Risky Ekaputri, Indrasari Basri, Marselina Sattu, M. Syahrir, Mirawati Tongko, F. S. Lanyumba, I. W. Suartika
{"title":"Gambaran Asupan Gizi Mikro pada Balita Stunting di Desa Kalumbatan Totikum Selatan Kabupaten Banggai Tahun 2022","authors":"Risky Ekaputri, Indrasari Basri, Marselina Sattu, M. Syahrir, Mirawati Tongko, F. S. Lanyumba, I. W. Suartika","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.179","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.179","url":null,"abstract":"Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingaga mengakibataka gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usianya. Berdasarkan data tertinggi yaitu dengan jumlah balita yang menderita stunting mencapai 42,60%. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui apa saja asupan mikro pada balita stunting di Desa Kalumbatan Kec. Totikum Selatan. Jenis penelitian adalah survey deskriptif. Populasi dan sampel terdiri dari 59 balita stuting. Alat pengumpulan data yaitu menggunakan kuesioner food recal 24 jam. Metode analisis data menggunakan program SPSS dan nutrisurvey. Hasil penelitian dari 59 balita stunting menunjukkan bahwa asupan vitamin A, vitamin D, kalsium, dan iodium yang di konsumsi balita sebagian besar termasuk dalam kriteria kurang. Hal ini disebabkan karena masih rendah kualitas makan yang diberikan kepada balita, faktor lain yang dapat menyebabkan stunting adalah pendidikan ibu, pengatahuan, pendapatan, dan penyakit infeksi. Untuk itu perlu disarankan adanya perhatian orang tua khususnya ibu rumah tangga agar lebih memperhatikan kualitas makanan untuk menghindarin terjadinya masalah gizi pada anak. \u0000Stunting is a chronic malnutrition problem caused by a lack of nutritional intake for a long time, whose causing impaired growth in children where the children's height is lower than their age. Based on the highest data which is the number of toddlers suffering from stunting reached 42.60%. The purpose of this research was to find out what are the micro intakes of stunting toddlers in Kalumbatan Village, Totikum Selatan District. This type of research is a descriptive survey. The population and sample consisted of 59 stunting toddlers. The data collection tool is using a 24-hour food recal questionnaire. The data analyze methods is using the SPSS and Nutrisurvey programs. The results of this research is 59 stunting toddlers showed that the intake of vitamin A, vitamin D, calcium and iodine consumed by the toddlers was mostly included in the deficient criteria. This is caused by the low quality of food given to the toddlers, other factors that can cause stunting are mother's education, knowledge, income, and infectious diseases. For this reason, it is necessary to suggest the attention of parents, especially mothers, to pay more attention to the quality of food to avoid nutritional problems in children.","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132220619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Evi Magdalena, Dwi Wahyu Balebu, Sandy Novriyanto Sakati
{"title":"Studi Kejadian Penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Luwuk Berdasarkan Kondisi Iklim","authors":"Evi Magdalena, Dwi Wahyu Balebu, Sandy Novriyanto Sakati","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.163","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.163","url":null,"abstract":"Penyakit DBD adalah penyakit infeksi yang ditularkan oleh virus dengan bantuan nyamuk Aedes Aegypti. Peningkatan dan penurunan kasus DBD membutuhkan bantuan iklim dalam penyebaran, unsur iklim yang berupa suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin ikut berperan dalam mendukung perkembangbiakan vektor. Tujuan dari penelitian adalah untuk menggambarkan kasus kejadian penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong berdasarkan kondisi iklim. Pada lima tahun terakhir yakni pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan data sekunder, data Kasus DBD di dapatkan dari Puskesmas Simpong dan data kondisi iklim yang merupakan suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin didapatkan dari kantor BMKG Kabupaten, data diolah menggunakan aplikasi excel, serta penyajian data berupa tabel dan grafik. Hasil analisis trend Kasus DBD yang disandingkan dengan kondisi iklim, gambaran kejadian kasus DBD berdasarkan suhu udara, terdapat adanya kasus penyakit pada suhu tidak normal, kejadian kasus DBD berdasarkan kelembaban terdapat kasus pada bulan dengan tingkat kelembaban normal, kejadian kasus DBD berdasarkan curah hujan terdapat kasus pada bulan dengan tingkat kondisi tinggi dan terdapat kasus pada bulan dengan tingkat curah hujan rendah, kejadian kasus DBD berdasarkan kecepatan angin, terdapat kasus pada bulan dengan tingkat kecepatan angin normal atau < 25-31 mil/jam. Perlu adanya peningkatan kewaspadaan dini dan upaya pencegahan terhadap kejadian DBD pada akhir tahun dan awal tahun.