Erse Drawana Pertiwi, Muhammad Nasrul, Mentari Yuliatuti
{"title":"Keanekaragaman Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato","authors":"Erse Drawana Pertiwi, Muhammad Nasrul, Mentari Yuliatuti","doi":"10.30605/perbal.v12i2.3791","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v12i2.3791","url":null,"abstract":"Jagung merupakan komoditi penting dalam program pemerintah di Provinsi Gorontalo khususnya pada bidang pertanian. Dalam budidaya tanaman terdapat hambatan dalam mencapai hasil yang optimal, salah satunya adalah gulma. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 sampai dengan Februari 2024 di Kecamatan Taluditi dan Laboratorium Fakultas Pertanian dan Ilmu Perikanan Universitas Pohuwato untuk mengidentifikasi gulma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (survey dan pengamatan gulma baik dari warna dan bentuk) dan kuantitatif dengan menghitung Kerapatan, Frekuensi, Nilai Penting, Summed Dominance Ratio (SDR), dan Indeks Keanekaragaman (H’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Summed Dominance Ratio gulma tertinggi pada lahan pertanaman jagung umur 20 HST gulma yang mendominasi adalah Meniran (P amarus) dan Bayam (Amaranthus sp) dengan nilai masing-masing 18%. Pada pertanaman jagung umur 80 HST nilai SDR gulma tertinggi terdapat pada spesies Gewor (C. benghalensis) 21%. Keanekaragaman gulma pada lahan pertanaman jagung umur 20 HST nilai (H’) gulma adalah 2,24. Sedangkan nilai (H’) gulma pada pertanaman jagung umur 80 HST 2,39. Sehingga keanekaragaman gulma pada lahan pertanaman jagung tergolong sedang. \u0000Corn is an important commodity in government programs in Gorontalo Province, especially in the agricultural sector. In plant cultivation there are obstacles in achieving optimal results, one of which is weeds. The research was carried out from October 2023 to February 2024 in Taluditi District and the Laboratory of the Faculty of Agriculture and Fisheries Sciences, Pohuwato University to identify weeds. The method used in this research is a qualitative method (survey and observation of weeds both in terms of color and shape) and quantitative by calculating Density, Frequency, Importance Value, Summed Dominance Ratio (SDR), and Diversity Index (H'). The results of the research showed that the highest weed Summed Dominance Ratio value in corn plantations aged 20 HST, the dominant weeds were Meniran (P amarus) and Spinach (Amaranthus sp) with values of 18% each. In corn plantings aged 80 HST, the highest weed SDR value was found in the Gewor species (C. benghalensis) at 21%. The diversity of weeds in corn plantations aged 20 HST, the value (H') of weeds is 2.24. Meanwhile, the value (H') of weeds in corn plantings aged 80 HST was 2.39. So the diversity of weeds in corn plantations is classified as moderate.","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":" 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141833445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. E. Dungga, Rusnadi Padjung, M. F. Bdr, Najwa Isnaini Lagga
{"title":"Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Asal Biji (Allium ascalonicum L.) Melalui Pemberian Kompos Tithonia diversifolia dan Pupuk Organik Cair","authors":"N. E. Dungga, Rusnadi Padjung, M. F. Bdr, Najwa Isnaini Lagga","doi":"10.30605/perbal.v12i2.4014","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v12i2.4014","url":null,"abstract":"Meningkatnya kebutuhan bawang merah perlu diiringi dengan peningkatan produksi. Penggunaan kompos Tithonia diversifolia dan pupuk organik cair menjadi fokus utama dalam meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi bawang merah varietas lokananta melalui biji dengan pemberian kompos tithonia dan pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai Desember 2023. Penelitian ini disusun dalam bentuk pola percobaan faktorial 2 faktor dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama yaitu dosis kompos Tithonia diversifolia yang terdiri dari 3 taraf yaitu t0 = 0 t ha-1, t1 = 5 t ha-1, t2 = 10 t ha-1 Faktor kedua yaitu konsentrasi pupuk organik cair dari 3 taraf perlakuan yaitu p0 = 0 mL L-1, p1 = 5 mL L-1, p2 = 10 mL L-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi dosis kompos Tithonia diversifolia 10 t ha-1 memberikan hasil terbaik pada beberapa parameter pengamatan dan hasil yang tertinggi pada tinggi tanaman (41.31 cm), jumlah daun (9.27 helai), bobot brangkasan kering (45.08 g), bobot umbi kering (41.06 g), dan bobot umbi per petak (0,67 kg). Konsentrasi