Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.22855
Gusnanda Gusnanda
{"title":"Khitan pada Wanita dalam Tinjauan Hadis dan Medis","authors":"Gusnanda Gusnanda","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.22855","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.22855","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk menyelesaikan kontroversi masalah khitan bagi perempuan dalam perspektif hadis dan medis. Letak persoalannya yakni: perintah khitan bagi perempuan termuat jelas dalam hadis Rasul SAW. Anjuran hadis tersebut diyakini mengandung sejumlah kebaikan bagi perempuan. Tetapi dalil agama ini bertolak belakang dengan pandangan dunia kesehatan modern. Khitan justru dianggap sebagai praktik merugikan kelompok perempuan. Mempertegas masalah itu Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran tentang Larangan Medikalisasi Sunat Perempuan dengan nomor: HK.00.07.1.3.1047a. pada 20 April 2006. Studi ini merupakan library research (kajian kepustakaan). Dalam menganalisis persoalan, studi ini menggunakan paradigma fiqh al-hadis dan teori kesehatan modern menyangkut sunat bagi perempuan. Kajian dalam tulisan ini menyimpulkan bahwa anjuran Islam tentang khitan bagi perempuan dan sikap Kementerian Kesehatan RI tidaklah bertentangan secara hakiki. Hadis-hadis yang menganjurkan perempuan ber khitan tidaklah bersifat mutlak. Dalam fiqih Islam juga diatur bagaimana tata cara khitan bagi perempuan. Misalnya, waktu yang tepat melakukan khitan dan proses aplikasinya. Ketentuan ini dirumuskan bertujuan untuk menjaga hak-hak perempuan sesuai dengan tujuan agama. Meskipun ketentuan ini sesungguhnya masih berasal dari produk fiqih patriarki dan tidak bisa dilepaskan dari kunstruksi budaya yang berkembang. Akan tetapi, ketentuan ini sudah mapan dan harus dipahami secara universal. Sedangkan surat edaran Kementerian Kesehatan juga bersifat tidak mutlak. Kebijakan ini mesti dipahami dengan konteks tertentu karena beranjak dari kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Poin pentingnya bahwa pelaksanaan khitan bagi perempuan harus dilakukan sesuai dengan metode dan prosedur yang benar, dengan tidak menghabiskan seluruh labium minora pada alat kelamin wanita.","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163459","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.23143
Ilham Akbar Habibie
{"title":"Mitologi Sedekah; Penerapan Semiotika Roland Barthes pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 271","authors":"Ilham Akbar Habibie","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.23143","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.23143","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas makna sedekah dalam penafsiran dari Q.S. Al-Baqarah [2]: 271 dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Artikel ini berfokus untuk mengungkapkan makna denotatif dan konotatif, serta mendiskusikan tentang tanda yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 271. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis sumber primer dan sekunder. Sumber primer berasal dari tafsir klasik, kontemporer, dan buku karya Roland Barthes. Adapun tafsir klasik dalam penelitian ini merujuk pada tafsir Al-Maraghi, tafsir Marah Labid, tafsir Jalalain, sedangkan tafsir kontemporer merujuk pada tafsir Al-Mishbah yang membahas Q.S. Al-Baqarah [2]: 271, adapun buku Barthes berjudul Mythologies. Data sekunder adalah artikel dan buku yang membahas konsep sedekah dan merupakan karya orang lain namun masih bersinggungan dengan hasil penafsiran sedekah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat makna denotatif dan konotatif dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 271 yang berkaitan dengan sedekah. Makna denotatif Q.S. Al-Baqarah [2]: 271 adalah memberikan harta kepada orang lain atas dasar meringankan beban orang yang membutuhkan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan makna konotatifnya adalah berbuat baik, perkataan baik, mengucapkan salam, perintah melakukan perbuatan baik, dan larangan barbuat zalim. Adapun makna mythologies dari Q.S. Al-Baqarah [2]: 271 didapatkan dari makna konotatif yang paling dominan dan mencakup, yakni larangan berbuat zalim pada diri sendiri maupun orang lain. Signifikansi makna dari Q.S. Al-Baqarah [2]: 271 pada konteks kekinian terwujud dalam organisasi seperti “Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), PBB adalah organisasi yang bertugas untuk menjaga hubungan komunikasi dengan negara lain, menjaga stabilitas keamanan negara, menjaga stabilitas ekonomi, dan menjaga stabilitas hak asasi manusia.","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.22817
Wahyuni Nuryatul Choiroh, Munawir Munawir