\u0000Dengue fever is an infectious disease that is transmitted by a virus with the help of the Aedes aegypti mosquito. The increase and decrease in DHF cases requires climate assistance in spreading, climatic elements in the form of temperature, humidity, rainfall and wind speed play a role in supporting vector breeding. The aim of this study was to describe cases of dengue fever in the Simpong Health Center working area based on climatic conditions. In the last five years, namely from 2017 to 2021. This type of research is descriptive research, using secondary data, DHF case data was obtained from the Simpong Health Center and climate condition data namely temperature, humidity, rainfall and wind speed were obtained from district BMKG office, data is processed using the excel application, as well as data presentation in the form of tables and graphs. The results of trend analysis of DHF cases coupled with climatic conditions, an overview of the incidence of DHF cases based on air temperature, there are cases of disease at abnormal temperatures, the incidence of DHF cases based on humidity there are cases in months with normal humidity levels, the incidence of DHF cases based on rainfall there are cases in months with high levels of conditions and there are cases in months with low levels of rainfall, the incidence of DHF cases is based on wind speed, there are cases in months with normal wind speeds or <25-31 mph. ","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127509279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Gambaran Kondisi Fisik Rumah Penderita Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Toili I Tahun 2022","authors":"Suriani, Dwi Wahyu Balebu, M. Syahrir","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.161","url":null,"abstract":"Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi fisik rumah penderita pneumonia pada balita di Wilayah PuskesmasToili I. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif,variabel penelitian ini adalah kepadatan hunian, ventilasi, jenis lantai rumah dan cerobong asap. Sampel dalam penelitian ini yaitu102 rumah. Metode yang digunakan adalah observasi checklist dan pengukuran untuk beberapa variabel. Analisis univariat digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menujukkan bahwa kondisi fisik rumah yaitu pengukuran kepadatan hunian yang memenuhi syarat (tidak padat) berjumlah 50 (49,0%), yang tidak memenuhi syarat berjumlah 52 (51,0%), Pengukuran ventilasi yang tidak memenuhi standar 54 (52,9%), yang memenuhi syarat 48 (47,1%), Jenis lantai rumah yang memenuhi persyaratan 91 (89,2%), tetapi kurang dari kebutuhan 11 (10,8%), ketersedian cerobong asap yang tidak memenuhi syarat 80 (78,4%) yang memenuhi syarat 22 (21,6%). Keadaan fisik rumah ditemukan menjadi faktorrisiko terjadinya pneumonia pada anak kecil. Masyarakat disarankan untuk lebih memperhatikan keadaan fisik rumah, dan diharapkan puskesmas melakukan pemeriksaan sanitasi rumah tangga sehat dan memberikan penyuluhan masyarakat.\u0000Pneumonia is a form of acute respiratory infection in which the lungs are made up of tiny sacs called alveoli, which fill with air when a healthy person breathes. This study aims to describe the physical condition of the houses of pneumonia sufferers in toddlers in the Toili I Health Center. This type of research is descriptive research, the variables of this research are occupancy density, ventilation, type of house floor and chimneys. The sample in this study is 102 houses. The method used is checklist observation and measurement for several variables. Univariate analysis was used to analyze the data. The results showed that the physical condition of the house, namely the measurement of occupancy density that met the requirements (not dense) was 50 (49.0%), those that did not meet the requirements were 52 (51.0%), Ventilation measurements that did not meet the standard 54 (52, 9%), 48 (47.1%) met the requirements, 91 (89.2%) met the requirements, but less than 11 (10.8%) required, 80 (80) did not meet the requirements for chimneys 78.4%) that met the requirements 22 (21.6%). The physical condition of the house was found to be a risk factor for pneumonia in young children. The community is advised to pay more attention to the physical condition of the house, and it is hoped that the health center will carry out sanitation checks for healthy households and provide community counseling. ","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131141047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizky Eka Putri Djalumang, Sriyanti Nurdin, Anang S. Otoluwa
