{"title":"SEWU NGEWU SEBAGAI RITUAL TOLAK BALA PADA MASYARAKAT DI DESA RAKATEDA I KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA","authors":"Maria Gorety Djandon","doi":"10.37478/sajaratun.v8i2.3773","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3773","url":null,"abstract":"Sewu ngewu merupakan salah satu upacara adat untuk menolak bala yang berhubungan dengan kebakaran kampung atau tempat tinggal masyarakat. Upacara ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat apabila ada kebakaran dalam kampung. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah 1) bagaimana proses pelaksanaan upacara sewu ngewu dijalankan, dan 2) makna apa yang terkandung dalam upacara sewu ngewu. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui proses pelaksanaan upacara sewu ngewu dan 2) untuk mengetahui makna yang terkandung dalam upacara sewu ngewu. Peneliti menggunakan teori ritus yang digagaskan oleh Van Gennep yang mengungkapkan bahwa ritual adalah bagian dari tingkah laku religius yang masih aktif dan bisa diamati, misalnya pemujaan, nyanyian, doa-doa dan tarian. Ritual memiliki sifat sakral, seperti penggunaan benda-benda sakral dalam ritual yang tidak tergantung pada ciri-ciri hakikat dari benda tersebut. Tetapi tergantung kepada sikap mental dan emosional kelompok masyarakat pemeluk kepercayaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa upacara sewu ngewu masih tetap dilakukan oleh masyarakat di desa Rakateda I apabila terjadi kebakaran di desa Rakateda I. Bagi masyarakat di desa Rakateda I, ritual sewu ngewu memiliki makna religius, makna persaudaran dan makna keharmonisan. \u0000 ","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lili Suryani Halima Wunu, Maria Finsensia Ansel, Finsensius Mbhabho
{"title":"PENGARUH KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SDK ENDE 8","authors":"Lili Suryani Halima Wunu, Maria Finsensia Ansel, Finsensius Mbhabho","doi":"10.37478/sajaratun.v8i2.3771","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3771","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelompok teman sebaya terhadap perilaku bullying peserta didik di SDK Ende 8. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah pengaruh kelompok teman sebaya terhadap perilaku bullying di SDK Ende 8.jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelas.terknik pengumpulan data yang digunakan adalah angkaet dan dokumentasi jumlah sampel dalam penelitian ini dalah berjumlah 54 responden yang berisi 30 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban dan skor yang diberikan antara 1-4. responden dalam penelitian ini adalah peserta didik SDK Ende 8. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya nilai korelasi/hubungan (R) sebesar 0,501 dan persentase pengaruh variable bebas terhadap variable terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengkuadratan R. dari hasil olahan data diperoleh koefisien determinasi ) sebesar 25.1%. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) sebesar 25,1% sedangkan sisanya 74,9% dipengaruhi oleh variable lain. \u0000 ","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140389013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RITUAL LODONG ANA : PENGUKUHAN MARGA ANAK SUKU LIWUN DI DESA BALUKHERING KECAMATAN LEWOLEMA KABUPATEN FLORES TIMUR","authors":"Antonius Dugo Liwun, Yosef Dentis, Hasti Sulaiman","doi":"10.37478/sajaratun.v8i2.3629","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3629","url":null,"abstract":"Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa Balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur? 2) Apa makna dari ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa Balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur? 3) Apa fungsi dari ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa Balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur? \u0000Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui proses, makna dan fungsi dari ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini menggunkan metode penelitian deskriptif kualitatif.Subjek dalam penelitian ini 1 orang kepala suku dan 2 orang ibu-ibu yang pernah mengalami atau melaksakan ritual Lodong Ana sebagai informan kunci sedangkan informan pendukung terdiri dari satu orang kepala keluarga yang mewakili keluarga yang pernah melakukan ritual Lodong Ana dan dua orang para tetua dari suku Liwun. Karena mereka inilah yang berhubngan langsung dengan pelaksanaan ritual Lodong Ana. