Muhammad Afrian Wiji Pratama, N. Bustamam, F. Zulfa
{"title":"MCKENZIE EXERCISE DAN WILLIAM’S FLEXION EXERCISE EFEKTIF MENURUNKAN INTENSITAS LOW BACK PAIN","authors":"Muhammad Afrian Wiji Pratama, N. Bustamam, F. Zulfa","doi":"10.34035/jk.v12i1.547","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.547","url":null,"abstract":"Low Back pain (LBP) merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan nyeri pada regio punggung bawah dengan atau tanpa disertai nyeri tungkai. Pembatik berisiko mengalami LBP. McKenzie Exercise dan William’s Flexion Exercise merupakan back exercise yang mudah dilakukan. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas McKenzie Exercise dan William‘s Flexion Exercise untuk menurunkan intensitas LBP pada pembatik. Penelitian menggunakan two-group pretest-posttest design. Sebanyak 20 orang pembatik di Kampung Batik Giriloyo dipilih dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dibagi menjadi dua, yaitu kelompok yang melakukan McKenzie Exercise dan kelompok yang melakukan William’s Flexion Exercise. Kedua kelompok melakukan latihan tersebut dengan frekuensi tiga kali seminggu selama dua minggu. Sebelum dan sesudah latihan, intensitas LBP diukur menggunakan Numeric Rating Scale. Uji Wilcoxon digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan intensitas LBP sebelum dan sesudah latihan. Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas McKenzie Exercise dan William’s Flexion Exercise dalam menurunkan intensitas LBP. Analisis data menunjukkan intensitas LBP pada kedua kelompok sebelum melakukan back exercise adalah 5 (4-6). Pada kelompok yang melakukan McKenzie Exercise maupun kelompok yang melakukan William’s Flexion Exercise didapatkan penurunan intensitas LBP menjadi 2 (1-3). Terdapat perbedaan intensitas LBP sebelum dan sesudah latihan pada kelompok McKenzie Exercise (p = 0,004) dan pada kelompok William Flexion Exercise (p = 0,004). Tidak ada perbedaan penurunan intensitas LBP antara kelompok McKenzie Exercise dan kelompok William’s Flexion Exercise (p = 0,328). \u0000Low Back Pain (LBP) is a clinical syndrome that consists of pain at the lower back region with or without limb pain. Batik workers were at risk of LBP. McKenzie Exercise and William’s Flexion Exercise are an easy back exercise. This study was aimed to compare the effectiveness of McKenzie Exercise and William’s Flexion Exercise for reducing LBP among batik workers. This study used a two-group pretest-posttest design. A total of 20 batik workers in Kampung Batik Giriloyo were selected by purposive sampling technique. The research subjects were divided into two, namely the group doing the McKenzie Exercise and the group doing the William’s Flexion Exercise. Both groups did the exercise three times a week for two weeks. Before and after the exercise, the intensity of LBP was measured using the Numeric Rating Scale. The Wilcoxon test was used to determine whether there were differences in LBP intensity before and after exercise. The Mann-Whitney test was used to determine whether there was a difference in the effectiveness of the McKenzie Exercise and William's Flexion Exercise in reducing LBP intensity. Data analysis showed LBP intensity in both groups before doing back exercise was 5 (4-6). In the group that did the McKenzie Exercise and the group th","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130238218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MODIFIKASI MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN GIZI BALITA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR","authors":"K FredyAkbar, Idawati Ambohamsah, Rezki Amelia","doi":"10.34035/jk.v12i1.614","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.614","url":null,"abstract":"Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan cara modifikasi makanan atau berubah bentuk dan rasa makanan dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik dan menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya.pemenuhan gizi pada balita berkaitan erat pada fungsi keluarga,dengan demikian keluarga mempunyai peran penting dalam praktik pemenuhan gizi balita. Adapun upaya atau strategi yang akan dilakukan penulis yaitu melakukan intervensi pendekatan dengan menggunakan system family Center Care kepada keluarga dalam melakukan kalaborasi guna memenuhi gizi pada balita secara mandiri yaitu melakukan modifikasi makanan balita. Berdasarkan hasil pemantauan Gizi tahun 2017 presentase gizi kurang Provinsi Sulawesi Barat balita sebesar 19,9% Dari 6 kabupaten di Sulawesi Barat Kabupaten Polewali Mandar berada pada posisi 4. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melakukan modifikasi makanan pada balita untuk mengurangi prevalensi gizi kurang pada balita, dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan design quasi eksperimental dan menggunakan lembar observasi guna mengetahui faktor yang menjadi masalah gizi pada balita penelitian ini digunakan karena peneliti mengelompokkan anggota sampel dan dibagi kedalam dua kelompok dengan perlakuan yang berbeda yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control. Penelitian dilakukan di Desa Rumpa dan Buku, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 27 Juli dan 05 September 2020. Data diolah dengan menggunakan analisis data uji statistic Chi Squart dengan tingkat signifikan p<0,05 dan jumlah responden sebanyak 70 orang dengan masing-masing kelompok berjumlah 35 orang. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan mengalami perubahan yang signifikan sedangkan pada kelompok control tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. \u0000Malnutrition is still one of the main public health problems in Indonesia,The prevalence of malnutrition in Indonesia is still quite high. Based on the results of nutrition monitoring in 2017 the percentage of undernutrition in West Sulawesi Province under five was 19.9% ??of 6 district in West Sulawesi Polewali Mandar district is in position 4. Objectives This research was conducted to modify food in toddlers forreduce the prevalence of malnutrition in children under five and to practice manufacturing methods PMT in malnourished mothers of children under five. This type of research is quantitative and research design isquasi experimental and use the observation sheet to determine which factors become a nutritional problem in toddlers. The study population was all children under five with nutritional status less in two villages namely Rumpa Village and Buku Village, Mapilli District, Polewali Regency Mandar West Sulawesi. The number of samples is 70 respondents divided into 2 groups (treatment group and control group) each research group there are 35 respondents according to the research inclusion criteria. Sampling te","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127627818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KEJADIAN INFEKSI Trichophyton mentagrophytes TERKAIT PERSONAL HYGIENE ANTARA NELAYAN DENGAN PENGOLAH IKAN RUMAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BENGKULU","authors":"Dessy Triana, Azmi Nawaliya, Besly Sinuhaji","doi":"10.34035/jk.v12i1.582","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.582","url":null,"abstract":"Dermatofitosis adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Trichophyton mentagrophytes adalah penyebab dermatofitosis yang paling sering ditemukan di wilayah pesisir dan di negara tropis dengan tingkat higienitas yang rendah, seperti nelayan dan pengolah ikan rumahan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis prevalensi kejadian infeksi jamur Trichophyton mentagrophytes terkait personal hygiene antara nelayan dan pengolah ikan rumahan di wilayah pesisir Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis laboratorium dengan rancangan penelitian cross-sectional study. Sampel penelitian sebanyak 62 orang nelayan dan 62 orang pengolah ikan rumahan. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 71,4% kejadian dermatofitosis terbanyak adalah tinea pedis dengan 5,6% teridentifikasi sebagai Trichophyton mentagrophytes dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan prevalensi kejadian infeksi jamur Trichophyton mentagrophytes antara nelayan dengan pengolah ikan rumahan (p=0,689). Angka kejadian tinea pedis yang tinggi harus senantiasa dilakukan edukasi untuk perbaikan kebiasaan hidup yang berdampak kepada peningkatan kualitas hidup para nelayan dan pengolah ikan rumahan. \u0000 \u0000Dermatophytosis is a skin disease caused by dermatophytic fungi. Trichophyton mentagrophytes (T. mentagrophytes) is a fungal species that is most often found in coastal areas because this species can last long on the sand beach and can causes dermatophytosis, especially for fishermen and home-based fish butchers. The research aimed to analyze the prevalence of Trichophyton mentagrophytes infection related to personal hygiene between fishermen and home-based fish butchers. The research sampling technique was used Consecutive Sampling. The research samples were 62 fishermen and 62 home-based fish butchers in the coastal areas of Sumber Jaya Village, Kampung Melayu District, Bengkulu City. The result showed 71,4% of the most prevalent dermatophytosis cases were tinea pedis with 5,6% identified as T. mentagrophytes. There was no significant difference between fishermen and home-based fish butchers in the prevalence of Trichophyton mentagrophytes infections (P=0,689). The high incidence of tinea pedis should be educated to improve living habits that have an impact o improving the quality of life of fishermen and home-based butchers.","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"517 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116238478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK TAPE BIJI NANGKA (Artocarpus heterophylla Lamk.)","authors":"Nada Nabila Sari, S. Suharyanto","doi":"10.34035/jk.v12i1.552","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.552","url":null,"abstract":"Biji nangka kurang diminati oleh masyarakat sebagai bahan pangan. Biji nangka memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi terhadap kadar flavonoid total pada ekstrak tape biji nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.) yang dilakukan dengan alat spektrofotometer UV-Vis. Manfaat dari penelitian untuk menambah wawasan di bidang farmasi khususnya tentang ilmu kimia amami mengenai pengaruh lama fermentasi terhadap kadar flavonoid total pada ekstrak tape biji nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.). Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan mengunakan pelarut etanol 96%. Identifikasi kualitatif mengunakan uji Shinoda, uji NaOH 10%, uji H2SO4 (pekat). Hasil uji kualitatif menunjukan sampel positif mengandung flavonoid. Kesimpulan pada hasil penelitian penetapan kadar flavonoid total yang terkandung dalam ekstrak tape biji nangka pada hari ke-0 sebesar 2,9146±0,0245 mgQE/gram ekstrak, pada hari ke-1 sebesar 3,3050±0,0240 mgQE/gram ekstrak, pada hari ke-2 sebesar 3,6829±0,0244 mgQE/gram ekstrak, dan pada hari ke-3 sebesar 4,0488±0,0244 mgQE/gram ekstrak. \u0000Jackfruit seeds are less interest by the community (people) as food. Jackfruit seeds containing flavonoid compounds where it can be used as a treatment. The aim of the researchers was to determine the effect of fermentation time on total flavonoid concentration in jackfruit fermented seed extracts with a UV-Vis spectrophotometer. The benefits of research to add insight in the field of pharmacy especially about chemistry of amami regarding effect of fermentation time on total flavonoid levels in jackfruit seed “tape” extract (Artocarpus heterophylla Lamk.). Extraction method used is the maceration method using 96% ethanol solvent. Qualitative identification using the Shinoda test, 10% NaOH test, and H2SO4 (concentrated) test. Qualitative test results showed a positive sample containing flavonoids. Conclusions on the results of the experiment are jackfruit seed \"tape\" extract on day-0 was 2.9146±0.0245 mgQE/gram extract, on day-1 was 3.3050±0.0240 mgQE/gram extract, on day-2 was 3.68293±0.0244 mgQE/gram and on day-3 was 4.0488±0.024 mgQE /gram extract. The longer fermentation, total flavonoid concentration interest. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123536047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS PENGARUH UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN, PENGHASILAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KUALITAS SARANA SANITASI DASAR RUMAH TINGGAL","authors":"Yonathan Suryo Pambudi, Elvis Umbu Lolo","doi":"10.34035/jk.v12i1.617","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.617","url":null,"abstract":"Kriteria sarana sanitasi dasar rumah tinggal sesuai dengan Surat Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, dan sarana tempat pembuangan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bagaimana pengaruh variabel umur, pendidikan, pekerjaan, dan jenis kelamin seseorang terhadap kualitas sarana sanitasi dasar rumah tinggal yang dimiliki warga di kelurahan Sewu, kecamatan Jebres, kota Surakarta . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Populasi 2.277 Kepala Keluarga (KK), dan sampel diambil secara random probability sampling dengan menggunakan rumus Slovin, diperoleh sampel sebanyak 341 Kepala Keluarga (KK). Analisis data dengan chi-square, dan uji regresi linier berganda. Kesimpulan penelitian ini adalah variabel pendidikan (p 0,014 < 0,05), pekerjaan (p 0,000 < 0,05), penghasilan (p 0,000 < 0,05), dan jenis kelamin (p 0,013 < 0,05) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas sarana sanitasi dasar rumah tinggal yang dimiliki responden, sedangkan variabel umur tidak berpengaruh secara signifikan (p 0,105 > 0,05). Berdasarkan pengujian variabel-variabel penelitian dengan model regresi linier berganda diketahui bahwa umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan jenis kelamin responden memberikan pengaruh secara serentak atau simultan terhadap kualitas sarana sanitasi rumah tinggal yang dimiliki responden (p 0,000 < 0,05). \u0000 \u0000The criteria for basic residential sanitation facilities are in accordance with the Decree of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia Number 829 / Menkes / SK / VII / 1999 concerning housing health requirements including clean water facilities, sewage disposal facilities, sewage drains, and garbage disposal facilities. The purpose of this study was to determine the relationship between age, education, occupation and gender variables on the quality of basic residential sanitation facilities owned by residents in Sewu Village, Jebres District, Surakarta City. This research was a descriptive quantitative study with a cross-sectional approach. Sources of data in this study were primary and secondary data. Population