{"title":"Hubungan Kondisi Rumah terhadap Kejadian Penyakit Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskemas Kampung Baru","authors":"Rizky Eka Putri Djalumang, Sriyanti Nurdin, Anang S. Otoluwa","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.184","url":null,"abstract":"Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor risko penyakit tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi rumah terhadap kejadian penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru. Jenis penelitian adalah analitik dengan rancangan Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah penderita TB paru BTA + tahun 2018 di Puskesmas Kampung Baru sebanyak 51 responden dan BTA – sebanyak 51 responden. Pengambilan sampel menggunakan cara random sampling. Analisis data dengan cara univariat, bivariat dan multivriat dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberculosis dengan hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,165, ventilasi merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai p = 0,001 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,176, pencahayaan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai p = 0,000 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,141, kelembaban merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberculosis dengan hasil nilai p = 0,001 (p<0,05) dan hasil uji statistik nilai OR= 0,137, jenis lantai merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai p = 0,031 (p<0,05), dan hasil uji statistik nilai OR= 0,167. Dan hasil uji regresi logistik variabel pencahayaan dengan nilai p=0,000 dan exp(B) sebesar 0,093 kali memiliki hubungan terhadap kejadian tuberkulosis. Untuk itu disarankan bagi Pemerintah lebih meningkatkan upaya penanggulangan tuberkulosis untuk menemukan secara dini penderita Tuberkulosis dan membentuk kader peduli TBC dan bagi masyarakat agar lebih memperhatikan sanitasi rumah dan membiasakan berprilaku hidup bersih dan sehat.
 A house that does not meet health requirements is a risk factor for pulmonary tuberculosis. This study aims to determine the relationship between the condition of the house and the incidence of tuberculosis in the working area of the Kampung Baru Health Center. This type of research is analytic with a Case Control design. The population in this study was the number of smear + pulmonary TB patients in 2018 at the Kampung Baru Health Center as many as 51 respondents and BTA - as many as 51 respondents. Sampling using random sampling method. Data analysis was carried out using univariate, bivariate and multivariate methods using logistic regression. The results showed that occupancy density was a factor associated with the incidence of tuberculosis with a result of a value of p = 0.000 (p <0.05) and the results of statistical tests OR = 0.165, ventilation was a factor associated with the incidence of tuberculosis with a result of a value of p = 0.001 (p <0.05) and the statistical test results OR = 0.176, lighting is a factor related to the incidence of tubercul","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135434721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Karakteristik Ketidakpatuhan Peserta Mandiri Dalam Pembayaran Iuran Jkn Di Kelurahan Luwuk","authors":"Susi Angriani, Fitriyanti Sutadi, Dwi Wahyu Balebu, Marselina Sattu, Bambang Dwicahya, Caca Sudarsa, Lisa Handayani","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.171","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.171","url":null,"abstract":"Kepatuhan dalam membayar iuran JKN bagi peserta mandiri merupakan komponen terpenting untuk mempermudah pemanfaatan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2021 diketahui bahwa jumlah peserta JKN yang menunggak sampai pada maret 2021 di Kabupaten Banggai sebanyak 5.619 KK. Wilayah Kecamatan dan Kelurahan tertinggi masing-masing adalah Kecamatan Luwuk sebanyak 1.651 KK (29%) dan Kelurahan Luwuk sebanyak 360 KK (22%). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik ketidakpatuhan peserta mandiri dalam pembayaran iuran JKN di Kelurahan Luwuk Kabupaten Banggai. Jenis penelitian adalah survey deskriptif, jumlah sampel sebanyak 120 KK dari total polulasi sebanyak 360 KK. Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 76 KK (63,3%) memiliki pendapatan kurang dari UMK, 119 KK (99,2%) dengan tingkat pengetahuan baik, 90 KK (75%) dengan tingkat pendidikan yang tinggi, 62 KK (51,7%) memiliki jumlah tanggungan besar, 97 KK (80,8%) status bekerja, dan 107 KK (89,2%) memiliki persepsi positif. Pada dasarnya peserta mandiri memiliki pengetahuan yang baik terkait program JKN dan memiliki keinginan untuk konsisten dalam pembayaran iuran namun kendala rendahnya pendapatan dan banyaknya anggota keluarga yang ditanggung menjadi faktor ketidakpatuhan. \u0000Compliance in paying JKN contributions for independent participants is utmost importance for ease use health services. Based on BPJS Health data in 2021, it is known that the number of JKN participants who are in arrears until the 2021 market in Banggai Regency is 5,619 families. The highest sub-districts and sub-districts are Luwuk sub-district with 1,651 families (29%) and Luwuk sub-district with 360 families (22%). This study aims to describe the non-compliance of independent participants in paying JKN contributions in Luwuk Village, Banggai Regency. The type of research is a descriptive survei, the number of samples is 120 households from a total population of 360 households. The sampling technique was simple random sampling. The results showed that 76 families (63.3%) had income less than the minimum wage, 119 families (99.2%) had good knowledge, 90 families (75%) had a high level of education, 62 families (51.7%) has a large number of dependents, 97 families (80.8%) have a working status, and 107 families (89.2%) have a positive perception. Basically, independent participants have good knowledge of the JKN program and have a desire to be consistent in paying contributions, but the constraints of low income and the large number of family members covered are factors for non-compliance.","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"386 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122849470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yunita Sari Thirayo, Lusiana Apaladu, Marselina Sattu, Erni Yusnita Lalusu, Ramli Bidullah, M. Syahrir, Yustianty Monoarfa
{"title":"Kandungan Vitamin C dan Mineral Zinc pada Ubi Banggai Jenis (Dioscorea Alata) di Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2022","authors":"Yunita Sari Thirayo, Lusiana Apaladu, Marselina Sattu, Erni Yusnita Lalusu, Ramli Bidullah, M. Syahrir, Yustianty Monoarfa","doi":"10.51888/jpmeo.v1i3.180","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i3.180","url":null,"abstract":"Tanaman ubi Banggai, ubi tanaman berdaun besar menjantung atau menjari tangan rimpangnya membesar menjadi umbi yang kulitnya menggambus atau berduri-duri tergolong dalam marga Dioscorea merupakan kelompok tanaman umbi-umbian yang banyak dibudidayakan di Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah. Di wilayah tersebut ubi Banggai merupakan salah satu makanan pokok masyarakat asli Banggai Kepulauan. Ubi Banggai merupakan sumber daya genetik yang eksotik serta merupakan pangan fungsional yang sangat poitensial, tidak hanya sebagai sumber energi untuk menggantikan beras, namun juga bermanfaat untuk menyehatkan tubuh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan mineral zinc dan untuk mengetahui berapa kadarnya yang terdapat pada ubi Banggai jenis (Dioscorea alata). Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan 1 jenis sampel penelitian yang diperoleh dari pasar Bongganan Kabupaten Banggai Kepulauan, penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dan mineral zinc pada ubi Banggai jenis (Dioscorea alata). Hasil penelitian menunjukan bahwa ubi Banggai jenis Dioscorea alata mengandung kadar vitamin C sebanyak 1,09 mg/g ekstrak, dan mineral zinc sebanyak 3,551 mg/g ekstrak. \u0000The Banggai yam plant, a yam plant with hanging large leaves whose rhizome enlarges into tubers whose skin is glabrous or has thorns, belongs to the genus Dioscorea is a group of yam plants that are widely cultivated in the Banggai Islands, Central Sulawesi. In that area, Banggai Yam is one of the staple foods of the indigenous people of the Banggai Islands. Banggai Yam is an exotic genetic resource as well as a very potential functional food, not only as a source of energy to replace rice, but also beneficial for health. The purpose of this research was to determine whether it contains zinc mineral or not and to find out how much is the content in Banggai Yam (Dioscorea alata). This type of research is a descriptive study, with 1 type of research sample obtained from the Bongganan market, Banggai Islands Regency, this study aims to determine the levels of vitamin C and zinc mineral in the Banggai Yam (Dioscorea alata). The results showed that the Banggai Yam which is a Dioscorea alata type contained 1.09 mg/g extract of vitamin C and 3.551 mg/g extract of zinc mineral.","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126318856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ulin Nam'ma Saputra, Herawati Herawati, Maria Kanan
