{"title":"Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Pengembangan Padi Lokal dengan Sistem Tanam Polybag","authors":"Sukendah Sukendah, Aprilia Setya Kurniawati, Makhziah Makhziah","doi":"10.37637/ab.v6i1.1096","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1096","url":null,"abstract":"Tanaman padi varietas lokal merupakan varietas dari tanaman padi yang telah ada dan dibudidayakan secara turun-temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai negara. Salah satu teknologi pada budidaya padi yang masih jarang digunakan di Indonesia adalah sistem pot/polybag. Kandungan unsur hara sebagai nutrisi bagi tanaman padi lokal pada sistem polybag tidak hanya dicukupi dengan media tanam saja, namun juga diperlukan pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman padi lokal yang ditanam dengan sistem polybag. Penelitian ini menggunakan padi lokal varietas Rojolele yang ditanam dengan menggunakan polybag ukuran 40 x 40 cm. Penelitian ini dilakukan di Stasiun Klimatologi Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sejak bulan November 2021 sampai Februari 2022. Penelitian ini merupakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, yaitu perlakuan macam konsentrasi pupuk organik cair, meliputi; (1) 9 mL.L-1; (2) 12 mL.L-1; dan (3) 15 mL.L-1. Setiap perlakuan memiliki tiga tanaman sampel dan diulang tiga kali. Variabel pengamatan meliputi fase vegetatif, fase generatif dan komponen hasil dari budidaya padi lokal. Pengaplikasian konsentrasi pupuk organik cair 15 mL.L-1 mampu memberikan nilai rata-rata tertinggi pada parameter panjang malai (27,39 cm) dan jumlah malai per rumpun (11,00 helai) tanaman padi lokal. Pengaplikasian konsentrasi pupuk organik cair 12 mL.L-1 mampu memberikan nilai rata-rata terbaik pada parameter berbunga (69,78 HST) dan umur panen (96,00 HST) tanaman padi lokal.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133227910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Tinggi Muka Air dan Bedengan di Lahan Rawa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sorgum","authors":"E. Susilo, H. Pujiwati, Wismalinda Rita","doi":"10.37637/ab.v6i1.1169","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1169","url":null,"abstract":"Sorgum merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, seperti pangan, pakan, pupuk organik, dan herbisida. Tanaman sorgum berpotensi untuk dikembangkan pada lahan suboptimal seperti lahan rawa. Cekaman air (kelebihan air) dan ketersediaan hara yang rendah pada lahan Histosols merupakan kendala budidaya sorgum yang baik. Penelitian teknologi budidaya jenuh air dengan menerapkan tinggi muka air dan tinggi bedengan pada tanaman sorgum belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tinggi muka air dan tinggi bedengan yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum di lahan rawa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2020 sampai Maret 2021 di lahan percobaan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor, yaitu tinggi muka air (5 cm dan 10 cm) dan tinggi bedengan (20 cm, 25 cm, 30 cm, dan 35 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi muka air 10 cm menghasilkan jumlah daun, berat biji.tanaman-1, dan berat biji.ha-1 tertinggi. Bedengan dengan ketinggian 35 cm memperoleh jumlah daun, berat biji.tanaman-1, dan berat biji.ha-1 tertinggi. Interaksi antara ketinggian air 10 cm dan tinggi bedengan 35 cm menghasilkan tertinggi pada tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, luas daun, diameter batang, panjang malai, dan berat malai.tanaman-1.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124870926","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Evaluasi Lokus Kloroplas untuk DNA Barcoding pada Marga Stelechocarpus (Annonaceae) Secara In-Silico","authors":"Turhadi Turhadi, L. Hakim","doi":"10.37637/ab.v6i1.1105","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1105","url":null,"abstract":"Stelechocarpus merupakan salah satu genus anggota famili Annonaceae yang tumbuh di kawasan Asia-Pasifik. Sebagai salah satu tumbuhan yang kurang dikenal oleh masyarakat maka perlu adanya upaya konservasi karena jenis Stelechocarpus mempunyai banyak manfaat di bidang farmasi dan kosmetika. Salah satu strategi mendukung upaya konservasi yaitu dengan DNA barcoding yang masih sedikit informasinya untuk jenis Stelechocarpus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi lokus daerah kloroplas secara in-silico yang dapat digunakan sebagai DNA barcode anggota genus Stelechocarpus (Annonaceae). Penelitian ini dilakukan secara in-silico dengan mengekstrak sekuen penanda kloroplas meliputi rbcL, trnL-F, matK, psbA-trnH, dan ndhF yang terdapat pada pangkalan data NCBI. