Journal of Governance Innovation最新文献

筛选
英文 中文
Strategi Kolaborasi Pengembangan Wisata Berbasis Edukasi di Clungup Mangrove Conservation Desa Tambakrejo Kabupaten Malang 马朗县坦巴雷霍村Clungup Mangrove Conservation的教育旅游开发合作战略
Journal of Governance Innovation Pub Date : 2019-04-22 DOI: 10.36636/JOGIV.V1I1.299
M. Imron, M. Anwar
{"title":"Strategi Kolaborasi Pengembangan Wisata Berbasis Edukasi di Clungup Mangrove Conservation Desa Tambakrejo Kabupaten Malang","authors":"M. Imron, M. Anwar","doi":"10.36636/JOGIV.V1I1.299","DOIUrl":"https://doi.org/10.36636/JOGIV.V1I1.299","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pengembangan wisata alam berbasis edukasi memiliki tantangan yang serius di ranah mempertahankan eksistensi dan keberlanjutan lingkungan. Setiap stakeholder yang ada harus berani menjamin keterlibatan mereka dapat memberi kontribusi yang positif bagi keberlangsungan ekosistem kawasan pantai. Model Quintuple Helix memberikan posisi yang signifikan bagi lingkungan alami masyarakat untuk memperoleh perhatian yang lebih. Berangkat dari realitas, penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi yang ideal bagi kolaborasi pengembangan wisata berbasis edukasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumen. Adapun hasil dari penelitian ini berupa konsep strategi kolaborasi yang ideal untuk pengembangan wisata berbasis edukasi dengan model Quintuple Helix. Melalui model ini dapat memberikan modal tambahan berupa manajemen berbasis kualitas pembangunan yang efektif, keseimbangan alam yang terjamin, serta garansi terhadap generasi mendatang agar tetap dapat merasakan keberlanjutan lingkungan. \u0000Abstract \u0000Educational tourism-based natural tourism development has serious challenges in the realm of maintaining the existence and sustainability of the environment. Every existing stakeholder must have the courage to guarantee that their involvement can contribute positively to the sustainability of the coastal ecosystem. The Quintuple Helix model provides a significant position for the natural environment of the community to get more attention. Departing from reality, this study aims to find the ideal strategy for collaborative education-based tourism development. This research was conducted with a qualitative descriptive method, data collection was carried out by observation, interviews and document studies. The results of this study are in the form of a collaboration strategy concept that is ideal for education-based tourism development with the quintuple helix model. Through this model, it can provide additional capital in the form of effective quality-based development management, guaranteed natural balance, and guarantees against. \u0000 ","PeriodicalId":386450,"journal":{"name":"Journal of Governance Innovation","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114490772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
TATA KELOLA PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI DESA KETAPANRAME KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO 旅游业治理在发展潜力村密塔拉姆街MOJOKERTO摄政
Journal of Governance Innovation Pub Date : 2019-04-18 DOI: 10.36636/JOGIV.V1I1.296
Hikmah Muhaimin
{"title":"TATA KELOLA PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI DESA KETAPANRAME KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO","authors":"Hikmah Muhaimin","doi":"10.36636/JOGIV.V1I1.296","DOIUrl":"https://doi.org/10.36636/JOGIV.V1I1.296","url":null,"abstract":"UU telah mengatur tentang hak untuk mengelolah potensi desa salah satunya dalam sektor pariwisata. Pembangunan desa wisata merupakan realisasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah. Pembangunan desa berbasis wisata tidak semerta-merta, melainkan perlu memperhatikan potensi desa yang ada di wilayah tersebut. Begitu pula dengan Desa Ketapanrame, kepala desa setempat menemukan ada potensi untuk dijadikan desa wisata. Dengan demikian, perangkat desa dan masyarakat bekerja sama guna merealisasikannya, salah satunya adalah Taman Ganjaran. Taman Ganjaran ini digadang-gadang menjadi alun-alun Desa Ketapanrame. Dengan adanya Taman Ganjaran ini perangkat desa berharap akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Ketapanrame. Selain itu, untuk kedepannya pemerintah desa juga akan membangun inovasi-inovasi lain guna tetap mempertahankan jumlah pengunjung yang datang. \u0000Kata Kunci : Pariwisata, Potensi Desa, Taman Ganjaran \u0000Abstract \u0000The law regulates the right to manage village potential, one of which is in the tourism sector. The development of tourist villages is a realization of the implementation of Law Number 22 Year 1999 concerning Regional Autonomy. Tourism-based village development needs to pay attention to the potential of villages in the region. Likewise with Ketapanrame Village, the local village head there found the potential to become a tourist village. Thus, the village apparatus and the community work together to make it happen, one of which is Ganjaran Park. This Ganjaran Park is predicted to become the Ketapanrame Village square. With the existence of the Ganjaran Park, village officials hope to be able to improve the economy of the Ketapanrame Village community. In addition, for the future the village government will also build other innovations in order to keep the number of visitors coming. \u0000Keyword : Tourism, Village Potency, Ganjaran Park","PeriodicalId":386450,"journal":{"name":"Journal of Governance Innovation","volume":"7 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128421824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Implementasi Otonomi Daerah dan Korupsi Kepala Daerah 区域自治和区域领导腐败的实施
