{"title":"KAJIAN ARAH PERKEMBANGAN PERKOTAAN NGANTRU, KABUPATEN TULUNGAGUNG","authors":"Degihon Daud Martua Hutabarat, Kevie Desderius, Gloria Aprillianti Suryaretnaningtyas","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8044","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8044","url":null,"abstract":"Kecamatan Ngantru di Kabupaten Tulungagung dapat dikategorikan sebagai daerah peri urban. Kecamatan Ngantru memiliki ciri-ciri sebagai peri urban karena memiliki beberapa karakteristik seperti memiliki letak yang strategis di antara Kabupaten Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Keuntungan dari letak strategis ini adalah adanya konektivitas yang baik antara Kecamatan Ngantru dengan ketiga kabupaten tersebut. Kecamatan ini mencirikan sebagai wilayah yang teridentifikasi urban sprawl karena dilihat dari ciri-ciri urban sprawl di suatu wilayah yakni memiliki tingkat kepadatan penduduk rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arahan pengembangan Perkotaan Ngantru. Dalam penelitian didasarkan pada beberapa tahapan analisis yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis overlay. Analisis overlay digunakan untuk menganalisis kondisi kemampuan lahan dan kondisi daya dukung pada Perkotaan Ngantru. Hasil analisis menunjukan bahwa arah perkembangan perkotaan Ngantru diarahkan dengan memperhatikan arah pengembangan permukiman, arahan ketinggian bangunan, arahan pemanfaatan air, arahan rasio tutupan dan arahan tata ruang pertanian","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"42 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BETON NORMAL DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN","authors":"Candra Hardiyati, Sudarman, Yoga Charol Vincenthius Tethool","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7938","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7938","url":null,"abstract":"Beton dapat menjadi bahan konstruksi yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, jika kita dapat memanfaatkan bahan limbah dari industri lain. Material seperti abu sekam padi merupakan limbah industri yang dapat meningkatkan kinerja beton, meningkatkan kekuatan beton dan menurunkan kandungan semen pada beton, sehingga sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai kuat tekan beton normal dengan menggunakan campuran limbah abu sekam padi, mengetahui komposisi perbandingan penambahan abu sekam padi yang menghasilkan kuat tekan optimal pada beton normal dan mengetahui pengaruh abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian semen pada pembuatan beton normal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan dengan membuat benda uji. Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan variasi campuran abu sekam padi diperoleh kuat tekan beton yang tinggi yaitu pada variasi T3 (10% variasi abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen) rata-rata nilai kuat tekan beton sebesar 29,06 MPa. Sedangkan untuk hasil perbandingan kuat tekan beton dan berat jenisnya diperoleh rasio optimal yaitu pada variasi T3 dengan nilai sebesar 0,123","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.8008
N. Astuti, Sigit Heru Murti, Prima Widayani
{"title":"APLIKASI CITRA LANDSAT MULTITEMPORAL UNTUK PEMANTAUAN DISTRIBUSI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA WADUK GAJAH MUNGKUR TAHUN 2012-2022","authors":"N. Astuti, Sigit Heru Murti, Prima Widayani","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8008","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8008","url":null,"abstract":"Total Suspended Solid (TSS) merupakan salah satu indikator dalam pemantauan kualitas air, secara visual kondisi atau distribusi TSS yang tinggi dapat diindera melalui pengamatan citra satelit. Banyak dampak yang disebabkan dari tingginya tingkat TSS pada badan air seperti kualitas air yang menurun, peningkatan suhu air hingga terganggunya keberlangsungan hidup biota air serta permasalahan lain yang timbuh secara fisik pada wadah tubuh air yakni pendangkalan. Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu wadah penampungan air yang mengalami persoalan pada pendangkalan dasar waduk. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini adalah memantau sebaran TSS pada badan air waduk menggunakan data citra Landsat multitemporal pada tahun pengamatan 2012-2022 dengan mempertimbangkan data curah hujan. Metode penginderaan jauh digunakan untuk menginterpretasi dan memetakan sebaran TSS pada badan air waduk dengan menggunakan algoritma Syarif Budhiman. Hasil yang diperoleh dari uji regresi linear dan uji akurasi standar eror yaitu menunjukkan bahwa algoritma Syarif Budhiman mampu mempengaruhi nilai TSS lapangan dengan nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,34 dan nilai akurasi sebesar 62,131. Kondisi TSS selalu terlihat tinggi pada bagian utara waduk, dan sisi lain yang relatif tinggi diantaranya sisi timur dan selatan. Data curah hujan tidak memberikan pengaruh pada suplai TSS secara langsung di tubuh air waduk, terdapat faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini ikut memberi pengaruh pada distribusi TSS.","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"21 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7934
