{"title":"Dinamika Perkembangan Seni Karawo Gorontalo","authors":"I. W. Sudana","doi":"10.33153/GLR.V17I1.2599","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V17I1.2599","url":null,"abstract":"ABSTRAK Seni Karawo merupakan seni ornamen tekstil tradisional yang unik dan berkembang dinamis. Dinamika perkembangan seni Karawo diduga terjadi melalui fase-fase tertentu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan mengungkap fase-fase perkembangan seni karawo serta faktor-faktor yang memengaruhi. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, telaah dokumen, dan studi pustaka. Data dianalisis secara interaktif melalui tahap reduksi data, display data serta pembahasan, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, dinamika perkembangan seni karawo dengan berbagai faktor yang memengaruhi terjadi melalui lima fase, yaitu: 1) seni karawo sebagai aktivitas berkesenian dipengaruhi oleh daya kreativitas kreator, kebutuhan keindahan, dan sulam kristik; 2) seni karawo sebagai kegiatan adat dipengaruhi oleh kerumitan seni karawo, kehormatan keluarga dan legitimasi adat; 3) seni karawo sebagai komoditas dipengaruhi oleh keunikan dan keindahan seni karawo, desainer motif, dan kepentingan ekonomi; 4) seni karawo sebagai identitas budaya dipengaruhi oleh keunikan seni karawo dan rasa kesukuan; dan 5) seni karawo sebagai budaya massa (budaya populer) dipengaruhi oleh keunikan dan keindahan seni karawo, kebutuhan ekonomi, media massa, dan popularitas daerah. Kata kunci: seni karawo, faktor internal dan eksternal, dinamika perkembangan. ABSTRACT Karawo Art is a unique and dynamic traditional textile ornament art. The dynamics of the development of Karawo’s art are thought of occurred through certain phases and were influenced by various factors. This study aims to reveal the phases of the development of karawo art and the factors that influence it. The research uses qualitative methods. Data is collected through interviews, observation, document review, and literary study. The data are analyzed interactively through the stages of data reduction, data display and discussion, and drawing conclusions. The results show that the dynamics of karawo art development with the various influencing factors occurred through five phases, namely: 1) karawo art as an artistic activity is influenced by creator’s creativity, the beauty needs, and cross stitching; 2) karawo arts as customary activities are influenced by the complexity of karawo art, family honor and customary legitimacy; 3) karawo art as a commodity is influenced by the uniqueness and beauty of karawo art, motives designer, and economic interests; 4) karawo art as a cultural identity is influenced by the uniqueness of karawo art and ethnicity; and 5) karawo art as a mass culture (popular culture) is influenced by the uniqueness and beauty of karawo art, economic needs, mass media, and regional popularity. Keywords: karawo art, internal and external factors, development dynamics","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49247006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Interpretasi Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh Dalam Novel Bumi Manusia Tulisan Pramoedya Ananta Toer Pada Komposisi Musik Ontosoroh Karya Peni Candra Rini","authors":"Peni Candra Rini","doi":"10.33153/GLR.V17I1.2598","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V17I1.2598","url":null,"abstract":"ABSTRAK Komposisi musik Ontosoroh mencoba menginterpretasi feminisme Nyai Ontosoroh dalam karya musik Ontosoroh, karya Peni Candra Rini. Dalam karya ini mencoba mengungkap wacana-wacana feminisme dari seorang wanita dalam menghadapi lika-liku kehidupan yang penuh dengan kemalangan dan nasib buruk yang diperoleh sejak kecil. Tetapi dari nasib buruk tersebut, Ontosoroh memiliki tekad yang kuat dalam mengubah nasib hidupnya dari seorang gundik, menjadi seorang pengusaha sukses dengan kekayaan yang melimpah. Karya yang digunakan sebagai obyek material adalah pementasan yang dilakukan di TBJT Surakarta pada 18 Agustus 2013, pukul 19:30. Pementasan ini adalah ‘preview