Journal of Governance Innovation Pub Date : 2019-04-18 DOI: 10.36636/JOGIV.V1I1.290
Desi Sommaliagustina
{"title":"Implementasi Otonomi Daerah dan Korupsi Kepala Daerah","authors":"Desi Sommaliagustina","doi":"10.36636/JOGIV.V1I1.290","DOIUrl":"https://doi.org/10.36636/JOGIV.V1I1.290","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Otonomi daerah adalah suatu bentuk demokrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk mengelola rumah tangga mereka sendiri dengan berpegang pada hukum dan peraturan yang berlaku. Implementasi otonomi daerah merupakan titik fokus penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan masing-masing daerah. Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya menjalankan wewenang yang merupakan hak daerah. Otonomi daerah adalah salah satu agenda utama reformasi yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi-politik antara pemerintah pusat dan daerah. Era reformasi menjadi titik awal pergeseran paradigma terpusat yang diadopsi oleh Orde Baru ke era desentralisasi. Desentralisasi dalam konteks Indonesia diyakini sebagai cara untuk membangun pemerintahan yang efektif, mengembangkan pemerintahan yang demokratis, menghormati keanekaragaman lokal, menghormati dan mengembangkan potensi masyarakat lokal, dan mempertahankan integrasi nasional. Masyarakat menaruh harapan yang besar pada otonomi daerah untuk membawa perubahan dalam sistem negara. Sayangnya desentralisasi telah menyebabkan banyak korupsi di wilayah ini. Inilah yang terjadi pada 2018 lalu. Tahun 2018 tampaknya menjadi tahun yang gelap bagi upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, terutama di daerah. Pada 2018 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjerat puluhan kepala daerah dalam sejumlah kasus dugaan korupsi mulai dari gubernur, bupati, walikota, hingga pejabat daerah. Hingga akhir 2018, KPK masih menjerat kepala daerah yang tersandung kasus korupsi yaitu Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dan Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar sebagai tersangka. Daftar panjang kepala daerah yang dijerat oleh KPK selama 2018 menunjukkan bahwa penanganan kejahatan korupsi di Indonesia masih membutuhkan perhatian serius dari banyak pihak. Demikian juga, Indeks Pencapaian Korupsi Indonesia masih jauh dari ideal, yaitu 3,7, seperti yang dikatakan oleh juru bicara KPK Febri Diansyah. Ini menunjukkan bahwa korupsi yang dilakukan oleh sejumlah kepala daerah merupakan salah satu bentuk kegagalan otonomi daerah. Dengan kata lain ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan terkait dengan implementasi otonomi daerah. Karena kasus-kasus yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan bahwa korupsi masih terjadi dan merupakan gejala di banyak lembaga. \u0000Kata Kunci: Otonomi Daerah, Korupsi, Kepala Daerah \u0000  \u0000  \u0000  \u0000  \u0000Abstract \u0000Regional autonomy is a form of democracy given by the Central Government to the Regional Government to manage their own household by sticking to the applicable laws and regulations. The implementation of regional autonomy is an important focal point in order to improve people's welfare. The development of an area can be adjusted by the regional government with the potential and distinctiveness of each region. This ","PeriodicalId":386450,"journal":{"name":"Journal of Governance Innovation","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116421117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 10
Mencegah “Tragedy of The Commons” Di Teluk Sawai dengan Sasi pada Era Otonomi Daerah 防止a€œ悲剧《Commonsa€时代的通用名称Sasi海湾区域自治
Journal of Governance Innovation Pub Date : 2019-04-18 DOI: 10.36636/JOGIV.V1I1.294
Kanyadibya Cendana Prasetyo
{"title":"Mencegah “Tragedy of The Commons” Di Teluk Sawai dengan Sasi pada Era Otonomi Daerah","authors":"Kanyadibya Cendana Prasetyo","doi":"10.36636/JOGIV.V1I1.294","DOIUrl":"https://doi.org/10.36636/JOGIV.V1I1.294","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Sejak era otonomi daerah, setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya di daerahnya, termasuk sumber daya kelautan dan perikanan. Adanya otonomi daerah juga berimplikasi pada peran serta masyarakat lokal sesuai dengan adat istiadat yang berlaku, termasuk hak ulayat laut yang dikelola adat (Customary Marine Tenure / CMT). Praktik-praktik CMT yang ada menunjukkan bahwa CMT dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah perikanan, termasuk mencegah munculnya tragedy of the commons yang mengakibatkan hilangnya spesies ikan. Di Kepulauan Maluku dan Papua, salah satu praktik CMT tersebut adalah hukum adat sasi laut yang berisi peraturan dan larangan dalam memanfaatkan sumber daya laut. Jika ditinjau lebih dalam, sasi laut dapat menjadi salah satu upaya tata kelola kelautan dan perikanan yang berbasis partisipasi masyarakat lokal dan memiliki prinsip berkelanjutan. Selain itu, pelaksanaan sasi laut juga membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar keberadaannya dapat membawa manfaat bagi masyarakat, mendukung keberlanjutan sumber daya perikanan dan kelautan, dan menjaga keanekaragaman hayati. \u0000Kata kunci: sasi laut, hak ulayat laut, pengelolaan perikanan, pemerintahan daerah \u0000  \u0000Abstract \u0000Since the era of regional autonomy, each region has the authority to manage and use the resources in its area, including marine and fisheries resources. The existence of regional autonomy also has implications for the participation of local communities in accordance with prevailing customs, including Customary Marine Tenure (CMT). CMT practices show that CMT can provide solutions to fisheries problems, including preventing the tragedy of the commons that could extinct fish species. In the Maluku Islands and Papua, one of the CMT practices is a customary law called marine sasi which contains rules and prohibitions in utilizing marine resources. Marine sasi is one of the efforts to regulate marine and aquaculture based on the participation of local communities and on the principles of sustainability. In addition, the implementation of marine sasi also requires support from the central government and local governments to be able to provide benefits to the community, support the sustainability of fisheries and marine resources, and support biodiversity. \u0000Keywords: marine sasi, Customary Marine Tenure, fisheries management, local governance","PeriodicalId":386450,"journal":{"name":"Journal of Governance Innovation","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134140137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Etika Pelayanan Publik di Indonesia 印尼的公共服务礼仪
Journal of Governance Innovation Pub Date : 2019-04-18 DOI: 10.36636/JOGIV.V1I1.298
Mashur Hasan Bisri, Bramantyo Tri Asmoro
{"title":"Etika Pelayanan Publik di Indonesia","authors":"Mashur Hasan Bisri, Bramantyo Tri Asmoro","doi":"10.36636/JOGIV.V1I1.298","DOIUrl":"https://doi.org/10.36636/JOGIV.V1I1.298","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan / atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan  yang  terkait dengan kepentingan publik. Masyarakat sebagai pelanggan memiliki kebutuhan dan harapan pada kinerja penyelenggara pelayanan publik yang profesional. Tugas Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah adalah memberikan pelayanan publik yang mampu memuaskan masyarakat. Implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia mengakibatkan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam menentukan standar pelayanan minimal. Permasalahan mendasar dalam proses pelayanan publik di Indonesia adalah tentang etika. Tidak ada standar universal tentang norma atau etika serta sanksi yang mengatur secara khusus untuk pelanggaran yang dilakukan aparat dalam pelayanan publik. \u0000Kata Kunci : Pelayanan publik, Etika, Norma   \u0000  \u0000Abstract \u0000Public services are all activities in order to fulfill basic needs in accordance with the basic rights of every citizen and resident of an item, service and / or administrative service provided by service providers related to the public interest. Communities as customers have needs and expectations in the performance of professional public service providers. The task of the Central Government and Regional Government is to provide public services that are able to satisfy the public. The implementation of decentralization and regional autonomy policies in Indonesia has resulted in regional governments having responsibility and authority in determining minimum service standards. The fundamental problems in the process of public service in Indonesia are about ethics. There is no universal standard on norms or ethics and sanctions that specifically regulate violations committed by the authorities in public services. \u0000Keywords : Public Service, Ethic, Norm","PeriodicalId":386450,"journal":{"name":"Journal of Governance Innovation","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129387456","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 20
Upaya Peningkatan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sumenep melalui Smart City System 通过智能城市系统改善Sumenep摄政的旅游吸引力
Journal of Governance Innovation Pub Date : 2019-04-18 DOI: 10.36636/JOGIV.V1I1.295
N. Alfiyah
{"title":"Upaya Peningkatan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sumenep melalui Smart City System","authors":"N. Alfiyah","doi":"10.36636/JOGIV.V1I1.295","DOIUrl":"https://doi.org/10.36636/JOGIV.V1I1.295","url":null,"abstract":"Abstract \u0000This research aims to explain the efforts by local government to increase tourist attraction in Sumenep Regency, through the realization of smart city as a government innovation in providing tourist information to public. This research use descriptive explanatory method by looking at the obstacles in tourism development in Sumenep, which were then followed by decision-making actions carried out by the local government, so the smart city masterplan was born as a government program. The masterplan program then gave birth to innovations in the use of technology to make it easier for tourists to find out tourism information in Sumenep Regency. \u0000Keyword : Tourism, Decision making, Smart city \u0000Abstrak \u0000Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya peningkatan daya tarik wisata di Kabupaten Sumenep melalui realisasi smart city sebagai inovasi pemerintah dalam memberikan informasi wisata kepada masyarakat. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif eksplanatif dengan melihat terlebih dahulu kendala-kendala dalam pengembangan wisata di Sumenep yang kemudian disusul dengan tindakan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga kemudian lahirlah masterplan smart city sebagai program pemerintah. Program masterplan ini kemudian melahirkan inovasi-inovasi penggunaan teknologi guna memudahkan wisatawan untuk mengetahui informasi wisata yang ada di Kabupaten Sumenep. \u0000Kata Kunci: Pariwisata, Pengambilan keputusan, Smart city","PeriodicalId":386450,"journal":{"name":"Journal of Governance Innovation","volume":"168 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116262980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信