{"title":"RAGAM BAHASA JARGON DI PERSEMAIAN PERMANEN","authors":"None Ayu Anindya Sekarndari, None Jumadi, None Sabhan","doi":"10.20527/jlc.v1i1.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jlc.v1i1.127","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi bahasa jargon yang dituturkan oleh para pekerja di Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. Pendekatan yang diaplikasikan terhadap penelitian ini ialah deskriptif-kualitatif. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian sosiolinguistik. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa bahasa jargon yang dituturkan oleh para pekerja di Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, baik berdasarkan bentuk, makna, maupun fungsi memiliki berbagai ragam. Ragam bentuk bahasa jargon, yakni kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, singkatan dan akronim, serta kata majemuk. Ragam makna bahasa jargon, yaitu makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan makna istilah. Ragam fungsi bahasa jargon berupa fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi representasi, fungsi interaksional, dan fungsi heuristik.
 
 This study aims to describe the forms, meanings, and functions of the jargon language spoken by workers at the Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. The approach applied to this research is descriptive-qualitative. This research is included in the type of sociolinguistic research. The results of this study explain that the jargon language spoken by workers in the Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, both based on form, meaning, and function has various variations. Various forms of jargon language, namely basic words, affixes, repeated words, abbreviations and acronyms, and compound words. Various meanings of jargon, namely lexical meaning, grammatical meaning, contextual meaning, and term meaning. Various jargon language functions include instrumental functions, regulatory functions, representational functions, interactional functions, and heuristic functions.","PeriodicalId":487065,"journal":{"name":"Locana : Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135313914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"CITRA ORANG TUA DALAM NOVEL ``KELUARGA CEMARA`` KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO","authors":"None Rizki Amalia Agustin, None Sabhan, None Faradina","doi":"10.20527/jlc.v1i1.135","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jlc.v1i1.135","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra orang tua yang tergambar dalam novel Keluarga Cemara karangan Arswendo Atmowiloto. Pendekatan yang diaplikasikan dalam penelitian ini ialah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra orang tua dibagi menjadi empat jenis, yakni citra ayah dalam hubungannya dengan diri sendiri, citra ayah dalam hubungannya dengan keluarga, citra ibu dalam hubungannya dengan diri sendiri, dan citra ibu dalam hubungannya dengan keluarga. Citra tokoh ayah dan ibu digambarkan sebagai orang tua yang mampu bekerjasama dengan baik dalam mendidik anak, orang tua yang bekerja keras demi mengupayakan perekonomian keluarga untuk kebahagian anak, orang tua yang tegas dalam mengambil setiap keputusan, orang tua yang penuh kasih sayang dalam mendampingi tumbuh-kembang anak, orang tua yang mampu bersikap adil terhadap anak sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial antara ketiga anaknya, dan orang tua yang berhasil menjadi sosok panutan dan pedoman dalam keluarga.
 
 This study aims to describe the image of parents depicted in the novel Keluarga Cemara by Arswendo Atmowiloto. The approach applied in this research is descriptive-qualitative. The results of this study indicate that the image of parents is divided into four types, namely the image of the father in relation to oneself, the image of the father in relation to the family, the image of the mother in relation to oneself, and the image of the mother in relation to the family. The image of father and mother figures is described as parents who are able to work well together in educating children, parents who work hard to strive for the family's economy for the happiness of children, parents who are firm in making every decision, parents who are full of affection in accompanying their growth. child development, parents who are able to be fair to children so that there is no social jealousy between their three children, and parents who have succeeded in becoming role models and guidelines in the family.","PeriodicalId":487065,"journal":{"name":"Locana : Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135313439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"STEREOTIP PEREMPUAN PADA NOVEL RAPIJALI KARYA DEWI LESTARI","authors":"None Selfi Novia Pratiwi, None Sabhan, None Ahsani Taqwiem","doi":"10.20527/jlc.v1i1.133","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jlc.v1i1.133","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan stereotip tokoh perempuan dalam novel trilogi Rapijali karya Dewi Lestari. Novel yang menjadi bagian dalam trilogi Rapijali karya Dewi Lestari, yakni Rapijali 1: Mencari, Rapijali 2: Menjadi, dan Rapijali 3: Kembali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stereotip perempuan dalam novel trilogi Rapijali menampilkan stereotip yang bersifat positif dan negatif. Pemberian stereotip terhadap tokoh perempuan dalam novel trilogi Rapijali ditentukan berdasarkan fisik, sifat, atau psikis yang dimiliki oleh tokoh perempuan tersebut. Fisik yang mayoritas dimiliki oleh tokoh perempuan dalam novel trilogi Rapijali, yakni cantik. Sifat yang mayoritas dimiliki oleh tokoh perempuan dalam novel trilogi Rapijali, yakni baik, labil, teliti, dan tegas. Psikis yang mayoritas dimiliki oleh tokoh perempuan dalam novel trilogi Rapijali, yakni kuat mental dan memiliki perasaan yang sensitif.
 
