kelembagaan. Penelitian dilakukan bulan Maret hingga Juni 2016 di Babana Mamuju Tengah. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Hasil yang diperoleh adalah nilai matriks IFE (Internal Factor Evaluation) sebesar 2,8710 dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) sebesar 3,2388 yang menunjukkan bahwa strategi pengembangan pancing ulur berada pada kuadran II(pertumbuhan). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengembangan pancing ulur dalam fase pertumbuhan atau dalam kondisi stabil dengan menitikberatkan pada strategi intensif (Intensive Strategy). Diperoleh delapan strategi pengembangan perikanan pancing ulur di Babana Mamuju Tengah, terdiri atas; tiga strategi opensif/agresif, tiga strategi moderat, dan dua strategi defensif. Kata kunci : strategi pengembangan, pancing ulur, SWOT","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"130 1","pages":"235-247"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88351670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
海洋渔业Pub Date : 2018-02-02DOI: 10.29244/jmf.8.2.211-221
Yaser Krisnafi, B. H. Iskandar, S. H. Wisudo, John Haluan
{"title":"PENENTUAN PRIORITAS WILAYAH KERJA UNTUK PENINGKATAN PENGAWASAN PERIKANAN DI WPP NRI 711 (Priority Determination of Working Area For Surveillance Improvement in Indonesia Fisheries Management Area 711 (WPP NRI 711))","authors":"Yaser Krisnafi, B. H. Iskandar, S. H. Wisudo, John Haluan","doi":"10.29244/jmf.8.2.211-221","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jmf.8.2.211-221","url":null,"abstract":"ABSTRA CT The Fisheries Management Area of Republic Indonesia or often abbreviated as WPP-NRI is a fisheries management area for fishing, conservation, research and fisheries development covering inland waters, archipelagic waters, territorial sea, additional zones and the Exclusive Economic Zone of Indonesia (ZEEI). Priority of selection work unit surveillance as the base pier becomes something very important because the pier of the surveillance vessel becomes a major requirement. The base pier is not just a place to moor the vessel but the base pier becomes a function of ongoing surveillance operations. In this case the facilities and facilities of the base pier should be able to provide facilities as well as ease in supporting surveillance operations activities. Problem in selection of prioritization unit of work is a complex problem, it need s a method to overcome them.TOPSIS is one of decision making method capable for solving the problem of multi-criteria , TOPSIS working principle is the chosen alternative should have the closest distance from the positive ideal solution and the farthest from the most negative solution. The result of testing on 11 alternatives in 6 criteria showed that development priority area for fisheries surveillance work units in WP P NRI 711 were: Bata m (score 0,672) work unit Pontianak (score 0,671), and Natuna (score 0,647) .The results of the ranking are to be used as a reference for determining the improvement surveillance strategy and to minimize losses due to illegal fishing of the natural resources in the region of WPP NRI711 in Indonesia. Keywords: TOPS IS, work unit , WP P NRI 711 ABSTRAK Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia atau sering disingkat dengan WPP NRI merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Prioritas pemilihan UPT Pengawasan SDKP (Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) sebagai dermaga pangkalan menjadi sesuatu yang sangat penting dikarenakan dermaga kapal pengawas menjadi suatu kebutuhan yang paling utama. Dermaga pangkalan bukan hanya sebatas tempat untuk tambat kapal saja melainkan dermaga pangkalan menjadi sebuah fungsi berlangsungnya kegiatan operasi pengawasan. Dalam hal ini adalah sarana dan fasilitas dermaga pangkalan harus mampu memberikan fasilitas serta kemudahan dalam mendukung kegiatan operasi pengawasan. Permasalahan penentuan prioritas pemilihan satker merupakan masalah yang komplek maka diperlukan suatu metode untuk membantu mengatasinya. TOPSIS adalah metode pengambilan keputusan yang mampu menyelesaikan masalah multi-criteria. Prinsip kerja TOPSIS adalah alternatif yang dipilih harus memiliki jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Dari pengujian 11 alternatif dari 6 kriteria didapatkan prioritas pengembangan satuan kerja wi","PeriodicalId":59401,"journal":{"name":"海洋渔业","volume":"7 1","pages":"211-221"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80705593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}