{"title":"Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung","authors":"R. Kristian","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.149","url":null,"abstract":"Bencana erupsi gunung Sinabung pertama kali terjadi tahun 2010, kemudian pada tahun 2013 sampai 2015 tidak berhenti erupsi. Ada kesan bahwa pemerintah tidak serius menangani penanggulangan bencana ini, mulai dari terlambatnya pembentukan BPBD Kabupaten Karo hingga tidak adanya rencana kontigensi bencana erupsi gunung Sinabung. Hal ini mendorong penulis untuk menganalisa faktor-faktor yang menghambat implementasi kebijakan penanggulangan bencana pada erupsi gunung Sinabung. Kebijakan penanggulangan bencana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Penanggulangan Bencana harusnya dilakukan di semua daerah, terutama rawan bencana seperti Kabupaten Karo.Penelitian dilakukan di Kabupaten Karo dengan informan pemerintah Kabupaten, lembaga non pemerintah yag ikut terlibat penanganan bencana, BNPB dan akademisi yang merupakan ahli dan juga terjun langsung dalam penanganan bencana erupsi gunung Sinabung. Penelitian ini menggunakan model analisis implementasi George Edward III, yang terdiri dari factor komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data primer menggunakan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor disposisi pemerintah menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi faktor-faktor lainnya \u0000 \u0000The first eruption of Mount Sinabung disaster occurred in 2010; then in 2013, and it did not stop erupting until 2015. There is an impression that the government is not serious about dealing with disaster management, starting from the delayed establishment of the Karo Regency BPBD to the absence of contingency plans for the Mount Sinabung eruption. This encourages the writer to analyze the factors that hinder the implementation of disaster management policies on the eruption of Mount Sinabung. Disaster management policies contained in Act No. 24 of 2007 concerning Disaster Management Systems should be carried out in all regions, especially disaster-prone areas such as the Karo Regency. Research was carried out in Karo District with district government informants, non-government institutions involved in disaster management, BNPB, and academics who were experts and also directly involved in handling the Mount Sinabung eruption disaster. This study used the George Edward III implementation analysis model, which consisted of communication, resources, disposition and bureaucratic structures. This research used a desciptive qualitative approach. The primary data collection technique was conducted by interviews. The results showed that the government disposition factor was the most dominant factor affecting the other factors","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"42 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120857848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Peran Penyuluh dan Sikap Petani dalam Pengembangan Kelompok di Kecamatan Barusjahe","authors":"Ray Damen Sitepu, Diana Chalil","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.169","url":null,"abstract":"Kabupaten Karo merupakan sentra produksi tanaman hortikultura di Sumatera Utara dengan jumlah kelompok tani yang mencapai 3.003 kelompok. Namun hanya 44 kelompok yang berada pada kelas “Lanjutan” sementara sisanya berada di kelas “Pemula”. Untuk menganalisis kondisi tersebut, dilakukan penelitian di Kecamatan Barusjahe, sebab daerah tersebut memiliki perkembangan kelompok tani yang paling baik (Bapeluh Kabupaten Karo, 2014). Data diperoleh dari penyuluh dan kelompok tani yang ditentukan dengan metode sensus dan purposive sampling. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode skoring terhadap 49 indikator untuk menentukan peran penyuluh dan 20 pernyataan positif dan negatif untuk menentukan sikap anggota kelompok tani terhadap peran penyuluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor peran penyuluh adalah sebesar 114,53 dan termasuk dalam kategori “sedang”, dan 72,22% anggota kelompok tani bersikap positif terhadap peran penyuluh pertanian tersebut. Kondisi tersebut merupakan peluang untuk pengembangan kelompok tani di Kecamatan Barusjahe, namun perlu perbaikan dalam beberapa hambatan seperti kesadaran pengurus dan anggota kelompok, partisipasi anggota kelompok, perencanaan dan pelaksanaan program yang memiliki komoditi berbeda dan areal lahan yang tidak pada satu hamparan, jumlah tenaga penyuluh, kelengkapan dan kesesuaian sarana dan prasarana yang dimiliki. Diharapkan dengan perbaikan hambatan tersebut kelompok tani di Kecamatan Barusjahe dapat mencapai tingkat kelas yang lebih tinggi. \u0000 \u0000Karo Regency is a center for horticulture production in North Sumatra with a total of 3,003 farmer groups. However, only 44 groups were in the \"Continuation\" class while the rest were in the \"Beginner\" class. To analyze these conditions, research was conducted in Barusjahe District, because the area had the best development of farmer groups (Bapeluh Karo District, 2014). Data obtained from extension