Intek AkuakulturPub Date : 2021-09-06DOI: 10.31629/intek.v5i1.2485
M. M. Hasan, Tri Yulianto, Shavika Miranti
{"title":"Pengaruh Pemberian Pakan Ikan Rucah Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus)","authors":"M. M. Hasan, Tri Yulianto, Shavika Miranti","doi":"10.31629/intek.v5i1.2485","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/intek.v5i1.2485","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2020 selama 35 hari yang dilaksanakan di Balai Benih Ikan Pengujan (BBI), Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan yaitu eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Menggunakan analisis data dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian pakan ikan rucah terhadap pertumbuhan ikan kerapu cantang. Perameter yang diambil yaitu, pertumbuhan panjang mutlak dengan nilai 4.59±0.46cm dengan perlakuan B, pertumbuhan bobot mutlak dengan nilai 24.62±2.47g perlakuan B, Laju pertumbuhan spesifik dengan nilai 0.70±0.07% perlakuan B, efisiensi pakan dengan nilai 38.13±3.62% perlakuan A, tingkat konversi pakan dengan nilai 8.57±3.62% perlakuan C dan tingkat kelangsungan hidup ikan kerapu cantang dengan nilai 100±0.00% perlakuan C.","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"136 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115894860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2020-09-10DOI: 10.31629/INTEK.V4I1.2027
Fauzannadi Nadi, Henky Irawan, Tri Yulianto
{"title":"Pengaruh Pemberian Hormon rGH(recombinant Growth Hormone) Melalui Metode Perendaman Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Cantang Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus","authors":"Fauzannadi Nadi, Henky Irawan, Tri Yulianto","doi":"10.31629/INTEK.V4I1.2027","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V4I1.2027","url":null,"abstract":"Perkembangan bioteknologi akuakultur telah banyak mendukung berbagai temuan baru seperti ikan-ikan hasil hibrid sebagai contohnya ikan kerapu cantang dan juga untuk memanipulasi pertumbuhan ikan, seperti melalui pakan dengan jumlah protein tertentu dan pemberian hormon seperti prolaktin, insulin dan hormon pertumbuhan rekombinan (recombinant Growth Hormone /rGH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dan pengaruh hormon rGH terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan kerapu cantang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2018 selama 45 hari di Hachery Skala Rumah Tangga Desa Pangkil, Kabupaten Bintan, Kepulaun Riau. Metode yang digunakan ialah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan yaitu perlakuan kontrol (tanpa hormon), perlakuan A hormon rGH dengan dosis 12 mg/L, dan perlakuan B hormon rGH dengan dosis 24 mg/L. Menggunakan analisis data dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian hormon rGH memberikan hasil terbaik pada perlakuan B yaitu pemberian hormon rGH dengan dosis 24 mg/ ℓ, dimana pertumbuhan bobot mutlak (25,34±10,04g), pertumbuhan bobot harian (0,38±0,06g/hari), pertumbuhan panjang mutlak (3,80±1,23cm), pertumbuhan panjang harian (0,06±0,01cm/hari), kelangsungan hidup (98,33±2,89%), rasio konversi pakan (3,12±0,48) dan tingkat efesiensi pakan (35,23±4,19%).","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126407889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-11-30DOI: 10.31629/INTEK.V3I2.1360
Yuni Naina, Rika Wulandari, Tengku Said Razai
{"title":"Skrining Komponen Bioaktif Ethanol 96% Sargassum sp. sebagai Antibakteri Terhadap Vibrio Harveyi","authors":"Yuni Naina, Rika Wulandari, Tengku Said Razai","doi":"10.31629/INTEK.V3I2.1360","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I2.1360","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Skrining Komponen Bioaktif Ethanol 96% Sargassum sp. sebagai Antibakteri Terhadap Vibrio Harveyi. Alga cokelat (Sargassum sp.) yang digunakan dalam penelitian ini di peroleh dari sepanjang Garis Pantai Trikora Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Yang dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% untuk melihat senyawa bioaktif yang terkandung pada sampel kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri vibrio harveyi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa bioaktif Sargassum sp. sebagai antibakteri terhadap patogen jenis vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (6000 ppm, 7000 ppm, 8000 ppm, control (+), control (-)) dan 3 ulangan. Hasil skrining fitokimia Sargassum sp. mendapatkan sampel positif mengandung flavonoid. Aktivitas daya hambat sargassum sp. terbaik ada pada perlakuan 6000 ppm sebesar 27.00 mm dengan Ketegori (Sangat Kuat), untuk Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Perlakuan 6000 Ppm, dangan rata – rata daya bunuhnya 12.33 mm dengan Ketegori (Kuat). terhadap kontro positif (Amoxicillin) sebesar 33.30 mm. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121094409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-11-30DOI: 10.31629/INTEK.V3I2.1392
R. Saputra, Wiwin Kusuma Atmaja Putra, Rika Wulandari
{"title":"Tingkat kematangan gonad ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) dengan pemberian dosis hormon human Chorionic Gonadotropine (hCG) yang berbeda","authors":"R. Saputra, Wiwin Kusuma Atmaja Putra, Rika Wulandari","doi":"10.31629/INTEK.V3I2.1392","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I2.1392","url":null,"abstract":"Ikan bawal bintang yang digunakan dalam penelitian ini berukuran berat tubuh 500±150 g, dengan pemberian dosis hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh induksi hormon perlakuan terhadap maturasi gonad ikan bawal bintang, dan mengetahui hormon perlakuan terbaik dalam induksi maturasi gonad ikan bawal bintang, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2018 selama 30 hari di perairan Batam dekat jembatan barelang I Kampung Tuangkang Tua, Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (kontrol dosis 20 IU/kg), A (dosis 30 IU/Kg), B (dosis 40IU/Kg) dan C (dosis 50 IU/Kg)) dan tiga ulangan. Wadah yang digunakan dalam pemeliharaan ikan uji berupa keramba jaring apung. Perlakuan A dengan dosis hCG 30 IU/Kg, mampu mencapai TKG III untuk keseluruhan induk, kemudian GSI mencapai 0,21%, dan pada nilai HSI perlakuan kontrol mencapai 1,50%, nilai ini juga sama dengan perlakuan 50 IU/kg yaitu 1,50%, ukuran dengan pertumbuhan mutlak sebesar 90,00 g dan hasil histologi mencapai tahap perkembangan oosit primer dan oosit sekunder. Hormon perlakuan terbaik adalah perlakuan hormon hCG dengan dosis 30 IU/kg bobot tubuh ikan.","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114651258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-11-30DOI: 10.31629/INTEK.V3I2.1399
Susilayanti Simbolon, Henky Irawan, Wiwin Kusuma Atmaja Putra
{"title":"Pengaruh metode pemberian Rekombinan growth hormone (rGh) terhadap laju pertumbuhan benih ikan badut (Amphiprion Percula) Badut (Amphiprion percula)","authors":"Susilayanti Simbolon, Henky Irawan, Wiwin Kusuma Atmaja Putra","doi":"10.31629/INTEK.V3I2.1399","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I2.1399","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Penellitian ini bertujuan untuk mengetahui metode terbaik dan pengaruah hormon rGH terhadap pertumbuhan benih ikan Badut. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium basah Fakultas ilmu kelautan dan perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. pada bulan Mei 2019 selama 30 hari di Metode yang digunakan ialah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Menggunakan analisis data dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian hormon rGH dengan metode kombinasi menghasil pertumbuhan terbaik, dimana pertumbuhan berat mutlak (84 mg), pertumbuhan panjang mutlak (3,3mm), laju pertumbuhan spesifik (0,29%), kelangsungan hidup (83,33%) \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"137 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132009415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pakan Mengandung Ekstrak Rumput Laut Gracilaria verrucosa untuk Meningkatkan Kelangsungan Hidup Udang Vaname Litopenaeus vannamei yang Diinfeksi WSSV (White Spot Syndrome Virus)","authors":"Aminatul Zahra, Sukenda, Dinamella Wahjuningrum, Dendi Hidayatullah","doi":"10.31629/INTEK.V3I1.1262","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I1.1262","url":null,"abstract":"Salah satu penyakit yang menyerang udang vaname adalah penyakit White Spot yang disebabkan oleh White Spot Syndrome Virus (WSSV). Dibutuhkan upaya untuk mencegah penyebaran dari WSSV pada budidaya udang yang efektif, salah satunya adalah dengan pemberian pakan mengandung ekstrak G. verrucosa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pakan mengandung ekstrak G. verrucosa dengan dosis yang berbeda terhadap kelangsungan hidup udang vaname yang diinfeksi WSSV. Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan dosis G. verrucosa dan masing-masing tiga ulangan, yaitu KN (tanpa ekstrak), KP (tanpa ekstrak + infeksi WSSV), A (ekstrak 2.000 mg/kg + infeksi WSSV), B (dosis 3.000 mg/kg + infeksi WSSV), C (dosis 4.000 mg/kg + infeksi WSSV), dan D (dosis 5.000 mg/kg + infeksi WSSV). Udang vaname dengan bobot 6-10 g/ekor dipelihara dalam akuarium dengan ukuran (60×30×30) cm dengan padat tebar 10 ekor/akuarium. Udang diberi pakan (protein 32%) yang mengandung ekstrak G. verrucosa dengan feeding rate 3% dari bobot biomassa sebanyak tiga kali sehari selama 14 hari. Pada hari ke-15 diuji tantang dengan WSSV dengan dosis 0,1 mL/ekor secara intramuskular. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan mengandung ekstrak G. verrucosa mampu meningkatkan kelangsungan hidup udang vaname secara signifikan dibanding perlakuan kontrol positif. Kelangsungan hidup terbaik pasca uji tantang pada perlakuan C (4.000 mg/kg), yaitu 56,67±5.74%. Disimpulkan bahwa dosis 4.000 mg/kg pakan memberikan hasil terbaik untuk meningkatkan kelangsungan hidup udang vaname yang diinfeksi WSSV.","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121224177","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-05-18DOI: 10.31629/INTEK.V3I1.1005
Lukman Nilhakim, Henky Irawan, Rika Wulandari
{"title":"Identifikasi, intensitas dan prevalensi endoparasit pada ikan bawal bintang (Trachinotus blochii ) dilokasi budidaya kota tanjungpinang","authors":"Lukman Nilhakim, Henky Irawan, Rika Wulandari","doi":"10.31629/INTEK.V3I1.1005","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I1.1005","url":null,"abstract":"Intensitas parasit merupakan jumlah parasit yang menginvasi organisme pada suatu satuan ruang dan waktu, sedangkan prevalensi parasit merupakan jumlah ikan dalam populasi yang terinvasi parasite. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas dan prevalensi akibat invasi endoparasit pada ikan bawal bintang. Metode penelitian di lakukan secara observasi atau pengamatan mikroskopis yang diawali dengan kegiatan isolasi dan di lanjutkan dengan proses identifikasi berdasarkan buku manual identifikasi. Hasil penelitian mendapatkan jenis endoparasit yang berhasil di isolasi pada organ target adalah Dragenus sp, Lecithomchirum sp, gorgorbynchus sp, ornithonyssus sp dan camalanus sp. Nilai intensitas endoparasit tertinggi di tunjukan oleh jenis parasit pada lokasi kampung kolam sebesar 11 (ind/ekor). Nilai prevalensi endoparasit tertinggi di tunjukan pada lokasi kampung kolam sebesar 30% . Penelitian meyimpulkan nilai intensitas dan prevalensi endoparasit tertinggi ditunjukaan pada lokasi kampung kolam, kelurahan sei jang, kecamatan bukit bestari, kota Tanjungpinang","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"2016 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128078052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-05-18DOI: 10.31629/INTEK.V3I1.1003
Azuar Azuar, Tengku Said Raza’i, Shavika Miranti
{"title":"Identifikasi Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit pada Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) di Lokasi Budidaya Kota Tanjungpinang","authors":"Azuar Azuar, Tengku Said Raza’i, Shavika Miranti","doi":"10.31629/INTEK.V3I1.1003","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I1.1003","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis ektoparasit yang terdapat pada ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) di lokasi perairan budidaya Kota Tanjungpinang serta menghitung jumlah persentase prevalensi dan intensitasnya. Penelitian ini menggunakan metode survei secara langsung dilapangan dengan pengambilan sampel terdiri dari tiga lokasi budidaya keramba jaring apung yaitu daerah Madong, Dompak, dan Kampung Kolam. Pengamatan ektoparasit dilakukan di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Tanjungpinang. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat tiga genus yang dominan muncul yaitu parasit Benedenia, Cirolana, dan Zeylanicobdella arugamensis. Invasi ektoparasit terbesar adalah Zeylanicobdella arugamensis dengan prevalensinya yang tergolong umum kemunculannya dengan angka persentase kemunculan sebesar 30% dan intensitas sebesar 5,67 dengan kategori sedang.","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128430517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-05-18DOI: 10.31629/INTEK.V3I1.823
