{"title":"Analisis Porositas dan Permeabilitas Satuan Batupasir Formasi Ledok sebagai Potensi Batuan Reservoir Daerah Kedewan dan Sekitanya Bojonegoro, Jawa Timur","authors":"Sapto Heru Yuwanto, Muhammad Zulvi Rosadi","doi":"10.14710/jgt.5.3.2022.163-170","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.3.2022.163-170","url":null,"abstract":"Daerah penelitian terletak pada Zona Rembang, secara administratif yaitu Desa Beji dan sekitarnya, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi geologi, geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi, serta kualitas porositas dan permeabilitas untuk penentuan batuan reservoir pada daerah penelitian. Pada penelitian geologi kali ini dilakukan dengan penelitian permuakaan daerah penelitian, sedangkan analisis yang dilakukan adalah analisa petrografi, analisa mikropaleontologi analisis struktur geologi, analisis stratigrafi dan analisis sifat inti batuan yang menggunakan metode penimbangan serta sayatan tipis untuk mengetahui nilai porositas dan metode pengukuran dengan alat permeameter untuk mengetahui nilai permeabilitas batuoasr firmasi ledok.Geomorfologi pada daerah penelitisn dapat dibagi menjadi yaitu struktural dan denudasional untuk denudasional sendiri kita dapat membagi lagi menjadi dua klasifikasi yaitu D4, D5 untuk denudasional dan S5untuk satuan struktural. Susunan Stratigrafi dari yang paling tua ke yang mudah yaitu Satuan Batuan Batu Kalkarenit, Satuan Batuan Napal sisipan kalkarenit, Satuan Batupasir, dan Satuan Batuan Napal. Struktur geologi daerah penelitian yaitu Antiklin Kedewan, Antiklin Beji, Sesar Geser Kiri Diperkirakan. Rata-rata Porositas Satuan Batuan Batupasir Ledok dengan nilai rata-rata 34,665% (istimewa) dan nilai permeabilitas memiliki rata-rata 76,58133mD (baik), Maka dapat disimpulkan satuan Batuan BatupasirLedokberpotensi menjadi reservoir yang baik.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129951996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Rock Mass Rating (RMR) dan Slope Mass Rating (SMR) untuk Menentukan Faktor Keamanan Lereng Pada Tambang Tuf Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta","authors":"Marolop P Pangaribuan, Nofrohu Retongga","doi":"10.14710/jgt.5.3.2022.171-190","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.3.2022.171-190","url":null,"abstract":"Batuan yang tersingkap di permukaan bumi umumnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konstruksi bangunan. Masyarakat Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil batu dengan cara sederhana yaitu penambangan tuf menggunakan pahat dan palu besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kestabilan lereng tambang tuf akibat aktifitas penambangan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat mengetahui nilai faktor keamanan lereng pada tambang tuf di Desa Candirejo. Metode yang diguanakan adalah Rock Mass Rating (RMR) dan Slope Mass Rating (SMR). Hasil analisis hubungan nilai faktor keamanan lereng dan intensitas longsor berdasarkan nilai faktor keamanan <1,07 termasuk longsor sering terjadi (lereng labil), 1,07 < FK < 1,25 termasuk longsor pernah terjadi (lereng kritis) dan > 1,25 longsor jarang terjadi (lereng relatif stabil). Faktor keamanan yang dianalisis menggunakan bantuan software Rocscience Slide v.6.005 setelah dianalisis didapatkan nilai FK sebesar 4,775. Berdasarkan nilai FK 4,775 adalah longsor jarang terjadi (lereng relatif stabil). Faktor keamanan yang tinggi di pengaruhi oleh tingkat pelapukan batuan yang rendah, intensitas kekar yang sedikit, dan litologi yang di dominasi struktur masif.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121938935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Palynostratigraphy Subang, Kaliwangu, And Citalang Formation, From Cikandung River Passage, Sumedang Regency, West Java","authors":"Rizki Satria Rachman, Winantris Winantris","doi":"10.14710/jgt.5.3.2022.140-150","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.3.2022.140-150","url":null,"abstract":"The Subang, Kaliwangu, and Citalang Formation which are important parts of the Bogor Basin have not been studied, especially from the palynostratigraphic aspect. Therefore, this study aims to conduct palynostratigraphic study of these three formations that are well exposed in the Cikandung River area, Sumedang Regency, West Java. Method used in this research is divided into several stages including sampling by spot sampling; preparation of palynomorphs and palynodebris by hydrogen peroxide and acid methods; identification of samples using CX-22 microscope; analysis and interpretation of data using basic research statistics. Result, the research area was divided into three groups. The first group (sample W.9 – W.10) correlates with the Subang Formation which has predominantly claystone lithology with Middle Miocene age and shallow marine environment. This group is in proximal basin position with dysoxic conditions. The second group (sample W.5 – W.8) correlates with the Kaliwangu Formation which has alternating lithology between sandstone and claystone with younger age than the Middle Miocene and transitional environment. This group is in proximal basin position with dysoxic-anoxic conditions. The third group (sample W.1 – W.4) correlates with the Citalang Formation which has sandstone and conglomerate lithology with younger age than the Middle Miocene (Kaliwangu Formation) and terrestrial environment. This group is in proximal basin position and anoxic conditions. In general, when viewed from palynodebris, the presence of plant material (palynomorph, cuticle, and wood) is negatively correlated with AOM and other rock fragments. On the other hand, in terms of palynomorphs, the presence of foraminifera lining test has negative correlation with other terrestrial palynomorphs, especially those of the Florschuetzia species.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134102812","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Rahmatul Sarfat, Hasria Hasria, L. Ngkoimani, Ali Okto, Arisona Arisona, Muliddin Muliddin, La Hamimu La Hamimu, E. S. Hasan, S. Haraty
{"title":"Kualitas dan Kelas Batubara di Kecamatan Uluiwoi Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara","authors":"Muhammad Rahmatul Sarfat, Hasria Hasria, L. Ngkoimani, Ali Okto, Arisona Arisona, Muliddin Muliddin, La Hamimu La Hamimu, E. S. Hasan, S. Haraty","doi":"10.14710/jgt.5.3.2022.151-162","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.3.2022.151-162","url":null,"abstract":"Penelitian dilakukan di daerah Desa Tawanga, Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan letak geografis 121045’00” BT dan 03035’00” LS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pemanasan bervariasi pada batubara di Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap peningkatan nilai kalori, untuk mengetahui kualitas batubara pada daerah penelitian setelah dilakukan analisis laboratorium, dan untuk mengetahui kelas batubara pada daerah penelitian setelah dilakukan analisis laboratorium. Metode yang digunakan adalah metode analisis proksimat. Berdasarkan hasil analisis proksimat batubara, diperoleh hasil bahwa semakin tinggi suhu pemanasan batubara maka kadar air semakin rendah, kadar abu semakin tinggi, kadar zat terbang semakin rendah, kadar karbon semakin rendah, dan nilai kalori semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pemanasan, kadar air 11,96%, kadar abu 33%, kadar zat terbang 34,04% dengan hasil nilai kalori 2.596 cal/g. Setelah suhu dinaikkan menjadi 1000C kadar air semakin menurun menjadi 9,53%, kadar abu semakin naik menjadi 47%, zat terbang semakin turun menjadi 27,47% dengan hasil nilai kalori semakin bertambah menjadi 3.450 cal/g. Berdasarkan hasil analisis proksimat diperoleh hasil bahwa kualitas batubara pada daerah penelitian termasuk ke dalam kategori batubara kualitas rendah dengan nilai kalori yaitu 2.596 cal/g-3.450 cal/g(adb). Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan antara kadar karbon tetap dan zat terbang maka diperoleh hasil bahwa kelas batubara di daerah penelitian termasuk lignit.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127527445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dolines Phenomenon Determination Using by Geological and Geoelectrical Resistivity Survey Approach in Bedoyo Village, Ponjong Subdistrict, Gunung Kidul Regency","authors":"F. Fatimah, Alhussein flower Rizqi","doi":"10.14710/jgt.5.2.2022.130-139","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.2.2022.130-139","url":null,"abstract":"Gunung Kidul Regency is a highland consisting of carbonate rocks dominantly. Bedoyo village in Ponjong sub district has a lot of dolines, but in the summer season, the dolines become dry and could not be water storage. Geological mapping is included in geomorphological, rock observation, structural mapping also petrographical analysis in the laboratory. A Geophysics survey is to observe the subsurface rock distribution laterally and vertically with dipole-dipole configuration. The resistivity method is to determine the resistivity value for the depth of fewer than 40 meters with the length of electrodes of about 250 meters. The result of the geological and geophysical analysis is to review the dolines phenomenon that could not be a shallow aquifer. It is caused by the subsurface condition beneath the dolines consisting of carbonated rocks with poor porosity, lenses of impermeable tuffaceous claystone, and igneous rock. Those rock basements have a moderate to poor porosity in the aquifer. The less opportunity to be a good aquifer if the deeper rock is an impermeable igneous rock. An alternative geophysical survey is needed to observe the deeper rock vertically.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125601966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. M. Alif, Putri Ferlia Cahyani, Ongky Anggara, Aditya Rizqiansyah