pupuk organik cair 10 mL L-1 memberikan hasil terbaik pada beberapa parameter dan hasil yang tertinggi pada tinggi tanaman (41.68 cm), jumlah daun (9.13 helai), bobot brangkasan kering (41.16 g), bobot umbi kering (37.24 g), dan bobot per petak (0,60 kg). Tidak ada pengaruh interaksi pada keseluruhan parameter pengamatan. \u0000The increasing need for shallots needs to be accompanied by increased production. The use of Tithonia diversifolia compost and liquid organic fertilizer is the main focus in increasing shallots productivity. This research aims to determine and study the growth and production of the Lokananta variety of shallots through seeds by providing Tithonia compost and liquid organic fertilizer. The research was carried out at the Teaching Farm, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University, Tamalanrea District, Makassar City, South Sulawesi Province. This research was carried out from September to December 2023. This research was structured in the form of a 2-factor factorial experimental pattern in a Randomized Block Design (RBD). The first factor is the dosage of Tithonia diversifolia compost which consists of 3 levels, namely t0 = 0 t ha-1, t1 = 5 t ha-1, t2 = 10 t ha-1. The second factor is the concentration of liquid organic fertilizer from 3 treatment levels, namely p0 = 0 mL L-1, p1 = 5 mL L-1, p2 = 10 mL L-1. The results showed that the application of a dose of Tithonia compost of 10 t ha-1 gave the best results on plant height (41.31 cm), number of leaves (9.27), weight of dry stover (46.08 g), weight of dry tubers (41.06 g), and weight of tubers per plot (0,67 kg). Application of liquid organic fertilizer gives the best results on ","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":" 41","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141833377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Kandungan Kafein Terhadap Penambahan Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Sebagai Variasi Rasa pada Pembuatan Kue Cucur","authors":"A. Haq, Astrina Nur Inayah, Rukmelia","doi":"10.30605/perbal.v12i2.3828","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v12i2.3828","url":null,"abstract":"Kopi arabika (Coffea arabica L.) ialah salah satu jenis kopi yang paling populer di dunia dan Indonesia memiliki sejumlah varietas arabika yang terkenal, termasuk kopi arabika Toraja. Kandungan kafein dalam kopi berbeda-beda tergantung pada jenis kopinya. Kue cucur adalah salah satu kue khas Indonesia berbentuk bulat dengan tepi tipis dan tekstur tebal di tengahnya. Bahan dasar kue cucur adalah, tepung terigu, tepung beras, gula aren, air kelapa dan minyak goreng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kopi arabika terhadap kandungan kafein pada kue cucur. Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian ini, dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yang menghasilkan dua belas unit percobaan. Taraf konsentrasi yang digunakan adalah sebagai berikut: C0 Kontrol (tanpa perlakuan), C1 (penambahan bubuk kopi arabika 10%), C2 (penambahan bubuk kopi arabika 15%), C3 (penambahan bubuk kopi arabika 20%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kafein terhadap kue cucur meningkat dengan peningkatan komposisi bubuk kopi yang lebih tinggi. Untuk komposisi bubuk kopi 10%, 15% dan 20% diperoleh masing- masing kadar kafein rata-rata 95.87 mg; 246.26 mg; dan 318.36 mg. Hal tersebut terjadi karena penambahan bubuk kopi yang lebih tinggi mengakibatkan kadar kafein yang terkandung dalam kue cucur kopi semakin tinggi pula. \u0000 Arabica coffee (Coffea arabica L.) is one of the most popular types of coffee in the world and Indonesia has a number of famous Arabica varieties, including Toraja Arabica coffee. The caffeine content in coffee varies depending on the type of coffee. Cucur cake is a typical Indonesian cake that is round in shape with thin edges and a thick texture in the middle. The basic ingredients for cucur cake are wheat flour, rice flour, palm sugar, coconut water and cooking oil. This research aims to determine the effect of adding Arabica coffee on the caffeine content of cucur cakes. The completely randomized design (CRD) method was used in this study, with 4 treatments and 3 replications, resulting in twelve experimental units. The concentration levels used are as follows: C0 Control (without treatment), C1 (addition of 10% Arabica coffee powder), C2 (addition of 15% Arabica coffee powder), C3 (addition of 20% Arabica coffee powder). The