{"title":"Metodologi Pemahaman Hadis M. Yusuf al-Qaradhawi (Studi Analitis Atas Hadis Partisipasi Wanita Dalam Berpolitik)","authors":"Wahyuni Nuryatul Choiroh, Munawir Munawir","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.22817","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.22817","url":null,"abstract":"Ulama sunni memandang hadis sebagai sumber normatif yang dapat mengejawantahkan esensi al-Qur'an sebagai sumber ajaran agama Islam kedua setelah al-Qur'an. Adanya kontroversi antara mazhab tekstual dan kontekstual terhadap kajian hadis, sejatinya telah ada semenjak awal Islam berkembang. Bahkan hingga masa kini, kaum tekstualis masih memiliki eksistensi untuk menggaungkan prinsip mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyingkap pemikiran al-Qaradhawi terkait metodologi pemahaman hadis dalam kitabnya Kaifa Nata’amal ma’a al-Sunnah al-Nabawiyah bagi para pengkaji hadis untuk dapat memahami hadis secara baik dan benar. Dalam hal ini penulis mengangkat tentang hadis partisipasi wanita dalam berpolitik sebagai implikasi dari metodologi yang beliau tawarkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan ( library research ). Pembahasan dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menawarkan delapan asas dasar metodologi pemahaman hadis, al-Qaradhawi berharap kajian hadis dapat menjadi relevan dengan sesuatu yang selalu up to date, beliau juga berusaha menerapkannya pada hadis-hadis yang fleksibel terhadap situasi dan kondisi sesuai dengan perkembangan zaman. Terkait implikasi dan signifikansi dari metodologinya melalui hadis partisipasi wanita dalam berpolitik, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut beliau seorang wanita memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dan berkiprah dalam dunia perpolitikan layaknya seorang laki-laki.","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"206 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.22840
Fadhilah Nur Khaerati, Muflihah Muflihah, Muh. Alwi HS
{"title":"Bahasa Ilmiah Sebagai Sarana Berpikir Dalam Studi Islam Serta Implementasinya Pada Interpretasi Teks-teks Al-Qur’an","authors":"Fadhilah Nur Khaerati, Muflihah Muflihah, Muh. Alwi HS","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.22840","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.22840","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan peran bahasa sebagai sarana ilmiah dalam studi Islam, dengan fokus pada eksplorasi sarana interpretasi teks-teks Al-Qur’an. Sebagai kitab suci agama Islam, Al-Qur’an memiliki kedalaman makna yang membutuhkan pemahaman yang mendalam dan interpretasi yang cermat. Dalam artikel ini, diuraikan salah satu sarana berpikir ilmiah yang dapat digunakan dalam proses interpretasi teks Al-Qur’an sebagai bahasa agama, yaitu bahasa ilmiah. Penelitian ini signifikan dilakukan dalam rangka mengetengahkan teks-teks Al-Qur’an yang merupakan bahasa agama sebagai objek studi dalam berpikir ilmiah. Untuk mendapatkan hasil tersebut, digunakan penelitian berbasis kepustakaan ( library research ) dengan metode deskriptif-analisis, yakni mendeskripsikan data-data yang ditemukan sekaligus menganalisisnya, dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Di dalamnya akan diuraikan beberapa hal, diantaranya Islam sebagai objek studi, sarana berpikir ilmiah, bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah, serta bahasa ilmiah sebagai sarana dalam interpretasi teks-teks Al-Qur’an (bahasa agama). Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa ada dua metode yang banyak digunakan dalam penafsiran al-Qur’an jika ditinjau dari aspek bahasa, yaitu semantik dan hermeneutika. Dengan kedua metode ini, meskipun berbeda pada langkah-langkah metodisnya dalam menginterpretasikan teks Al-Qur’an, terlihat bahwa keduanya memiliki kesamaan dalam penggunaan bahasa ilmiah yang tidak melepaskan fungsi relasi teks dan konteks sehingga dapat menghasilkan interpretasi yang kontekstual dan applicable dalam era modern-kontemporer saat ini.","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.23236
Nusrotul A'la, Adrika Fithrotul Aini
{"title":"Membangun Gender Partnership di Era 5.0 Perspektif QS. Al-Hujurat ayat 13 dan QS. Al-An’am ayat 165","authors":"Nusrotul A'la, Adrika Fithrotul Aini","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.23236","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.23236","url":null,"abstract":"Pengenalan gender dan tugas masing-masing penting dimulai sejak dini. Agama Islam tidak membedakan peran perempuan dengan laki-laki. Kesinambungan hubungan laki-laki dan perempuan harus tetap terjaga dalam koridor syariat Islam tanpa adanya intimidasi gender. Artikel ini bertujuan untuk membangun gender partnership atau kemitraan gender dalam Era 5.0 dengan hubungannya berdasarkan al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 dan surah Al-An’am ayat 165. Sehingga pemahaman tentang kemitraan gender mampu menjadi salah satu cara mengatasi kesenjangan gender, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas Sumber Daya Manusia. Penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah penelitian kualitatif dengan bentuk studi pustaka berdasarkan sumber data dari buku, artikel, dan