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Reduksi Data 2) Penyajian Data (Display) 3) Penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: ritual Lodong Ana yang dilakukan oleh suku Liwun merupaka ritual pengukuhan marga anak yang baru lahir menjadi anggota suku Liwun yang sah menurut adat. Dalam Ritual Lodong Ana memiliki tiga tahapan dalam pelakasanaanya, yaitu pra upacara, upacara inti, dan upacara penutup. Fungsi ritual Lodong Ana dalam masyarakat adat Desa Balukhering khususnya suku Liwun yaitu fungsi religi , fungsi solidaritas dan fungsi persatuan. \u0000 ","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 33","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI TERONG, ADONARA TIMUR KABUPATEN FLORES TIMUR","authors":"Siti Arafat","doi":"10.37478/sajaratun.v8i2.3764","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3764","url":null,"abstract":"Penggunaan smartphone dapat merugikan terhadap peningkatan mutu siswa terutama disekolah dasar, hal tersebut dipengaruhi penggunaan smartphone yang berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh smartphone terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Terong, Adonara Timur Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini dilakukan di SDN Terong, Adonara Timur Kabupayen Flores Timur. Sampel yang digunakan adalah 84 siswa. Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini memiliki tahapan: pengamatan lokasi penelitian, penyusunan kuesioner, distribusi kuesioner, pengujian validitas, pengumpulan data, pengolahanhasil penelitian, analisis hasil penelitian, dan diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh smartphone terhadap motivasi belajar siswa di SD meskipun berada dalam kategori rendah. Saran sebagai rekomendasi: siswa tidak menggunakan smartphone yang berlebihan baik di sekolah maupun di rumah. Orang tua dan guru selalu mengawasi anak-anak terutama menggunakan smartphone setiap hari karena efek smartphone pada motivasi belajar siswa sangat rendah.","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388357","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RITUAL KAI AWU DALAM TATA BERLADANG TRADISIONAL DI LANDOKURA DESA KURULIMBU SELATAN KECAMATAN NDONA TIMUR - KABUPATEN ENDE","authors":"Imelda Ina, Thomas Geba, F. Wati","doi":"10.37478/sajaratun.v7i1.2030","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v7i1.2030","url":null,"abstract":"Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan apa makna ritual Kai Awu dalam tataberladang tradisional di Lanadokura Desa Kurulimbu Selatan Kecamatan Ndona Timur Kabupaten Ende. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan mengungkapkan makna ritual Kai Awu dalam tata berladang tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui: observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk analisis data penelitigunakan model interaktifmelaluitahapan: pengumpulan data, reduksi data, display data, danverifikasi. /kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di LandokuraDesaKurulimbu sangat yakin dan percaya kepada wujud tertinggi (Du,a Lulu Wula Ngga,e Ghale Wena Tana) dan leluhur yang akan memberi hasil berlimpah dan dijauhkan dari segala bencana dan malapetaka. Ritual Kai Awu bermakna solidaritas yakni dapat menciptakan rasa persaudaraan dan kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat.","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ALAT MUSIK TRADISIONAL SASANDO DI TENGAH MARAKNYA INDUSTRI MUSIK MODEREN DI DESA BOLATENA KECAMATAN LANDU LEKO KABUPATEN ROTE NDAO","authors":"Elda Elodia Rully, Yosef Dentis, Anita Anita","doi":"10.37478/sajaratun.v8i1.2889","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i1.2889","url":null,"abstract":" Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut 1) Bagaimana upaya mengatasi alat musik Tradisional Sasando di tengah maraknya Industri alat musik moderen di Desa Bolatena Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao. 2) Apa nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik Sasando di Desa Bolatena Kecamatan Landu leko Kabupaten Rote Ndao. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui alat musik tradisional Sasando di tengah maraknya industri musik moderen 2) untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik Sasando di desa Bolatena Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: pengumpulan data, redukasi data, (data reducation ), pengajian data (dispalai data ) dan verifikasi atau penarikan kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) upaya mengatasi alat musik Tradisonal Sasando di tengah maraknya indutri musik moderen yaitu: (1) upaya upacara adat 2) melalui penjemputan tamu penting yang berasal dari luar daerah 3) upaya mengajak siswa siswi dan kaum remaja untuk mempelajari alat musik Sasando. Sementara itu nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik Sasando, 1) Nilai budaya 2) Nilai histori 3) Nilai estetik.","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vilomena Sanung, Marianus Ola Kenoba, Karolus Charlaes Bego
