{"title":"Korelasi Antara Lingkar Dada dengan Produksi Susu Laktasi Pertama Sapi Fries Holland (FH) Pada Peternkan Rakyat di Pujon- Malang","authors":"Taufik Rahmat, Retno Widyani, Djodjo Sumardjo","doi":"10.32534/jkd.v6i1.204","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v6i1.204","url":null,"abstract":"Abstrak           Sapi Friessland Holstein (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia, baik oleh peternakan rakyat maupun industri. Sapi FH memeliki kemampuan produksi relatf lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa sapi perah lainnya. Besar ukuran tubuh dan bobot badan meskipun bukan ukuran ekonmi ternak perah, akan tetapi merupakan gambaran dari pertumbuhan ternak. Pertumbuhan yang baik menunjukan perkembangan hormonal yang baik khususnya hormon pertumbuhan, serta perkembangan organ-organ vital yang memiliki peran yang penting dalam metabolisme tubuh. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa nilai korelasi antara lingkar dada dan produksi susu laktasi pertama sapi FH. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan nyata dengan persamaan regresi produksi susu laktasi pertama dengan lingkar dada sapi FH pada peternakan rakyat di wilayah Pujon Kabupaten Malang. Lokasi penelitian di Peternakan Rakyat di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang, dilaksanaka pada bulan Desember 2012 – Januari 2013. Data yang diambil lingkar dada (sapi perah umur 3 dan 4 tahun) dan catatan produksi susu laktasi pertama, diambil secara random pada peternakan rakyat di Pujon. Data yang diperoleh produksi harian sapi perah sebesar 10,83 ± 0,95 ekor/liter dan produksi selama laktasi 3302,39 ± 290,09 ekor/liter dengan rata-rata lingkar dada sapi FH di peternakan Pujon 163,63±4,83 cm. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu ada korelasi antara lingkar dada dan produksi susu laktasi pertama sapi FH sebesar 0,731 (P<0,001) dan persamaan regresi Y = -3877,150 + 43,878 X.Kata Kunci : Sapi perah Fries Holland, lingkar dada dan produksi susu.","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"44 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140082330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penilaian performans ayam lokal leher gundul Sampai umur 12 minggu","authors":"Devi Yuliananda, R. Kartasudjana, S. Iskandar","doi":"10.32534/jkd.v6i1.203","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v6i1.203","url":null,"abstract":"AbstrakDalam rangka mempelajari dan menggkaji tentang performans ayam lokal leher gundul ditinjau dari aspek energetik, lima puluh ekor anak ayam leher gundul dan lima puluh ekor anak ayam berbulu lengkap digunakan dalam kajian terhadap pengaruh kadar energi ransum dan fenotip ayam pada variabel-variabel produksi (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot karkas). Dua kadar energi ransum (3098, 2 kkal me/kg dan 2655,8 kkal me/kg) serta dua fenotip ayam (leher gundul dan berbulu lengkap) digunakan sebagai faktor dalam rancangan penelitian (ral). Setiap kombinasi perlakuan dalam penelitian ini diulang sebanyak lima kali, dan setiap unit percobaan terdiri dari lima ekor ayam. Ayam ditempatkan pada kandang petak dengan alas kawat. Ransum diberikan ad-libitum dengan kandungan protein ransum ± 16,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performans produksi ayam lokal tidak dipengaruhi oleh fenotip maupun kadar energi ransum (p˃0,05) dalam hal pertumbuhan, konversi ransum, dan produksi karkas, tetapi fenotip berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum (p˂0,05) yang ditunjukkan oleh rataan konsumsi ransum kumulatif pada ayam leher gundul lebih banyak daripada ayam berbulu lengkap (4.922,47 vs 4.673,08 g/ekor). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa performans ayam lokal leher gundul akibat pengaruh kadar energi ransum tidak berbeda dengan respon pertperformans ayam berbulu lengkap. Akan tetapi, pemberian ransum dengan kandungan energi rendah (2655,82 kkal me/kg) memberikan respon positif terhadap peningkatan efisiensi pemanfaatan energi ransum.Kata kunci: ayam lokal leher gundul, performans, umur 12 minggu","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"46 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140082305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Hubungan antara Tinggi Pundak, Panjang Badan dan Lingkar Dada dengan Bobot Badan pada Domba Ekor Tipis","authors":"Wawan Hadiyanto, Retno Widyani, Djodjo Sumardjo","doi":"10.32534/jkd.v5i1.202","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v5i1.202","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bobot badan domba ekor tipis dengan tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada serta mengetahui besar keeratan antara bobot badan domba ekor tipis dengan tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada tersebut. Penelitian dilaksanakan di Pasar Hewan Ciledug Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon selama satu minggu, yaitu 1 – 7 Desember 2008. Ternak yang diamati adalah 50 ekor domba ekor tipis jantan dan 50 ekor domba ekor tipis betina yang berumur 1,0 – 1,5 tahun. Penelitian dilaksanakan dengan metode observasi dan pengamatan terhadap ternak domba ekor tipis yang memenuhi kriteria sesuai tujuan penelitian. Data utama yang diamati adalah jenis kelamin, umur domba, berat badan ( BB), Tinggi Pundak (TP), Panjang Badan (PB) dan Lingkar Dada (LD). Data yang diperoleh dianalisis dengan metode korelasi dan regresi. Lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan sebagai variable bebas, yakni X1, X2 dan X3, sedangkan berat badan sebagai variable tak bebas (Y). Hasil penelitian menunjukan bahwa antara berat badan memiliki hubungan yang erat dengan lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan domba ekor tipis. Pada domba ekor tipis jantan hubungan tersebut ditunjukkan dengan persamaan regresi Y = - 41,92 + 0,558   + 0,254  + 0,224  dan koefesien korelasi R = 0,927, sedangkan pada domba ekor tipis betina hubungan tersebut ditunjukan dengan persamaan regresi Y = -39,032 + 0,662  + 0,223  + 0,205  dan koefisien korelasi R = 0,910. Secara mandiri lingkar dada memiliki kolerasi yang paling kuat dengan berat badan. Pada domba ekor tipis jantan memiliki korelasi 0,890 dengan persamaan Y = -31,589 + 0,829 X dan pada domba ekor tipis betina memilki koefisien korelasi 0,900 dengan persamaan Y = -34,057 + 0,857 X.Kata Kunci : Morfologi, Bobot Badan Domba, Domba Ekor Tipis","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"32 37","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140081521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. Suryanto, Tri Djoko Wisnu Murti, Yatri Drastini, Bastoni Bastoni, Ismatullah Salim, Umar Alfaruqi
{"title":"IMPLEMENTASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES PADA RUMAH POTONG AYAM BERSERTIFIKAT HALAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA","authors":"E. Suryanto, Tri Djoko Wisnu Murti, Yatri Drastini, Bastoni Bastoni, Ismatullah Salim, Umar Alfaruqi","doi":"10.32534/jkd.v8i1.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v8i1.220","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Good Manufacturing Practices (GMP) pada Rumah Potong Ayam (RPA) bersertifikat halal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk mengetahui kualitas daging pada RPA yang bersertifikat halal di DIY, dan untuk mengetahui korelasi antara implementasi GMP dengan kualitas daging pada RPA yang bersertifikat halal di DIY. Materi penelitian terdiri dari responden yaitu pelaku usaha RPA di DIY. Metode penelitian ini terdiri dari teknik pengambilan data responden dengan cara purposive sampling sebanyak 50% RPA bersertifikat halal di DIY. Jumlah responden adalah 20 RPA di DIY. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui implementasi GMP. Pengambilan sampel dilakukan dengan survei. Survei yang dilakukan meliputi pengamatan dan menilai secara langsung kegiatan di RPA dengan skor penilaian 1 sampai 5. Untuk mengetahui kualitas daging dilakukan uji Total Plate Count (TPC) dan uji keasaman (pH). Kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara implementasi GMP dengan kualitas daging ditinjau dari hasil uji TPC dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata implementasi GMP adalah 314,7 dengan Skor 4 yang menunjukkan hampir mendekati penerapan yang benar. Hasil kualitas daging menunjukkan bahwa nilai rata-rata pH daging 5.91 dan nilai TPC rata-rata 3,5x103 cfu/g. Terdapat korelasi antara implementasi GMP dengan hasil uji pH nilai pada Rank Spearman adalah 0,666, nilai Rank Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan. Terdapat