{"title":"Daya Hambat Infusa Daun Kelor (Moringa oleifera L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli","authors":"Ulin Nam'ma Saputra, Herawati Herawati, Maria Kanan","doi":"10.51888/jpmeo.v1i2.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i2.157","url":null,"abstract":"Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara berkembang khususnya untuk infeksi Escherichia coli L. Daun kelor diketahui memiliki kemampuan antimikroba. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat, Kadar Hambat Minimum (KHM) dan mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) infusa Moringa oleifera L. terhadap pertumbuhan E. coli. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan metode difusi dengan teknik sumur dan teknik pengenceran. Sampel penelitian ini adalah infusa daun kelor dengan konsentrasi : 100%, 75%, 50%, 25% dan 12,5%. Daya hambat diperoleh berdasarkan pengukuran zona bening yang terbentuk di sekitar lubang sumur menggunakan penggaris. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata -rata diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 50% yaitu sebesar 16,75 mm. Kadar Hambat Minimum (KHM) infusa daun kelor didapatkan pada konsentrasi 50%. Sedangkan untuk kadar bunuh minimum (KBM) pada penelitian ini tidak ditemukan. Infusa daun kelor (Moringa oleifera L) memiliki daya antibakteri terhadap Escherichia coli dengan hasil pengujian dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan zona hambat sebesar 11,75 mm pada konsentrasi 100%, 12,75 mm untuk konsentrasi 75%, 16,75 mm pada konsentrasi 50%, 8,75 mm pada konsentrasi 25%, dan 8 mm untuk konsentrasi 12,5% dengan KHM pada konsentrasi 50 %,sedangkan KBM pada konsentrasi 50 % sampai 12.5 %. Masyarakat dapat menggunakan infusa daun kelor sebagai pencegahan penyakit infeksi pada konsentrasi 50%, atau 100 gram daun kelor dilarutkan dalam 200 ml air. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian infusa daun kelor menggunakan sampel bakteri selain Escherichia coli, serta dapat menggunakan bagian tanaman kelor yang lainnya sebagai sampel untuk menghambat pertumbuhan bakteri.\u0000Infectious diseases are one of the major health problems in developing countries, especially Escherichia coli L infection. Moringa leaves are known to have antimicrobial abilities. This study aims to determine the inhibitory power, Minimum Inhibitory Level (KHM), and determine the Minimum Kill Rate (KBM) of Moringa oleifera L infusion. to the growth of E. coli. This research is a laboratory experiment with diffusion methods with well and dilution techniques. The sample of this study was an infusion of Moringa leaves with concentrations: of 100%, 75%, 50%, 25%, and 12.5%. Inhibitory power is obtained based on measurements, of clear zones formed around the good hole using a ruler. Based on the results of the study, shows the average diameter of the highest inhibitory zone at a concentration of 50% which is 16.75 mm. The Minimum Inhibitory Level (KHM) of Moringa leaf infusion was obtained at a concentration of 50%. As for the minimum kill rate (KBM) in this study, it was not found. Moringa leaf infusion (Moringa oleifera L) has antibacterial power against Escherichia coli with test results that can inhibit the growth of bacteria with an inhibitory zone of 11.75 mm at a concentration of","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131340596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Herlina Ineng, Erni Yusnita Lalusu, Mirawati Tongko, S. N. Sakati
