{"title":"Hyperreality Among Defense of the Ancients 2’s Players","authors":"Putri Surya Cempaka, J. Haryatmoko","doi":"10.7454/JKI.V7I3.9678","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/JKI.V7I3.9678","url":null,"abstract":"Studi ini meneliti kondisi dan praktik hiperrealitas di antara para pemain game online Dota 2 yang menunjukkan perspektif yang disebut pasca-manusia, sebuah perspektif yang percaya bahwa kemajuan teknologi akan memudahkan kehidupan secara umum. Dalam istilah kritis, ini mengurangi akal sehat manusia karena percaya bahwa teknologi telah mengambil alih fungsi manusia. Dalam memahami konsep post-human, dalam penelitian ini, kami merujuk kondisi post-human sebagai praktik hiperrealitas dengan berfokus pada persepsi visual para pemain Dota 2 selama aktivitas permainan mereka dan makna tentang permainan video mereka. Penelitian ini menggunakan konsep simulakra, simulasi, dan hiperrealitas menurut Jean Baudrillard. Dalam kondisi hiperrealitas, representasi yang tertanam dalam otak manusia mengubah imajinasi menjadi kenyataan, yang dapat dilihat dari representasi aktualisasi diri yang dirasakan oleh masing-masing individu, dalam hal ini pemaian Dota 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara mendalam dengan empat informan, yang dipilih secara purposif, dengan dua kategori siswa dan karyawan perusahaan. Studi ini menemukan praktik hiperrealitas yang nyata dari pemain Dota 2 yang menunjukkan kondisi pasca-manusia, di mana pemain lebih nyaman untuk bersaing dan mencapai sesuatu secara virtual. Pemain Dota 2 bertindak seperti pelarian yang mengejar sesuatu yang bisa mereka banggakan bukan dari dunia nyata This study examines the condition and practice of hyperreality among players of online game dota 2 that demonstrates a perspective called post-human, a perspective which believes that technological advancement will ease life in general. In critical term, it diminishes human sense because it believes that technology has taken over human’s functions. In understanding the concept of post-human, in this study, we refer the post-human condition as hyperreality practice by focusing on the visual perception of dota 2 players during their gaming activities and the meaning about the video game for them. This study uses the concepts of simulacra, simulation, and hyperreality according to Jean Baudrillard. In hyperreality conditions, the representation that is embedded in human brain transforms imagination into reality, which can be seen from the representation of self-actualization felt by each individual, in this case dota 2 gamers or players. This study was conducted using qualitative approach and data collection derived from in-depth interview with four informants, who were chosen purposively, with two categories of students and corporate employees. This study finds obvious hyperreal practice of Dota 2 players that indicates post-human condition, in which players are more comfortable to compete and achieve something virtually. dota 2 players act like the escapists who pursue something they can be proud of not from the real world.","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/JKI.V7I3.9678","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47485838","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Social Movements in Framing Perspectives: A Study on Corruption Case Issues in Indonesia","authors":"A. Jamil","doi":"10.7454/JKI.V7I2.9989","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/JKI.V7I2.9989","url":null,"abstract":"Penelitian ini melihat gerakan sosial dengan menggunakan perspektif framing. Dua teori digunakan, yaitu teori framing dan teori gerakan sosial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu: studi kasus instrumental. Kasus yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 10 kasus penting yang berkaitan dengan perselisihan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polisi Nasional (Polri) antara tahun 2009 dan 2012. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, tinjauan dokumen, dan analisis teks. Studi ini menunjukkan bahwa tidak ada upaya khusus dari aktor-aktor gerakan pro-KPK (yaitu: hubungan masyarakat KPK) untuk mendekati atau mempengaruhi media agar versi berita mereka lebih banyak beredar di media. Temuan ini membuktikan bahwa keberhasilan gerakan sosial dalam perselisihan KPK-Polri, di mana laporan berita di media terutama mendukung KPK, bukan karena keberhasilan aktor gerakan sosial dalam mendekati media, melainkan karena kesesuaian nilai-nilai antara jurnalis dan aktor gerakan sosial. Hasil penelitian ini memiliki implikasi untuk teori pada hubungan antara frame, media dan gerakan sosial. Peneliti mengusulkan suatu model untuk menggambarkan hubungan antara para aktor gerakan sosial, media / jurnalis, framing media, dan framing khalayak. Model ini merupakan pengembangan dari model yang diusulkan oleh Gamson, Scheufele, Benford, dan Snow. This research looks at social movement by using framing perspective. Two theories are used, namely framing theory and social movement theory. This research uses the case study method, i.e.: instrumental case study. The cases analyzed in this study are 10 important cases pertaining to the dispute between the Corruption eradication Commission (KPK) and the National Police (Polri) between 2009 and 2012. data is collected through observation, in-depth interviews, documents review, and text analysis. This study shows that there is no special effort from pro-KPK movements’ actors (i.e.: the public relations of KPK) to approach or influence the media in order to have their version of news circulated more in the media. This findings proves that the success of social movements in the KPK-Polri disputes, where the news reports in the media predominantly support the KPK, is not due to the success of social movement actors in approaching the media, but rather because of the congruence of values between the