of 2,277 heads of household (KK), and samples taken by random probability sampling using the Slovin formula, obtained a sample of 341 heads of households (KK). Data analysis using chi-square, and multiple linear regression test. The conclusion of this study is that the variables of education (p 0,014<0.05), occupation (p 0,000<0.05), income (p 0,000<0.05), and gender (p 0,013<0.05) have a significant effect on the quality of basic residential sanitation facilities owned by the respondent, while the variable age does not have a significant effect (p 0,105>0.05). . Based on the testing of research variabl","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121746084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SCABIES DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL UMMAH DESA PRENGGAN KOTAGEDE YOGYAKARTA","authors":"U. Ubaidillah","doi":"10.34035/jk.v12i1.603","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.603","url":null,"abstract":"Skabies merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di seluruh dunia dengan estimasi prevalensi sebanyak 300 juta individu yang terserang. Prevalensi skabies di Indonesia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia tahun 2018 adalah 5,6%-12,95% dan menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit terbanyak. Faktor yang mengakibatkan tingginya prevalensi skabies antara lain kelembapan yang tinggi, rendahnya sanitasi, kepadatan, malnutrisi, higiene personal yang buruk, pengetahuan, sikap dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Meskipun skabies bukan merupakan keadaan yang fatal atau mengancam jiwa, tetapi penyakit ini dapat menjadi berat dan persisten, yang dapat mengarah ke kelemahan tubuh dan infeksi kulit sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan adanya faktor yang berhubungan dengan kejadian scabies di Madrasah Tsanawiyah Nurul Ummah Desa Prenggan Kotagede Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan menggunakan rancangan case control. Sampel untuk penelitian ini sebanyak 40 responden dengan 20 responden kasus dan 20 responden kontrol. Metode analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Berdasarkan analisis bivariat menunjukan bahwa variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan kejadian Scabies yaitu kebersihan tempat tidur (p= 0,032 OR=2,67), kepadatan hunian (p=0,02 OR=5,6) dan Sarana Pembuangan Sampah (p= 0,05 OR=0.273) Sedangkan variabel bebas yang tidak mempunyai hubungan dengan kejadian Scabies yaitu Kebiasaan mandi (p=0,756), kebersihan pakaian (p=0,5), kebersihan tangan dan kuku (p=0,257), serta sarana air bersih (p=0,634). Sebaiknya perlu adanya pembinaan cara hidup bersih dan sehat baik dirumah maupun di sekolah. \u0000Background: Scabies is an endemic skin disease in tropical regions, is a skin infection caused by Sarcoptes scabiei, a type of small mite that lives inside the sufferer's skin. According to the World Health Organization (WHO) scabies is a list of neglected tropical diseases in 2013 and is estimated to affect more than 130 million people worldwide at any time. Scabies is a skin disease that is often found in Indonesia. This is because Indonesia's tropical climate strongly supports the development of these causative agents. Scabies can spread easily in crowded conditions or high occupancy density where the body is close to direct skin contact. Institutions such as nursing homes, long-term care facilities, or boarding schools often suffer from scabies outbreaks. \u0000Objective: The general purpose of this study is to prove the existence of factors related to scabies in the Madrasah Tsanawiyah Nurul Ummah in the Prenggan village of Kotagede, Yogyakarta \u0000Method: This type of research is an analytical survey using a case control design. The sample for this study were 40 respondents with 20 case respondents and 20 control respondents. Data analysis method used univariate and biv","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130421293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Susilowati, Litta Adinar Widihastuti, Elma Risma Juniawati
{"title":"ANALISA KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN (HbCO) PADA DRIVER OJEK ONLINE (GO-JEK) DAN PETUGAS SUKARELAWAN PENGATUR LALULINTAS DI SURAKARTA","authors":"I. Susilowati, Litta Adinar Widihastuti, Elma Risma Juniawati","doi":"10.34035/jk.v12i1.600","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.600","url":null,"abstract":"Carbon monoxide (CO) gas is a colorless, odorless, tasteless, non-irritating, flammable and highly toxic gas, and does not dissolve in water. Carbon monoxide is exposed to the body, binds to hemoglobin and inhibits oxygen to form carboxyhemoglobin. This study aims to determine carboxyhemoglobin levels in online motorcycle drivers (GO-JEK) and traffic control volunteer officer in Surakarta in Surakarta with the conway diffusion cell method. This research is a descriptive study