{"title":"Hubungan Status Gizi Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Universitas Tompotika Luwuk Banggai","authors":"Herlina Ineng, Erni Yusnita Lalusu, Mirawati Tongko, S. N. Sakati","doi":"10.51888/jpmeo.v1i2.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i2.155","url":null,"abstract":"Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur. Status gizi dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kemampuan mahasiswa dalam menangkap pelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi mahasiswa Universitas Tompotika Luwuk Banggai. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas Tompotika Luwuk Banggai tahun ajaran genap 2021/2022 yang berjumlah 1.876.Teknik pemilihan sampel dengan cara Purposive Sampling dan jumlah sampel sebesar 164 mahasiswa. Instrumen dalam penelitian adalah pengukuran (berat badan dan tinggi badan) k emudian dihitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dan dokumenter (pengumpulan rata -rata nilai IPK). Analisis data dilakukan menggunakan uji Fisher exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori status sangat kurus dan gemuk masing-masing sebanyak 8 mahasiswa (4,9%), kurus sebanyak 21 mahasiswa (12,8%), normal sebanyak 118 mahasiswa (71,9%) dan obesitas 9 mahasiswa (5,5%). Mahasiswa yang mendapatkan nilai indeks prestasi tinggi sebanyak 143 mahasiswa (87,2%) dan nilai rendah sebanyak 21 mahasiswa (12,8%). B erdasarkan uji Fisher exact test di dapatkan nilai p-value = 0,488 > 0,05 sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain case control dengan jumlah sampel yang sesuai pada kelompok kasus dan kontrol serta memberikan batasan waktu studi pada mahasiswa yang menjadi sampel penelitian.\u0000Nutritional status is a condition that is determined by the level of physical need for energy and nutrients obtained from food intake where the physical impact can be measured. Nutritional status can affect the students' level of intelligence and ability to collect lessons. The purpose of this research was to determine the correlation between nutritional status and achievement index of the Tompotika Luwuk Banggai University's students. This type of research is descriptive analysis. The population of this research were all active students at Tompotika Luwuk Banggai University by the academic year 2021/2022 which are 1,876 students. The sample selection technique was by purposive sampling and the sample were 164 students. The instruments in this research were including measurements (weight and height) then calculating the Body Mass Index (BMI) and documentaries (collecting the students' average GPA score). The data analyzing method was using Fisher's exact test. The results of this research showed that the status categories were underweight and obese which were 8 students (4.9%), underweight were 21 students (12.8%), normal were 118 students (71.9%) and obese were 9 students (5 .5%). Students who got high-grade point average scores were 143 students (87.2%) and low scores were 21","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122241461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizka Abdussama, Ramli Ramli, Yustiyanti Monoarfa, M. Syahrir
{"title":"Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia Bawah Dua Tahun Gizi Kurang di wilayah kerja Puskesmas Saiti","authors":"Rizka Abdussama, Ramli Ramli, Yustiyanti Monoarfa, M. Syahrir","doi":"10.51888/jpmeo.v1i2.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i2.158","url":null,"abstract":"Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih menjadi masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian.Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh asupan yang kurang dan tingginya penyakit infeksi. Gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak. Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun adalah salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2020 penderita gizi kurang sebanyak 8,3%. Berdasarkan data di Puskesmas Saiti terjadi peningkatan kasus gizi kurang pada tahun 2020 ke 2021 yaitu dari 11,18% menjadi 17,20%. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah survey deskriptif yang bertujuan untuk melihat Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia Bawah Dua Tahun Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Saiti. Pop ulasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia dua tahun gizi kurang pada tahun 2022 yang berjumlah 32. Penyajian data dilakukan setalah data diolah dan dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi disertai narasi untuk menarik kesimpulan. Hasil Penelitian Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia Bawah Dua Tahun Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Saiti yaitu, sebanyak 24 (75%) baduta diberikan MP – ASI Lokal, sedangkan 8 (25%) baduta diberikan MP – ASI Pabrikan. Sebanyak 32 (100%) baduta diberikan Makanan Lumat Pada Usia 6 – 8 Bulan. Sebanyak 32 (100%) baduta diberikan Makanan Lunak pada Usia 9 – 12 Bulan. Sebanyak 32 (100%) baduta diberikan Makanan Padat pada Usia 13 – 24 Bulan. Sebanyak 30 (93,8%) baduta diberikan MP – ASI pada usia 6 – 8 Bulan sebanyak 2 – 3 kali sehari. Sedangkan, 9 – 12 bulan sebanyak 3 – 4 kali sehari 28 (87,5%) baduta. Dan 13 – 24 Bulan 3 – 4 kali sehari terdapat 27 (84,4%) baduta. Sebanyak 32 (100%) baduta diberikan MP – ASI dengan Hygiene yang baik dan, tepat waktu. Sebanyak 16 (50%) baduta diberikan MP ASI Lokal. Dan sebanyak 9 (28,1) baduta diberikan MP – ASI Lokal yaitu Bubur dicampur dengan dan daging. Dan sebanyak 7 (21,9%) baduta diberikan MP – ASI Pabrikan. Saran perlunya dilakukan upaya pemberday aan masyarakat dalam penyiapan MP – ASI Lokal yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan gizi baduta.