Roni Ferdi, Irsan Saleh, Theodorus Theodorus, Salni Salni
{"title":"Uji Efek Antibakteri Propolis Terhadap Escherichia Coli Dan Shigella Dysenteriae Secara In Vitro","authors":"Roni Ferdi, Irsan Saleh, Theodorus Theodorus, Salni Salni","doi":"10.32539/BJI.V5I1.7982","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/BJI.V5I1.7982","url":null,"abstract":"Bakteri yang sering menjadi penyebab diare infeksi adalah Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan kurang rasional pada kasus diare mendorong terjadinya perkembangan resistensi patogen multi obat. Propolis merupakan salah satu solusi untuk mengatasi infeksi diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan efek antibakteri ekstrak propolis terhadap bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae dalam pengujian secara in vitro dengan berbagai konsentrasi. Penelitian eksperimen laboratorium secara in vitro. Sampel dalam penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae dengan tahapan penelitian dimulai dari proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi bertingkat. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi fraksi n-heksan terkecil yang masih menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae adalah 250 µg/ml dan konsentrasi ini dinyatakan sebagai nilai KHM. Uji kesetaraan konsentrasi 250 µg/ml fraksi n-heksan propolis setara dengan 4,0 µg/ml ciprofloxacin terhadap Escherichia coli dan setara dengan 4,6 µg/ml ciprofloxacin terhadap Shigella dysenteriae, sedangkan uji kesetaraan konsentrasi 250 µg/ml fraksi etil asetat propolis setara dengan 5,2 µg/ml ciprofloxacin terhadap Escherichia coli dan setara dengan 4,5 µg/ml ciprofloxacin terhadap Shigella dysenteriae. Kesimpulan penelitian ini adalah Ekstrak n-heksan dan etil asetat propolis memiliki efektifitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Fraksi n-heksan dan etil asetat propolis memiliki aktivitas antibakteri yang lebih rendah jika dibandingkan dengan ciprofloxacin dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Senyawa antibakteri yang terdapat dalam fraksi n-heksan dan etil asetat propolis adalah flavonoid dan fenol.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48655598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Z. Maritska, B. Prananjaya, Nita Parisa, Rovania Yantinez Quardetta
{"title":"Profil Hormon Penderita Disorder of Sex Development (DSD) di RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang","authors":"Z. Maritska, B. Prananjaya, Nita Parisa, Rovania Yantinez Quardetta","doi":"10.32539/BJI.V5I1.7987","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/BJI.V5I1.7987","url":null,"abstract":"Selain berdasarkan temuan klinis, penentuan diagnosis Disorders of sex development (DSD) juga didukung oleh ragam pemeriksaan penunjang seperti analisis kromosom, radiologi, dan pemeriksaan laboratorium yang salah satunya berupa pemeriksaan kadar hormon. Pemeriksaan kadar hormon dapat memberikan gambaran fungsi gonadal dan adrenal, yang bermanfaat baik untuk penapisan dan juga penentuan diagnosis DSD. Studi yang bertujuan untuk mengidentifikasi profil hormon pasien DSD di Indonesia masih sangat minim, dan studi ini merupakan studi pertama yang meninjau profil hormon DSD di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Studi ini merupakan studi deskriptif menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien DSD yang menjalani pemeriksaan hormon selama periode 2013-2017. Dari total 173 pasien DSD yang datang berobat ke RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama lima tahun terakhir, hanya 22 (12.72%) pasien yang menjalani pemeriksaan hormon. Ada 13 profil hormon yang diperiksa pada pasien DSD di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dengan hormon testosteron (54.54%) sebagai hormon yang paling sering diperiksa. Pemeriksaan profil hormon sebagai salah satu alat bantu penapisan dan penegakkan diagnosa DSD belum menjadi salah satu pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. ","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44596284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Sensitivitas dan Spesifisitas Metode Brugia Rapid Test pada Pemeriksaan Brugia Malayi","authors":"Tri Kumalasari","doi":"10.32539/bji.v5i1.7983","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/bji.v5i1.7983","url":null,"abstract":"Filariasis merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Diketahui 90% kasus filariasis penyebabnya adalah tiga spesies cacing filarial yaitu: Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Pemeriksaan secara mikroskopis pada sediaan darah tebal menggunakan darah tepi pasien pada malam hari merupakan teknik konvensional. Dalam program eliminasi filariasis global, WHO menganjurkan penggunaan metode serodiagnosis. Untuk filariasis Brugia, metode serodiagnosis terbaik yang ada saat ini adalah deteksi antibodi IgG4 anti-filaria.