season’ menjelang ‘Australia premiere’ di OzAsia Festival, Adelaide, Australia Selatan, pada tanggal 16 dan 17 September 2013. Pementasan ini dibantu oleh tiga musisi, yakni; Prisha Bashori Mustofa (Biola), Iswanto (Gender), dan Plenthe (Perkusi). Landasan teoritis karya ini menggunakan teori feminisme, sedangkan wacana feminisme yang diperoleh akan dipaparkan menjadi beberapa babak dalam satu pementasan, antara lain babak yang menggambarkan kelahiran tokoh Ontosoroh, Adegan Ontosoroh dijual oleh ayahnya, dan usaha-usaha yang ditampilkan oleh Ontosoroh dalam mengatasi nasib malangnya. Interpretasi feminisme di tafsir ulang dalam bentuk interaksi musikal, berupa komposisi musik dan vokal tunggal. Kata Kunci: Ontosoroh, Bumi Manusia, Feminisme, Peni Candra Rini. ABSTRACT The musical composition Ontosoroh tries to interpret Nyai Ontosoroh’s feminism in the musical work Ontosoroh by Peni Candra Rini. This work tries to uncover feminism discourses from a woman in facing her life that is full of misfortune and bad luck obtained since her childhood. From the bad luck, Ontosoroh has a strong will to change his destiny from a mistress to become a successful businessman with abundant wealth. The work used as a material object is a performance presented at the Surakarta TBJT on August 18, 2013, at 7:30 p.m. This performance is a ‘preview season’ ahead of ‘Australia premiere’ at the OzAsia Festival, Adelaide, South Australia, on September 16 and 17 2013. The performance is assisted by three musicians, namely; Prisha Bashori Mustofa (Biola), Iswanto (Gender), and Plenthe (Percussion). The theoretical basis of this work uses the theory of feminism, and the discourse of feminism obtained will be presented into several stages in one performance. The stages include the birth of Ontosoroh, Ontosoroh is sold by his father, and the struggle of Ontosoroh in overcoming his bad luck. The interpretation of feminism is reinterpreted in the form of musical interaction presented in the form of a musical composition and a single vocalist. Keywords: Ontosoroh, Bumi Manusia, Feminism, Peni Candra Rini.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49275473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"“Kalatidha” : Sebuah Komposisi Musik Program","authors":"Wahyu Thoyyib Pambayun","doi":"10.33153/GLR.V17I1.2602","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V17I1.2602","url":null,"abstract":"ABSTRAK Karya “Kalatidha” adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat isi Serat Kalatidha sebagai ide gagasannya. Terciptanya karya “Kalatidha” dilatarbelakangi oleh kegundahan hati melihat keadaan sekitar yang mengalami kemerosotan di berbagai bidang. Karya sastra Serat Kalatidha dianggap mampu untuk mewadahi kegundahan hati karena substansinya masih aktual dan apresiatif hingga sekarang. Tujuan penyusunan karya “Kalatidha” adalah dapat menyampaikan dan menggambarkan secara musikal isi substansi Serat Kalatidha. Hasil dari pengamatan mendalam terhadap Serat Kalatidha, dapat ditangkap bahwa inti dari isi Serat Kalatidha ada lima butir. Adapun kelima butir tersebut sebagai berikut: (1) Keadaan negara yang penuh keraguan karena tidak adanya tauladan dari pemimpin. (2) Boleh merasa sedih ketika mendapatkan cobaan, namun harus segera bangkit dan menyadari bahwa semua cobaan yang dialami sudah ditakdirkan. (3) Kepandaian dan kedudukan yang didapatkan akan mengakibatkan datangnya petaka jika seseorang tidak mempunyai moral yang baik. (4) Mawas diri, berserah dan berdoa kepada Sang Pencipta, karena Dialah yang menentukan segalanya. (5) Harus tetap semangat untuk berpegang teguh pada kebenaran walaupun dikelilingi perbuatan yang angkara dengan tetap menganggap bahwa seuntung-untungnya orang yang lalai, masih beruntung yang selalu ingat dan waspada. Butir-butir tersebut digunakan sebagai titik pijak tema cerita atau penggambaran situasional untuk menyusun materi musikal dan garap masing-masing komposisi musik dalam karya “Kalatidha”. Adapun komposisi musik tersebut sebagai berikut: Aruhara”, “Kantaka”, “Awignya Angkara”, “Pamuja Pujastawa” dan “Pramana Prayitna”. Penyusunan karya “Kalatidha” menggunakan tiga tahapan, yaitu: penyusunan gagasan isi, penyusunan ide garapan dan penuangan ide garapan. Tahapan dalam penuangan ide meliputi eksplorasi teknik, eksplorasi pola permainan instrumen, pencarian melodi melalui eksplorasi, penyusunan bagian komposisi, penyambungan antara bagian komposisi, pengolahan volume, tempo sajian dan evaluasi. Hasil dari penyusunan karya dan tesis karya seni “Kalatidha” diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif rujukan untuk menyusun karya musik baru bagi mahasiswa penciptaan musik, khususnya mahasiswa karawitan. Kata Kunci: “Kalatidha”, Serat Kalatidha, Komposisi Musik, Penciptaan Musik, Eksplorasi. ABSTRACT The work “Kalatidha” is a musical composition performance that elevates the contents of Serat Kalatidha as an idea. The creation of the work “Kalatidha” was motivated by the anxiety of seeing a deteriorating situation in various fields. The literary work of Serat Kalatidha is considered capable to accommodate the anxiety for the substance is still actual and appreciative until now. The purpose of the work “Kalatidha” is to convey and to describe musically the substance of Serat Kalatidha. The in-depth observations of Serat Kalatidha shows that Serat Kalatida contains five points as follows: it can be captured t","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47454394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Kajian Tekstur Dramatik Lakon Mintaraga Sajian Wayang Wong Sriwedari","authors":"Wisnu Samodro","doi":"10.33153/GLR.V17I1.2601","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V17I1.2601","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian berjudul “ Kajian Tekstur Dramatik Lakon Mintaraga Sajian Wayang Wong Sriwedari” merupakan penelitian kualitatif dengan cara melihat pertunjukan dan menganalisis menggunakan teori Tekstual. Teori ini dikemukakan oleh Satoto yang mengungkapkan bahwa tekstur dramatik adalah sesuatu yang terindera. Hasil penelitan ini mengungkap berbagai elemen pertunjukan meliputi dialog, iringan musik dan spektakel. Dialog dapat didengar pilah atau tidaknya yang disesuaikan dengan karakter tokoh yang dimainkan, iringan musik dapat didengar dan dikaji mengenai keselarasan dengan adegan yang dimainkan sedangkan spektakel dapat dilihat dengan indera penglihatan mengenai bentuk setting, properti dan tata cahaya yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Wong Sriwedari Lakon Mintaraga. Kata kunci: Tekstur dramatik, Dialog, Spektakel. ABSTRAKThe research entitled “Kajian Tekstur Dramatik Lakon Mintaraga Sajian Wayang Wong Sriwedari” is a qualitative research by looking at performances and analyzing using Textual theory. This theory was put forward by Satoto. It says that dramatic texture is something that is sensed. The results of this research reveal the various elements of the show including dialogue, musical accompaniment and spectacles. Dialogue can be heard according to the characters being played, musical accompaniment can be heard and studied in harmony with the scene played, while the spectacle can be seen regarding to the form of setting, properties and lighting used in the Wayong Wong Sriwedari performance lakon Mintaraga . Keywords: Dramatic Texture, Dialogue, Spectacles.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47308655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Robot Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni","authors":"Egi Sofiandika, Narsen Avatara","doi":"10.33153/GLR.V16I2.2188","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I2.2188","url":null,"abstract":"Abstrak Egi Sofiandika. C0613018. 2013. ROBOT SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI (DALAM DIGITAL PAINTING). Pengantar Tugas Akhir (S-1). Program Studi Seni Rupa Murni. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Sebelas Maret. Tugas Akhir ini menginterpretasikan gagasan imajinasi penulis dalam judul robot sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni, yaitu robot sebagai tema utama. Terdapat beberapa permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu; 1) apa yang terjadi terjadi robot, 2) membahas robot dalam penciptaan karya seni ke digital painting 3) memvisualisasikan bentuk robot kedalam karya seni digital painting. robot diciptakan guna memenuhi kebutuhan kosumen, ada pun jenisnya; robot mobile, robot manipulator, robot humanoid, flying robot, robot berkaki, robot animalia, robot cyborg. perkembangan teknologi robot meledak begitu pesatnya seakan-akan tidak ada ujungnya. Tahun demi tahun perusahan yang berbasis teknologi berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi robotnya terlihat seperti ajang pamer untuk menunjukan siapa yang lebih unggul dalam menciptakan. Penulis tertarik mengambil tema tersebut, di karenakan penulis beranggapan bahwa robot merupakan teknolgi yang misterius dan ingin memaparkan sudut pandangnya tentang gambaran robot. Tujuan dari penulis ialah mendiskripsikan perkembangan teknologi bebasis robot, serta berharap karya lukis digital painting dapat menjadi masukan bagi ilmu pengetahuan terutama di bidang seni. Metode Penciptaan melaui penggalian ide dari pengamatan dan sebuah perenungan berdasarkan sumber yang di dapat, dan hasil pengamatan dikonsep melalui rancangan sketsa yang ditata berdasarkan asas keseni rupaan, tahapan terakhir ialah, memindahkan ide yang terkonsep menjadi gambar yang di buat sedemikian rupa dengan menggunakan teknik digital painting. Hasil karya yang diolah melalui pendekatan simbolisme visual yang bersifat komunikatif dan umum, yang dikemas secara estetik, diharapan penikmat tertarik, terhiburan dan paham untuk melihat apa yang disampaikan oleh karya lukis serta pesan moral yang terkandung didalamnya. Kata kunci: robot, digital painting, Seni Lukis","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48602205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ALUA JO PATUIK PROSES KREATIF SIMARANTANG KARANG MANIH EFYUHARDI","authors":"Fani Dilasari","doi":"10.33153/GLR.V16I2.2492","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I2.2492","url":null,"abstract":"<p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong> </strong></p><p>Keindahan intelektual adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan. Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Pengetahuan tradisi yang dimiliki Efyuhardi sebagai putra daerah Pariaman, serta ilmu teater yang didapatkannya melalui pendidikan Seni Teater menjadikan karya Simarantang Karang Manih menarik untuk ditinjau dari proses kreatif. Tindakan kreatif Efyuhardi mengimplementasi budaya Pariaman ke dalam bentuk Simarantang diidentifikasi sebagai <em>Tuo Randai.</em>1 Tindakan kreatif Efyuhardi pada penciptaan Simarantang Karang Manih bernaung pada estetika Minangkabau yaitu <em>Alua jo Patuik</em>.</p><p><strong>Kata kunci: </strong><em>Simarantang Karang Manih, Efyuhardi, Proses Kreatif dan Alua jo Patuik.</em></p><p><em> </em></p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong> </strong></p><p><em>Intellectual beauty is the beautiful thinking based on science. Beauty in a pure aesthetic sense concerns with the aesthetic experience of a person in relation to everything he perceives. Traditional knowledge belongs to Efyuhardi as a son of the Pariaman region as well as the theater knowledge he got made the work of Simarantang Karang Manih interesting to be reviewed in case of its creative process. Efyuhardi’s Creative action in implementing the Pariaman culture in the form of Simarantang is identified as Tuo Randai. Efyuhardi’s creative action in the creation of Simarantang Karang Manih is based on the Minangkabau aesthetic, namely Alua jo Patuik.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Simarantang Karang Manih, Efyuhardi, Creative Process and Alua jo Patuik.