{"title":"KAJIAN FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN MLTIKULTURAL DI INDONESIA","authors":"Herly Jenet Lesilolo","doi":"10.37196/KENOSIS.V1I1.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.37196/KENOSIS.V1I1.22","url":null,"abstract":"Pendidikan multikultural di Indonesia pada prinsipnya menanamkan keyakinan bahwa keragaman budaya yang ada di Indonesia adalah anugerah yang patut mendapat penghargaandalam rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati.Bahwa dalam keberagaman terdapat kehidupan yang selaras dan berbuat baik terhadap sesama manusia dalam keberagaman. Masyarakat dalam konteks multikultural berlajar hidup dalam perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust),memelihara saling pengertian (mutual understanding), dan menjunjung sikap saling menghargai.Menjunjung sikaptoleransi sebagai perwujudan mengakui dan menghormati hak-hak asasi manusia. Wujud secara kongkrit kehidupan dalam multikultural adalah setiap individu mengakui relasi antara sesama manusia dibangun berdasarkan persaudaraan sebangsa dan persaudaraan sesama manusia. Lebih jauh lagi rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati dalam pendidikan diharapkan dapat memberdayakan individu atau kelompok membangun kehidupan dalam lingkungan manusia bersesama, cinta damai dan membangun sebuah masa depan yang bersatu dalam keberagaman.Bersatu dalam keberagaman bagi masyarakat Indonesia dapat lebih dijiwai secara kritis melalui Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.Pancasila diyakini memiliki norma-normadan nilai-nilai yang benar, adil, dan bijaksana. Kekhasan norma dan nilai yang diyakini melekat dalam Pancasilayaitunilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai satu kesatuan. Sejalan dengan prinsip pendidikan multikultural maka Pancasila memiliki sinergi yang kuat dengan pendidikan multikultural karena sama-sama memaknai keberagaman dalam nilai yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial.","PeriodicalId":423837,"journal":{"name":"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116749131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"MUSIK DAN TARIAN KONTEMPORER DALAM RITUAL IBADAH GEREJAWI (Analisis Literer Mazmur 150)","authors":"Jusuf Haries Kelelufna","doi":"10.37196/KENOSIS.V4I1.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.37196/KENOSIS.V4I1.48","url":null,"abstract":"Tulisan ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat di antara denominasi gereja mengenai jenis alat musik apa yang boleh dan yang tidak boleh digunakan, serta aliran musik apa yang boleh dan yang tidak boleh dimainkan dalam ritual ibadah gerejawi. Kitab Mazmur 150 mengemukakan berbagai aspek mengenai memuji TUHAN termasuk penggunaan berbagai alat musik, itulah sebabnya penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis literer meliputi analisis leksikal dan gramatikal terhadap Mazmur 150 dengan tujuan memberikan argumentasi biblis tentang berbagai aspek dalam memuji TUHAN yang terdiri atas; Arti memuji TUHAN, tempat memuji TUHAN, alasan memuji TUHAN, cara memuji TUHAN, serta para pemuji. Hasil analisis terhadap teks Mazmur 150 kemudian didialogkan dengan ritual ibadah gerejawi saat ini. Hasil analisis mengungkapkan beberapa hal yaitu; Pertama, kata Ibrani halelûyāh (pujilah TUHAN) adalah suatu tindakan yang kontinu, melampaui batasan kebiasaan, bersifat pribadi, serta merupakan ekspresi spontanitas dan kegembiraan jemaat. Memuji TUHAN seperti ini dimungkinkan apabila dilakukan dalam bentuk ritual ibadah gereja yang menggunakan musik dan tarian kontemporer. Kedua, tempat memuji TUHAN adalah gereja tetapi juga suatu tempat di mana saja. Hal ini berarti musik dan tarian adalah sesuatu yang “netral” untuk digunakan dalam ritual ibadah gerejawi maupun digunakan di luar gereja. Ketiga, alasan kenapa seseorang memuji Tuhan adalah sebagai bentuk ucapan syukur atas karya penyelamatan dan pemeliharaan TUHAN. Hal ini menekankan perbedaan mendasar antara penyanyi lagu rohani Kristen dengan pemuji TUHAN. Keempat, cara memuji TUHAN adalah dengan aktifitas menyanyi diiringi permainan seperangkat set alat musik modern (band), disertai dengan tari-tarian. Kelima, Para pemuji adalah pribadi-pribadi dengan seluruh eksistensinya tetapi juga semua orang dalam satu komunitas (jemaat). Sifatnya sebagai hubungan pribadi menjadikan musik dan tarian kontemporer jika digunakan dalam ritual ibadah gerejawi maka ibadah tersebut akan lebih ekspresif dan dinamis serta memberikan ruang bagi jemaat untuk lebih intim dengan TUHAN.","PeriodicalId":423837,"journal":{"name":"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121328832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PUISI SEBAGAI MEDIA PENGINJILAN","authors":"Wirol Haurissa","doi":"10.37196/KENOSIS.V4I1.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.37196/KENOSIS.V4I1.52","url":null,"abstract":"Pemberitaan Injil adalah kabar baik, karena tidak hanya didasarkan pada nilai-nilai kristen semata melainkan juga nilai-nilai kristen yang bersifat universal, yaitu cinta kasih. Ini merupakan latar belakang yang menarik perhatian saya untuk menganalisis puisi Duang e, dengan melihat hubungan antara teks puisi dan fungsi puisi sebagai media penginjilan. Puisi ini merupakan representasi pilihan nilai universal dari estetika teologis dan estetika konkret realitas empiris. Selain itu, ada unsur nilai kontekstual budaya, agama, dan seluruh anasir nilai-nilai sosial, dimensi hidup, manusia, alam, dan Allah. Model analisis yang digunakan adalah semiotika dalam studi misiologi yang berfokus pada teks dan pengalaman kreatif, sikap emosional tekstur. Ini bertujuan untuk memahami dan mengungkapkan makna, memberikan nilai-nilai pertanda dari teks tanda, penanda, dan sistem tanda yang ada di dalam medium bahasa, serta menggarap teks pada suatu konstruksi tanda, sedangkan puisi selalu berubah-ubah sejalan dengan evolusi selera. Fokkelman menegaskan bahwa selama ini puisi sudah mewarnai literatur sastra Alkitab, yaitu seluruh kitab Mazmur, Amsal, Kidung Agung, Ratapan, Ayub, Nabi-Nabi. Ada pula puisi-puisi yang berkisah tentang sejarah, mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Raja-Raja (Kejadian 49, Ulangan 31; 32, Hakim-Hakim 5, Keluaran 15, I Samuel 2: 1-10, II Samuel 1: 19-27, II Samuel 22).Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di sekitar Kota Ambon. Penelitian dilakukan selama satu bulan. Sumber data utama (primer) adalah puisi yang akan diklasifikasi, sedangkan hasil-hasil wawancara dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian sebagai sumber sekunder. Penulis menyimpulkan dari tulisan ini bahwa media komunikasi tidak pada satu subjek dari pengertian akademik yang normal, tetapi area studi multidisipliner nilai-nilai imperatif penginjilan yang diartikulasikan menjadi bermakna, dan satuan nilai Injil yang berhubungan dengan estetika penciptaan seluruh ciptaan. Tujuannya untuk mewujudkan Kerajaan Allah sebagai kabar baik tanpa ada sekat dan pembatas dalam rangkaian estetika karya Allah, serta sifat keilahian Allah yang nyata dalam misi gereja.","PeriodicalId":423837,"journal":{"name":"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126152050","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}