Journal of Islamic and Occidental Studies最新文献

筛选
英文 中文
Between Freedom of Religion and Apostasy in Islam: Analysis of Surah Al-Baqarah Verse 256 在伊斯兰教的宗教自由与叛教之间:对巴卡拉章256节的分析
Journal of Islamic and Occidental Studies Pub Date : 2023-06-28 DOI: 10.21111/jios.v1i1.9
Harda Armayanto, Qosim Nurseha Dzulhadi, M. Ulfa
{"title":"Between Freedom of Religion and Apostasy in Islam: Analysis of Surah Al-Baqarah Verse 256","authors":"Harda Armayanto, Qosim Nurseha Dzulhadi, M. Ulfa","doi":"10.21111/jios.v1i1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.21111/jios.v1i1.9","url":null,"abstract":"This article aims to explain the concept of religious freedom in Islam. This concept is revealed in the Qur'an surah al-Baqarah verse 256, which states that religion has no compulsion. This verse is an affirmation that Islam upholds the values of tolerance and humanity, as well as an answer to the accusation that Islam is spread by the sword (violence). However, in practice, some people interpret this verse differently, that Islam allows its adherents to apostate. With the argument that apostasy is part of religious freedom. Based on that reason, this article analyzes sura al-Baqarah verse 256 based on the interpretations of classical and contemporary commentators, as well as analyzes the traditions of the Prophet Muhammad concerning apostasy and religious freedom. This article is qualitative in nature used library research for data collection from books, journals, and other documents related to the topic of discussion. The collected data were then analyzed using the critical-analysis method. The study found that religious freedom in Islam is related to the relationship between the servant and God. Muslims are not free to do something because they are bound by their obligations as servants. That is, Islam does not allow its adherents to apostatize because it violates God's teachings and also Islam does not force other people to embrace this religion.","PeriodicalId":350593,"journal":{"name":"Journal of Islamic and Occidental Studies","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122797082","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PENERAPAN KONSEP MAQASHID ASY-SYARI’AH MENURUT IMAM AL-GHAZALI DAN IMAM ASY-SYATHIBI DALAM INFERENSI HUKUM ISLAM KONTEMPORER
Journal of Islamic and Occidental Studies Pub Date : 2023-06-28 DOI: 10.21111/jios.v1i1.5
Muhammad Faishal Fadhli
{"title":"PENERAPAN KONSEP MAQASHID ASY-SYARI’AH MENURUT IMAM AL-GHAZALI DAN IMAM ASY-SYATHIBI DALAM INFERENSI HUKUM ISLAM KONTEMPORER","authors":"Muhammad Faishal Fadhli","doi":"10.21111/jios.v1i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.21111/jios.v1i1.5","url":null,"abstract":"Setiap perintah dan larangan dalam Islam, mengandung hikmah, nilai dan tujuan yang mulia. Inilah intisari dari istilah ‘maqashid asy-Syari’ah.’ Dengan mengkajinya secara intensif, akan tampak jelas bahwa syariat Islam diformulasikan untuk mewujudkan kebahagiaan umat manusia, diproyeksikan untuk menghindari mafsadat, dan meraih maslahat. Hukum-hukum yang terkandung di dalamnya pun bersifat obyektif, kooperatif dan kompherensif. \u0000Demikianlah di antara faidah mempelajari maqashid asy-Syari’ah. Namun, sangat disayangkan apabila maqashid digunakan untuk liberalisasi syariat Islam seperti menggugurkan wajibnya memakai jilbab. Atas nama maqashid juga, shalat dengan menggunakan dwi bahasa, dianggap boleh. Selain itu, dengan dalih yang sama, hukum hudud, waris, ‘iddah, dan lain sebagainya, dianggap tidak penting selagi objek yang dimaksudkan dari hukum tersebut dapat dicapai. Data-data tersebut menunjukkan