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hanya diperoleh 18 nomor sekuen lokus kloroplas dari dua jenis pada genus Stelechocarpus, meliputi S. burahol dan S. cauliflorus. Lokus psbA-trnH dan ndhF mengindikasikan dapat digunakan sebagai penanda untuk studi keragaman genetik pada S. burahol. Di sisi lain, lokus rbcL, trnL-F, dan matK mengindikasikan dapat digunakan untuk studi keragaman genetik pada genus Stelechocarpus.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"356 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132862671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. N. Karnata, Anak Agung Gede Putra, M. S. Sumarniasih, Made Suma Wedastra, I Nengah Muliarta
{"title":"Pengelolaan Kompos Residu Kentang dan NPK dalam Memperbaiki Karakteristik Tanah dan Peningkatan Hasil Kentang (Solanum tuberosum L.)","authors":"I. N. Karnata, Anak Agung Gede Putra, M. S. Sumarniasih, Made Suma Wedastra, I Nengah Muliarta","doi":"10.37637/ab.v6i1.1118","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1118","url":null,"abstract":"Praktek mengkombinasikan pupuk kandang ayam dengan NPK merupakan kebiasaan petani kentang di desa Candikuning, Tabanan, Bali. Petani mengeluarkan biaya cukup besar rata-rata 10 Juta untuk penanaman 1 ha kentang untuk mendapatkan kotoran ayam ini. Kompos berbahan baku residu kentang akan menjadi alternatif pengganti pupuk kandang ayam. Penelitian telah dilakukan bertujuan membandingkan kebiasaan petani dengan aplikasi kompos residu kentang dan NPK terhadap perbaikan karakteristik tanah (sifat fisik, kimia dan biologi) dan pengaruhnya terhadap peningkatan hasil kentang. Hasil percobaan laboratorium menunjukkan bahwa pemberian 100% kompos residu kentang menyebabkan peningkatan KTK, C-organik, P-tersedia dan K-tersedia dengan nyata masing-masing sebesar 170,57%; 172,62%; 69,71% dan 208,20% dibandingkan tanpa pupuk, tetapi tidak menyebabkan meningkatnya KB. Perlakuan 100% kompos residu kentang meningkatkan total jamur secara nyata dibandingkan kontrol. Perbaikan karakteristik tanah menyebabkan meningkatnya berat total umbi segar rumpun-1 maupun ha-1 masing-masing 345,39% dan 157,84% akibat pemberian 100% kompos dibandingkan tanpa pupuk. Perlakuan 100% kompos maupun kombinasinya dengan NPK (75%, 50% dan 25%) dan kombinasi pupuk kandang ayam dengan NPK (75%, 50% dan 25%) juga nyata meningkatkan indeks panen hampir lebih dua kali lipat (200%) dibandingkan kontrol.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129316972","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Optimizing the Integrated Farming System of Coffee and Goat to Maximize Farmers' Income in North Sumatra, Indonesia","authors":"Dinda Aslam Nurul Hida, Dwi Rachmina, A. Rifin","doi":"10.37637/ab.v6i1.1147","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1147","url":null,"abstract":"Most coffee farmers in North Sumatra still need to implement an integrated coffee and goat cultivation system. Only 0.2% of farmers have implemented the program. An integrated farming system cannot be implemented due to limited resources, and optimal conditions for an integrated farming system for coffee plants and goat livestock in North Sumatra have yet to be found. Therefore, this study aims to determine the optimal conditions for an integrated farming system for coffee plants and goat livestock to maximize farmers' income. The sample size is six farming units spread across three districts: Simalungun, North Tapanuli, and Karo districts in North Sumatra Province. Quantitative analysis using a linear programming model was carried out computationally with the help of LINDO 6.1 software. The study results show that the revenue for the optimal solution from the integration model generates IDR 169,358,700.00, 1.04% higher than the actual income. This was due to an increase in coffee bean productivity to 1.68 tons.ha-1 per year with a simple shading coffee pattern, namely coffee planting with a cover crop of 300 trees per ha, as well as an increase in the number of goats kept. , from the actual condition of 59.33 goats to 117 goats. Farmers are advised to utilize all products between coffee and goat farms as their respective production inputs and not sell intermediate products.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126854943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berlina Intan Pratiwi, Pangesti Nugrahani, N. Augustien K.