karya yang membahas Gender partnership . Adapun metode pengumpulan data dilaksanakan melalui kajian literatur kepustakaan dari sumber data yang diperoleh. Sumber data primernya adalah al-Qur’an Surat Al-Hujurat dan Al-An’am. Dari hasil studi dapat ditarik hasil bahwa dalam upaya membangun gender partnership pada era 5.0 sesuai perspektif al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 dan surah Al-An’am ayat 165 sangat penting dilakukan mengingat kemajuan zaman akan memiliki dampak permasalahan yang baru pula. Upaya membangun gender partnership yaitu dengan memahami dan menyadari antara laki-laki dan perempuan memilki karakteristik yang berbeda, menaruh perhatian pada pembagian kerja gender, kolaborasi dan koordinasi yang baik, saling menghormati dan tidak membeda-bedakan, serta menawarkan perbedaan pada kebutuhan strategis masing-masing.","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.23249
M. Fahrian Noor, Yuni Wahyuni, Bisri Samsuri
{"title":"Kemaslahatan Manusia Sebagai Puncak Maqāṣid al-Qur’ān “Tinjauan Terhadap Konsep Maqāṣid al-Qur’ān Abdul Karim Hamidiy”","authors":"M. Fahrian Noor, Yuni Wahyuni, Bisri Samsuri","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.23249","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.23249","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang teori maq āṣ id al-Qur` ā n yang dikonsepsi oleh Abd al-Kar ī m H ā mid ī yang berujung kepada kemaslahatan manusia ( al-ma ṣ lahah ). Ada beberapa pengembangan dari para konsep para pendahulunya seperti Rasyid Ri ḍ a, Mahm ū d Syalt ū t dan Ibn ` Ā sy ū r yang ia rumuskan dalam konsep maq āṣ id al-Qur` ā n - nya. H ā mid ī menjelaskan panjang lebar tentang maq āṣ id al-Qur` ā n yang berorientasi kepada kemaslahatan manusia secara individu, masyarakat dan alam. Adapun pembahasan dalam tulisan ini akan terfokus untuk menjawab tiga pertanyaan ini; pertama, bagaimana konsep maq āṣ id al-Qur` ā n menurut Abd al-Kar ī m H ā mid ī; kedua, bagaimana pandangan al-Qur’an terhadap maq āṣ id kemaslahatan manusia; ketiga, apa hubungan antara konsep maq āṣ id al-Qur` ā n dengan konsep-konsep lain dalam diskursus ilmu maq āṣ id . Ia menjelaskan bahwa maq āṣ id al-Qur` ā n memiliki hierarki dengan al-maq āṣ id al- `āmmah adalah maq āṣ id paling tinggi dan agung, kemudian diikuti dengan al-maq āṣ id al-kh ā ṣ s ah kemudian al-maq āṣ id al-juz’iyyah . Selain itu terdapat kesinambungan antara konsep maq āṣ id al-Qur` ā n yang digagas oleh H ā mid ī dengan kosep-kosep dalam maq āṣ id al-syar ī ah yang telah dirumuskan terlebih dahulu .","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-QudwahPub Date : 2023-08-15DOI: 10.24014/alqudwah.v1i1.22953
Sherina Wijayanti
{"title":"Resepsi Hadis dalam Sinetron Taqdir Ilahi; Ujian dari Allah","authors":"Sherina Wijayanti","doi":"10.24014/alqudwah.v1i1.22953","DOIUrl":"https://doi.org/10.24014/alqudwah.v1i1.22953","url":null,"abstract":"Kajian ini membahas Sinetron Taqdir Ilahi_Ujian dari Allah yang subtansinya bersumber dari sabda Nabi Muhammad SAW. Artikel ini berupaya memotret model mediatisasi hadis yang dikemas dalam bentuk sinetron religi, dimana penyajian dakwah hadis melalui sinetron menarik masyarakat untuk meresepsi hadis sampai tahap fungsional dengan diperagakan oleh para aktris dan aktor yang terlibat. Kemajuan teknologi turut mentransformasi hadis ke ranah mediatisasi sinetron sebagai kemajuan, namun disisi lain menjadi tantangan yang lebih berat ketika hadis tervisualisasi hanya secara tekstual. Pada titik ini, mediatisasi hadis berupa sinetron belum sepenuhnya dapat mewakili realitas kronologis yang ada. Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan kesenjangan realitas masyarakat masa dulu dengan masa kini yang tidak relevan. Potret sabda Nabi Muhammad SAW yang dikisahkan dalam sinetron disampaikan secara praktis, melalui adegan-adegan yang diperagakan secara aktual dengan latar kronologis Nusantara. Tujuan penelitian untuk menyajikan fenomenologi digital hadis yang sudah sampai ranah visual dengan dikemas dalam sinetron religi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan observasi langsung dalam menyaksikan film sinetron “Taqdir Ilahi_Ujian dari Allah” sebagai sumber primer, serta menggunakan pendekatan studi pustaka sebagai sumber sekunder terkait topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan pertama, adegan yang diperankan para pemain sinetron mengilustrasikan hadis secara konkrit sehingga dapat diambil hikmahnya oleh masyarakat luas. Kedua, sinetron “Taqdir Ilahi_Ujian dari Allah” meresepsi hadis secara eksegesis, estetis dan fungsional. Ketiga, hadis yang dikemas berupa sinetron tidak sepenuhnya mewakili realitas pada hadis, namun cukup menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memahami hadis secara praktis.","PeriodicalId":472178,"journal":{"name":"Al-Qudwah","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135163458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}