{"title":"Slip Rate of Kumering Fault in Lampung Province Calculated from GPS Data from 2007 to 2021","authors":"S. M. Alif, Putri Ferlia Cahyani, Ongky Anggara, Aditya Rizqiansyah","doi":"10.14710/jgt.5.2.2022.83-90","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.2.2022.83-90","url":null,"abstract":"Kumering Fault in Lampung Province is a segment of SFZ that was tectonically active region that had generates large earthquakes. The earthquake hazard around Kumering Fault can be estimated by understanding slip rate of Kumering Fault. This research aim is to estimate slip rate of Kumering Fault by using GPS data from 2007 to 2021. GPS data used in this research are 6 periodic GPS sites and 1 continuous Sumatran GPS Array site. GPS data is processed to obtain daily solution coordinates which are used to calculate velocity by using least-square method of linear regression. Fault parallel velocities are calculated to estimate slip rate and locking depth of Kumering Fault. The The process to obtain slip rate is using grid-search method by finding best fit velocities for all GPS sites. The velocities of GPS sites indicate Sundaland Plate movement. Fault parallel velocities shows the typical movement of right-lateral Kumering Fault. The slip rate of Kumering Fault estimated from this study is 18.2 ± 10 mm/year while the locking depth of the Kumering Fault is 17 ± 3 km. It proves that SFZ is rigid block. However, building more GPS sites in area study is mandatory to obtain better result.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122133058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Formasi Sabu Sebagai Endapan Kolisi Busur Gunungapi Woyla dengan Lempeng Sumatra Barat","authors":"Angga Jati Widiatama, Rezki Naufan Hendrawan, Evan Rosyadi Ogara, Lauti Dwita Santy, Vallery Inggrid Evitayanti, Lammartua Satria Nusatara Sagala","doi":"10.14710/jgt.5.2.2022.104-115","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.2.2022.104-115","url":null,"abstract":"Geologi wilayah Lampung relatif masih memiliki referensi yang rendah khususnya tentang formasi batuan sedimen. Salah satu formasi batuan sedimen di Lampung adalah Formasi Sabu yangtersusun atas konglomerat aneka bahan, batupasir, dan batulempung berumur Paleosen hingga Oligosen yang belum diteliti karakteristik batuan asalnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi jenis provinsi tektonik sedimen Formasi Sabu menggunakan metode modal komposisidengan metode perhitungan poin counting terhadap dua belas sampel sayatan tipis yang diambil dari hasil pengukuran penampang stratigrafi setebal 47 m. Formasi Sabu pada lokasi penelitian dapat dibagi menjadi tiga segmen, segmen bawah memiliki provenan dari provinsi tektonik recycled orogen, segmen tengah memiliki provinsi tektonik dissected arc hingga basement uplift, segmen atas memiliki provenan dari dissected arc yang berupa plutonic magmatic arc. Variasi provinsi tektonik ini disebabkan akibatkondisi sumber sedimen berasal dari pegunungan hasil tabrakan antara busur gunungapi Woyla dan terrane Sumatra Barat yang menjadi sumber sedimen provinsi tektonik recycled orogen dan magmatic arc. Tabrakan busur gunungapi Woyla dan terrane Sumatra Barat secara diakronus ditafsirkan memicu terbentuknya sesar mendatar besar yang memicu tersingkapnya batuan alas berupa pluton granit yang menjadi sumber provinsi basement uplift hingga plutonic magmatic arc. Formasi Sabu diintepretasikan terendapkan pada cekungan pull apart yang terbentuk dari sistem sesar mendatar yang terbentuk pada umur Paleogen.