Hana Luh Ayu Kristiyanti, Arief Setiyawan, Titik Poerwati
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN LOKASI KAWASAN PABRIK GULA KREBET BARU, KABUPATEN MALANG","authors":"Hana Luh Ayu Kristiyanti, Arief Setiyawan, Titik Poerwati","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7934","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7934","url":null,"abstract":"Pabrik Gula Krebet menjadi salah satu pabrik gula yang bertahan sejak era Kolonial Hindia Belanda hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru. Analisis yang digunakan meliputi analisis deret waktu, analisis komparatif, dan analisis delphi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru yakni ketersediaan bahan baku dan potensi produksi, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, kebijakan pemerintah, serta ketersediaan tenaga kerja. Tersedianya lahan perkebunan di Malang Selatan yang cocok untuk ditanami tebu mempengaruhi penentuan lokasi agar mudah mendapatkan bahan baku. Pada masa kolonial hingga saat ini, gula menjadi salah satu komoditas pasar dengan permintaan tinggi pada pasar lokal maupun ekspor sehingga dibuatlah kebijakan pemerintah mengenai produksi gula. Pabrik membutuhkan infrastruktur pendukung yang meliputi transportasi, listrik, dan pasokan air agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan optimal. Perkampungan di Kecamatan Bululawang sudah ramai sejak sebelum adanya pabrik gula dengan penduduk yang mengolah lahan pertanian maupun perkebunan untuk konsumsi maupun berdagang. Sehingga akhirnya dipilihlah lokasi Kawasan Pabrik Gula yang ada hingga saat ini karena dapat memeuhi semua faktor yang dibutuhkan untuk mendukung Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.8040
Wiwik Wiharti, Sholihin As’ad, Fajar Sri Handayani
{"title":"STUDI PERBANDINGAN KEBIJAKAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG","authors":"Wiwik Wiharti, Sholihin As’ad, Fajar Sri Handayani","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8040","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8040","url":null,"abstract":"Permen PUPR No. 27 Tahun 2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung menjelaskan bahwa setiap bangunan gedung harus memiliki sertifikat laik fungsi sebagai syarat untuk dimanfaatkan. Sertifikat laik fungsi menyatakan suatu kondisi bangunan gedung memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung yang ditetapkan. Sedangkan persyaratan laik fungsi meliputi tata bangunan, persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Kebijakan ini tidak hanya diberlakukan di Indonesia namun juga diberlakukan di berbagai negara dengan istilah dokumen atau sertifikat yang berbeda-beda. Di Malaysia dikenal dengan Certificate of Compliance and Completion (CCC), sedangkan di India dikenal dengan Completion Certificate (CC) dan Occupancy Certificate (OC). Pada penelitian ini akan membandingkan sertifikat kelaikan bangunan gedung dari masing-masing negara yaitu, Indonesia, Malaysia dan India. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji masing-masing kebijakan sehingga diharapkan dapat menambah wawasan serta saran untuk pertimbangan kebijakan yang lebih baik di masa mendatang. Dari hasil kajian menunjukkan peraturan di Negara India cukup tegas pada sanksi-sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan, namun untuk kategori bangunan tidak dibedakan terkait dengan masa berlaku sertifikat kelaikan bangunan. Hal yang sama juga diberlakukan di Negara Malaysia. Berbeda dengan Negara Indonesia, di Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori dengan masa berlaku yang berbeda-beda, namun untuk sanksi pelanggaran masih belum diterapkan secara penuh. Hal ini bisa jadi disebabkan karena masih belum meratanya pengetahuan terkait sertifikat laik fungsi bangunan gedung","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"10 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7904
Ferdian Dimas Syahputra, Ibnu Sasongko, Maria Christina Endarwati
