{"title":"Diversifikasi roti sorgum lokal unggulan untuk menuju ketahanan pangan global nusantara yang sehat","authors":"Almayda Andriana Firmansyah","doi":"10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.104","url":null,"abstract":"Ketahanan Pangan global diuji selama tiga tahun terakhir imbas dari Pandemi COVID-19, perang ukraina dan resesi ekonomi. Langkah strategis harus diambil otoritas pangan negara untuk mengatasi potensi krisis pangan yang dapat berdampak multisegi. Diversifikasi pangan dengan sorgum dapat menjadi salah satu solusi menanggulangi potensi krisis pangan global Indonesia dan Dunia. Salah satu produk diversifikasi sorgum yang dapat dikonsumsi secara global yakni roti-rotian. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan atas gagasan roti sorgum unggulan nusantara dengan berbahan sorgum varietas lokal baik diri sisi pertanian, kesehatan global dan ekonomi perdagangan internasional diiringi menyajikan strategi komersialisasi produk secara global untuk membangun kebermanfaatan berkelanjutan sorgum Indonesia untuk ketahanan pangan global. Kajian yang dilakukan dalam penulisan ini dilakukan dengan paradigma kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Hasil kajian menunjukkan roti sorgum memiliki potensi permintaan yang tinggi sebagai kebutuhan asupan gizi masyarakat global. Pengembangan roti sorgum Nusantara memiliki 2 jenis produk yakni roti tawar dan roti isi berbahan sorgum lokal. Bidikan sorgum lokal sebagai alat diversifikasi pangan skala global melalui konsep roti sorgum Nusantara dapat membawa profit baru bagi perekonomian negara sekaligus membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat. Namun tidak mudah dalam membuat transformasi perilaku konsumen dalam mengonsumsi karbohidrat baru sehingga pemilihan bahan, peningkatan kualitas makanan serta nutrisi disertai upaya kebijakan pengenalan produk roti sorgum varietas lokal perlu dilakukan pada tingkat lokal.","PeriodicalId":480122,"journal":{"name":"EcoProfit Sustainable and Environment Business","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135314734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
None Aditya Wisnu Wardana, None Eko Nursanty, None Mai Lê Ngọc Hà, None Astari Wulandari
{"title":"Unleashing the green potential: incorporating eco-business and key tourism elements in Kandri Semarang's Villages","authors":"None Aditya Wisnu Wardana, None Eko Nursanty, None Mai Lê Ngọc Hà, None Astari Wulandari","doi":"10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.19","url":null,"abstract":"This paper explores the potential of incorporating eco-business and key tourism elements in Kandri Semarang's villages to enhance their competitive advantage in suburban areas. A case study approach was adopted to examine the status of tourism villages in Kandri Semarang and identify the key tourism elements that can be integrated with eco-business practices. The findings suggest that by embracing sustainable practices and capitalizing on the area's unique natural and cultural resources, tourism villages in Kandri Semarang can differentiate themselves from competitors and attract more tourists. The paper concludes by providing practical recommendations for stakeholders to collaborate and create a sustainable tourism ecosystem that benefits the local community and the environment.","PeriodicalId":480122,"journal":{"name":"EcoProfit Sustainable and Environment Business","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135314744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Penerapan konsep green sharia banking di Indonesia dalam mendukung Net Zero Emission 2060","authors":"Rastinia Kamila Hanum, Deby Gita Anggraeni","doi":"10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.103","DOIUrl":"https://doi.org/10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.103","url":null,"abstract":"Adanya KTT di Glasglow menjadi agenda besar untuk mengatasi permasalahan iklim. Indonesia sebagai pemilik pasar berkembang yang besar di dunia juga turut serta berusaha mengurangi emisi yang dihasilkan oleh industri untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060. Indonesia menerapkan perbankan konvensional dan syariah. Perbankan syariah dianggap dapat menjadi sarana dalam mencapai tujuan net zero emission 2060 karena prinsip-prinsip syariah yang ramah lingkungan. Konsep Green Sharia Banking diterapkan dalam memecahkan permasalahan yang sedang diteliti. Metode penelitiannya sendiri yaitu literatur review menggunakan berbagai bacaan seperti buku dan jurnal. Konsep Green Banking atau Perbankan Hijau mengacu pada investasi finansial untuk program lingkungan dalam rangka keseimbangan kemajuan kronologis moneter, kestabilan hawa lingkungan alam dan melindungi ekologi untuk ketercapaian pembangunan berkelanjutan. Konsep Green Sharia Banking dan tujuan net zero emission 2060 di Indonesia terkait erat karena kedua inisiatif memiliki tujuan yang sama untuk mengurangi emisi karbon dan memperomosikan pembangunan berkelanjutan. Konsep ini dirumuskan dalam enam skema pilot untuk mencapai net zero emission 2060. Kolaborasi dengan nasabah, pemasok, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya diperlukan agar Green Sharia Banking dapat menciptakan upaya kolektif untuk mencapai netralitas karbon dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.","PeriodicalId":480122,"journal":{"name":"EcoProfit Sustainable and Environment Business","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135314747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Solusi pengelolaan sampah plastik: pembuatan ecobrick di kelurahan agrowisata, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau","authors":"Aisyah Zumira, Hertien Koosbandiah Surtikanti","doi":"10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.140","DOIUrl":"https://doi.org/10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.140","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia. Di Indonesia, sampah plastik merupakan jenis sampah kedua terbanyak setelah sampah sisa makanan. Peningkatan sampah plastik terjadi diperkirakan karena gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang semakin praktis. Sampah plastik dan sebagian besar sampah anorganik lainnya tidak dapat diuraikan secara utuh oleh alam atau mikroorganisme pengurai. Penyumbang terbesar sampah di Indonesia adalah rumah tangga, diikuti oleh pusat perniagaan, dan pasar tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga menjadi salah satu faktor penting dalam pembahasan mengenai sampah, baik sebagai produsen maupun sebagai agen perubahan kedepannya. Salah satu usaha untuk mengurangi sampah plastik yang ada adalah dengan membuat ecobrick. Ecobrick adalah botol Polyethylene Terephthalate (PET) yang diisi dengan campuran sampah anorganik seperti plastik, busa, kemasan, dan plastik. Manfaat ecobrick sangat beragam, seperti mengurangi jumlah sampah plastik, pengganti batu bata atau blok bangunan, pembuatan beragam jenis furnitur, meningkatkan ekonomi masyarakat, memperindah lingkungan, dan penggunaan di ruang terbuka seperti membuat taman atau bangunan dalam jangka panjang.","PeriodicalId":480122,"journal":{"name":"EcoProfit Sustainable and Environment Business","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135314366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Amrina Nur Izzati, Beatriks Liku Gustiawati, Rizal Yoga Saputra
{"title":"Proyek food estate pada lahan eks pengembangan lahan gambut di Kalimantan Tengah: perlu atau tidak?","authors":"Amrina Nur Izzati, Beatriks Liku Gustiawati, Rizal Yoga Saputra","doi":"10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.255","DOIUrl":"https://doi.org/10.61511/ecoprofit.v1i1.2023.255","url":null,"abstract":"Pengembangan food estate merupakan salah satu dari sepuluh Program Strategis Nasional (PSN) tahun 2020-2024 yang dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan perekonomian karena dampak pandemi Covid-19. Pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengemukakan bahwa proyek food estate dilakukan pada lahan potensial seluas 165.000 ha yang merupakan kawasan aluvial, bukan gambut, pada lahan eks Proyek Lahan Gambut (PLG) di Kalimantan Tengah. PLG adalah kebijakan Pemerintah pada masa orde baru dengan pembukaan satu juta hektar PLG untuk menjawab tantangan pembangunan pertanian sehingga tercapai swasembada. Tahun 1998 program ini dihentikan karena dianggap tidak berhasil dalam perencanaan dan pelaksanaannya yang kurang memperhatikan dampak lingkungan. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji perihal kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan program food estate pada lahan eks PLG di Kalimantan Tengah. Kajian meliputi aspek lingkungan dan aspek sosial ekonomi yang terpengaruh sebagai dampak dari program food estate pada lahan eks PLG. Metode penelitian dengan menerapkan pendekatan kualitatif melalui penelusuran tinjauan pustaka atau literature review yang terkait dengan pelaksanaan proyek food estate pada lahan eks PLG di Kalimantan Tengah. Hasil menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah melalui Permen LHK Nomor 24 Tahun 2020 mengatur dua skema penyediaan kawasan hutan untuk program food estate, yaitu melalui skema perubahan peruntukan kawasan hutan dan penetapan kawasan hutan untuk ketahanan pangan. Kedua skema berpotensi mempercepat eksploitasi lingkungan hidup dan deforestasi di Kalimantan Tengah yang sebelumnya pernah mengalami kegagalan pada proyek PLG Sejuta Hektar. Dalam aspek sosial ekonomi pengembangan food estate harus melibatkan masyarakat sekitar dan diperlukan peningkatan kualitas petani yang meliputi 1) peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan pendampingan masyarakat, 2) fasilitasi pembukaan jaringan pemasaran, dan 3) pembentukan kelembagaan antar pemangku kepentingan di tingkat lokal dan pusat. Pelaksanaan program food estate di Indonesia memerlukan strategi operasional dengan menggunakan teori strong sustainability untuk meminimalisasi dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial sehingga tidak terjadi kegagalan program seperti pada kebijakan sebelumnya.","PeriodicalId":480122,"journal":{"name":"EcoProfit Sustainable and Environment Business","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135314369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}