results showed that the caffeine content in cucur cakes increased with increasing coffee powder composition. For coffee powder compositions of 10%, 15% and 20%, the respective average caffeine content was 95.87 mg; 246.26 mg; and 318.36 mg. This happened because the addition of higher coffee powder resulted in the caffeine content contained in the cucur kopi cake increasing high too.","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":" 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141833601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Waktu Perendaman Trichoderma sp dan Dosis Trichokompos pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt)","authors":"Nurdilah Indah Rahman, Muhanniah Muhanniah, Nining Triani Thamrin","doi":"10.30605/perbal.v12i2.3553","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v12i2.3553","url":null,"abstract":"Jagung manis merupakan tanaman yang digemari banyak orang, karena rasanya yang enak dan cara budidayanya yang mudah membuat banyak orang tertarik untuk membudidayakannya. Trichoderma sp merupakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Trichokompos merupakan pupuk yang terbuat dari bahan organik yang telah diurai oleh Trichoderma sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu perendaman Trichoderma sp dan dosis Trichokompos serta interaksi antara keduanya yang paling efektif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2023 – Februari 2024 di lahan percobaan yang terletak di Dusun 2 Celenggeng, Desa Alesalewo, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan pertimbangan dua faktor, faktor pertama adalah lama waktu perendaman Trichoderma sp (W) yang terdiri dari w1 perendaman 6 jam dan w2 perendaman 12 jam dan faktor kedua adalah dosis Trichokompos (D) yang terdiri dari d1 4 kg/unit, d2 5 kg/unit dan d3 6 kg/unit serta menggunakan 6 perlakuan dan 3 ulangan sehingga menghasilkan 18 unit penelitian dengan 3 sampel observasi per unit penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman Trichoderma sp dan dosis Trichokompos serta intraksi antar keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diberikan, namun pada semua parameter memiliki masing-masing perlakuan terbaik, perlakuan tinggi tanaman yaitu w1d3 (165,3 cm), jumlah daun w1d1(13,27 helai), umur berbunga w2d2 dan w2d3 (48,33 hari), jumlah biji per baris (35,0 biji), jumlah baris per tongkol (16,73 biji) dan produksi per unit (3,82 kg). \u0000Sweet corn is a plant that is popular with many people, because of its delicious taste and how it is cultivated which is easy to make many people interested in cultivating it. Trichoderma sp is microorganisms that are beneficial for plant growth. Trichocompost is a fertilizer made from organic material that has been decomposed by Trichoderma sp. This research aims to determine the soaking time Trichoderma sp and Trichokompos dosage and the interaction between the two are the most effective for growth and production of sweet corn plants. This research will be carried out in November 2023 - February 2024 in experimental land located in Hamlet 2 Celenggeng, Alesalewo Village, Panca Lautang District, Regency Sidenreng Rappang. Study using a randomized block design (RAK) with consideration of two factors, The first factor is the length of time soaking Trichoderma sp (W) which consists of w1 soaking 6 hours and w2 soaking for 12 hours and the second factor is the dose of Trichokompos (D) which consists of d1 4 kg/unit, d2 5 kg/unit and d3 6 kg/unit and used 6 treatments and 3 replications resulting in 18 research units with 3 sample of observations per research unit. The results showed that the immersion treatment of Trichoderma sp and the dose of Trichokompos and the interac","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":" 56","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141833594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengendalian Hama Tikus Sawah (Rattus argentiventer) dengan FOKUS (Fogging Tikus) Menggunakan Fumigan dari Ekstrak Cabai di Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu","authors":"Yusri","doi":"10.30605/perbal.v11i3.3084","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v11i3.3084","url":null,"abstract":"Tikus sawah merupakan salah satu hama utama pertanaman padi yang dapat menyebabkan penurunan produksi hingga kegagalan panen. Berbagai teknik pengendalian dapat dilakukan guna untuk mengamankan produksi tanaman padi, salah satunya dengan metode fumigasi atau fogging. FOKUS (Fogging