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115197664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Identifikasi Lokasi Sebaran Fosil untuk Penentuan Konservasi Situs Paleontologi Bumiayu, Provinsi Jawa Tengah","authors":"Rahajeng Ayu Permana Sari, Agustina Djafar, Ifan Yoga Pratama Suharyogi, Winantris Winantris, Lili Fauzielly, Erick Setiyabudi","doi":"10.14710/jgt.5.2.2022.116-129","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.2.2022.116-129","url":null,"abstract":"Bumiayu merupakan daerah yang menarik untuk dikaji dari sisi paleontologi, salah satunya keberadaan Fauna Satir yang merupakan fauna vertebrata tertua di Pulau Jawa. Ada beberapa titik lokasi penemuan yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Desa Bumiayu, Kecamatan Bumiayu; Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong; dan Desa Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung. Situs Paleontologi Bumiayu dikenal dengan nama lain Situs Buton (Bumiayu-Tonjong). Metode yang digunakan berupa identifikasi keragaman geologi dan analisis data kualitatif berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008. Lokasi yang perlu dikonservasi adalah Sungai Kaliglagah, Sungai Cisaat, Sungai Kalibiuk, Sungai Pelem, Sungai Slatri, Sungai Santanaya, Sungai Cipanglosoran, Sungai Jawan, dan Sungai Bodas karena menceritakan secara runtut pengangkatan Pulau Jawa menjadi daratan selama Plio-Plistosen. Geosite tersebut memiliki keunikan batuan dan fosil yang berfungsi sebagai laboratorium alam, sehingga direkomendasikan untuk dikonservasi sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) terutama untuk melindungi dari kerusakan.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129242654","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS REMBESAN PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN TERHADAP KEAMANAN BENDUNGAN PIDEKSO, KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH.","authors":"Athik Dina Nashihah, W. Hidajat, Narulita Santi","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.1-15","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.1-15","url":null,"abstract":"Perencanaan pembangunan Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri dengan tipe bendungan urugan berkemungkinan gagal. Salah satu kerusakan yang terjadi di Bendungan Pidekso adalah rembesan. Terjadinya rembesan dapat menyebabkan terbentuknya pipa-pipa dalam tanah. Tujuan dari adanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan debit rembesan sebelum dan sesudah grouting serta faktor keamanan piping. Metode yang digunakan berupa pengamatan data geologi dan geologi teknik yang dilanjutkan dengan analisis rembesan menggunakan Metode Elemen Hingga/Finite Element Method (FEM) dengan Software Slide 6.0. Analisis rembesan dilakukan pada kondisi muka air normal dan pada kondisi muka air banjir saat sebelum pelaksanaan grouting dan sesudah grouting. Debit rembesan sebelum grouting pada kondisi muka air normal adalah 3,1533 m3/hari dan kondisi muka air banjir adalah 3,3747 m3/hari dan nilai faktor keamanan piping yaitu 1,22 dan 1,83. Penanganan pada pembangunan bendungan dengan cara grouting untuk memperbaiki hasil yang diperoleh menjadi lebih aman. Hasil perhitungan menunjukkan debit rembesan setelah dilakukan grouting pada kondisi muka air normal adalah 0,66484 m3/hari dan kondisi muka air banjir adalah 0,66873 m3/day. Faktor keamanan piping menjadi meningkat pada angka 4,68.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121849353","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pemetaan Zona Bahaya Aliran Piroklastik Gunung Merapi, Jawa Tengah dan Sekitarnya menggunakan Aplikasi Titan2D","authors":"Dinar Astari, Wilfridus FS Banggur, Narulita Santi, Najib Najib","doi":"10.14710/jgt.5.1.2022.76-82","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jgt.5.1.2022.76-82","url":null,"abstract":"Salah satu bahaya primer erupsi gunungapi adalah aliran piroklastik. Pada bulan Desember 2020, sejak letusan Gunung Merapi menghasilkan ash plumes, ash fall, dan aliran piroklastik selama Oktober 2019-Maret 2020, tingkat aktivitas Gunung Merapi masih relatif tinggi. Oleh karena itu, simulasi aliran piroklastik dilakukan sebagai salah satu upaya untuk bersiap menghadapi erupsi suatu gunungapi terutama dalam menentukan zona atau daerah yang berpotensi terdampak aliran piroklastik. Aliran piroklastik Gunung Merapi disimulasikan menggunakan perangkat lunak Titan2D dengan input berupa data DEM (Digitalized Elevation Model) yang merepresentasikan bentuk morfologi Gunung Merapi dengan resolusi 8 m, memanfaatkan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Output yang dihasilkan berupa representasi dinamis dari kecepatan aliran piroklastik, ketebalan deposit, dan daerah terdampak. Tipe aliran piroklastik yang disimulasikan adalah tipe guguran yang berasal dari runtuhnya kubah lava Gunung Merapi dengan skenario volume 2 juta m3 dan 5 juta m3 di mana sudut sudut internal friksi sebesar 30° dengan sudut basal friksi 13° dan 15°. Hasil simulasi memperlihatkan aliran piroklastik mengalir ke arah selatan-barat daya Gunung Merapi dengan kisaran kecepatan 32,8 m/det sampai 75,8 m/det dengan jarak jangkauan mencapai 7,7 km melewati batas wilayah Kawasan Rawan Bencana 2 Gunung Merapi.","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125791811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}