adanya penerapan maqashid secara serampangan. Maka dari itu, agar ilmu maqashid difungsikan sebagaimana mestinya, penulis mengulas kembali pemikiran maqashid Imam al-Ghazali dan Imam asy-Syathibi mengingat keduanya merupakan tokoh yang paling otoritatif. Makalah ini menjelaskan bagaimana konsep maqashid yang mereka rumuskan, sehingga bisa digunakan untuk menjawab berbagai problematika kontemporer seperti masalah peribatan, kedokteran, muamalah dan teknologi.","PeriodicalId":350593,"journal":{"name":"Journal of Islamic and Occidental Studies","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115654277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Problem Komersialisasi dalam Pendidikan Islam
Journal of Islamic and Occidental Studies Pub Date : 2023-06-28 DOI: 10.21111/jios.v1i1.7
Mahfida Ustadzatul Ummah
{"title":"Problem Komersialisasi dalam Pendidikan Islam","authors":"Mahfida Ustadzatul Ummah","doi":"10.21111/jios.v1i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.21111/jios.v1i1.7","url":null,"abstract":"Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi membawa pengaru dalam dunia pendidikan suatu negara. Pengaruh juga dirasakan di Negara Indonesia, diantaranya pendidikan dituntut untuk mengikuti keinginan pasar dan terus meningkatkan fasilitas pendidikan. Dampaknya terjadi pembebanan biaya pendidikan yang tinggi. Islam sebagai peradaban memiliki orientasi pendidikan yang baik dan memiliki filantropi untuk pembiyaan dalam pendidikan.","PeriodicalId":350593,"journal":{"name":"Journal of Islamic and Occidental Studies","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130379530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Dimensi Sosial dalam Hudud
Journal of Islamic and Occidental Studies Pub Date : 2023-06-28 DOI: 10.21111/jios.v1i1.4
Nur Fauzi Radliatul Fatah, Ulfatun Wahidatun Nisa
{"title":"Dimensi Sosial dalam Hudud","authors":"Nur Fauzi Radliatul Fatah, Ulfatun Wahidatun Nisa","doi":"10.21111/jios.v1i1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21111/jios.v1i1.4","url":null,"abstract":"Islam menaruh perhatian yang besar terhadap stabilitas sosial. Al-Qur’an dan sunnah merangkum secara komprehensif batasan untuk tindakan-tindakan apa saja yang dapat mendegradasi nilai-nilai moral dan sosial. Selama berabad-abad umat Islam terjaga dari degradasi nilai-nilai moral dan sosial karena menjauhi batasan-batasan tersebut. Karenanya, umat Islam dapat fokus membentuk dan mengembangkan peradabannya, sehingga unggul, dominan dan diadopsi dalam banyak aspek selama sekian abad. Namun, dalam pertikaian Barat dengan umat Islam sejak abad-19, Barat menitikberatkan pada perang pemikiran dan keyakinan. Berusaha untuk memisahkan umat Islam dari pembacaan yang benar terhadap al-Qur’an dan sunnah. Menyusupkan keraguan-keraguan agar umat Islam hidup sebagai bagian dari refleksi peradaban Barat. Mereka terus mendistorsi bagunan politik, sosial dan ekomoni Islam guna menimbulkan kekacauan pemikiran. Hal tersebut telah mengakibatkan pemutarbalikan berbagai konsep dan pertentangan metode sehingga menjauhkan kaum Muslim dari pemikiran Islam yang sejatinya menjadi aturan yang harus diterapkan.[1] Semua itu mengakibatkan lemahnya keyakinan umat muslim dan tumbuhnya keraguan-keraguan, sehingga terjadilah pengambilan total terhadap nilai-nilai Barat tanpa melihat lagi adanya kontradiksi dengan syariat Islam. \u0000  \u0000","PeriodicalId":350593,"journal":{"name":"Journal of Islamic and Occidental Studies","volume":"208 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124687087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pembebasan Perempuan Qasim Amin: Telaah Kritis Pemikirannya Terhadap Hijab 妇女解放卡西姆·阿明:对希贾布的思想进行了批判研究