Tikus) merupakan alat yang dirancang untuk mengendalikan hama tikus dengan metode fumigasi atau pengasapan yang dilakukan pada sarang tikus. FOKUS dibuat dari peralatan bekas dan sederhana namun efektif untuk digunakan sebagai alat fumigasi. Alat FOKUS ini menggunakan bahan pengendali (fumigan) dari ekstrak cabai yang dapat menyebabkan rasa perih pada mata dan mengganggu sistem pernapasan tikus. Percobaan dilakukan di lahan sawah yang ada di Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu pada bulan Mei – Juni 2023. Dalam pengujiannya ada tiga varian jumlah semburan asap yang dilakukan, yaitu satu, tiga, dan lima semburan asap dengan waktu tunggu selama tiga menit dan selang waktu semburan asap selama 10 detik. Masing – masing jumlah semburan asap dilakukan percobaan selama tiga kali. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di lapangan memperlihatkan bahwa FOKUS berfungsi dengan sangat baik. Jumlah semburan 1 kali tidak efektif membuat tikus keluar dari sarang. Sementara itu, 3 kali semburan asap mampu membuat tikus keluar dari sarang namun masih aktif dan kondisi sehat. Sedangkan pada jumlah semburan asap 5 kali ditemukan tikus keluar dari lubang aktif dengan kondisi lemas. Tikus yang keluar dan terperangkap pada jaring kemudian dimatikan. Rats are one of the main pests of rice crops which can cause a decrease in production and even crop failure. Various control techniques can be used to secure rice production, one of which is the fogging method. FOKUS (Rat Fogging) is a tool designed to control rat pests using the fumigation method carried out in rat nests. This FOCUS tool uses a control agent (repellent) from chili extract. The experiment was carried out in rice fields in South Ponrang District Luwu Regency in May – June 2023. In the test, there were three variants of the number of smoke bursts carried out, namely one, three and five smoke bursts with a waiting time of three minutes with a smoke burst interval of 10 seconds. Each number of smoke bursts was tested three times. Based on the results of experiments carried out in the field, it shows that FOKUS functions very well. One burst is not effective in getting rats out of the nest. Meanwhile, 3 bursts of smoke were able to make the rats come out of the nest but were still active and in good health. Meanwhile, with 5 smoke bursts, rats were found coming out of the active holes in a weak condition. Rats that come out and are trapped in the net are then killed.","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139283395","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pemberian Abu Boiler Kelapa Sawit dan POC (Pupuk Organik Cair) Kotoran Ayam pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)","authors":"Muhammad Naim","doi":"10.30605/perbal.v11i3.3031","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v11i3.3031","url":null,"abstract":"Mentimun merupakan salah satu tanaman labu-labuan yang diminati oleh masyarakat. Buah mentimun dapat dikonsumsi sebagai pencuci mulut atau pelepas dahaga, dapat juga digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abu boiler kelapa sawit dan POC kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan II Fakultas Pertanian Kampus 2 Universitas Cokroaminoto Palopo pada bulan September sampai November 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. P0= tanpa perlakuan (kontrol), P1= abu boiler kelapa sawit 50 gram + POC kotoran ayam 250 ml/tanaman, P2= abu boiler kelapa sawit 100 gram + POC kotoran ayam 220 ml/tanaman, P3= abu boiler kelapa sawit 150 gram + POC kotoran ayam 190 ml /tanaman, P4= abu boiler kelapa sawit 200 gram + POC kotoran ayam 160 ml /tanaman, P5= abu boiler kelapa sawit 250 gram + POC kotoran ayam 130 ml/tanaman. Hasil penelitian pada pemberian abu boiler kelapa sawit dan POC kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap keseluruhan parameter pengamatan. Pada penelitian ini dosis yang terbaik pada perlakuan P1= abu boiler kelapa sawit 50 gram + POC kotoran ayam 250 ml terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun dengan rata-rata tinggi tanaman 115,50 cm, rata-rata umur berbunga 25,50 hari, rata-rata jumlah buah 1,38 buah, dan rata-rata berat buah 318,50 gram. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian abu boiler kelapa sawit 50 gram dan POC kotoran ayam 250 ml/tanaman dapat menyediakan unsur hara yang sesuai untuk kebutuhan tanaman mentimun. Cucumber is one of the gourd plants that is popular with the public. Cucumber fruit can be consumed as a dessert or thirst quencher, and can also be used as an ingredient for making cosmetics, medicines and industrial raw materials. This research aims to determine the effect of giving palm oil boiler ash and chicken manure POC on the growth and production of cucumber plants. This research was carried out at Experimental Field II, Faculty of Agriculture, Campus 2, Cokroaminoto Palopo University, from September to November 2022. The method used in this research was a Randomized Block Design (RBD) with 6 treatments and 4 replications so there were 24 experimental units. P0= without treatment (control), P1= palm oil boiler ash 50 grams + chicken manure POC 250 ml/plant, P2= palm oil boiler ash 100 grams + chicken manure POC 220 ml/plant, P3= palm oil boiler ash 150 grams + chicken manure POC 190 ml/plant , P4= palm oil boiler ash 200 grams + chicken manure POC 160 ml /plant, P5= palm oil boiler ash 250 grams + chicken manure POC 130 ml/plant. Results of this research exposure to palm oil boiler ash and chicken manure POC had no significant effect on the overall parameters. In this study, the best dose in treatment P1 = palm oil boiler ash 50 gram","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139290074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asti Irawanti Azis, R. Ratih, Dea Ekaputri Andraini
{"title":"Konsep Permakultur Sebagai Metode Pengendalian Serangan Tikus pada Jagung Manis di Pertanian Perkotaan","authors":"Asti Irawanti Azis, R. Ratih, Dea Ekaputri Andraini","doi":"10.30605/perbal.v11i3.2953","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v11i3.2953","url":null,"abstract":"Jagung merupakan sumber pangan terpenting setelah padi yang mudah dikembangkan pada pertanian di perkotaan (urban farming). Kendala yang sering dijumpai dalam pertanian di perkotaan adalah serangan tikus. Penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan tikus masih menjadi cara yang paling banyak digunakan tetapi menjadi penyebab pencemaran lingkungan dan kesehatan. Permakultur merupakan konsep pertanian yang inovatif dan sinergis berdasarkan keanekaragaman tanaman, ketahanan, produktivitas alami, dan berkelanjutan yang dapat diterapkan sebagai upaya pengelolaan hama terpadu. Keunggulan lain dari permakultur adalah menghasilkan berbagai jenis hasil pangan tanpa memerlukan lahan yang luas, sehingga konsep ini dapat menjadi solusi untuk keterbatasan lahan dan upaya pemenuhan pangan di perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep permakultur dapat diterapkan pada pertanaman urban farming yang mampu mencegah serangan tikus khususnya pada jagung manis. Serangan tikus pada jagung manis di pertanaman monokultur dimulai pada 21 HST dan mencapai 53% pada pengamatan 49 HST sedangkan pada pertanaman permakultur tidak terdapat serangan tikus (0%). Gejala serangan yang ditunjukkan berupa adanya bekas gigitan pada pangkal bawah batang jagung yang menyebabkan tanaman jagung manis patah, roboh, dan akhirnya mati. Corn is the most important food crops after rice which is easy to grow in urban farming. Obstacles encountered in urban farming are rat attacks. The use of chemical pesticides to control rats is still the most widely used method, but it becomes environmental and health pollution. Permaculture is an innovative and synergistic agricultural concept based on plant diversity, resilience, natural productivity and sustainability which can be applied as an integrated pest management effort. Another advantage of permaculture is that it produces various types of food without requiring large areas of land, so this concept can be a solution for limited land and efforts to fulfill food needs in urban areas. The results showed that the concept of permaculture can be applied to urban farming which is able to prevent rat attacks, especially on sweet corn. Rat attacks on sweet corn in monoculture plantings started at 21 DAP and reached 53% at 49 DAP observations, while there was no rat attack on permaculture plantations (0%). Symptoms of the attack are shown in the form of bite marks on the lower base of the corn stalks which cause the sweet corn plants to break, collapse, and eventually die.","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"77 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139319416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Risiko Rantai Pasok pada Industri Pengolahan Sagu Basah di Desa Bunga Eja dengan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan House of Risk (HOR)","authors":"D. Dewi, N. Marwati","doi":"10.30605/perbal.v11i3.2959","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v11i3.2959","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi rantai pasok yang terjadi pada industri pengolahan sagu basah dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan untuk menganalisis risiko dengan melakukan penilaian risiko rantai pasok pada industri pengolahan sagu basah dengan menggunakan metode House of Risk (HOR). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bunga Eja Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu pada bulan Juli – Agustus 2023. Teknik analisis data menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan House of Risk (HOR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sembilan belas risk event dan dua puluh satu risk agent pada risiko rantai pasok yang terjadi pada industri pengolahan sagu basah. Hasil analisis risiko rantai pasok menunjukkan bahwa terdapat empat prioritas risk agent atau sumber penyebab risiko yakni (A8) kerusakan mesin dan peralatan produksi, (A10) ketersediaan air bersih untuk proses produksi, (A3) modal usaha masih kurang, dan (A2) bahan baku mulai berkurang. The purpose of this study is to identify the supply chain that occurs in the wet sago processing industry using the Supply Chain Operation Reference (SCOR) method and to analyze risk by conducting a supply chain risk assessment in the wet sago processing industry using the House of Risk (HOR) method. This research was conducted in Bunga Eja Village, Kamanre District, Luwu Regency from July to August 2023. Data analysis techniques used the Supply Chain Operation Reference (SCOR) and House of Risk (HOR) methods. The results showed that there were nineteen risk events and twenty one risk agents in the supply chain risk that occurred in the wet sago processing industry. The results of supply chain risk analysis show that there are four priority risk agents or sources of risk, namely (A8) damage to production machinery and equipment, (A10) availability of clean water for the production process, (A3) insufficient business capital, and (A2) raw materials starting to decrease.","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139319367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Efektivitas Ekstrak Pelarut Fosfat Berbasis Bonggol Pisang dan Pupuk SP-36 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moech)","authors":"Andi Cakra Yusuf, Hafizhah Al-Amanah, Eka Sudartik, Sulkifli Sulkifli, I. Ismail, Jumarni Jumarni","doi":"10.30605/perbal.v11i3.2956","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v11i3.2956","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak pelarut fosfat berbasis bonggol pisang dan pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moech). Penelitian dilaksanakan di laboratorium terpadu dan kebun percobaan Universitas Muhammadiyah Bone, yang berlangsung pada bulan Juli-September 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) terdiri dari 2 (dua) faktor perlakuan dan 3 (tiga) ulangan. Faktor pertama adalah Ekstrak Bonggol Pisang (EBP) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu; dosis 0 ml l-1(E0), 50 ml l-1(E50) dan 100 ml l-1(E100). Faktor kedua adalah pemupukan SP-36 yang terdiri dari 5 taraf, yaitu; pemupukan SP-36 0 kg ha-1(P0), 50 kg ha-1(P50), 100 kg ha-1(P100), 150 kg ha-1(P150) dan 200 kg ha-1(P200). Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman dan hasil panen. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara ekstrak bonggol pisang dan pupuk fosfat terhadap parameter hasil panen per hektar. Pemberian EBP sebesar 100 ml l-1, pada taraf pemupukan 150 kg dan ha-1 200 kg ha-1 mampu menghasilkan rata-rata hasil panen yang lebih tinggi, yaitu menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil panen secara berurutan sebesar 65,88%, 54,02% dan 79,15% apabila dibandingkan dengan dosis 0 kg ha-1. The purpose of this study was to determine the effectiveness of banana stump-based phosphate solubilizer extract and SP-36 fertilizer on the growth and yield of sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moech). The research was conducted in the integrated laboratory and experimental garden of Muhammadiyah Bone University, which took place in July-September 2023. This study used a divided plot design (RPT) consisting of 2 (two) treatment factors and 3 (three) replications. The first factor is Banana Weevil Extract (BWE) which consists of 3 levels, namely; doses of 0 ml l-1(E0), 50 ml