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas metode Brugia Rapid Test dibandingkan dengan sediaan darah tepi dengan pewarnaan Giemsa dalam mendeteksi Brugia malayi di Desa Sungai Rengit Murni Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Metode yang digunakan adalah uji Diagnostik. Penelitian ini dilakukan di Desa Sungai Rengit Murni Kabupaten Banyuasin pada tanggal 20 Juni 2013. Jumlah sampel 80 orang yang diambil secara Simple Random Sampling. Metode pemeriksaan dengan cara pewarnaan Giemsa dan metode Brugia Rapid. Berdasarkan hasil penelitian dari 80 sampel yang dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan dengan metode Giemsa 0 (0%) dan dengan metode Brugia Rapid 22 Orang (27,5%) Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Brugia rapid dibandingkan metode Giemsa Sensitivitasnya 0%, spesifisitasnya72,5%, nilai duga positif 0% dan nilai duga negatif 100%.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44363495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Korelasi Antara Kadar Feritin Serum dan Status Gizi Pasien Talasemia-? Mayor","authors":"Rafika Rafika, Djoko Marwoto, Lusia Hayati","doi":"10.32539/BJI.V5I1.7986","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/BJI.V5I1.7986","url":null,"abstract":"Talasemia adalah penyakit kronik yang membutuhkan transfusi darah berulang, karena adanya gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi dari satu atau lebih gen globin. Transfusi secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya penimbunan besi dalam tubuh khususnya jantung, hati, dan organ endokrin, serta dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat dan gizi kurang atau gizi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar feritin serum dan status gizi pasien talasemia-? mayor di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien talasemia-? mayor yang menjalani rawat inap di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin pada bulan Oktober hingga November 2016 yang memenuhi kriteria keikutsertaan. Dari 43 pasien, sebagian besar (60.5%) pasien memiliki badan kurus sesuai dengan indeks berat badan menurut usia (BB/U) dan berperawakan pendek sesuai indeks tinggi badan menurut usia (TB/U), namun hanya 14.0% pasien memiliki gizi kurang menurut indeks BB/TB. Didapatkan nilai rata-rata kadar feritin serum 2837.69 ?g/L, dengan rentang 278.7-13867 ?g/L. Hasil uji korelasi antara kadar feritin serum dan status gizi menunjukkan nilai p=0.326 dan nilai r=0.153. Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kadar feritin serum dan status gizi pasien talasemia-? mayor.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44262004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan Fungsi Paru dengan Kadar Interleukin-6 (Il-6) Pada Penduduk Yang Berada Di Sekitar Pabrik Karet Gandus Dan Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Sukawinatan Palembang","authors":"Novita Adela, M. Zulkarnain, Rostika Flora","doi":"10.32539/bji.v5i1.7977","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/bji.v5i1.7977","url":null,"abstract":"Paparan dari polusi udara dapat mengganggu kapasitas fungsi paru dan sistem imum tubuh. Kapasitas fungsi paru merupakan penjumlahan dari dua volume paru atau lebih. Interleukin-6 (IL-6) merupakan mediator inflamasi pada patogenesis pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi paru dan kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sukawinatan Palembang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis korelasi atau explanatory yaitu mengkaji hubungan antara variabel. Sampel sebanyak 72 dan dibagi menjadi 2 kelompok : kelompok di wilayah Pabrik Karet Gandus dan kelompok di wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sukawinatan Palembang. Uji fungsi paru di ukur menggunakan spirometri dan kadar Interleukin-6 diukur menggunakan pemeriksaan ELISA. Hasil uji Chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,001) antara fungsi paru pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sampah Sukawinatan. Dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,337) antara kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sampah Sukawinatan. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,626) antara fungsi paru dan kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p value = 1,000) antara fungsi paru dan kadar Interleukin-6 (IL-6) pada penduduk yang berada di sekitar TPA Sampah Sukawinatan Palembang. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara kadar Interleukin-6 dan Fungsi Paru pada penduduk yang berada di sekitar Pabrik Karet Gandus dan TPA Sukawinatan Palembang.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45586174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Ekstrak Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis Linn.) Terhadap Jumlah, Motilitas, Morfologi, Vabilitas Spermatozoa Tikus Jantan (Rattus Norvegicus)","authors":"D. Julia, Salni Salni, S. Nita","doi":"10.32539/BJI.V5I1.7976","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/BJI.V5I1.7976","url":null,"abstract":"Partisipasi laki-laki dalam KB masih relatif rendah bila dibandingkan dengan keikutsertaan perempuan. Salah satu tanaman obat tradisional yang digunakan adalah Bunga kembang sepatu yang bersifat antifertilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak bunga kembang sepatu terhadap jumlah, motilitas, morfologi dan viabilitas spermatozoa tikus jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel dalam penelitian ini menggunakan 25 tikus jantan strain Sprague Dawley usia 60-70 hari dengan berat badan 200-210 gram. Lama perlakuan 30 hari dengan dosis 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB. Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta narasi untuk menginterpretasikan data tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan jumlah sperma pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol (p=0,000), terjadi penurunan motilitas sperma (p=0,001), terjadi peningkatan morfologi abnormal (p=0,000), dan terjadi penurunan viabilitas spermatozoa antara kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna dari pengaruh ekstrak bunga kembang sepatu terhadap jumlah, motilitas, morfologi, viabilitas spermatozoa.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45924128","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Perubahan Berat dan Histologi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Akibat Pemberian Fraksi Daun Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.)","authors":"Chessy Sripratiwi","doi":"10.32539/bji.v5i1.7973","DOIUrl":"https://doi.org/10.32539/bji.v5i1.7973","url":null,"abstract":"Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji merah adalah alkaloid, flavonoid, tanin, minyak atsiri dan beta-sitosterol yang diduga bersifat antifertilitas. Terrjadinya peningkatan jumlah penduduk yang sangat tinggi yaitu 1,49% per tahun maka perlu dikembangkan metode kontrasepsi pada pria yang aman, efektif dan reversibelitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan berat dan histologi testis tikus putih jantan (Rattus norvegicus) akibat pemberian fraksi daun jambu biji merah. Metode penelitian yang digunakan adalah true experiment dengan rancangan post test control group design menggunakan 24 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri atas 6 tikus jantan. Setiap kelompok diberi perlakuan fraksi n-heksan, etil asetat, metanol air sebanyak 80 mg/ekor/hari selama 48 hari dan untuk kelompok kontrol diberi CMC 1% 2 ml, pemberian dilakukan dengan cara sonde oral. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan rata-rata berat testis, diameter tubulus seminiferus, tebal epitel tubulus seminiferus serta penurunan jumlah sel Leydig antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Berat testis dan diameter tubulus seminiferus pada hasil uji pos hoct tes antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapatkan nilai p<0,05 artinya ada perbedaan yang sangat signifikan tebal epitel tubulus seminiferus antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Begitu juga pada tebal epitel tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig, pada hasil uji pos hoct test didapatkan nilai p<0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fraksi daun jambu biji merah dapat menurunkan berat testis, diameter tubulus seminiferus, tebel epitel tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48860663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}