Journal of Islamic and Occidental Studies Pub Date : 2023-06-26 DOI: 10.21111/jios.v1i1.3
R. Bachtiar
{"title":"Pembebasan Perempuan Qasim Amin: Telaah Kritis Pemikirannya Terhadap Hijab","authors":"R. Bachtiar","doi":"10.21111/jios.v1i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.21111/jios.v1i1.3","url":null,"abstract":"Diskursus mengenai perempuan di Barat selalu menjadi topik hangat. Hal tersebut dikarenakan mereka kerap mengalami kekerasan dan pelecehan. Di sisi lain, institusi agama dan pandangan masyarakat dianggap turut mendukung terjadinya sikap tersebut. Hal itulah yang mendorong perempuan Barat untuk bergerak menuntut hak dan kesetaraan dengan laki-laki, yang kemudian mereka sebut sebagai gerakan pembebasan perempuan. Karena itu, berbagai pandangan, gagasan dan konsep, hingga sebuah konvensi internasional dicetuskan, demi memberikan perlindungan dan keadilan. \u0000            Ternyata, pandangan dan gerakan serupa juga terjadi di dunia Islam. Pandangan tersebut diperkenalkan oleh beberapa cendikiawan muslim sendiri, diantaranya Ali Asghar Engineer, Fatima Mernissi, Amina Wadud dan sebagainya. Secara umum, para pembela perempuan ini berpandangan bahwa kaum perempuan Islam juga mengalami perlakuan diskriminatif, pembatasan, dan ketidakadilan, bahkan dianggap sebagai makhluk lemah. Akibat pandangan tersebut, muncul-lah gerakan emansipasi perempuan yang menuntut kesetaraan di bidang yang diminati laki-laki, dan juga (terkadang) ada upaya penafsiran ulang atas nash yang dianggap bias gender. \u0000  \u0000","PeriodicalId":350593,"journal":{"name":"Journal of Islamic and Occidental Studies","volume":"564 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133645260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Demokrasi Indonesia: Antara Barat dan Islam
Journal of Islamic and Occidental Studies Pub Date : 2023-06-26 DOI: 10.21111/jios.v1i1.2
Fachri Khoerudin
{"title":"Demokrasi Indonesia: Antara Barat dan Islam","authors":"Fachri Khoerudin","doi":"10.21111/jios.v1i1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21111/jios.v1i1.2","url":null,"abstract":"Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang berasal dari tragedi bangsa Barat yang sangat menekankan akan superioritas manusia dalam pelaksanaannya. Hal ini tentu menjadi masalah, terutama apabila sistem tersebut diterapkan di negara-negara Islam yang secara filosofis sangat berbeda. Termasuk Indonesia, negara Islam lainnya juga menghadapi permasalahan yang sama tentang demokrasi sehingga tidak jarang mereka melakukan adaptasi terhadap sistem yang sudah menjadi mayoritas untuk digunakan. Alhasil, di Indonesia, muncul demokrasi baru yang secara filosofis lebih agamis, meski secara teknis tidak mengalami banyak perubahan. Tentu harus dijelaskan lebih lanjut tentang demokrasi Indonesia, apa benar demokrasi benar-benar berbeda, atau hanya sebatas akal-akalan semata agar bisa diterima dalam hati masyarakat yang pada saat itu mayoritasnya muslim. Penulis akan mengkajinya langsung lewat pemaparan dari ungkapan founding father Negara Indonesia agar ditemukan konsep yang riil terhadap masalah yang ada, lalu membandingkan mana yang lebih cocok dengan demokrasi Indonesia, nilai Islam atau nilai Barat.","PeriodicalId":350593,"journal":{"name":"Journal of Islamic and Occidental Studies","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129268204","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
相关产品
×
本文献相关产品
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信