{"title":"Analisis muatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam desain pendidikan karakter pada gerakan penguatan pendidikan karakter","authors":"Cucu Sutrisno, Darmiyati Zuchdi","doi":"10.21831/hum.v23i2.60513","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i2.60513","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengungkap pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam desain Pendidikan Karakter pada Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penelitian ini menggunakan metode analisis konten yang bersifat inferensial berupa proses mendeskripsikan, mengklasifikasi, memaknai dan menyimpulkan muatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Desain Pendidikan Karakter pada Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sumber data yang digunakan untuk analisis konten yakni: 1) Dokumen resmi yang memuat mengenai desain Pendidikan karakter dalam Gerakan PPK sejak tahun 2017-2021 berupa peraturan perundang-undangan serta pedoman implementasi Gerakan PPK. Hasil penelitan ini menujukan bahwa konsepsi pendidikan karakter dalam Gerakan PPK memang menggunakan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai basis pengembangannya. Namun tidak semua pemikiran Ki Hadjar Dewantara diadaptasi dan ditampilkan secara eksplisit dalam desain pendidikan karakter pada Gerakan PPK.This study aims to reveal Ki Hadjar Dewantara's thoughts in the design of Character Education in the Character Education Strengthening Program. This study uses an inferential content analysis method in the form of a process of describing, classifying, interpreting and concluding the content of Ki Hadjar Dewantara's thoughts in Character Education Design in the Character Education Strengthening Program. The data sources used for content analysis are: 1) Official documents containing the design of character education in the Character Education Strengthening Program from 2017-2021 in the form of laws and regulations and guidelines for the implementation of the Character Education Strengthening Program. The results of this research show that the conception of character education in the Character Education Strengthening Program does indeed use Ki Hadjar Dewantara's thoughts as the basis for its development. However, not all of Ki Hadjar Dewantara's thoughts were adapted and displayed explicitly in the design of character education in the Character Education Strengthening Program.","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135647570","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh kesiapan belajar mahasiswa di masa pascapandemi terhadap kondisi pembelajaran di kelas","authors":"Salamah Salamah, Wakhidatus Salma, Machrus Abadi","doi":"10.21831/hum.v23i2.59957","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i2.59957","url":null,"abstract":"Peralihan situasi pembelajaran dari masa pandemi Covid-19 yang mengusung konsep daring dengan pembelajaran pascapandemi yang kembali pada pembelajaran luring menimbulkan adanya distraksi dalam kesiapan belajar. Adapun penelitian ini bertujuan menguraikan beberapa topik permasalahan di antaranya yaitu (1) kondisi kesiapan belajar mahasiswa di masa pascapandemi; (2) pengaruh kesiapan belajar mahasiswa terhadap kondisi pembelajaran di kelas; (3) alternatif solusi dalam meminimalisir permasalahan yang muncul. Melalui pendekatan campuran antara paradigma kualitatif dan kuantitatif digunakan instrumen kuesioner dan wawancara. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan random sampling dan juga purposive sampling. Hasil yang didapatkan adalah lebih dari 50% mahasiswa menunjukkan keraguan dalam beradaptasi, sulit mempersiapkan diri melaksanakan kelas luring, masih berusaha beradaptasi memahami materi, mahasiswa merasakan pengaruh dari ketidaksiapan belajar, keadaan kelas memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar, ketidaksiapan berasal dari faktor internal maupun eksternal. Kondisi kesiapan belajar menciptakan permasalahan, misalnya homesick menyebabkan mahasiswa kehilangan fokus dalam belajar, ketidaksiapan menyebabkan tugas yang diberikan dosen terasa berat dan keaktifan di kelas berkurang daripada saat kelas daring. Alternatif solusi masalah internal dosen mengevaluasi kepribadian mahasiswa dan memberikan tugas secara ideal, mahasiswa juga harus belajar beradaptasi dan mengatur waktu dengan baik. Adapun pada permasalahan eksternal dibutuhkan peran aktif pihak kampus dalam memperbaiki sarana-prasarana yang ada. The transition of the learning situation from the Covid-19 pandemic to post-pandemic learning caused a distraction in learning readiness. This study aims to examine (1) the condition of student