agents and farmer groups were determined by the census method and purposive sampling. Furthermore, the data were processed using the scoring method on 49 indicators to determine the role of extension agents and 20 positive and negative statements to determine the attitude of members of farmer groups to the role of extension agents. The results showed that the total score of the instructor's role was 114.53 and included in the category of \"midwife\", and 72.22% of members of the farmer group were positive towards the role of the agriculture extension agents. This condition was an opportunity for the development of farmer groups in Barusjahe Subdistrict, but still needed to be improved in several obstacles such as awareness of administrators and group members, group member participation, planning and implementation of programs that had different commodities and land areas that were not in one overlay and suitability of facilities and infrastructure owned. It was expected that by improving these barriers, farmer groups in Barusjahe Sub-district could reach a h","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122389331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Leksikostatistik Bahasa Karo dan Bahasa Gayo","authors":"Dardanila Dardanila","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.161","url":null,"abstract":"Kertas kerja ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai leksikostatistik bahasa Karo dan bahasa Gayo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dengan teknik leksikostatistik. Hasil penelitian ini menunjukkan secara kuantitatif diperlihatkan bahwa relasi kekerabatan yang erat dipertalikan pada persentase kognat sebesar 43,5% tingkat kekerabatan antara bahasa Karo dengan bahasa Gayo. Perhitungan waktu pisah bahasa Karo dan bahasa Gayo adalah 1,926 ribuan tahun yang lalu. Atau, dengan kata lain, perhitungan waktu pisah bahasa Karo dan bahasa Gayo dapat dinyatakan satu bahasa tunggal sekitar 1,926 ribuan tahun yang lalu \u0000 \u0000This paper was a report on the results of research on the lexicostatistics in Karo and Gayo languages. The research method used in this study was a comparative method with the lexicostatistic technique. The results of this study quantitatively showed that kinship relations were closely attributed to the percentage of cognition of 43.5% the level of kinship between the Karo languages and Gayo languages. Separate calculations of the Karo and Gayo languages were 1,926 thousand years ago. In other words, the split-time calculation of Karo and Gayo languages could be expressed as a single language around 1,926 thousand years ago.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124443860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Kesulitan Keuangan, Pergantian Dewan Komisaris, Opiniaudit, Reputasi Auditor, Audit Tenure, Biaya Audit terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014","authors":"Firman Syarif, Kristina Hasibuan","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.137","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kesulitan keuangan, pergantian dewan komisaris, opini audit, reputasi auditor, audit tenure, biaya audit terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011 hingga 2014. Populasi penelitian ini sebanyak 142 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 39 perusahaan sampel untuk 4 tahun pengamatan (2011-2014) dengan 156 unit analisis. Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Data penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan yang telah diaudit dan yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id.Pengolahan data dilakukan dengan program bantuan program SPSS 22 dengan teknik analisis data metode regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial audit tenure berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching, sedangkan kesulitan keuangan, pergantian dewan komisaris, opini audit, reputasi auditor dan biaya audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan keuangan, pergantian dewan komisaris, opini audit, reputasi auditor, audit tenure dan biaya audit berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. \u0000 \u0000This study aimed to analyze the influence of financial difficulties, board of commissioner turnover, audit opinion, auditor reputation, audit tenure, audit expense on auditor switching in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange between 2011 and 2014. The population of this study was 142 Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sampling method used was purposive sampling method; 39 sample companies were obtained for 4 years of observation (2011-2014) with 156 units of analysis. The type of data used by researchers was secondary data. The research data was obtained from audited annual reports and downloaded from the IDX website, www.idx.co.id. Data processing was carried out with the SPSS 22 assistance program with data analysis techniques in logistic regression methods. The results of this study indicated that partially audit tenure had a significant effect on auditor switching, while financial difficulties, commissioner turnover, audit opinion, auditor reputation, and audit expense did not significantly influence the auditor switching. Simultaneously, the results of the study showed that financial difficulties, board of commissioners change, audit opinion, auditor reputation, audit tenure and audit costs significantly influenced the auditor switching.