with a quota sampling technique and the analysis used is a simple linear regression test. The subjects of this study were 12 respondents drawn from the population in accordance with specified criteria. Examination of COHb levels in the conway diffusion cell method uses a UV-VIS spectrophotometer. The results showed that description of HbCO levels for the 12 samples of GO-JEK drivers and SUPELTAS <3.5% which showed that they were still above normal, the systolic blood pressure description in the normal category was 75%, while the abnormal category was 25% and for diastolic blood pressure included the normal category was 58% while the abnormal one was 42%. \u0000Keywords: HbCO, conway diffusion cell method, online motorcycle taxi driver (GO-JEK), traffic control volunteer officer.","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129267136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-60 BULAN","authors":"Fiki Wijayanti, S IkaPramulya, Mona Saparwati","doi":"10.34035/jk.v12i1.545","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.545","url":null,"abstract":"Pembangunan kesehatan dalam periode 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular, dan pengendalian penyakit tidak menular. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Selopampang Kabupaten Temanggung. Metode penelitian ini adalah diskriptif korelasi dengan jumlah sampel 92 balita diambil dengan metode quota sampling. Intrumen yang digunakan berupa lembar kuosioner untuk pemberian ASI dan lembar observasi untuk status gizi balita. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan 44 balita (47,8%) mengalami stunting, yang tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 38 balita dan yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 6 balita. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting (p value 0,0001). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Selopampang Kabupaten Temanggung \u0000 \u0000Health development in the 2015-2019 period focused on four priority programs, namely reducing maternal and infant mortality, decreasing the prevalence of short toodler (stunting), controlling infectious diseases and controlling non-communicable diseases. This study aims to determine the correlation between exclusive breastfeeding and stunting incidence. The design of this study was correlation descriptive study with sample of 92 toddlers taken by quota sampling method. The instruments used questionnaire sheets for breastfeeding and observation sheets for nutritional status of children. Bivariate analysis used the chi-square test. The results showed 44 toddlers (47.8%) experience stunting, who were not given exclusive breastfeeding as many as 38 toddlers and who were given exclusive breastfeeding as many as 6 toddlers. Bivariate analysis show that there was a correlation between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting (p value 0,0001). The conclusion was there is correlation between exclusive breastfeeding with stunting incidence.","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128874431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"SENAM AEROBIC UNTUK MENGATASI NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN AL ISHLAH SEMARANG","authors":"Witri Hastuti, W. Widiyaningsih","doi":"10.34035/jk.v11i1.421","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v11i1.421","url":null,"abstract":"Dismenore merupakan nyeri yang biasanya bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah yang terasa selama menstruasi, terkadang sampai parah sehingga mengganggu aktivitas. Prevalensi nyeri menstruasi pada remaja di Indonesia berkisar antara 43% hingga 93%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh olahraga senam aerobic terhadap nyeri dismenorea pada remaja puteri di Pondok Pesantren Al Ishlah Semarang. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimental Two groups Pre Test dan Post Test with control. Instrumen nyeri yang digunakan adalah Numeric rating Scale (NRS), dengan skala 0-10. Penelitian dilakukan pada 50 remaja putri yang mengalami nyeri menstruasi. Remaja yang memenuhi kriteria pada skrining diberikan latihan fisik berupa aerobik pada kelompok perlakuan dan jogging pada kelompok kontrol. Latihan fisik dilakukan 2 kali terjadwal dalam seminggu, masing-masing minimal 30 menit selama 3 siklus menstruasi. Rata-rata nyeri dismenore sebelum dilakukan tindakan adalah 3.24+0.523 dan setelah intervensi 1.08+0.277. Hasil uji dengan Mann Whitney didapatkan senam aerobic lebih efektif untuk mengurangi nyeri dibandingkan jogging dengan mean rank sebesar 20,96 dan nilai p value 0.000. Olahraga mampu meningkatkan produksi endorphin (penghilang rasa sakit alami tubuh) sehingga menghilangkan nyeri ketika menstruasi. Selain itu, olahraga dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah. Diharapkan remaja putri dapat rutin melakukan olahraga senam aerobic minimal 1 kali dalam seminggu untuk mengurangi