Nurzakia Mahdi, Darwis Durahim, Hendrik Hendrik, Aco Tang, Yonathan Ramba
{"title":"PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA NYERI AKIBAT SPRAIN ANKLE DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR SULAWESI SELATAN","authors":"Nurzakia Mahdi, Darwis Durahim, Hendrik Hendrik, Aco Tang, Yonathan Ramba","doi":"10.32382/fis.v15i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v15i1.56","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Sprain ankle adalah cedera pada ligamen kompleks lateral dikarenakan overstretch dengan posisi inversi dan plantar fleksi yang terjadi secara tiba-tiba saat kaki tidak menumpu dengan sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Nyeri akibat Sprain Ankle di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Sulawesi Selatan.
 Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel sebanyak 2 orang. Problematik fisioterapi sesuai hasil pemeriksaan adalah terdapat nyeri pada Ankle yang dapat diukur menggunakan VAS (Visual Analog Scale) dan MMT (Manual Muscle Testing).
 Hasil Penelitian : Setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 8 kali, didapatkan hasil yaitu terjadinya penurunan nyeri pada kedua sampel.
 Kesimpulan : Dengan demikian dapatkan disimpulkan bahwa pemberian Infraphil dan Theraband Theraphy dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kekuatan otot pada penderita Sprain Anke.
 Kata Kunci : Sprain Ankle, Infraphil, Theraband Therapy","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136222683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Wahyuni, Muhammad Awal, Fahrul Islam, Muhammad Thahir, Arpandjaman Arpandjaman
{"title":"BEDA PENGARUH PLYLOMETRIC EXERCISE JUMP TO BOX DAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BOLA BASKET DI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR","authors":"Sri Wahyuni, Muhammad Awal, Fahrul Islam, Muhammad Thahir, Arpandjaman Arpandjaman","doi":"10.32382/fis.v15i1.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v15i1.53","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Daya ledak (Power) ini sangat diperlukan dalam cabang Olahraga yang memelurkan kekuatan Tungkai terkhusus pada Otot Quadriceps seperti pada pemain bola basket . Daya ledak tidak lepas dari masalah kecepatan banyak dijumpai dalam gerakan-gerakan dalam permainan bola basket.
 Metode Penelitian : Metode penelitian ini termasuk penelitian Quasi Eksperimen dengan desain pre test – post test, Penelitian ini bertujuan sebagai mengetahui beda pengaruh Exercise Jump to box dan Split Squat Jump pada peningkatan daya ledak otot Quadriceps pada pemain bola basket di fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri makassar. dengan teknik simple Random Sampling yang bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan tinggi pada lompatan, adapun jumlah populasi 41 orang maka dihasilkan jumlah sampel sebanyak 30 orang berdasarkan rumus besaran sampel, masing-masing sampel diberikan perlakuan exercise jump to box dan split squat jump.
 Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan exercise jump to box menghasilkan peningkatan nilai mean 63,000. Sedangkan pada pemberian split squat jump terjadi peningkatan 61,333. Pada uji beda pengaruh didapatkan nilai beda p= ,000<0,05 yang berarti hipotesis kerja diterima.
 Kesimpulan : Exercise Jump to Box lebih berpengaruh dibandingkan Split Squat Jump trhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket
 Kata kunci : plyometric exercise jump to box, plyometric exercise split squat jump, Daya ledak otot tungkai , pemain bola basket","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136222681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA NYERI AKIBAT SINDROM PIRIFORMIS DI RSUD dr. LA PALALOI","authors":"Laila Fitri Kumara, Hasnia Ahmad, Sudaryanto Sudaryanto, Sri Saadiyah, Tiar Erawan","doi":"10.32382/fis.v15i1.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v15i1.55","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Piriformis sindrom adalah gangguan neuromuscular yang terjadi ketika saraf sciatic terkompresi atau teriritasi oleh otot piriformis yang menyebabkan nyeri, kesemutan dan mati rasa di bokong dan sepanjang saraf sciatic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus piriformis sindrom di RSUD Salewangang Maros.
 Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel sebanyak 2 orang. Modalitas yang digunakan adalah Microwave Diathermy (MWD), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), Friction dan Stretching dengan alat ukur Visual Analog Scale (VAS) dan Penn Spasme Frequency Scale. Problematik fisioterapi sesuai hasil pemeriksaan yaitu berupa nyeri dan spasme.
 Hasil Penelitian : Hasil pemeriksaan yang diukur menggunakan VAS di peroleh penurunan nyeri diam pada Ny. E dengan nilai VAS 3 menjadi nilai 1 dan pada Ny. M dengan nilai VAS 4 menjadi 2, nyeri tekan pada Ny. E dengan nilai 7 menjadi 4 dan Ny. M dengan nilai 7,8 menjadi 5, nyeri gerak pada Ny. E dengan nilai 5 menjadi 2 dan Ny. M dengan nilai 6,7 menjadi 3. Hasil pemeriksaan yang diukur menggunakan skala frekuensi spasme diperoleh penurunan spasme pada Ny. E dengan nilai frekuensi 2 menurun menjadi 1 dan Ny. M dengan nilai frekuensi 3 menurun menjadi 1.
 Kesimpulan : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian MWD, TENS, friction dan stretching dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan nyeri dan penurunan spasme pada pasien piriformis sindrom.
 Kata Kunci : Piriformis Sindrom; MWD; TENS; Friction; Stretching","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136222682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PADA INDIVIDU PENYINTAS COVID-19 DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MAKASSAR","authors":"Virny Dwiya, Rahmat Nugraha, Supartina Hakim, Nurawalia Syahri","doi":"10.32382/fis.v15i1.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v15i1.54","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV- 2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. (WHO,2020). Individu penyintas COVID-19 merupakan individu yang telah terkena dan sembuh dari COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan negative dari Test PCR (polymerase chain reaction). Test PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Individu penyintas COVID-19 memiliki penurunan nilai VO2 Max dan penurunan Kapasitas Vital Paru (KVP), dengan Latihan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) yang terdiri dari Breathing Control (BC), Thoracic Expansion Exercise (TEE), dan Forced Expiration Technique (FET) dapat meningkatkan nilai VO2 Max dan Kapasitas Vital Paru (KVP). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ACBT terhadap peningkatan nilai VO2 Max dan peningkatan kapasitas fungsional individu penyintas COVID-19.
 Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment dengan pre–post test design with one group dengan menggunakan accidental sampling, sebanyak 15 orang individu penyintas COVID-19 di BBKPM Makassar. Alat ukur VO2 Max menggunakan 6 Minutes Walking Test (6MWT).
 Hasil: Berdasarkan hasil uji hipotesis, didapatkan hasil dengan pemberian latihan Active Cycle of Breathing Technique didapatkan nilai mean pretest sebesar 9,04 ± 0,479, nilai posttest sebesar 9,68 ± 0,307, dan nilai p sebesar 0,000 atau < 0,05. Ini berarti ada perbedaan pengaruh nilai VO2 Max sebelum dan sesudah pemberian latihan Active Cycle of Breathing Technique dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Artinya pemberian latihan Active Cycle of Breathing Technique mempunyai pengaruh terhadap peningkatan VO2 Max pada individu pasca COVID-19.