 This study aims to describe the stereotypes of female characters in the novel Rapijali trilogy by Dewi Lestari. The novels that are part of Dewi Lestari's Rapijali trilogy are Rapijali 1: Mencari, Rapijali 2: Menjadi, and Rapijali 3: Kembali. The method used in this study is a qualitative description. The results of this study indicate that the stereotypes of women in the novel Rapijali trilogy display positive and negative stereotypes. The giving of stereotypes to female characters in the novel Rapijali trilogy is determined based on the physique, nature, or psychology possessed by these female characters. The physique that the majority of the female characters in the Rapijali trilogy novels have is beautiful. The characteristics possessed by the majority of female characters in the Rapijali trilogy novels are kind, unstable, conscientious, and firm. The psychic that the majority of the female characters in the Rapijali trilogy possess, is mentally strong and has sensitive feelings.","PeriodicalId":487065,"journal":{"name":"Locana : Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa","volume":"133 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135313442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BAHASA PERSUASI PADA KOMENTAR WARGANET DALAM “YOUTUBE” MENGENAI PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA","authors":"None Abidin Nor, None Jumadi, None Faradina","doi":"10.20527/jlc.v1i1.138","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jlc.v1i1.138","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan penggunaan teknik dalam bahasa persuasi yang terdapat pada komentar warganet di kanal youtube mengenai pemindahan ibu kota negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa persuasi yang digunakan warganet dalam memberikan komentar pada kanal youtube mengenai pemindahan ibu kota negara memiliki ragam wujud diksi, seperti jangan, mending, harusnya, lanjutkan, bersiaplah, lebih baik, yang terpenting, ayo, hadirkan, dukung, undang, sebaiknya, percepat, tidak boleh, lets go, buktikan, jadilah, sebetulnya, urus, lunasi, biarin, dan lain sebagainya. Terbentuknya wujud tersebut memiliki berbagai tujuan, baik untuk melarang, memerintah, menyarankan, mengimbau, mengajak, mengharapkan, menyakinkan, dan memberi pertimbangan. Teknik persuasi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan persuasif berupa rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, dan kompensasi.
 
 This study aims to describe the form and use of techniques in persuasive language found in the comments of netizens on the YouTube channel regarding the transfer of the national capital. The method used in this study is a qualitative description. The results of this study indicate that the persuasive language used by netizens in commenting on the YouTube channel regarding the transfer of the national capital has various forms of diction, such as don't, better, should, continue, be prepared, better, most importantly, come on, present, support, invite , better, hurry up, don't, lets go, prove it, be, actually, take care of it, pay it off, let it go, and so on. The formation of this form has various purposes, both forbidding, ordering, suggesting, appealing, inviting, expecting, convincing, and giving consideration. Persuasion techniques used to convey persuasive ideas are in the form of rationalization, identification, suggestion, conformity, and compensation.","PeriodicalId":487065,"journal":{"name":"Locana : Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa","volume":"226 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135313300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}