{"title":"VALUASI EKONOMI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PADI MENJADI VILLA","authors":"Ferdian Dimas Syahputra, Ibnu Sasongko, Maria Christina Endarwati","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7904","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7904","url":null,"abstract":"Permasalahan mengenai alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Tabanan dengan Kecamatan Kediri menjadi kecamatan dengan angka alih fungsi lahan tertinggi. Desa Belalang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kediri dan mengalami alih fungsi lahan pertanian padi menjadi villa. Pembangunan yang terus terjadi sebagai bentuk adanya pengelolaan sumberdaya alam dalam mendukung perekonomian yang memiliki dampak terhadap lingkungan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk tetap mempertahankan kegiatan perekonomian dan menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan adanya pendekatan valuasi ekonomi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kuantitatif dengan melihat nilai produktivitas pertanian padi dan harga pokok produksi villa serta menghitung nilai Total Economic Value dari adanya alih fungsi lahan pertanian padi menjadi villa di Desa Belalang. Hasil Penelitian ini menunjukan perbandingan pendapatan dari pertanian padi dan villa serta nilai valuasi ekonomi atas pemakaian sumberdaya alam dengan nilai ekonomi yang melekat pada sumberdaya alam tersebut","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7979
Eko Debby Prasustiawan, Hamka Hamka, Sri Winarni
{"title":"PERBANDINGAN KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU","authors":"Eko Debby Prasustiawan, Hamka Hamka, Sri Winarni","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7979","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7979","url":null,"abstract":"Bangunan gedung hijau saat ini semakin terus berkembang, baik dalam konteks riset, regulasi dan penilaian bangunan gedung itu sendiri. Pemerintah pun semakin konsern untuk memperbanyak bangunan hijau dengan mengeluarkan peraturan-peraturan dalam rangka turut serta mengurangi kerusakan lingkungan akibat dari pemansan lingkungan. Saat ini terdapat 2 dokumen yang paling sering digunakan sebagai kriteria riset penilaian bangunan gedung hijau yaitu Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kriteria penilaian bangunan gedung hijau yang ada pada Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 dan bagaimana korelasinya dengan kriteria atau prinsip perancangan arsitektur hijau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik analisis komparatif data berdasarkan variabel kriteria yang diteliti. Hasilnya menujukkan beberapa perbedaan dan persamaan yaitu persamaannya hanya terletak pada kriteria penilaian pada objek bangunan baru/ new building pada GBCI dengan tahap perancangan teknis pada Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 yang meliputi aspek tapak/ lahan, efisiensi energi, konservasi air, pemanfaatan material, kesehatan dan kenyamatan ruang, dan pengelolaan lingkungan dan sampah. Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 lebih banyak kriteria berdasarkan tahapannya. Secara garis besar memiliki 5 tahapan yaitu Pemrograman; Perencanaan teknis; Pelaksanaan konstruksi; Pemanfaatan; dan Pembongkaran. Korelasi hubungan antara arsitektur hijau dengan kriteria Greenship GBCI dan Permen PUPR No.21 tahun 2021 juga memiliki subtansi tujuan yang sama","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"28 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7997
Kevie Desderius, Agung Witjaksono, Annisaa Hamidah Imaduddina
{"title":"IDENTIFIKASI KOMPONEN PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA EDUKASI KERAJINAN KENDANG DI KELURAHAN SENTUL KOTA BLITAR","authors":"Kevie Desderius, Agung Witjaksono, Annisaa Hamidah Imaduddina","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7997","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7997","url":null,"abstract":"Pengembangan branding Bumi Bung Karno sebagai wisata kebangsaan di Kota Blitar menjadi magnet pendorong sektor-sektor pendukung seperti sektor kerajinan untuk oleh - oleh para wisatawan. Sektor pendukung yang dikembangkan oleh pemerintah kota yaitu melalui program-program berbasis ekonomi kreatif. Pemerintah Kota Blitar mencangangkan dan merilis Program Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata yang disingkat Mayajuwita. Kendang Djimbe menjadi salah satu produk kerajinan unggulan yang sudah berkembang di Kota Blitar sejak sekitar tahun 1980an. Peneliti mengkaji tentang identifkasi komponen pengembangan Kampung Wisata Edukasi Kerajinan Kendang di Kelurahan Sentul Kota Blitar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deduktif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian menggunakan 11 variabel yaitu karakteristik alam dan lingkungan, kondisi sosial kemasyarakatan, potensi daya tarik, potensi kearifan lokal, dukungan sumber daya manuasia, dukungan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung kegiatan wisata, kelembagaan, partisipasi masyarakat, ketersediaan area pengembangan dan aktivitas edukasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis delphi. Hasil penelitian didapatkan 10 variabel hasil konsensus para stakeholder. Kesepuluh variabel hasil konsensus adalah kondisi sosial kemasyarakatan, potensi daya tarik, potensi kearifan lokal, dukungan sumber daya manuasia, dukungan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung kegiatan wisata, kelembagaan, partisipasi masyarakat, ketersediaan area pengembangan dan aktivitas edukasi.","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"58 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7899