korelasi antara implementasi GMP dengan hasil uji TPC nilai pada Rank Spearman adalah 0,782, nilai Rank Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah pelaksanaan dan penerapan GMP pada RPA bersertifikat halal di DIY belum seluruhnya dilakukan dengan baik. Hasil kualitas daging baik masih sesuai dengan SNI. Terdapat korelasi yang signifikan antara implementasi GMP dengan kualitas daging (nilai pH dan TPC) pada RPA yang bersertifikat halal di DIY.Kata Kunci: Good Manufacturing Practices (GMP), Rumah Potong Hewan (RPA), Sertifikat Halal, dan Kualitas Daging).","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":" April","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140092727","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS POTENSI WILAYAH KABUPATEN MAJALENGKA TERHADAP PENYEDIA SUMBER PROTEIN HEWANI","authors":"Rachmat Somanjaya, D. Widianingrum, Dika Rahmiyan","doi":"10.32534/jkd.v7i1.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v7i1.214","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi wilayah Kabupaten Majalengka terhadap penyedia sumber protein hewani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Literatur dengan model pendekatan Analisis Deskriptif melalui pemanfaatan Data Sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan rata-rata protein hewani Kabupaten Majalengka Tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah 18,05 gram/kapita/hari. Kontribusi protein hewani asal ternak sebanyak 7,97 gram/kapita/hari, sehingga direkomendasikan untuk menambah populasi ternak di Kabupaten Majalengka, atau mendatangkan produk-produk peternakan dari daerah lain guna mencapai kebutuhan protein hewani asal ternak. Kekurangan ketersediaan protein hewani dapat ditambahkan pula dari protein hewani asal ikan.Kata kunci: potensi wilayah, hijauan pakan, protein.","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"43 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140087745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengukuran Produktivits Sapi Perah Menggunakan Test Interval","authors":"Titi Julaeha, Retno Widyani, Djodjo Sumardjo","doi":"10.32534/jkd.v7i2.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v7i2.218","url":null,"abstract":"ABSTRAKMutu genetik ternak tidak tampak dari luar, yang tampak dan dapat diukur adalah performan atau produksinya oleh karena itu catatat produksi diperlukan sebagai media untuk menduga mutu genetiknya. Pencatatan produski susu yang ideal adalah pencatatan harian tetapi memerlukan waktu yang lama sehingga berdampak terhadap tenaga kerja yang akan mempengaruhi tingginya biaya produksi peternak. Hal tersebut mendorong orang utntuk mencari berbagai cara pencatatan yang praktis dan ekonomis namun mempunyai ketepatan yang tinggi. Metode Test Interval adalah salah satu metode penaksiran produksi susu sapi perah berdasarkan catatan produksi susu bulanan. Metode Test Interval mengestimasi produksi susu mulai sehari setelah tanggal pecatatan sampai hari pencatatan beriktnya. Tujuan penelitian adalah membandingkan hasil produksi susu harian dengan produksi susu taksiran metode test interval pencatatan produksi susu per bulan dan mengetahui peringkat individu sapi perah yang menggunakan Metode Test Interval dibandingkan dengan produksi susu harian. Penelitian dilaksanakan di KUD Karya Nugraha Kabupaten Kuningan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dengan menggunakan catatan produksi susu sapi perah sebanyak 140 ekor sapi perah laktasi pertama dengan periode pencatatan tahun 2007 – 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan produksi susu sapi perah (Laktasi I) rata-rata 3724,15±227,16 liter, umur rata-rata 964 ± 51,46 hari, dan jumlah hari pemerahan (JHP) rata-rata 302,70 ± 3,35 hari. Penaksiran produksi susu sapi perah dengan Metode Test Interval mendekati produksi susu nyata dengan hasil analisis korelasi 0,97. Penggunaan taksiran produksi susu dengan Metode Test Interval tidak mempengaruhi evaluasi genetik sapi perah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penaksiran produksi susu sapi perah dengan Metode Test Interval memberikan tingkat akurasi yang relatif sama dengan produksi susu harian. Taksiran Produksi susu dengan Metode Test Interval dapat digunakan untuk keperluan pengukuran produktivitas ternak sapi