</em>","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42838909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KRITIK SOSIAL SEBUAH CINTA (DALAM SENI LUKIS)","authors":"Leska Latansa Dina, Yayan Suherlan, Dona Prawita","doi":"10.33153/GLR.V16I2.2491","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I2.2491","url":null,"abstract":"ABSTRAK Jurnal ini menginterpretasikan gagasan imajinasi penulis dalam judul kritik sosial sebuah cinta sebagai tema utama. Terdapat beberapa permasalahan yang dibahas dalam hal ini, yaitu; 1) hubungan antara cinta dengan kondisi sosial masyarakat yang digambarkan dalam seni lukis, 2) membahas tema kritik sosial sebuah cinta dalam seni lukis?, 3) memvisualisasikan kritik tentang cinta dalam sudut pandang sosial melalui karya seni lukis. Cinta merupakan hasrat naluriah manusia yang diberikan oleh Tuhan, cinta melibatkan perasan emosi yang dalam, dan berefek keindahan bagi penikmatnya. Aktifitas bercinta sebagai pengungkapan hasrat rasa saling cinta antar sesama manusia, menjadi aktifitas yang terlarang ketika melanggar norma sosial kesusilaan, dan dapat menjerumuskan seseorang ke arah degradasi moral serta memberikan dampak negatif secarapsikologis, seperti penyimpangan orientasi seksual, depresi, hingga terjadi kasus bunuh diri. Sehingga pada kasus tertentu dapat mengakibatkan tindakan diluar akal sehat dan tidak berperikemanusiaan seperti aborsi dan kasus pembunuhan. Penulis tertarik mengambil tema tersebut, dikarenakan penulis terketuk hati nuraninya ingin memaparkan sudut pandangnya tentang kritik sosial dari degradasi moral yang berkembang di masyarakat yang di atas namakan cinta. Tujuan dari penulis ialah menjadikan karya lukis sebagai media kritik atas penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat serta Mendiskripsikan degradasi moral manusia akibat pemahaman yang dangkal tentang cinta. Metode Penciptaan melaui penggalian ide dari pengamatan dan sebuah perenungan, dan hasil pengamatan dikonsep melalui rancangan sketsa yang ditata berdasarkan asaskeseni rupaan, tahapan terakhir ialah, memindahkan ide yang terkonsep ke dalam kanvas dengan cat minyak, yang di padu dengan sapuan kuas teknik opaque. Hasil karya yang diolah melalui pendekatan simbolisme visual yang bersifat komunikatif dan umum, yang dikemas secara estetik, diharapan penikmat tertarik untuk melihat apa yang disampaikan oleh karya lukis serta pesan moral yang terkandung di dalamnya. Kata kunci: kritik sosial, cinta, seni lukis. ABSTRACTThis journal interprets the idea of the author’s imagination in the title “Kritik Sosial Sebuah Cinta” as the main theme. There are several problems discussed in this regard, namely: 1) the relationship between love and the social conditions of society described in painting arts, 2) discussing the theme of social criticism of love in painting, 3) visualizing criticism of love in a social perspective through love. Love is an instinctive desire of human given by God. Love involves deep emotional feelings, and has beautiful effect for the connoisseurs. The act of making love as an expression of mutual love between human beings is prohibited when it is violating social norms of decency and can plunge someone towards moral degradation, have a negative psychological impact, such as sexual orientation deviation, depression, and suicide. In certain cases, ","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43107204","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS DEKONSTRUKSI PERISTIWA TEATER TU(M)BUH KARYA TONY BROER","authors":"A. Saputra","doi":"10.33153/GLR.V16I2.2485","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I2.2485","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menjelaskan peristiwa teater Tu(m)buh mendekonstruksi konstruksi elemen dan konvensi teater. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan dekonstruksi. Pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara dan analisis data. Hasilnya menunjukkan, pertama: peristiwa Tu(m)buhmelakukan pembongkaran persepsi keaktoran. Aktor dan penonton menjadi subjek aktor yang setara, kedua: pembongkaran mengenai persepsi ruang. Persepsi ruang yang digunakan menolak fungsi dan kegunaannya. Ruang yang membebaskan subyek untuk memonopolinya, ketiga: pembongkaran mengenai tubuh sebagai gagasan.Kata kunci: Peristiwa Teater, Dekonstruksi, Tu(m)buh, Tony Broer.ABSTRACTThis study aims to explain the events of the theater Tu (m) buh deconstructing