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116463685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Manfaat Oukup pada Kesehatan","authors":"S. Bangun","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.150","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.150","url":null,"abstract":"Sebenarnya oukup adalah kearifan lokal masyarakat karo, oukup pada masa dahulu di gunakan setelah ibu melahirkan, tetapi sekarang kegunaan oukup sudah semakin luas.Kearifan lokal ini adalah sejumlah ilmu yang di dapat dari pada pengalaman yang dialami dalam waktu yang sangat panjang, yang dimiliki secara turun temurun oleh masyarakat yang bersangkutan. Kearifan lokal ini lahir berlandaskan kepada budaya atau cara hidup sebuah masyarakat di suatu wilayah atau negara. Hal ini tentu membuat perbedaan – perbedaan antara kearifan lokal yang dimilikioleh sebuah masyarakat di antara sebuah wilayah dengan wilayah yang lain. Kearifan lokal mengenai oukup ini lebih mengarah kepada kesahatan, yang saat ini menjadi salah satu bahan perbincangan hangat di kebijakan kesahatan nasional yaitu pengobatan tradisional.Masyarakat sampai saat ini masih menggunakan pengobatan tradisional karena mereka beranggapan bahwa pengobatan tradisional murah dan mempunyai resiko lebih kecil di bandingkan dengan obat – obatan kimia. Oleh karena itu apa saja manfaat oukup ini, dengan demikian akan terlihat nantinya tujuan penelitian ini akan menjelaskan manfaat dari pada oukup tersebut. Metode yang akan dipakai adalah metode kualitatif dengan informan lima orang. Dengan teknik pengumpulan data melakukan observasi dan wawancara mendalam. Kesimpulannya ternyata oukup sangat baik untuk membersihkan darah kotor setelah proses melahirkan serta meremajakan kembali tekstur kulit tubuh dari kerutan – kerutan setelah proses kehamilan. Oukup dilakukan dua minggu setelah melahirkan dan sesudah berhentinya proses pendarahan. Selain itu dapat mengendurkan saraf yang kaku, memperlancar darah.Bahan – bahannya daun, bunga, batang, akar dan buah \u0000 \u0000Actually, Oukup is the local wisdom of the Karo community. In the past, it was used after the childbirth, but now the use of Oukup has become more widespread. This local wisdom is a number of knowledge that is gained from experiences in a very long time, hereditarily given by the community concerned. This local wisdom was born based on the culture or way of life of a community in a region or country. This certainly makes a difference between the local wisdom possessed by a community between a region to another. Local wisdom about Oukup is more directed towards health, which is currently one of the current interests of discussion on national health policies, namely traditional medicine. People still use traditional medicine until now because they assume that traditional medicine is cheap and has less risk than chemical drugs. Therefore, to see the benefits of this Oukup, this study was conducted. The method was qualitative method consisted of five informants. Data collection techniques were conducted by observations and in-depth interviews. The conclusion turned out to be very good enough to cleanse the dirty blood after the childbirth process and rejuvenate the body's skin texture from wrinkles after the pregnancy process. Oukup was done two weeks afte","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126192412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Model Kualitas Pelayanan Pendidikan dalam Meningkatkan Minat Wirausaha Siswa SMK di Pematangsiantar Sumatera Utara","authors":"Erika Revida","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.176","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.176","url":null,"abstract":"Tujuan daripada penelitian ini adalah menganalisis Model Kualitas Pelayanan Pendidikan Dalam Meningkatkan Minat Wirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Pematang Siantar Sumatera Utara. Menemukan temuan baru terhadap Model Kualitas Pelayanan Pendidikan dalam meningkatkan Minat Wirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Pematang Siantar Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN yang saat ini duduk di kelas XII di tiga SMKN yang ada di Pematang Siantar Sumatera Utara dan yang menjadi sampel penelitian diambil sebahagian dari populasi. sebanyak 240 orang. Adapun teknik analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran karakteristik penyebaran skor setiap variabel yang diteliti dengan menghitung nilai rata-rata (mean), median, standar deviasi, frekuensi, dan histogram. Analisis selanjutnya adalah dengan statistik inferensial (induktif), yaitu untuk uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi dan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Model