perahKata Kunci: Sapi Perah, Pengukuran produktivitas dan Metode Test Interval","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"82 21","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140085061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN ANTARA BOBOT KARKAS DENGAN LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN","authors":"Eko Rokhidin, Retno Widyani, Djodjo Sumardjo","doi":"10.32534/jkd.v8i1.224","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v8i1.224","url":null,"abstract":"ABSTRAKPengetahuan mengenai bobot ternak adalah penting, misalnya untuk menentukan dosis obat, harga jual atau beli, pemberian pakan dan keperluan pengelolaan peternakan lainnya. Bobot ternak yang biasa diukur ialah bobot hidup dan bobot karkas apabila tersedia timbangan. Bobot karkas adalah bobot ternak yang sudah disembelih, dikuliti dan telah dipisahkan bagian kepala, jeroan, keempat kaki mulai dari persedian carpus atau tarsus kebawah. Mengingat pentingnya mengetahui bobot hidup dalam jual beli ternak dan besarnya arti karkas dalam suatu usaha peternakan sapi potong atau belum adanya cara yang praktis dalam menentukan bobot hidup dan bobot karkas dari seekor sapi, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan ukuran vital sapi yang meliputi lingkar dada, dan panjang badan sebagai penduga bobot karkas sapi. Pengetahuan mengenai berat hidup atau bobot badan di kalangan peternak sapi penggemukan masih sangat minim, sehingga peternak sering dijadikan sasaran empuk bagi para jagal untuk membohonginya. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana hubungan antara bobot karkas dengan lingkar dada dan panjang badan pada sapi Peranakan Ongole. Pengetahuan hubungan antara bobot badan atau karkas dengan ukuran tubuh diharapkan dapat menambah pengetahuan peternak sapi sehingga dapat menduga bobot karkas sapinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara bobot karkas dengan lingkar dada dan panjang badan pada sapi peranakan ongole dan untuk mengetahui sumbangan masing-masing variable terhadap hubungan antara bobot karkas dengan lingkar dada dan panjang badan pada sapi Peranakan Ongole. Pengelompokkann ke umur 1,5-2,5 tahun digunakan 25 ekor sapi PO jantan dan diperoleh data rata-rata lingkar dada 172,84 cm, panjang badan 145,56 cm, dan bobot karkas sebesaar 176,24 kilogram. Pada umur 2,5-3 tahun digunakan 25 ekor sapi PO jantan dan diperoleh data rata-rata lingkar dada 173,64 cm, panjang badan 145,96 cm, dan bobot karkas sebesar 213,44 kilogram. Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa bertambahnya umur ternak, maka ukuran statistic vital juga bertambah. Pada sapi PO jantan, ukuran statistic vital yang bertambah lebih besar adalah lingkar dada, kemudian diikuti panjang badan. Hasil analisis variansi di dapat bahwa garis regresi tersebut diatas sangat nyata (P> 0,01). Pada kelompok umur 1,5 – 2,5 tahun dan 2,5 – 3 tahun koefisien korelasi (R) 0,57 dan 0,21; koefisien determinasi (R2) sebesar 32,34 dan 34,66 persen tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 32,34 persen dan 4,56 persen yang terjadi pada bobot karkas sapi PO jantan umur 1,5 – 2,5 tahun dan 2,5 – 3 tahun dipengaruhi oleh lingkar dada, dan panjang badan. Diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:1,5 – 2,5         → Y = - 193,23 + 1,86 X1 + 0,57 X22,5 – 3            → Y = - 156,48 + 1,46 X1 + 0,65 X23   – 4            → Y = - 350,43 + 2,09 X1 + 1,28 X","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"100 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140086663","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PROFIL TATA LAKASANA PEMELIHARAAN PETERNAKAN RAKYAT SAPI PASUNDAN DESA DUKUHBADAG KECAMATAN CIBINGBIN KABUPATEN KUNINGAN","authors":"Fitri Dian Perwitasari","doi":"10.32534/jkd.v7i2.