{"title":"IDENTIFIKASI KATEGORI MAKANAN TABU PADA KAUM PEREMPUAN SUKU WALING (ANALISIS ETNOGRAFIS DI DESA DESA NGAMPANG MAS KECAMATAN BORONG KABUPATEN MANGGARAI TIMUR)","authors":"Vilomena Sanung, Marianus Ola Kenoba, Karolus Charlaes Bego","doi":"10.37478/sajaratun.v7i2.2427","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v7i2.2427","url":null,"abstract":"Permasalahan pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah:Apa saja jenis makanan yang ditabukan bagi kaum perempuan suku Waling?. Tujuan Penelitian ini yakni untuk mengetahui jenis makanan yang ditabukan bagi kaum perempuan suku Waling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupaobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara itu, teknik analisis data dalam penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, reduksi data (data reduction), pemaparan data (display data) dan penarikan kesimpulan. Temuan penting penelitian lapangan menunjukan bahwa masyarakat suku Waling memiliki sistem keyakinan adat yang berasal dari para leluhur. Sistem keyakinan ini diwariskan secara turun-temutun.Salah satu sistem keyakinan yang diwariskan itu berupa pantangan makanan yang wajib dijalankan oleh kaum perempuan suku Waling. Secara umum dalam sistem adat istiadat orang Manggarai,hang helang tidak boleh dimakan oleh kaum perempuan.Jika kaum perempuan suku Waling makan makanan sesajian yang harusnya dikhususkan bagi arwah nenek-moyang, maka diyakini akan terjadi sesuatu yang buruk. Misalnya, apabila kaum perempuan suku Waling makan makanan yang ditabukan bagi mereka, maka subyek bersangkutan bisa menjadi orang yang tidak bisa berbicara atau bisu. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yulius Pati, Yosef Tomi Roe, Karolus Charlaes Bego
{"title":"SEJARAH GEREJA KATOLIK ST. MARIA IMACULATA NDONA ( 2010-2020)","authors":"Yulius Pati, Yosef Tomi Roe, Karolus Charlaes Bego","doi":"10.37478/sajaratun.v6i1.3838","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v6i1.3838","url":null,"abstract":"Permasalahan pokok yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana sejarah berdiri gereja St. Maria Imaculata Ndona dan perkembangan gereja St. Maria Imaculata Ndona tahun 2010-2020. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui sejarah gereja St. Maria Imaculata Ndona dan perkembangan dari tahun 2010-2020. Penelitian yang dilakukan menggunakan teori gerak siklus sejarah, penggagas Ibnu Kaldun. Dalam penulisan karya ilmiah ini peneliti menggunakan metode sejarah (historical methods). Metode ini mencakup empat tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, interprestasi dan historiografi. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan sumber primer berupa arsip paroki dan sekunder yaitu berupa buku, jurnal dokumentasi dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sejarah gereja Katolik St. Maria Imaculata Ndona berawal tepat pada tanggal 27 April 1914 pada saat Mgr. Petrus Noyen, SVD tiba di Ende. Ada berjuta harapan dari sang misionaris SVD ini saat tiba di kota Ende. Harapan tersebut yakni untuk bisa mendirikan pusat misi kepulauan Sunda Kecil dan sekaligus menjadi tempat Residen Prefek Apostolik. Pada tanggal 29 April 1914 sejak pagi hingga tengah hari Mgr. Petrus Noyen, SVD berkuda bersama Controleur Hens dan Gezaghebber Van Suchtelen mencari suatu tempat sebagai pusat misi kepulauan Sunda Kecil, hingga pada tahun 1915 dibangunlah stasi Ndona yang saat ini dikenal dengan Gereja St.Maria Imaculata Ndona. \u0000 ","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140389328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Internalisasi Nilai-Nilai Keteladanan Pahlawan Revolusi Termuda Pierre Tendean dalam Pembelajaran Sejarah","authors":"Amalina Haidah","doi":"10.37478/sajaratun.v8i2.3277","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3277","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pada hakikatnya dunia pendidikan tidak hanya sebatas transfer pengetahuan saja melainkan harus memperhatikan transfer nilai. Transfer nilai ini menjadi aspek yang paling penting dalam pendidikan terutama untuk mengembangkan sikap peserta didik. Salah satu sarana yang sesuai untuk membentuk sikap dan karakter bangsa adalah melalui pendidikan sejarah. Dewasa ini, generasi muda mengalami kemunduran dalam pengamalan nilai-nilai karakter luhur akibat adanya perubahan sosial yang terjadi begitu cepat. Maka dari itu, pendidikan sejarah memiliki peran startegis dalam proses internalisasi nilai-nilai karakter sebagai upaya membentuk bangsa yang berbudi pekerti luhur dan berperadaban unggul. Internalisasi nilai-nilai dapat dilakukan dengan meneladani tokoh-tokoh pahlawan Indonesia, salah satunya yaitu Pierre Tendean, sosok pahlawan revolusi termuda yang gugur demi mempertahankan kesatuan bangsa. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini yaitu untuk mengetahui perjalanan hidup dan peran Pierre Tendean pada masa revolusi, serta menguraikan upaya untuk mengenang perjuangan Pierre Tendean melalui internalisasi nilai-nilai keteladanan dalam pembelajaran sejarah. Metode penulisan artikel ilmiah ini yaitu studi pustaka dengan berpedoman pada tahapan penelitian sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu pembelajaran sejarah menjadi wadah yang sesuai untuk menginternalisasikan nilai-nilai keteladanan pahlawan revolusi termuda Pierre Tendean ke dalam diri peserta didik agar mereka menjadi generasi muda yang berakhlak mulia. \u0000Kata Kunci: Internalisasi Nilai, Keteladanan, Pierre Tendean, Pembelajaran Sejarah. \u0000 \u0000Abstract \u0000In essence, the world of education is not only limited to the transfer of knowledge but must pay attention to the transfer of values. This value transfer is the most important aspect in education, especially to develop the attitudes of students. One of the appropriate means to shape the attitude and character of the nation is through history education. Today, the younger generation is regressing in the practice of noble character values due to social changes that occur so quickly. Therefore, history education has a strategic role in the process of internalizing character values as an effort to form a nation with noble ethics and superior civilization. Internalization of values can be done by emulating Indonesian heroes, one of which is Pierre Tendean, the youngest revolutionary hero who died to maintain national unity. The purpose of writing this scientific article is to find out the life journey and role of Pierre Tendean during the revolution, and describe efforts to commemorate Pierre Tendean's struggle through internalizing exemplary values in historical learning. The method of writing this scientific article is a literature study guided by the stages of historical research, namely heuristics, verification, interpretation, and historiography. The result of this research is that","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140388316","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Keterlibatan Ulama dan Uleebalang dalam Peristiwa Perang Cumbok di Aceh: 1945-1946","authors":"Tiara Rohadatul Mahabbah","doi":"10.37478/sajaratun.v8i2.3276","DOIUrl":"https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3276","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk membahas gerakan revolusi kemerdekaan di Aceh, tepatnya pada peristiwa Perang Cumbok di Aceh yang terjadi pada akhir tahun 1945 dan awal tahun 1946. Tulisan ini meliputi kedudukan ulama dan uleebalang di Aceh, keadaan Aceh setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, serta terjadinya persitiwa Perang Cumbok di Aceh. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristik/mengumpulkan sumber, verifikasi/kritik sumber, interpretasi/penafsiran kembali, dan historiografi/penulisan sejarah. Dari artikel ini, kita dapat mengetahui bahwa kedudukan ulama dan uleebalang pada saat revolusi kemerdekaan di Aceh sangatlah penting. Kelompok tersebut juga tidak hanya berperan dalam masalah agama, tetapi juga berperan dalam bidang sosial dan politik yang mampu menyelesaikan berbagai konflik di Aceh. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dua kekuatan ini berselisih dan menimbulkan suatu pertentangan sosial di Aceh dan melahirkan suatu peristiwa penting, yaitu Perang Cumbok. Dalam artikel ini dijelaskan proses terjadinya Perang Cumbok yang dilatarbelakangi oleh kondisi sosial, kondisi pemerintahan, dan kondisi politik yang menegang. Peristiwa tersebut melahirkan revolusi sosial dan politik di Aceh yang dimenangkan oleh kelompok ulama.","PeriodicalId":517507,"journal":{"name":"Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah","volume":" 36","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140389350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}