Kualitas Pelayanan Pendidikan terhadap Minat Wirausaha Siswa SMK Di Pematang Siantar Sumatera Utara. Besar sumbangan pengaruh Model Kualitas Pelayanan Pendidikan terhadap Minat Wirausaha Siswa SMK Di Pematang Siantar Sumatera Utara adalah sebesar 51,26%. Hal ini mengandung arti bahwa Model Kualitas Pelayanan Pendidikan cukup tinggi dalam meningkatkan Minat Wirausaha Siswa SMK Negeri Di Pematang Siantar Sumatera Utara. Tingkat Kecenderungan Minat Wirausaha Siswa SMK Negeri Di Pematang Siantar Sumatera Utara berada kategori sedang sebesar 71,33% dan 28,67% berada pada kategori tinggi. \u0000 \u0000The purpose of this study was to analyze the Model of Education Service Quality in Increasing Entrepreneurial Interest in Vocational High School Students in Pematang Siantar, North Sumatra and to discover new findings on the Model of Quality of Education Services in Increasing Entrepreneurial Interest in Vocational High School Students in Pematang Siantar, North Sumatra. The research method used was a survey method with quantitative and qualitative approaches. The population of this research was all SMKN students who currently sat in class XII in the three SMKs in Pematang Siantar, North Sumatra, and those who were the part of this study samples were taken from the population with 240 people. The research data analysis techniques were carried out using descriptive statistics and inferential statistics. Descriptive statistics aimed to obtain a description of the characteristics of the score distribution of each variable studied by calculating the mean, median, standard deviation, frequency, and histogram values. The next analysis was inferential statistics (inductive) to test hypotheses using correlation techniques and ","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"9 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134321877","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Pengguna Sistem E-Learning Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU)","authors":"Filia Dina Anggaraeni, A. Siregar","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.158","url":null,"abstract":"Dinamika pembelajaran pada setiap orang dipengaruhi banyak hal. Diantaranya adalah pola asuh orang tua yang diperoleh sejak seseorang dilahirkan di dunia. Pola asuh orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah autoritatif, otoriter, permisif dan pola asuh tidak terlibat (uninvolved). Berbagai pendekatan pola asuh tersebut berpeluang membentuk perilaku seseorang dalam melangsungkan proses pembelajaran hingga jenjang perguruan tinggi yang disebut mahasiswa. Seiring dengan perkembangan teknologi yang berlangsung, mahasiswa melakukan proses pembelajaran diantaranya termasuk bagaimana seseorang memiliki kecenderungan dalam berperilaku dalam menggunakan sistem e-learning. Perilaku pengguna sistem e-learning yang dimaksud dalam hal ini adalah individual online (individual self paced-learning online), individual offline (individual self paced-learning offline), grup secara sinkron (group based synchronously)dan grup secara tidak sinkron (group based asynchronously). Penelitian deskriptif ini yang melibatkan 486 responden mahasiswa USU aktif yang diperoleh dengan menggunakan cluster random sampling. Analisis data dilakukan dengan cross tab untuk menjelaskan sejumlah profil individu berdasarkan orientasi pola asuh orang tua serta kecenderungan perilaku pengguna sistem e-learning, suku budaya, dan urutan lahir. Persebaran menunjukkan bahwa kecenderungan pola asuh autoritatif merupakan pengguna sistem e-learning individu online. \u0000 \u0000The dynamics of learning in everyone is influenced by many things. One of them is the parents' parenting way which have been gained since someone was born in the world. In this case, the parenting styles referred are the authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parenting. Various approaches of parenting style are likely to shape a person's behavior in carrying out the learning process to the level of higher education called college students. Along with technological developments that take place, students carry out the learning process including of how a person has a tendency to behave in using an e-learning system. The user's behavior of e-learning systems referred to in this case are online individuals (individual self-learning online), offline individuals (individual self-learning offline), groups in synchronous (group based synchronously), and groups in non-synchronous (group based asynchronously). This descriptive study involved 486 active USU students as respondents obtained using cluster random sampling. Data analysis was carried out by a cross tab to explain a number of individual profiles based on parenting orientation and the tendency of user's behavior in the e-learning system, ethnic culture, and birth order. Distribution showed that the tendency of authoritative parenting was the user of an individual e-learning online system.