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v7i2.216","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tata laksana pemeliharaan peternakan rakyat sapi pasundan, untuk mengetahui sejauh mana karateristik profil peternak sapi pasundan di Desa Dukuhbadag. Penelitian dilakukan dengan cara survei di wilayah sentra sapi pasundan di Desa Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan. Wawancara dilakukan terhadap 41 responden yang dipilih secara random. Data sekunder berupa karakteristik peternak dan data primer tentang manajemen pakan dan data penunjang yang lain meliputi perkandangan, reproduksi dan kesehatan. Data yang diperoleh dievaluasi dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pemeliharaan semi intensif, peternak masih menggembalakan ternak di hutan atau padang gembalaan. Sebagian besar peternak memberikan pakan hijauan tanpa ada pakan tambahan. Tata laksana pemberian pakan baik pada musim kemarau maupun musim penghujan tidak berbeda, yaitu dengan menggunakan pakan yang sama. Disimpulkan bahwa di desa Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan teknik pemeliharaan semi intensif, untuk ketersedian pakan peternak sebagian besar hanya hijauan saja untuk itulah perlu diberikan teknologi sederhana tepat guna untuk ketersedian pakan yang berkualitas.Kata Kunci: sapi pasundan, tata laksana pemeliharaan, peternak.","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"124 24","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140087945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERANAN FUNGSI KELOMPOK TERNAK DALAM AGRIBISNIS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN ARGASUNYA KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON","authors":"Bayu Azy, Retno Widyani, R. Permadi","doi":"10.32534/jkd.v7i1.212","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v7i1.212","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan funngsi kelompok ternak, untuk meningkatkan pengetahuan peternak dalam usaha ternak sapi potong serta mengevaluasi hasil kegiatan penyuluhan yang dilakukan, dari setiap indikator terlemah baik dari variabel fungsi kelompok ternak atau variabel usaha ternak sapi potong kelurahan Argasunya. Kegiatan penelitian ini mengambil sampel berjumlah 30 responden peternak di Kecamatan Harjamukti dengan kepemilikan minimal 2 ekor sapi, sampel diambil datanya dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawbannya. Instrumen diuji dengan skala reabilitas Alpha Cronbach 0,876. Data yang diambil kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan uji konkordasi Kendall’s W. Hasil dari penelitian ini terdapat nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka H1 diterima, yang artinya ada hubungan secara signifikan antara fungsi kelompok ternak dengan produksi Agribisnis Ternak Sapi Potong. Karena Koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti fungsi kelompok Ternak berhubungan positif dan signifikan terhadap Produksi Agribisnis Ternak Sapi Potong. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Fungsi Kelompok Ternk berhubungan positif terhadap Produksi agribisnis Ternak Sapi Potong di Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.Kata Kunci : Peningkatan, Fungsi kelompok Ternak dan Usaha Ternak Sapi Potong","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"117 36","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140089481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Tentang Management Perkandang Sapi Potong Rakyat Di Desa Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan","authors":"Fitri Dian Perwitasari","doi":"10.32534/jkd.v8i1.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.32534/jkd.v8i1.221","url":null,"abstract":"ABSTRAKPemeliharaan sapi secara tradisional merupakan sistem yang dilaksanakan oleh sebagian besar Peternak di Indonesia. Managemen perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat. Oleh sebab itulah penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari peternak tentang manajemen perkandangan dan usaha kesehatan hewan. Metode penentuan lokasi purposive sampling. Pengolahan data secara metode deskriptif, Pengambilan data dengan Wawancara dan Survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondsi kandang sapi belum memenuhi standart kandang yang baik, ditambah lagi belum ada sanitasi kandang sehingga menyebabkan kondisi kandang menjadi lembab dan becek. Limbah yang menumpuk tersebut bisa menjadi penyakit bagi sapi dan lingkungan sekitar. Inilah beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas usaha ternak sapi potong.Key Words:Â Â Sapi, Management perkandangan dan kesehatan","PeriodicalId":508815,"journal":{"name":"Kandang : Jurnal Peternakan","volume":"23 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140082824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}