{"title":"Pengaruh Nutrisi AB Mix dan Benzyl Amino Purine (BAP) terhadap Pertumbuhan Pisang (Musa acuminata) Var. Cavendish In Vitro","authors":"Berlina Intan Pratiwi, Pangesti Nugrahani, N. Augustien K.","doi":"10.37637/ab.v6i1.1163","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1163","url":null,"abstract":"Nutrisi AB Mix dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) BAP merupakan salah satu perlakuan untuk merangsang pertumbuhan planlet pisang Cavendish. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi AB Mix dan BAP terhadap pertumbuha planlet pisang Cavendish (Musa acuminata). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi AB Mix (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu MS (M0), AB Mix 1 ml.l-1 (M1), AB Mix 3 ml.l-1 (M2), dan AB Mix 5 ml.l-1 (M3) dan konsentrasi BAP (B) sebagai faktor kedua yang terdiri dari 4 taraf yaitu BAP 0 ppm (B0), BAP 1,5 ppm (B1), BAP 3 ppm (B2), BAP 4,5ppm (B3), sehingga didapatkan 16 perlakuan kombinasi. Hasil jumlah tunas yang lebih banyak diperoleh pada perlakuan AB Mix 5 ml.l-1 dan BAP 4,5 ppm, jumlah daun yang lebih banyak diperoleh pada perlakuan AB Mix 5 ml.l-1, jumlah akar yang lebih banyak diperoleh pada perlakuan AB Mix 5 ml.l-1 dan BAP 1,5 ppm.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"14 7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129117757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Strategi Pengembangan Ekspor Kopi Arabika di Sumatera Utara, Indonesia","authors":"A. Ginting, Satia Negara Lubis, Diana Chalil","doi":"10.37637/ab.v6i1.943","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.943","url":null,"abstract":"Perkembangan ekspor kopi arabika Sumatera Utara mengalami penurunan disebabkan karena rendahnya tingkat efisiensi usahatani kopi di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan eksportir kopi arabika di Sumatera Utara, mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman eksportir kopi arabika di Sumatera Utara, dan merumuskan strategi yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan eksportir kopi arabika di Sumatera Utara. Metode penelitian menggunakan analisis SWOT untuk menganalisis strategi pengembangan ekspor kopi arabika di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal yang menjadi kekuatan dalam ekspor kopi arabika yaitu kondisi fisik dan mutu kopi arabika, waktu pengiriman kopi arabika, potensi eksportir menjangkau negara importir, dan yang menjadi kelemahan dalam ekspor kopi arabika yaitu promosi kopi arabika, jumlah modal yang dimiliki eksportir, penyuluhan mengenai sertifikat mutu. Faktor eksternal yang menjadi peluang dalam ekspor kopi arabika yaitu surat izin untuk melakukan kegiatan ekspor, konsumen tetap yang mengkonsumsi kopi arabika, gagal panen pada negara pesaing pengekspor kopi arabika, harga jual kopi arabika, permintaan kopi arabika di luar negeri, dan yang menjadi ancaman dalam ekspor kopi arabika yaitu penetapan tarif ekspor, peranan pemerintah, pesaing dari negara produsen kopi arabika, pengaruh iklim. Alternatif strategi dalam pengembangan ekspor kopi arabika yaitu mempertahankan konsumen tetap, memanfaatkan surat izin untuk memudahkan eksportir menjangkau negara importir, meningkatkan modal dengan mengoptimalkan permintaan dari konsumen tetap, meningkatkan promosi, meningkatkan kuantitas dan kualitas mutu kopi arabika, meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, meningkatkan peranan pemerintah dalam mendukung pelaksanaan promosi dan akses bantuan permodalan. ","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"133 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132155686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Padi Sawah tanpa Pestisida Kimia","authors":"Sutarni Sutarni, Annisaa Fitri","doi":"10.37637/ab.v6i1.1168","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1168","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan usahatani padi sawah tanpa pestisida kimia dan melakukan studi kelayakan finansial usahatani padi sawah di Desa Rejoasri. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kriteria investasi dengan indikator NPV, IRR, dan Net BC ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total yang digunakan dalam usahatani padi sawah tanpa pestisida kimia sebesar Rp 11.999.194,69 per ha per siklus, dengan penerimaan sebesar Rp 29.017.476,92 per ha per siklus. Keuntungan yang diperoleh dalam usahatani padi sawah tanpa pestisida kimia sebesar Rp 17.018.282,23 per ha per siklus, dengan R/C rasio diperoleh sebesar 2,4182 artinya bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk usahatani padi sawah tanpa pestisida kimia akan memperoleh penerimaan (TR) sebesar 2,42,. Usahatani padi sawah tanpa pestisida kimia di Desa Rejo Asri menggunakan tiga indikator kriteria investasi NPV, IRR, dan Net B/C ratio menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki prospek yang baik dan layak (feasible) untuk dikembangkan. ","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130238498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Virus Corona (Covid-19) terhadap Konsumsi Buah","authors":"Deasy Arryannur Siregar, Diana Chalil, Ketut Sukiyono","doi":"10.37637/ab.v6i1.1071","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1071","url":null,"abstract":"Covid-19 merupakan pandemi global yang berdampak di semua sektor, jika dibandingkan dengan konsumsi pada periode tahun sebelum dan sesudahnya, konsumsi buah provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan namun terdapat peningkatan rata-rata pengeluaran perkapita sebulan (rupiah) komoditas buah-buahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap buah di kota Medan dan dampak virus corona (covid-19) terhadap konsumsi buah di kota Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Metode penentuan daerah penelitian yang digunakan adalah secara purposive dan data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada 100 orang responden. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi meliputi pendapatan, jumlah anggota keluarga, usia, dan pendidikan berpengaruh nyata secara serempak terhadap jumlah konsumsi buah. Pendapatan, jumlah anggota keluarga dan pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap jumlah konsumsi buah, sedangkan variabel usia tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap jumlah konsumsi buah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa virus Covid-19 mempengaruhi jumlah konsumsi buah di kota medan. Konsumsi buah di kota medan sebelum, selama dan sesudah adanya virus Covid-19 adalah berbeda. Dengan adanya pandemic covid-19 kesehatan dan imunitas tubuh menjadi sangat penting untuk dijaga performanya. Cara untuk menjaga kesehatan selama masa pandemi, mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun hingga mengkonsumsi vitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari mengkonsumi buah-buahan. ","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"200 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127595788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Application of Petrovita Liquid Fertilizer on the Growth and Yield of Shallot Plants (Allium Ascalonicum L.)","authors":"S. Purwanti, B. Utomo, Joko Sri Mulyono","doi":"10.37637/ab.v6i1.1119","DOIUrl":"https://doi.org/10.37637/ab.v6i1.1119","url":null,"abstract":"Red onion (Allium ascalonicum L.) is a kitchen spice used almost every day by Indonesian people, not to mention small restaurants to large restaurants. The purpose of this study was to determine the application of Petrovita Liquid Fertilizer to the growth and yield of shallot plants. This research research was conducted in 2019 within six months of the year starting from a method using a randomized block design (RBD) consisting of six doses of Petrovita Liquid Fertilizer, with three replications and two sample plants. Use of Liquid Petrovita at doses Z0 = no fertilizer/control, Z1 = 1 ml/l/plant, Z2 = 2 ml/l/plant, Z3 = 3 ml/l/plant, Z4= 4 ml/l/plant, and Z5 = 5 ml/l/plant. Observations consisted of plant length, number of leaves, fresh weight of plants, the weight of plant tubers, and number of plant tubers. The results showed that the dose of Petrovita Liquid Fertilizer Significantly affected all observation variables, namely plant length, number of leaves, number of bulbs, fresh weight of plants and wet weight of shallot bulbs. The treatment of Petrovita Liquid Fertilizer dose of 5 ml per liter of water showed the highest growth and yield with a yield of 30.16 cm plant length, 46.00 leaves, 68.33 grams of wet plant weight, 49.00 grams of tuber weight, and the number of tubers per plant 10.00 although statistically not significantly different from the Petrovita Fertilizer Liquid fertilizer treatment using a dose of 1 ml per liter of water with a plant length of 29.00 cm, number of leaves 34.83, plant wet weight 58.16 gram, tuber weight per plant 38.56 grams and the number of tubers planted were 8.16.","PeriodicalId":443368,"journal":{"name":"Agro Bali : Agricultural Journal","volume":"2 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120984695","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}