learning readiness in the post-pandemic; (2) the effect on the class; (3) alternative solutions to minimize the problems. Through a mixed approach between qualitative and quantitative paradigms, questionnaires and interviews were used. The sample used in this study was selected based on random and purposive sampling. The results are there are more than 50% students who show doubts, it is difficult to prepare themselves to carry out offline classes, they are still trying to adapt to understand the material, students feel the influence of learning unpreparedness, class conditions influence learning activities, unpreparedness comes from internal and external factors. Those conditions create problems, being homesick causes students to lose focus, unpreparedness causes assignments given by lecturers to feel heavy, and activity in class decreases compared to online classes. Alternative solutions to the lecturer's internal problems evaluate students' personalities and give assignments ideally, students must also learn to adapt and manage their time well. As for external problems, the active role of the campus is needed to improve existing ","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135646490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Evi Rovikoh Indah Saputri, L. Hendrowibowo, Ebni Sholikhah, Amrih Setyo Raharjo, Fajar Sidik
{"title":"Praktik transformasi kompetensi guru dalam menjawab kebutuhan siswa menghadapi tantangan global (Studi kasus sekolah Taman Kanak-kanak di Kulonprogo)","authors":"Evi Rovikoh Indah Saputri, L. Hendrowibowo, Ebni Sholikhah, Amrih Setyo Raharjo, Fajar Sidik","doi":"10.21831/hum.v23i1.59258","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.59258","url":null,"abstract":"Penelitian berusaha mengurai transformasi manajemen kompetensi guru dalam bingkai kebijakan, perspektif ini dipilih agar mampu mengetahui pada tataran tingkat messo dalam mentransformasikan kompetensi guru sesuai kebutuhan daerah. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskrptif. Instrument pengumpulan data melalui studi dokumen, Focus Group Discusion (FGD), wawancara, dan survei. Metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan data terkait praktik transformasi kompetensi guru TK di Kulonprogo. Transformasi kompetensi guru menjadi prasyarat dalam rangka pemulihan kualitas pendidikan pasca pandemi. Akan tetapi, belum ditemukan adanya transformasi kompetensi guru selama pandemi maupun pasca pandemic yang benar-benar disusun oleh pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo untuk turu TK. Adapun program-program peningkatan kompetensi guru justru banyak lebih dirasakan sebelum adanya pandemic. Meskipun selama pandemi terdapat program peningkatan kompetensi guru dengan moda daring yang dapat diikuti guru secara mandiri, namun hasilnya tidak bisa dirasakan secara nyata karena minimnya komitmen dan konsistensi guru selama pelatihan. Adapun peningkatan kompetensi guru justru datang dari pemerintah pusat dengan program guru penggerak dan sekolah penggerak. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo untuk meningkatkan kompetensi guru TK dalam menjaga dan meningkatkan kualitas belajar peserta didik dalam rangka membekali mereka pada kebutuhan tantangan global.This research sought to unravel the transformation of teacher competence management within the policy framework, this perspective was chosen to , at the messo level, the transformation of teacher competencies in regard to the regional needs. This study used a descriptive qualitative approach. Data collection instruments are in the form of document studies, Focus Group Discussion (FGD), interviews, and surveys. This method was used to collect data related to the transformation practice of kindergarten teachers’ competencies in Kulonprogo. Transformation of teacher competencies is a prerequisite in the recovery framework of post-pandemic education. However, there has not been any transformation of teachers’ competences during the pandemic or post-pandemic that was actually arranged by the local government of Kulon Progo Regency for kindergarten teachers. As for programs to improve teacher competence, they were even more recognized before the pandemic. Even though during the pandemic there was a teacher competency improvement program using an online mode in which teachers could participate independently, the results were hardly noticeable due to the lack of commitment and consistency of teachers during training. The increase in teachers’ competences actually came from the central government with the guru penggerak and sekolah penggerak programs. This is the homework for the Education Authorities of