the construction of the elements and conventions of theater. This study uses qualitative research methods and deconstruction approaches. Data collection uses observation, interviews and data analysis. The results show that firstly: the Tu(m) event has deconstructed the perception of actor. Actors and audiences become equal subject of actors; secondly: deconstruction regarding the perception of space. The perception of space used rejects the functionand usefulness. The space frees the subject to monopolize it, thirdly: deconstructing the body as an idea.Keywords: Theater, Deconstruction, Tu (m) buh, Tony Broer Events","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43203172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PROSES REVITALISASI TARI PAKARENA LAIYOLO OLEH SANGGAR SELAYAR ART DI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR","authors":"Dewi Primasari","doi":"10.33153/GLR.V16I2.2487","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I2.2487","url":null,"abstract":"ABSTRAKArtikel ini merupakan hasil dari penelitian yang memfokuskan pada pokok permasalahan bagaimana proses revitalisasi tari Pakarena Laiyolo oleh Sanggar Selayar Art. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan setiap tahap proses revitalisasi yang dilakukan oleh sanggar Selayar Art untuk menghidupkan kembali tari Pakarena Laiyolo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan interaksi analisis. Hasil penelitian yaitu memaparkan hasil kajian berupa proses yang dilakukan oleh Sanggar Selayar Art dalam upaya melestarikan tari Pakarena Laiyolo.Kata kunci: Sanggar Selayar Art, tari Pakarena Laiyolo.ABSTRACTThis article is the result of a study that focuses on the subject matter of how the process of revitalization of Pakarena Laiyolo dance is by Sanggar Selayar Art. The purpose of this study was to understand and explain each stage of the revitalization process carried out by the Selayar Art studio in order to revive Pakarena Laiyolo dance. The research method used is qualitative research method with an interaction analysis approach. The results describe about results of the study in the form of a process carried out by Selayar Art Studio in an effort to preserve the Pakarena Laiyolo dance.Keywords: Selayar Art Studio, Pakarena Laiyolo Dance.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45549353","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BLANGKON DAN KAUM PRIA JAWA","authors":"Anugrah Cisara","doi":"10.33153/GLR.V16I2.2488","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/GLR.V16I2.2488","url":null,"abstract":"<p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong> </strong></p><p>Blangkon pola Surakarta dan Yogyakarta merupakan salah satu tutup kepala bagi kaum pria Jawa, yang memiliki makna yang mendalam, baik itu makna keindahan maupun makna kepribadian, bentuk blangkon Surakarta dan Yogyakarta memang memiliki perbedaaan, akan tetapi dibalik semuanya itu ada persamaan makna dimana bentuk dan pola blangkon yang indah dapat menunjukkan kewibawaan seorang pria, adapun kewibawaan tersebut akan berpengaruh terhadap tingkah laku pemakainya yang sesuai dengan etika di tengah masyarakat.</p><p> </p><p><strong>Kata kunci: </strong>blangkon pola Surakarta dan Yogyakarta, makna.</p><p> </p><p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><p><em>Surakarta and Yogyakarta pattern of </em>blangkon <em>is one of the headgears for Javanese men, which has deep meaning, both the meaning of beauty as well as personality. Surakarta and Yogyakarta </em>blangkon <em>have different forms but behind the difference there are similar meanings in which the beautiful form and pattern of </em>blangkon <em>represent the authority of a man. The authority, then, will affect the behavior of the wearer in accordance to the ethics in the community.</em></p><p><em> </em></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Surakarta and Yogyakarta pattern of </em>blangkon<em>, meaning.</em></p>","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43270425","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}