Rika Wulandari
{"title":"THE EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK KUNING (Musa balbisiana) TERHADAP Aeromonas salmonicida PENYEBAB FURUNCULOSIS PADA IKAN","authors":"Rika Wulandari","doi":"10.31629/INTEK.V3I1.823","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I1.823","url":null,"abstract":"Penyakit pada ikan laut budidaya merupakan masalah yang dapat menurunkan hasil produksi budidaya. Penanganan penyakit infeksi pada ikan ini hanya terbatas pada pengaplikasian antibiotik sintetik yang rentan akan resiko seperti resistensi dan residu. Pemanfaatan bahan lokal sebagai sumber senyawa herbal aktif subtitusi obat sintetik merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Salah satu jenis tanaman dengan kapasitas limbah yang tinggi di Tanjungpinang adalah kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana). Pemanfaatan bahan limbah tersebut perlu dilakukan untuk menjaga daya dukung lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menskrining potensi bahan baku lokal sebagai bahan herbal subtitusi antibiotik sintetik. Penelitian ini meliputi skrining senyawa herbal aktif dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut etanol, karakterisasi fitokimia simplisia, serta pengujian aktivitas antibakteri ekstrak terhadap bakteri Aeromonas salmonicida dengan metode difusi agar. Konsentrasi ekstrak dimulai dengan 10.000 ppm, 30.000 ppm dan 50.000 ppm. Untuk melihat pengaruh ekstrak terhadap bakteri uji, data zona hambat diukur secara kuantitatif dan dianalisis menggunakan metode One Way ANOVA kemudian diuji lanjut menggunakan Uji Tukey. Hasil penelitian mendapatkan ekstrak kental dari setiap 500 gr sampel sebanyak 11.29 gr dengan persen rendemen sebanyak 2,26% yang positif mengandung senyawa Steroid dan Triterpenoid. Zona hambat rata-rata ekstrak kulit pisang kepok kuning terhadap bakteri uji Aeromonas salmonicida pada konsentrasi 10.000 ppm sebesar 12,33 mm, 30.000 ppm sebesar 39,33 mm dan 50.000 ppm sebesar 11 mm. Penelitian menyimpulkan ekstrak etanol kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana) berpotensi sebagai bahan herbal aktif yang menghambat perkembangan bakteri Aeromonas salmonicida penyebab furunculosis pada ikan.","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125180426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intek AkuakulturPub Date : 2019-05-18DOI: 10.31629/INTEK.V3I1.1010
Wenti Anggraini, Wiwin Kusuma Atmaja Putra, T. S. Raza’i
{"title":"Tingkat Kematangan Gonad Ikan Sembilang Betina Plotosus Canius Dengan Penyuntikan Hormon Human Chorionic Gonadotropine (hCG)","authors":"Wenti Anggraini, Wiwin Kusuma Atmaja Putra, T. S. Raza’i","doi":"10.31629/INTEK.V3I1.1010","DOIUrl":"https://doi.org/10.31629/INTEK.V3I1.1010","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG) dengan metode penyuntikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis hCG yang tepat untuk proses kematangan gonad ikan Sembilang dan mengetahui persentase kematangan gonad dari hasil penyuntikan hCG terhadap Tingkat Kematangan Gonad ikan sembilang. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan K(NaCL), A (penyuntikan dengan dosis 20IU/Kg bobot tubuh ) B (penyuntikan dengan dosis 15IU/Kg bobot tubuh ). Hasil penelitian optimal terdapat pada perlakuan A (penyuntikan dengan dosis 20IU/Kg bobot tubuh ) mencapai TKG II dengan persentase induk matang 100%. Analisis histologi optimal terdapat pada perlakuan A(penyuntikan dengan dosis 20IU/Kg bobot tubuh ) ciri – ciri memiliki ukuran telur yang hampir seragam jia dibandingkan perlakuan yang lain serta inti sel (nucleus) yang telah melebur dan sudah diisi dengan kuning telur (yolk-egg).","PeriodicalId":415772,"journal":{"name":"Intek Akuakultur","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124445311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}