l-1(E50) and 100 ml l-1(E100). The second factor is SP-36 fertilization which consists of 5 levels, namely; SP-36 fertilization of SP-36 0 kg ha-1(P0), 50 kg ha-1(P50), 100 kg ha-1(P100), 150 kg ha-1(P150) and 200 kg ha-1(P200). Parameters measured were plant height, number of leaves, total plant fresh weight, total plant dry weight and yield. Based on the results of the study, there was an interaction between Banana weevil extract and phosphate fertilizer on the parameters of yield per hectare. The application of BWE at 100 ml l-1, at the fertilization level of 150 kg ha-1 and 200 kg ha-1was able to produce higher average yields, which showed an increase in the average yield respectively by 65.88%, 54.02% and 79.15% when compared to the dose of 0 kg ha-1.","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139319432","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Astrina Nur Inayah, Mudasirah, Salfiana, dan Abd.Khalik, Sidenreng Rappang
{"title":"Teknik Pengambilan Ubinan dalam Rangka Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian di Kecamatan Panca Rijang","authors":"Astrina Nur Inayah, Mudasirah, Salfiana, dan Abd.Khalik, Sidenreng Rappang","doi":"10.30605/perbal.v11i3.2747","DOIUrl":"https://doi.org/10.30605/perbal.v11i3.2747","url":null,"abstract":"Peningkatan produksi pertanian di kawasan Panca Rijang lebih difokuskan pada peningkatan produktivitas dibandingkan peningkatan luas lahan. Pemerintah daerah menggunakan metode yang disebut ubinan saat menghitung hasil panen padi. Output ubinan menentukan produktivitas keseluruhan. Pemahaman tentang variabel-variabel yang mempengaruhi hasil padi dapat digunakan dalam perencanaan dan evaluasi program pembangunan pertanian daerah untuk lebih meningkatkan produksi pertanian. Pelaksanaan teknik ubinan ini dilakukan di Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang, pada bulan Maret - April 2023. Luas panen penghitungannya menggunakan metode Survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang akurasi data dan ketepatannya teruji. Sedangkan produktivitas diperoleh dari survey ubinan. Dimana metode pengukuran perkiraan hasil padi melalui petak berukuran 2,5x2,5m2, dilanjutkan dengan pengukuran dan penimbangan. Hasil ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan rendemen 1 Ha. Pengambilan ubinan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran perkiraan hasil produksi tanaman di areal 1 Ha. Memuat data hasil pengambilan ubinan padi menunjukkan berat ubinan tertinggi di Desa Bulo dengan berat ubinan 5,625kg. Rata-rata produktivitas hasil ubinan sebesar 4,827 kg. Komposisi faktor produksi yang menjadi obyek pengambilan ubinan diatas perlu dilakukan perubahan agar terjadi peningkatan hasil. Beberapa faktor yang diamati dalam pengambilan ubinan ini yang mempengaruhi hasil padi adalah jumlah rumpun, jumlah bibit, jumlah pupuk kimia, pestisida, dan ada tidaknya serangan hama atau penyakit. Increasing agricultural production in the Panca Rijang Region is more focused on increasing productivity than increasing land area. Local governments in calculating rice crop production use a method known as ubinan. They yield of rice crop determines the overall level of production. An understanding of the variables that affect rice yields can be used in planning and evaluating regional agricultural development programs to further increase agricultural production. The implementation of this technique was carried out in Bulo Village, Panca Rijang District, in March-April 2023. The harvested area is calculated using the Area Sampling Survey (KSA) method whose data accuracy and precision are tested. While productivity is obtained from tile surveys. Where is the method of measuring estimated rice yields through plots measuring 2.5x2.5m2, followed by measurement and weighing. These results can be used as a basis for determining the yield of 1 Ha. The purpose of this yam sampling is to determine the estimated yield of crop production in an area of I Ha. Loading data from rice crop collection shows the highest yam weight in Bulo Village with a yam weight of 5.625 kg. The average productivity of rice crop yield is 4,827 kg. The composition of the production factors that are the object of taking rice crop above needs to be changed so that there is an increase in yield. Some of the factors observed in the intake of r","PeriodicalId":403539,"journal":{"name":"Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139319340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}