Iskandar Yasin, Dewie Sulistyorini, Veri Arnanda, Rahadhian Shinta M.J, Citra Nurfadillah Hamkah
{"title":"PENGARUH TAHANAN LATERAL BALOK BAMBU LAMINASI TERHADAP KUAT TARIK LAMINA BAMBU","authors":"Iskandar Yasin, Dewie Sulistyorini, Veri Arnanda, Rahadhian Shinta M.J, Citra Nurfadillah Hamkah","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7899","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7899","url":null,"abstract":"Kuat tarik lamina bambu sangat bergantung pada orientasi serat bambu, yang dimana serat bambu memiliki sifat tarik yang kuat sepanjang arah serat. Perubahan serat lamina bambu karena proses pengempaan ini perlu untuk diteliti. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tahanan lateral balok bambu laminasi terhadap kuat tarik lamina bambu. Tekanan kempa pada balok bambu dengan variasi tanpa dikempa (0 mpa), 1.5 mpa, 2 mpa dan 2.5 mpa. Bahan bakunya adalah bambusa dendrocalamus asper. Pembuatan benda uji pendahuluan untuk pengujian sifat fisika dan mekanika didasarkan pada standar ISO 2004 dan ASTM D143-2008. Setelah dilakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa kuat tarik laminasi bambu petung dengan tekanan lateral 0 MPa dengan rata-rata 330,93 MPa. pada tekanan berikutnya diberikan tekanan sebesar 1,5 MPa mendapatkan hasil rata-rata 343,84. pada tekanan selanjutnya diberikan lagi tekanan sebesar 2 MPa dengan rata-rata 344,75 MPa. setelah penekanan ditambah menjadi 2,5 MPa hasil rata - rata menjadi 328,21 MPa","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"15 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prosiding SEMSINAPub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7935
Windy Febrina Amelia, Arief Setiyawan
{"title":"PENENTUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI IRIGASI KEDUNGKANDANG DI KOTA MALANG DAN KABUPATEN MALANG","authors":"Windy Febrina Amelia, Arief Setiyawan","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7935","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7935","url":null,"abstract":"Irigasi Kedungkandang merupakan irigasi yang dibangun oleh Pemerintah Belanda pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pemerintah Belanda membangun irigasi ini pada tahun 1904 dan rampung pengerjaannya pada tahun 1915. Meskipun secara total usia hingga saat ini sudah 107 tahun berdiri, tetapi saluran ini masih menjadi sumber pengairan sawah dan perkebunan di daerah Kota hingga ke Kabupaten Malang bagian Selatan. Selain dari perawatan yang memang teratur tentu masih banyak faktor lain yang menyebabkan irigasi ini masih beroperasi dimana salah satunya adalah faktor perencanaan yang sesuai, mulai dari bahan hingga pemilihan lokasi. Maka dari itu, melalui penelitian ini maka akan dilihat factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi irigasi Kedungkandang. Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi serta wawancara kepada para ahli. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini yaitu 1) Analisis Interpretasi Visula, 2) Analisis Isi, 3) Analisis Deskriptif Kualitatif dari hasil observasi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui hasil yang didapati antara lain a) Meskipun sudah berdiri selama 107 tahun, berdasarkan sampel 20 tahun dari tahun 2003 – 2023 tidak pernah terjadi perubahan pada jalur irigasi. Meskipun daerah sekitar irigasi terus mengalami perubahan, irigasi Kedungkandang masih tetap dapat mengaliri wilayah pertanian yang dilayaninya hingga kini b) Berdasarkan pendapat para ahli dari hasil wawancara, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi jalur irigasi adalah kualitas fisik tanah, kondisi iklim, kondisi topografi, ketersediaan sumber air, jenis tanaman, dan arah perkembangan kota c) Sementara faktor-faktor yang yang benar – benar diperhatikan dalam pemilihan lokasi jalur irigasi Kedungkandang adalah keadaan topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, dan arah pengembangan kota terlihat dari bagaimana kondisi eksisting irigasi Kedungkandang tersebut","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"28 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}