 Kesimpulan : Latihan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) efektif dalam membantu peningkatan VO2 Max pada individu penyintas Covid-19 di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar
 Kata Kunci: Active Cycle of Breathing Technique (ACBT), VO2 Max, 6 Minutes Walking Test","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136222680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KONDISI DYSMENORRHAE DI KAMPUS JURUSAN FISIOTERAPI","authors":"Zakiyatul Fitri, Suharto Suharto, Andi Halimah, Hasbiah Hasbiah, Sitti Muthiah, Siti Nurul Fajriah","doi":"10.32382/fis.v15i1.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v15i1.57","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan William Flexion Exercise Terhadap Penurunan Nyeri pada Kondisi Dysmenorrhae di Kampus Jurusan Fisioterapi. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus dengan menggunakan 2 sampel. Dengan menggunakan Intervensi berupa William Flexion Exercise, sedangkan evaluasi yang digunakan untuk melihat kemajuan terapi adalah Visual Analog Scale (VAS).
 Hasil Penelitian : Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan fisioterapi didapatkan diagnosa yaitu Nyeri Bawah Perut Pada Kondisi Dysmenorrhae, sedangkan problematik adanya nyeri. Setelah dilakukan terapi sebanyak 12 kali intervensi didapatkan perubahan nilai Visual Analog Scale (VAS) pada pasien A untuk nyeri diam dari 3,5 menjadi 2, nyeri gerak dari 7 menjadi 6 dan nyeri tekan dari 2 menjadi 1 sedangkan pada pasien B untuk nyeri diam dari 2 menjadi 1, nyeri gerak dari 6 menjadi 4 dan nyeri tekan dari 2,5 menjadi 1. 
 Kesimpulan : Pemberian William Flexion Exercise dapat menurunkan nyeri pada kasus Nyeri Bawah Perut pada Kondisi Dysmenorrhae.
 Keywords: Dysmenorrhae, William Flexion Exercise, Visual Analog Scale (VAS)","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136222684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BEDA PENGARUH ANTARA PEMBERIAN CONTRACT RELAX DENGAN HOLD RELAX TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA ATLET SMAN 18 MAKASSAR","authors":"La Ode Muhammad Syarwan, Darwis Durahim","doi":"10.32382/fis.v13i2.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v13i2.37","url":null,"abstract":"Latar belakang : Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk mengalami pemanjangan semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang penuh, tanpa disertai timbulnya rasa nyeri. Penurunan fleksibilitas hamstring dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemendekan otot hamstring, cedera akut ataupun kronis pada otot hamstring, menurunnya sendi panggul, aktivitas yang berlebihan, serta pola latihan yang tidak benar.
 Metode : Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan metode two group pre test and post test design, bertujuan untuk mengetahui beda pengaruh pada intervensi Contract Relax, dibandingkan dengan Hold Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 18 Makassar, dengan sampel adalah siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 20 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Contract Relax sebanyak 10 orang dan kelompok perlakuan II yang diberikan Hold Relax sebanyak 10 orang.
 Hasil : Berdasarkan analisis uji paired sample t-test pada kelompok perlakuan I diperoleh nilai p < 0,05 dengan hasil pre dan post test 0,00 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Contract Relax dapat menghasilkan peningkatan fleksibilitas otot Hamstring yang signifikan. Sedangkan kelompok perlakuan II juga diperoleh nilai p < 0,05 dengan hasil pre dan post test 0,00 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Hold Relax dapat menghasilkan peningkatan fleksibilitas otot Hamstring yang signifikan. Kemudian berdasarkan uji Indepentent sample t-test diperoleh nilai p < 0,05 untuk nilai Sit and Reach yang berarti bahwa pemberian Hold Relax lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan pemberian Contract Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring.
 Kesimpulan : Hold Relax lebih baik dibandingkan dengan Contract Relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot Hamstring
 Kata kunci: Contract Relax, Hold Relax, Fleksibilitas Hamstring","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"296 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135493797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BEDA PENGARUH PEMBERIAN TRANSLASI OSILASI DAN THERABAND EXERCISE ATAU HOLD RELAX TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN RANGE OF MOTION PADA PENDERITA OSTEOARHRITIS KNEE DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR","authors":"Mariana Ulfah, None Suharto, Tiar Erawan, Andi Halimah","doi":"10.32382/fis.v13i2.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v13i2.38","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Osteoarthritis knee adalah penyakit degenerasi sendi yang menyebabkan kerusakan cartilago pada knee joint yang ditandai dengan hilangnya dan erosi cartilago knee joint serta pertumbuhan osteofit pada tepi sendi knee, menimbulkan kekakuan, nyeri, dan gangguan pergerakan.