nyeri menstruasi. \u0000 \u0000Dysmenorrhea is pain usually cramping and centered on the lower abdomen that is felt during menstruation, sometimes to severe so that it interferes with activity. The prevalence of menstrual pain in adolescents in Indonesia ranges from 43% to 93%. The purpose of this study was to determine the effect of jogging on dysmenorrhoea pain in young girls at Al Ishlah Islamic Boarding School in Semarang. This study used an experimental design of Two groups Pre Test and Post Test with control. The pain instrument used was the Numeric rating Scale (NRS), with a scale of 0-10. The study was conducted on 50 young women who experience menstrual pain. Adolescents who met the screening criteria were given physical exercise in the form of aerobics in the treatment group and jogging in the control group. Physical exercise was scheduled twice a week, each with a minimum of 30 minutes for 3 menstrual cycles. The mean pain of dysmenorrhea before the action was 3.24 + 0.523 and after the intervention 1.08 + 0.277. Aerobic exercise was more effective in reducing pain than jogging with a p value of 0,000. Exercise could increase endorphin production (the body's natural pain reliever) so that pain relief during menstruation. In addition, exercise could increase blood supply to the reproductive organs thereby improving blood circulation. It was expected that young women can routinely exercise at least ","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126538453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERTOLONGAN PERTAMA DAN PENILAIAN KEPARAHAN ENVENOMASI PADA PASIEN GIGITAN ULAR","authors":"A. N. Afni, Fakhrudin Nasrul Sani","doi":"10.34035/jk.v11i1.423","DOIUrl":"https://doi.org/10.34035/jk.v11i1.423","url":null,"abstract":"Distribusi keracunan dan kematian akibat gigitan ular di dunia bevariasi. Dalam kasus berat, akan luka gigitan akan berkembang menjadi bula dan jaringan nekrotik, serta muncul gejala sistemik berupa mual, muntah dan kelemahan otot atau kejang. Tingginya angka kejadian snake bite di Indonesia belum diimbangi dengan penanganan yang optimal di prehospital. Fenomena yang muncul, Masyarakat cenderung melakukan pertolongan pertama menggunakan cara-cara tradisional, sedangkan WHO sejak tahun 2016 tidak lagi merekomendasikan bentuk pertolongan tersebut.Metode penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 35 responden, waktu pengambilan data Januari – September 2019 (9 bulan) dengan kriteria eksklusi: Pasien dengan gigitan ular yang meninggal saat datang ke IGD RSUD Gemolong. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner meliputi pertolongan pertama prehospital dan tanda dan gejala klinis yang muncul pada pasien saat tiba di rumah sakit utnuk menentukan derajat keparahan envenomasi. Analisa data univariat digunakan untuk menggambarkan deskriptif masing-masing variabel.Gambaran Pertolongan pertama prehospital yang dilakukan yaitu: 40,3% mengikat luka gigitan ular dengan tali, 31% responden menghisap ara luka, 14,3% responden merobek luka dengan pisau, 8,5% responden mencuci luka dengan sabun, 2,9% responden membakar luka dan memberikan jahe bakar pada area luka. Gambaran tingkat keparahan envenomasi responden yaitu: 57,2% responden menglami envenomasi derajat 2, sejumlah 22,8% responden mengalami envenomasi derajat 3, dan 20% responden mengalami envenomasi derajat 1. Tidak ada responden yang mengalami envenomasi derajat 4.Tindakan tradisional yang dilakukan dapat meningkatkan keparahan luka dan juga mempercepat penyebaran bisa. Prinsipn utama yang direkomendasikan untuk penanganan pertama gigitan ular adalah mecegah kecemasan yang berlebihan, melakukan imobilisasi area dengan balut tekan (pressure immobilitation tehnik) dan segera rujuk ke rumah sakit. \u0000 \u0000The distribution of poisoning and mortality caused by snake bites in the world is increasing. In severe cases, the bite wound will develop into bullae and necrotic tissue, as well as systemic symptoms such as nausea, vomiting and muscle weakness or spasms. The high incidence of snake bite in Indonesia has not been matched by optimal handling at prehospital. The phenomenon that arises, the community tends to do first aid using traditional methods, WHO since 2016 no longer recommends this form of help. Design of this study is quantitative descriptive with cross sectional approach. This study used a total sampling technique with a total of 35 respondents, data collection time was January - September 2019 (9 months) with exclusion criteria: Patients with snake bites who died when they came to the Emergency Room. Data collection techniques using questionnaires included prehospital first aid and clinical signs and symptoms that appeared in p","PeriodicalId":443009,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Kusuma Husada","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121053755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}