Kulon Progo District to improve the competences of kindergarten teachers to","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46815553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kebebasan anak perspektif filsafat Khudi Muhammad Iqbal pada TKIT Salsabila Al-Muthi’in Bantul","authors":"F. Atika, Rizal Al Hamid","doi":"10.21831/hum.v23i1.52994","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.52994","url":null,"abstract":"Kebebasan anak di TKIT Salsabila Al-Muthi’in Bantul memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana wujud kebebasan anak di TKIT Salsabila Al-Muthi’in Bantul dan menganalisis kebebasan anak menggunakan perspektif pemikiran filsafat khudi Muhammad Iqbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan data utama yaitu melalui wawancara pihak terkait Penelitian ini menggunakan metode analisisis filosofis untuk mengungkapkan makna dan peran kebebasan anak mengguanakan perpspektif pemikiran filsafat khudi Muhammad Iqbal. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kebebasan anak di TKIT Salsabila Al-Muthi’in Bantul, memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan konsep kebebasan yang digagas oleh Iqbal. Menurut Iqbal kebebasan adalah yang masih dalam ruang etika, kebebasan tiap ego harus beriringan dengan tanggung jawab. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa kebebasan akan melahirkan kreativitas.Children's freedom at TKIT Salsabila Al-Muthi'in Bantul plays an important role in their development. In this case, the researcher wanted to find out how the children's freedom at TKIT Salsabila Al-Muthi'in Bantul is and analyzed the children's freedom using the perspective of Muhammad Iqbal's khudi philosophy. This study employed a qualitative method. The main data was collected through interviews with related parties. This study used a philosophical analysis method to reveal the meaning and role of child freedom using the perspective of Muhammad Iqbal's khudi philosophy. The results of this study explain that the freedom of children at TKIT Salsabila Al-Muthi'in Bantul has a concept that is similar to the concept of freedom described by Iqbal. According to Iqbal, freedom is something that is still in the realm of ethics, the freedom of each ego must go hand in hand with responsibility. And it cannot be denied that freedom will give birth to creativity.","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47689875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The future of character education in the era of artificial intelligence","authors":"Shely Cathrin, Reno Wikandaru","doi":"10.21831/hum.v23i1.59741","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.59741","url":null,"abstract":"This study aims to analyze the future and sustainability of character education in the era of artificial intelligence. This issue is very important because several research findings show that artificial intelligence-based technology threatens the process of internalizing academic ethical values in education. If this problem is not overcome, it is feared that the implementation of character education will be marginalized by the use of artificial intelligence technology. This research is a philosophical research model on actual problems using a qualitative approach. Data collection techniques use document studies, while the methodical elements used in data analysis are description, analysis, synthesis, hermenutics, language analytics, and heuristics. This research found that the development of artificial intelligence technology in education is an unavoidable phenomenon. The world of education as one of the strategic vehicles for improving the quality of human self, has a double duty. First, education must continue to maintain and preserve academic ethical values amid the development of artificial intelligence technology. Second, education at the same time must also be able to eliminate anxiety, fear, or phobia of the use of artificial intelligence. Based on these findings, this study emphasizes the importance of developing character education and artificial intelligence education in a harmonious and balanced manner in order to maintain the future sustainability of character education in the era of artificial intelligence.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masa depan dan keberlanjutan pendidikan karakter di era kecerdasan buatan. Isu ini sangat penting karena beberapa temuan penelitian menunjukkan bahwa teknologi berbasis kecerdasan buatan mengancam proses internalisasi nilai-nilai etika akademik dalam pendidikan. Jika masalah ini tidak diatasi, dikhawatirkan implementasi pendidikan karakter akan terpinggirkan oleh penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Penelitian ini merupakan model penelitian filosofis tentang permasalahan aktual dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Objek material dalam penelitian ini adalah penggunaan artificial intelligence dalam pendidikan; sedangkan objek formal yang digunakan adalah filsafat teknologi. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen, sedangkan elemen metodis yang digunakan dalam analisis data adalah deskripsi, analisis, sintesis, hermenutika, analisis bahasa, dan heuristika. Penelitian ini menemukan bahwa perkembangan teknologi kecerdasan buatan dalam pendidikan merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Dunia pendidikan sebagai salah satu wahana strategis untuk meningkatkan kualitas diri manusia, memiliki tugas ganda. Pertama, pendidikan harus terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai etika akademik di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Kedua, pendidikan sekaligus juga harus mampu menghilangkan kecemasan, ketakutan, atau fobia terhadap penggunaan kecerdasan buatan. Berd","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43878689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Teori sosial kognitif dan relevansinya bagi pendidikan di Indonesia","authors":"Eka Fitria Ningsih","doi":"10.21831/hum.v23i1.29307","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.29307","url":null,"abstract":"Teori pendidikan digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pendidikan. Teori ini yang digunakan tidak lepas dari kebutuhan dan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Revolusi industri 4.0 sebagai era disrupsi yang ditandai dengan internet of things menjadikan teknologi sebagai hal yang utama dalam kehidupan. Pada era ini tentunya tidak hanya keterampilan dalam penggunaan teknologi saja yang dibutuhkan. Terdapat aspek lain yang penting untuk dimiliki dalam menghadapai era ini. Artikel ini mendeskripsikan tentang pemaparan kritis mengenai relevansi teori sosial kognitif pada era revolusi industri 4.0 di Indonesia. Kompetensi yang dibutuhkan dalam mengahadapi revolusi industry 4.0 dipaparkan berdasarkan hasil PISA.Educational theory is used as a basis for the implementation of education. This theory is fundamental to the desired needs and educational goals. The industrial revolution 4.0 as an era of disruption marked by the internet of things, puts technology at a core of human life. Of course, in this era, skills in using technology are not the only ones needed. The other aspects are as important to have in dealing with this era. This article described a critical presentation of the relevance of cognitive social theory in the era of the Fourth Industrial Revolution in Indonesia. The competencies needed to face the Industrial revolution 4.0 were described based on the results of PISA.","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49107647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Waway Qodratulloh Suhendar, Ajeng Ayu Milanti, Ida Suhartini, Rini Rahman
{"title":"Strategi pengembangan karakter kepemimpinan mahasiswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Politeknik","authors":"Waway Qodratulloh Suhendar, Ajeng Ayu Milanti, Ida Suhartini, Rini Rahman","doi":"10.21831/hum.v23i1.53509","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.53509","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas strategi pengembangan karakter kepemimpinan pada mahasiswa melalui pembelajaran PAI. Dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim peneliti dari berbagai literatur, saat ini sedang terjadinya krisis kepemimpinan di dalam semua level, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Krisis kepemimpinan terjadi akibat ketidakmampuan memanajemen krisis multidimensional dan perilaku amoral. Tim peneliti menilai bahwa keberadaan mata kuliah PAI mempunyai peran penting dalam penanaman dan pembinaan karakter kepemimpinan kepada mahasiswa. Hal tersebut karena mata kuliah PAI mempunyai posisi penting dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, mengacu pada peraturan UU No. 20 Tahun 2003 dan berbagai turunannya yang menempatkan mata kuliah PAI sebagai mata kuliah wajib nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskritif. Data dikumpulkan melalui studi lapangan, wawancara dan studi dokumen pada perkuliahan PAI di Polban dan PNJ. Hasil kajian menunjukkan bahwa perkuliahan PAI mempunyai peran dalam mengembangkan karakter kepemimpinan mahasiswa melalui 2 langkah strategi, yakni mengkaji konsep kepemimpinan dalam Al-Quran kemudian menginsersikan karakter kepemimpinan dalam bahan ajar PAI