{"title":"Self-monitoring Techniques: Perbedaan Peningkatan Achievement Motivation Siswa SMA Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)","authors":"Prio Utomo, Z. Zubaidah","doi":"10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3533","DOIUrl":"https://doi.org/10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3533","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah pencapaian prestasi akademik siswa rendah, data awal pra-penelitian diperoleh temuan bahwa masalah pencapaian prestasi akademik siswa rendah disebabkan oleh achievement motivation siswa rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan peningkatan achievement motivation siswa berdasarkan jenis kelamin (gender) setelah diberi teknik self-monitoring. Rancangan penelitian menggunakan experimental research dengan grup prestest and posttest design. Subjek penelitian siswa kelas XI SMA 03 Kota Bengkulu berjumlah 10 siswa terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Instrumen penelitian menggunakan skala achievement motivation dan pedoman perlakuan. Analisis data menggunakan analisis statistik nonparametrik dengan Wilcoxom Signed Rank Test. Pengujian hipotesis menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan peningkatan achievement motivation siswa berdasarkan jenis kelamin (gender) setelah diberi teknik self-monitoring. Nilai rata-rata peningkatan siswa perempuan sebelum (pretest) sebesar 1,922 dan sesudah (posttest) sebesar 3,184. Sedangkan nilai rata-rata peningkatan siswa laki-laki sebelum (pretest) sebesar 1,931, dan sesudah (posttest) sebesar 3,086. Simpulan hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan peningkatan achievement motivation siswa laki-laki dan perempuan setelah diberi teknik self-monitoring dan peran jenis kelamin (gender) tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan achievement motivation siswa.","PeriodicalId":425502,"journal":{"name":"Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak","volume":"289 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114449797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"GAMBARAN PSIKOLOGIS ANAK PENYANDANG TUNALARAS: TINJAUAN PADA ASPEK SOSIAL DAN EMOSI","authors":"Lailatul Badriyah","doi":"10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3512","DOIUrl":"https://doi.org/10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3512","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis anak dengan penyandang tunalaras jika dilihat dari aspek sosial dan emosi. Menurut Tamsik Udin dan Tejaningsih menyatakan bahwa anak tunalaras adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan sosial dan emosinya sehingga dimanifastikan lewat tingkah laku norma hukum, sosial, agama yang berlaku di lingkungannya dengan frekuensi yang cukup tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Dengan jumlah subjek penelitian berjumlah 6 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan pemberian Daftar Cek Masalah (DCM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan penyandang tunalaras memiliki ketidakstabilan emosional sehingga terjadai hambatan dalam bersosial ke masyarakat. Hambatan dalam perkembangan sosial pada anak tunalaras dimana ini ditunjukan bahwa mereka tidak mempunyai teman. Hal ini dikarenakan mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang lebih luas dan kesadaran sosial mereka sangat rendah serta mereka lebih suka bermain sendiri. Diperlukan pendekatan yang lebih baik pada anak penyandang tunalaras seperti halnya pendekatan dalam bimbingan karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan di masa yang akan datang.","PeriodicalId":425502,"journal":{"name":"Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115730140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kebaya: Belenggu Konservatif Perempuan Muslim","authors":"Fitrayani Dian Rositadewi","doi":"10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3765","DOIUrl":"https://doi.org/10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3765","url":null,"abstract":"Kebaya as clothing that is identical to Indonesian identity has undergone changes in line with modernization. This change, apart from encouraging adaptations that must be carried out by women, also has implications for female values. This paper explains how changes in the existence and use of the kebaya as women's clothing have become the basis for the values and norms imposed on women. Kebaya modifications in various forms also become a configuration that forms the inherent values of women. Given that the kebaya is also the clothing of Muslim women, the kebaya has presented an interaction between culture and religion in its use. In other words, the times that were adapted to clothing have also changed perceptions of women's identity.","PeriodicalId":425502,"journal":{"name":"Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124229102","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"META NARASI NILAI-NILAI RESPONSIF GENDER DALAM MATA PELAJARAN FIQH DI MADRASAH IBTIDAIYAH","authors":"Musyarrafah Sulaiman Kurdi","doi":"10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3257","DOIUrl":"https://doi.org/10.29300/HAWAPSGA.V2I2.3257","url":null,"abstract":"Fiqh memiliki peran penting bagi kehidupan seorang muslim. Ia menjadi salah satu pondasi dalam amaliyah dengan mengafirmasi bagaimana seorang muslim bersikap dengan kategori halal, haram, mubah, makruh, dan lain sebagainya. Dalam diskursus untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah, ilmu Fiqh merupakan ilmu yang harus dipelajari sejak dini karena ia menjadi pondasi awal pemahaman anak muslim dalam bersikap dengan memahami yang mana yang terpuji dan dicintai Allah, dan mana sikap atau langkah yang tidak sesuai dengan koridor ajaran Islam. Dalam barometer signifikansi, prinsip keilmuan Syar’iyyah merupakan materi doktriner yang urgen untuk dihayati namun dilain pihak pilihan materi yang dijadikan pegangan dalam proses pembelajaran juga menjadi hal krusial untuk dikaji terlebih dalam fenomena stereotip seksisme yang dalam penyampaian agama cenderung berfaham male chauvinists. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqh Madrasah Ibtidaiyah dengan melihat (1) potensi konten yang seksisme dan bias gender, dan (2) nilai-nilai yang dioptimalkan/dikembangkan dalam rangka mengembangkan semangat responsif gender di dalam skop Fiqh Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach) Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan tiga sudut model, yakni model kognisis sosial Teun A. Van Dijk untuk perspektif relasi gender, model feminis Sara Mills untuk perspektif posisi, dan model perubahan sosial Norman Fairlough untuk perspektif konten. Berdasarkan hasil analisis, kata kerja operasional ranah sikap dan pengetahuan memberi semangat responsif gender, sedangkan ranah psikomotorik (keterampilan) bisa lebih dioptimalisasikan ke arah segi posisi, konten, dan representasi feminis di dalam ilmu Syar’iyyah, yaitu nilai muqaranah dengan perspektif komparasi, nilai wasathiyyah dengan menekankan pada pendapat yang inklusif, nilai sensitive gender dengan memunculkan potensi positif, nilai musawah (persamaan) dengan kesadaran karakteristik yang berbeda, dan nilai androgini tanpa mengaburkan identitas diri peserta didik.","PeriodicalId":425502,"journal":{"name":"Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132608244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dampak Game Online terhadap Pola Belajar Anak: Studi di Desa Ujung Tanjung III Kabupaten Lebong","authors":"Teddy Aprilianto","doi":"10.29300/hawapsga.v2i1.3286","DOIUrl":"https://doi.org/10.29300/hawapsga.v2i1.3286","url":null,"abstract":"Each child has diverse learning patterns. The foregoing is definitely influenced by various factors, including their interactions with peers. This is also felt by children in Ujung Tanjung III village in Lebong Regency. Peer association changes their learning intensity into an interest in playing online games. Anchored in this issue, this study sought to find out the answers as regards the impact of online games on children's learning patterns in that village by using a qualitative approach. The data of this study were collected through observation and interviews, and it was concluded that the habits of online gaming had a negative impact on children's learning patterns at home. The related indicators extended to that the children did not have a priority scale in carrying out their daily activities including learning at home; they tended to act in dissociate ways; and they were lazy to learn. ","PeriodicalId":425502,"journal":{"name":"Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124109376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BENTUK-BENTUK KEKERASAN DAN WAWASAN KESERASIAN GENDER PADA IBU RUMAH TANGGA DI KECAMATAN SUNGAI SERUT BENGKULU","authors":"Aziza Aryati","doi":"10.29300/HAWAPSGA.V1I2.2568","DOIUrl":"https://doi.org/10.29300/HAWAPSGA.V1I2.2568","url":null,"abstract":"A. Kekerasan dalam rumah tangga adalah tindakan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan sesuai yang termaktub dalam pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Perempuan merupakan pihak paling rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga maupun dalam relasi personal. Satu hal yang musti diingat adalah bahwa kekerasan terhadap istri atau pasangan bukan merupakan fenomena baru tetapi merupakan fenomena yang telah berlangsung lama dan derajat keseriusannya menunjukkan peningkatan sepanjang waktu. Kekerasan atau penyiksaan terhadap kaum perempuan dapat berupa kekerasan fisik, psikis, maupun kekerasan seksual. Penelitian lapangan yang berbentuk deskriptif kualitatif ini ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kekerasan yang diterima oleh ibu rumah tangga di kelurahan Sukamerindu kecamatan Sungai Serut Bengkulu, mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya kekerasan, kemudian mendeskripsikan pengetahuan ibu-rumah tangga di wilayah tersebut tentang keserasian gender serta membuktikan apakah ada keterkaitan antara pengetahuan tentang keserasian gender dengan bentuk kekerasan yang mereka terima. Bentuk-bentuk kekerasan yang diterima ibu rumah tangga di wilayah tersebut adalah kekerasan ekonomi, kekerasan psikologis, kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Penyebab kekerasan tersebut adalah : 1) faktor dari individu yang bersangkutan, 2) faktor pasangan yang berselingkuh, pemabuk, penjudi dan berperangai buruk, 3) faktor ekonomi dengan penghasilan rendah, dan faktor sosial budaya. Pengetahuan akan keserasian gender pada kelompok ini tergolong baik tetapi tidak ada keterkaitan antara pengetahuan akan keserasian gender dengan bentuk-bentuk dan frekuensi kekerasan yang diterima.","PeriodicalId":425502,"journal":{"name":"Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124430108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}