 Metode : Penelitian ini adalah quasi ekspirimen dengan desain pre test post test two group bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pemberian Translasi osilasi dan theraband exercise dengan Translasi osilasi dan hold relax terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM pada penderita osteoarthritis knee. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan sampel penderita osteoarthritis knee yang sesuai dengan kriteria insklusi. Jumlah sampel adalah 14 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu 1 kelompok yang diberikan Translasi osilasi dan theraband exercise sebanyak 7 orang dan kelompok 2 yang diberikan Translasi osilasi dan hold relax sebanyak 7 orang. Alat ukur yang digunakan adalah VAS dan Goniometer.
 Hasil : Analisis uji paired sample t pada kelompok perlakuan dan kontrol diperolah nilai p= 0,000
 <0,05 untuk aktualitas nyeri dan ROM yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada kelompok perlakuan dan kontrol terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM. Hasil uji independent sampel t untuk aktualitas nyeri diperoleh nilai p=0,053> 0,05 dan untuk ROM diperoleh nilai p = 0,365> 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok sampel.
 Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pemberian Translasi osilasi dan theraband exercise tidak lebih berpengaruh daripada Translasi osilasi dan hold relax terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM pada penderita Osteoarthritis knee.
 Kata Kunci : Translasi Osilasi, Theraband Exercise, Hold Relax, Osteoarthritis Knee
","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135493798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH MOBILISASI CHESTTERHADAP PENINGKATAN EKSPANSI THORAKS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIFKRONIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARUMASYARAKAT MAKASSAR","authors":"Hafsah Tahir, Siti Muthiah, Muhammad Awal","doi":"10.32382/fis.v13i2.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v13i2.18","url":null,"abstract":"Latar belakang : Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan batuk produktif, dispnea dan terjadinya obstruksi saluran napas sekalipun penyakit ini bersifat kronis serta merupakan gabungan dari emfisema, bronkitis kronik maupun asma, tetapi dalam keadaan tertentu terjadi perburuk an dari fungsi pernapasan. Dalam beberapa keadaan perburukan dari PPOK ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pernafasan. Metode : Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan desain penelitian pretest - posttest one group design dengan tekn ik purposive sampling , yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan ekspansi toraks pada penderita penyakit paru obstruktif kronis, dengan jumlah populasi 16 orang maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 orang berdasarkan rumus besaran sampel dan me menuhi kriteria inklusi, masing - masing sampel diberikan perlakuan mobilisasi chest . Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai ekspansi toraks sebelum dilakukan perlakuan adalah pada titik axilla = 0.53, titik costa 4 - 5 = 2.33 dan titik proc. xyph oideus = 4,47 dengan menggunakan alat ukur yaitu pita ukur. Hasil statistik menggunakan Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p untuk ekspansi toraks pada masing - masing titik adalah p = 0.000 lebih kecil dari α = 0.05 (p<α) yang berarti hipotesis kerja dite rima. Kesimpulan : P emberian mobilisasi chest selama 8 kali perlakuan dapat menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan ekspansi toraks pada penderita penyakit paru obstruktif kronis, dengan kata lain pemberian mobilisasi chest lebih efektif dalam meningkatkan ekspansi toraks pada pender ita penyakit paru obstruktif kronis. Kata Kunci : Mobilisasi Chest , Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Ekspansi Toraks","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135493799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH MOTOR RELEARNING PROGRAMME TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN PASIEN HEMIPARESE POST STROKE DI RSUD SALEWANGANG MAROS","authors":"Intan eddy Paridingan","doi":"10.32382/fis.v13i2.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/fis.v13i2.36","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Stroke merupakan suatu persoalan kesehatan dunia dengan insiden pertahun 0,2 – 2,5 per 1000 populasi. Hemiparese adalah salah satu gangguan kontrol motrik yang muncul pasca stroke. Gangguan motorik ini dikaitkan dengan berkurangnya kecepatan berjalan disertai perubahan dalam waktu berjalan dan jarak tempuh. Pasien hemiparesis cenderung mengambil langkah - langkah pendek yang tidak rata dan menghabiskan waktu yang lebih lama berdiri pada sisi tubuh yang tidak mengalami kelemahan.