dan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran aktif (active learning).This article discussed strategies for developing students’ leadership character through Islamic education. From the results of the study conducted by the researchers, taken from various literatures, there is currently a leadership crisis occurring at all levels, both at the local, national, and global levels. The leadership crisis occurs due to the inability to manage multidimensional crises and immoral behavior. The researchers considered that the existence of the PAI course played an important role in instilling and fostering leadership characters in the students. This is because PAI subjects have a vital position in the education curriculum in Indonesia, referring to Law no. 20 of 2003 and its various derivatives, which place the PAI course as a national compulsory subject. This study used a qualitative-descriptive method. Data was collected through field studies, interviews and document studies at PAI lectures in Polban and PNJ. The results of the study show that PAI lectures have a role in developing student leadership character through 2 strategic steps, namely examining the concept of leadership in the Qur’an and then introducing leadership character into PAI teaching materials and carrying out learning with an active learning approach (active learning).","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47726925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Dakwah era disrupsi: Mengurai ambivalensi menuju dakwah partisipatoris","authors":"Andy Dermawan","doi":"10.21831/hum.v23i1.59745","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.59745","url":null,"abstract":"Setiap manusia muslim adalah “marketing” Tuhan. Menyampaikan nilai Islam di era disrupsi bukanlah perkara mudah, selain dibutuhkan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman yang sedang terjadi juga dibutuhkan kesatuan visi dan misi atau kata dan tindakan yang integratif agar maksud dan tujuan dakwah tersampaikan dengan baik. Nilai-nilai mulia itu mesti terintegrasi dengan nilai-nilai sosial di masyarakat agar mereka memahami bahwa nilai Islam “sejalan” dengan nilai kemanusiaan. Hadirnya agama merupakan solusi yang dinantikan oleh zaman di dalam membantu pemecahan masalah yang berarti. Penafsiran ulang narasi agama menjadi niscaya agar maksud yang terkandung dari misi agama tersampaikan. Masalah muncul manakala ada ambivalensi di antara keduanya. Narasi agama dan maksudnya seolah semacam “jauh panggang dari api”. Tulisan ini bertujuan untuk menemukan ambivalensi dakwah sehingga potret dakwah ke depan lebih partisipatoris. Melalui pendekatan hermeneutis-historis-fenomenologis, yakni mengurai problematika dakwah secara tektual-kontekstual berdasarkan dinamika yang terjadi, maka diharapkan terurainya ambivalensi itu dapat membantu diformulasikannya model dakwah partisipatoris yang humanistik. Adapun implikasi dari kajian ini adalah membangun tatanan suatu masyarakat di dalam memahami narasi agama yang kontekstual dan memiliki kesadaran beragama yang humanis. Every Muslim human being is God's \"marketing\". Conveying Islamic values in an era of disruption is a challenging matter, apart from requiring the ability to adapt to the current developments, it also requires a unified vision and mission, or integrative words and actions, so that the aims and objectives of da'wah are conveyed properly. These noble values must be integrated with social values in society so that people understand that Islamic values are \"in line\" with human values. The presence of religion is a solution that has been long awaited in helping to solve significant problems. Reinterpretation of religious narratives is necessary so that the intentions contained in the religious mission are conveyed. Problems arise when there is ambivalence between the two. Religious narratives and their intentions seem to fall short of their purpose. This paper aimed to find the ambivalence of da'wah so that the future portrait of da'wah is more participatory. Through a hermeneutical-historical-phenomenological approach, namely analyzing the problems of da'wah textually-contextually based on the existing dynamics, it is hoped that dissolving this ambivalence can help formulate a humanistic participatory da'wah model. The implications of this study are to build the order of a society by understanding contextual religious narratives and having a humanist religious awareness. ","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48801834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aris Nurkhamidi, Siti Khuzaiyah, Syukri Fathuddin Ahmad Widodo