\u0000The problem of undernutrition and malnutrition in children under five is still a major nutritional problem that needs attention. Nutritional problems are directly caused by inadequate intake and high levels of infectious diseases. Nutrition is a very important need in the process of growth and development of infants and children. Proper feeding from birth to the age of two is one of the fundamental efforts to ensure quality growth and development while simultaneously fulfilling rights. Based on the Banggai District Health Office profile in 2020, 8.3% of people with malnutrition were malnourished. Based on data at the Saiti Health Center, there has been an increase in cases of malnutrit","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116236059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yurisna, Marselina Sattu, F. S. Lanyumba, A. S. Otoluwa
{"title":"Gambaran Asupan Gizi Makro, Vitamin D Dan Aktivitas Fisik Pada Remaja Obesitas Di SMP Kota Luwuk Tahun 2022","authors":"Yurisna, Marselina Sattu, F. S. Lanyumba, A. S. Otoluwa","doi":"10.51888/jpmeo.v1i2.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/jpmeo.v1i2.159","url":null,"abstract":"Obesitas pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor konsumsi makanan yang meliputi frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan dan aktivitas fisik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan gizi makro, vitamin D dan aktivitas fisik pada remaja obesitas di SMP kota Luwuk. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi obesitas di SMPN 1 Luwuk, SMPN 2 Luwuk, SMPN 3 Luwuk dan MTSN 1 Banggai. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2022. Sampel yang diperoleh sebanyak 46 orang yang diukur berat badannya menggunakan timbangan digital, tinggi badan menggunakan microtoise dan kuisioner digunakan untuk melihat asupan zat gizi dan aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat asupan protein dengan kategori lebih, 89,1% asupan lemak dengan kategori lebih, 80,4% dan asupan vitamin D dengan kategori lebih 71,7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asupan maka nan remaja obesitas yang berlebihan adalah asupan protein,lemak dan vitamin D. Sehingga disarankan agar remaja obesitas lebih memperhatikan pembatasan pada konsumsi asupan protein, lemak dan vitamin D seperti ayam goreng, ikan goreng, tahu dan tempe goreng serta makanan-makanan yang berminyak dalam jumlah yang besar agar tidak terjadi kelebihan zat gizi yang dapat menimbulkan kelebihan berat badan. Serta lebih meningkatkan aktivitas fisik agar seimbang dengan asupan makanan.\u0000Obesity in adolescents is caused by several factors, one of which is food consumption factors which include eating frequency, meal portion, type of food and physical activity. Luwuk. This research is a descriptive observational study with a cross sectional approach. The population in this study were obese students at SMPN 1 Luwuk, SMPN 2 Luwuk, SMPN 3 Luwuk and MTSN 1 Banggai. This research was conducted in June 2022. The sample obtained was 46 people whose weight was measured using a digital scale, height using a microtoise and questionnaires were used to see nutrient intake and physical activity. The results showed that there was protein intake in the more category, 89.1% fat intake in the more category, 80.4% and vitamin D intake in the more category 71.7%. From the results of the study, it was concluded that the excessive intake of food for obese adolescents was the intake of protein, fat and vitamin D. So it is recommended that obese adolescents pay more attention to restrictions on the consumption of protein, fat and vitamin D intake such as fried chicken, fried fish, fried tofu and tempeh and other foods. Greasy foods in large quantities to avoid excess nutrients that can lead to excess weight. And further increase physical activity in order to balance it with food intake.","PeriodicalId":369156,"journal":{"name":"Buletin Kesehatan MAHASISWA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130016449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}