 Metode : Penelitian ini adalah jenis penelitian Pra Experimen dengan desain penelitian pre test- post test one group design, bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motor Relearning Programme terhadap kemampuan berjalan pasien hemiparese post stroke di RSUD Salewangang Maros, dengan sampel penelitian adalah 14 orang yang mendapatkan perlakuan Motor Relearning Programme dan menggunakan alat ukur Time Up and Go (TUG) Test.
 Hasil : Berdasarkan hasil analisis uji wilcoxon, yaitu nilai p = 0,000 pada jarak tempuh 2 meter (p < 0,05), nilai p = 0,001 pada jarak tempuh 8 meter (p < 0,05) dan nilai p = 0,001 pada jarak tempuh 10 meter (p < 0,05), menunjukkan bahwa pemberian Motor Relearning Programme memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berjalan pasien hemipraese post stroke.
 Kesimpulan : Pemberian intervensi Motor Relearning Programme memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berjalan pasien hemipraese post stroke. Pasien disarankan untuk menerapkan latihan ini sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan berjalannya.
 Kata Kunci : Motor Relearning Programme, Kemampuan berjalan, Stroke","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135493801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BEDA PENGARUH ANTARA PEMBERIAN CONTRACT RELAX DENGAN HOLD RELAX TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA ATLET SMAN 18 MAKASSAR","authors":"La Ode Muhammad Syarwan, Darwis Durahim","doi":"10.32382/mf.v13i2.3182","DOIUrl":"https://doi.org/10.32382/mf.v13i2.3182","url":null,"abstract":"Background: Flexibility is the ability of a tissue or muscle to experience maximum lengthening so that the body can move with the full range of motion of the joints, without the onset of pain. Decreased hamstring flexibility can be caused by several factors, such as shortening of the hamstring muscles, acute or chronic injury to the hamstring muscles, decreased hip joint, excessive activity, and improper training patterns.Methods: This study was a quasi-experimental study using a two-group pre-test and post-test design. The aim was to determine the different effects of the Contract Relax intervention compared to the Hold Relax on increasing the flexibility of the Hamstring muscles. This research was conducted at SMA N 18 Makassar, with the sample being students who fit the inclusion criteria. The number of samples was 20 people who were randomly divided into 2 groups, namely the treatment group I who were given Contract Relax as many as 10 people and the treatment group II who were given Hold Relax as many as 10 people.Results: Based on the analysis of the paired sample t-test in the treatment group I obtained a p value <0.05 with pre and post test results of 0.00 for the Sit and Reach value which means that Contract Relax can result in a significant increase in Hamstring muscle flexibility. While the treatment group II also obtained a p value <0.05 with pre and post test results of 0.00 for the Sit and Reach value which means that holding Relax can result in a significant increase in Hamstring muscle flexibility. Then based on the Independent sample t-test, a p value <0.05 was obtained for the Sit and Reach value, which means that Hold Relax is significantly more effective than Contract Relax for increasing hamstring muscle flexibility.Conclusion : Hold Relax is better than Contract Relax in increasing the flexibility of the Hamstring musclesKeywords: Contract Relax, Hold Relax, Hamstring Flexibility","PeriodicalId":485520,"journal":{"name":"Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135062554","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}