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114063834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Mobilitas Sosial Penduduk Berbasis Industri Pariwisata Dalam Meningkatkan Status Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Gunung Sitoli, Nias Propinsi Sumatera Utara","authors":"Sismudjito Sismudjito, Syafruddin Pohan, Kariono Kariono","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.164","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.164","url":null,"abstract":"Pertumbuhan Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Nias beberapa tahun belakangan menggambarkan peningkatan aktifitas sosialekonomi masyarakat Nias di bidang pariwisata. Peningkatan aktifitas sosial-ekonomi ini menjadi salah satu faktor pemicu mobilitas sosial penduduk dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nias. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban apakah mobilitas penduduk Nias melalui aktifitas yang berbasis industri pariwisata dapat meningkatkan status sosialekonomi masyarakatnya; serta bagaimana mobilitas sosial penduduk Nias dalam meningkatkan status sosial-ekonomi yang berbasis pariwisata. Landasan teori dalam penelitian ini adalah mobilitas sosial yang diimplementasikan oleh sebagian anggota masyarakat yang telah memiliki tingkat daya terima (aksesibilitas) yang tinggi. Bekerjanya mobilitas sosial dan aksesibilitas tersebut dapat meningkatkan status sosial ekonomi para anggota masyarakat melalui aktifitas sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan yang merupakan kombinasi metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penarikan sampel dilakukan secara acak (sampling of random) dengan analisis data menggunakan teknik distribusi frekuensi. Hasil penelitian menjelaskan mobilitas sosial penduduk dengan beberapa jenis pergerakan sosial, diantara pergerakan tersebut yaitu mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertical naik, mobilitas vertikal turun, mobilitas sosial antar generasi, dan mobilitas sosial intra generasi yang berdampak pada tingkat aksesibilitas para anggota masyarakatnya. \u0000 \u0000The growth of tourist visits to Nias Regency in recent years illustrates the increase in the socio-economic activities of Nias people in the tourism sector. This increase in socio-economic activities is one of the factors that trigger the social mobility of the population in improving the welfare of Nias people. This study aimed to find answers to whether the mobility of Nias residents through activities based on the tourism industry could improve the socio-economic status of their communities; and how the social mobility of Nias residents improved tourism-based socio-economic status. The basis of the theory in this study was the social mobility implemented by some members of the community who had high levels of acceptance (accessibility). The operation of social mobility and accessibility can improve the socio-economic status of community members through social activities. This research used a combined research method which was a combination of quantitative and qualitative research methods. Sampling was done randomly (sampling of random) by analyzing the data using frequency distribution techniques. The results explained the social mobility of the population with several types of social movements, which were horizontal social mobility, vertical upward social mobility, downward vertical mobility, intergenerational social mobility, and intra-generation social mobility having impacts on the accessibility of members of the co","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123543905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Legal Standing Yayasan sebagai Badan Hukum","authors":"Sunarmi Sunarmi","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.174","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.174","url":null,"abstract":"Dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan disebutkan bahwa yayasan adalah badan hukum (rechtspersoon, legal entity) yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Sebagai badan hukum maka yayasan memiliki harta kekayaan tersendiri yang terpisah dari harta kekayaan organ yayasan yaitu pembina, pengurus dan pengawas. Apabila korporasi dalam bentuk Perseroan Terbatas, pemiliknya adalah para pemegang saham, maka pemiliki yayasan itu bukanlah pendiri yayasan. Pemilik yayasan adalah tujuan yayasan itu sendiri, sehingga apabila terjadi dugaan penyimpangan terhadap aset yayasan, permasalahannya adalah apakah masyarakat memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk meyampaikan laporan kepada kepolisian terhadap organ yayasan yang diindikasikan melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan yayasan, siapakah yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan yayasan apabila terdapat dugaan penyimpangan terhadap aset yayasan dan siapakah yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penyimpangan aset yayasan. Permasalahan di atas penting untuk dikemukakan melihat banyaknya laporan dari masyarakat anggota suatu perkumpulan yayasan yang melaporkan terjadinya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh organ yayasan, sementara masyarakat dan penegak hukum masih memiliki tafsir yang berbeda terhadap pemahaman bahwa yayasan adalah milik masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa yayasan adalah badan hukum publik dengan mengingat tujuan yayasan adalah sosial, keagamaan dan kemanusiaan sehingga yayasan bertujuan untuk melayani kepentingan umum, dengan demikian konsekwensinya adalah masyakat memiliki kewenangan untuk menyampaikan laporan terjadinya dugaan penyelewengan terhadap aset yayasan. Di pihak lain ada yang berpendapat bahwa yayasan adalah badan hukum privat karena didirikan oleh orang perorangan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9 Undang –Undang No. 16 Tahun 2001. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji secara normatif siapakah yang memiliki legal standing untuk menyampaikan laporan terjadinya perbuatan melawan hukum dalam suatu yayasan dengan menggunakan pendekatan normatif Dari hasil penelitian diketahui bahwa ditinjau dari segi Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, pengurus yayasan memiliki legal standing untuk mewakili kepentingan yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 35 ayat (1). Apabila pengurus terindikasi melakukan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian terhadap yayasan maka pengurus tersebut tidak berwenang mewakili kepentingan yayasan, yang berwenang mewakili kepentingan yayasan adalah pihak sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar (Pasal 36). Apabila terdapat dugaan terjadinya penyimpangan terhadap harta kekayaan yayasan maka Bab VIII tentang Pemeriksaan Terhadap Yayasan menentukan bahwa pihak ketiga yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan tertulis disertai alasannya","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124703274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal di Provinsi Sumatera Utara","authors":"Redha Fauriza, Salbiah Salbiah, Iskandar Muda","doi":"10.32734/LWSA.V1I1.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/LWSA.V1I1.160","url":null,"abstract":"This research aims to analyze the Influence of regional revenues, production sharing fund, general allocation fund, special allocation fund, and surplus of budget financing partially and simultaneously on allocation capital expenditure in districts/cities in the Province of North Sumatera year period 2009 - 2013.This research is a kind of causal research and is a replication of the earlier research. The Population was 33 districts/cities in the Province of North Sumatera. The sample selection is done by purposive sampling method and obtained 22 districts/cities as samples. The data used in this research obtained income and expenditure budget (APBD) report from website of Directorate General of Fiscal Balance, Ministry of Finance Republic of Indonesia (www.djpk.depkeu.go.id). Testing statistical analysis of the data using multiple linear regression analysis to test the classical assumption first: test of normality, multicollinearity, heteroscedasticity, and auto correlation, then test the coefficient of determination and testing the hypothesis with T test and F test with a SPSS sofware program.The result of the research showed that the partially regional revenues (PAD) have a positive significant influence on capital expenditure, production sharing fund have a negative significant influence on capital expenditure, general allocation fund have a positive significant influence on capital expenditure, special allocation fund do not influence significant on capital expenditure, and surplus of budget financing have a positive significant influence on capital expenditure.While the Simultaneous regional revenues, production sharing fund, general allocation fund, special allocation fund, and surplus of budget financing significant influence on allocation capital expenditure in districts/cities in the Province of North Sumatera year period 2009 – 2013 \u0000 \u0000This research aimed to analyze the Influence of regional revenues, production sharing fund, general allocation fund, special allocation fund, and surplus of budget financing partially and simultaneously on allocation capital expenditure in districts/cities in the Province of North Sumatera year period 2009 - 2013.This research was a kind of causal research and a replication of the earlier research. The population was 33 districts/cities in the Province of North Sumatera. The sample selection was done by purposive sampling method and obtained 22 districts/cities as samples. The data used in this research obtained income and expenditure budget (APBD) report from website of Directorate General of Fiscal Balance, Ministry of Finance Republic of Indonesia (www.djpk.depkeu.go.id). Testing statistical analysis of the data used multiple linear regression analysis to test the classical assumption first: test of normality, multicollinearity, heteroscedasticity, and auto correlation. Then, test the coefficient of determination and testing the hypothesis with T test and F test with a SPSS sofware program.The result o","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126276088","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}