{"title":"The impact of strengthening fiqh learning in the department of islamic education through integrating health sciences","authors":"Aris Nurkhamidi, Siti Khuzaiyah, Syukri Fathuddin Ahmad Widodo","doi":"10.21831/hum.v23i1.59185","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.59185","url":null,"abstract":"Students majoring in Islamic Education at the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training are expected to be competent in understanding and teaching Islamic Religious Education subjects in schools. Among the Islamic Religious Education materials in schools is the Fiqh of worship. Based on field studies, religious fiqh lectures are carried out with a pure fiqh approach. Fiqh lectures have not been integrated with other relevant sciences and disciplines, such as health sciences. This research and development (RD) aimed to examine the impact of integrated learning between Fiqh and health science on the students. This study was research and development combining the concept of religious fiqh lectures with the health sciences aspect. The respondents were students in the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. The results showed that integrating Fiqh and Health sciences has positive impacts, namely: (1) increasing student motivation and attention in lectures, (2) increasing mastery of fiqh material from the point of view of health sciences, and (3) improving the readiness of students in pursuing the profession of Islamic religious educators in schools. Three methods that could possibly implement the design of strengthening Fiqh learning with health sciences were (1) Lectures with a single lecturer, (2) lectures with team teaching lecturers, and (3) lectures with additional classes specifically for health sciences (Special session). Integrating fiqh subjects with health sciences could be taken into account, as it might benefit the student's competence in mastering fiqh science on a broader view.","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47588885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kemampuan membaca Alquran mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta","authors":"Ajat Sudrajat","doi":"10.21831/hum.v23i1.59746","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/hum.v23i1.59746","url":null,"abstract":"Sering dinyatakan oleh para tutor mata kuliah Pendidikan Agama Islam, bahwa mahasiswa baru UNY memiliki kemampuan membaca Alquran yang rendah. Mereka menyatakan bahwa mahasiswa baru UNY, dari tahun ke tahun, dalam membaca Alquran masih banyak yang ‘gagap’ atau tidak lancar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca Alquran mahasiswa baru FIS UNY pada semester genap angkatan tahun akademik 2020/2021. Penelitian ini menggunakan data pelaksanaan tutorial mata kuliah Pendidikan Agama Islam angkatan 2020/2021. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan survey yang bersifat populatif, artinya menghitung semua mahasiswa yang ikut tutotial mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada tahun akademik 2020/2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa baru FIS UNY tahun akademik 2020/2021masih berada pada jilid dua, yaitu bacaan antar huruf terputus-putus dan salah dalam pelantunan harakat (fathah, kasrah, dhummah, dantanwin) atau tertukar. Sedangkan pada akhir semester terjadi peningkatan, yaitu kebanyakan masuk ke jilid tiga dan empat, bahkan lima, mencapai 74%.It is often stated by tutors of Islamic Religious Education courses, that new UNY students have poor reading skills of the Qur’an. They stated that many of the new students at UNY, from year to year, are still stuttering and being inarticulate when reading the Qur’an. Therefore, this study aimed to determine the ability to read the Qur’an for the new FIS UNY students in the even semester of the 2020/2021 academic year. This study took the data from the implementation of the 2020/2021 Islamic Religious Education course. The research was carried out using a survey , which is populative in nature, meaning that it counts all students who took part in the tutorial for the Islamic Religious Education course in the 2020/2021 academic year. The results showed that most of the new FIS UNY students for the 2020/2021 academic year were still in volume 2, in which they read between letters disjointly and incorrectly pronouncing vowels (fathah, kasrah, dhummah, and tanwin) or mixed up. Meanwhile, at the end of the semester, there was an increase in the number of students who entered volumes three and four, even five, reaching 74%.","PeriodicalId":34797,"journal":{"name":"Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48709421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}