journalists and social movement actors. Results of this study have implications for theories on the relationship between frames, media and social movements. The researcher proposes a model to portray the connection between the actors of social movements, media/journalists, media framing, and audience framing. This model is a development of the model proposed by Gamson, Scheufele, Benford, and Snow.","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/JKI.V7I2.9989","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48387183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"The Role of Communication in Sustainable Development Tourism: A Case Study on Community-based Tourism (Pokdarwis) in Nglanggeran Village","authors":"Ferinnadya Annisa Putri, Nissa Cita Adinia","doi":"10.7454/JKI.V7I2.9795","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/JKI.V7I2.9795","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana strategi komunikasi dalam memberdayakan masyarakat pedesaan untuk mengembangkan pariwisata lokal dan bagaimana fitur komunikasi tertentu menghasilkan perubahan sosial dan berkontribusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pariwisata lokal. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi deskriptif pada objek penelitian. Peneliti menganalisis strategi komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Nglanggeran dan signifikansinya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pariwisata lokal. Penelitian menunjukkan bagaimana Desa Nglanggeran memberikan kisah sukses partisipasi masyarakat dalam mengembangkan desa melalui kegiatan pariwisata. Perubahan sosial juga termanifestasi dalam peningkatan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat dalam memperluas kegiatan pariwisata mereka bahkan lebih. Penelitian ini juga menemukan kurangnya partisipasi perempuan dalam komunitas Nglanggeran dan penduduk laki-laki secara dominan menempati posisi strategis masyarakat. This study aims to discover how communication strategies to empower rural communities to develop local tourism are formulated and implemented and how particular features of communication produce social change and contribute to increase the community participation in developing local tourism. The researchers employ the qualitative method by conducting a descriptive study on the object of the research. The researchers interpret and analyze data on Nglanggeran Pokdarwis’ implementation of communication strategies and its significance in increasing the community participation in developing local tourism. The research shows how Nglanggeran Village provides a success story of community participation in developing village through its tourism activities. The social changes also manifest in the increase of the community’s welfare and participation in expanding their tourism activities even more. This research also finds the lack of female participation in Nglanggeran community and male residents predominantly occupy the community’s strategic positions","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/JKI.V7I2.9795","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44418820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Mapping Citizen Journalists’ Profiles: A Case Study on Indonesian NET Citizen Journalist (NET CJ) Program","authors":"Asty Rastiya, H. Hendriyani, I. S. Pratidina","doi":"10.7454/JKI.V7I2.9767","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/JKI.V7I2.9767","url":null,"abstract":"Makna dari kata “warga” dalam konsep “jurnalisme warga” terus dibahas oleh para akademisi di bidang ini. Pembahasan berfokus pada keterampilan dan modal yang diperlukan jika seseorang berkeinginan untuk menjadi seorang jurnalis warga yang ideal. Jurnalis warga telah lama menghadapi prasangka karena minimnya pengetahuan akan jurnalisme dan rendahnya kualitas berita yang mereka buat. Terlepas dari itu, jurnalisme warga di Indonesia telah berkembang, sebagian besar karena pertumbuhan yang cepat dari telepon pintar dan pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan kasus program NET Citizen Journalist (NET CJ), sebagai komunitas jurnalis warga terbesar di Indonesia. Dengan memetakan profil anggota program CJ NET berdasarkan latar belakang geografis, psikografis, demografi, dan perilaku mereka, penelitian ini bertujuan untuk menentukan latar belakang sosio-ekonomi tertentu yang mungkin memotivasi anggota program untuk berpartisipasi. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang latar belakang anggota dapat menghasilkan strategi yang lebih efektif untuk mengidentifikasi dan mendidik calon jurnalis warga. Studi ini menyimpulkan bahwa anggota program NET CJ memiliki sejumlah karakteristik yang dapat ditemukan pada warga lainnya. Potensi mereka untuk menjadi jurnalis warga yang dapat dipercaya cukup besar, dan jika sepenuhnya dibuka, dapat mempercepat perkembangan demokrasi berita di Indonesia. The meaning of “citizen” in the concept “citizen journalism” continues to be discussed by scholars in the field. The discussion centres on the skills and capitals that are required if one aspires to be an ideal citizen journalist. Citizen journalists have long faced prejudices for lacking the knowledge in journalism and quality in their news content. Regardless, citizen journalism in Indonesia has flourished, largely due to the rapid growth of smartphone and social media users. This study uses the case of the NET Citizen Journalist (NET CJ) program, which as Indonesia’s largest community for citizen journalists. By mapping the NET CJ program’s members’ profiles based on their geographic, psychographic, demographic, and behavioural backgrounds, this study aims to pinpoint certain socio-economic backgrounds that might motivate the program’s members to participate. Moreover, a better understanding of the members’ background may produce more effective strategies to identify and educate potential citizen journalists. This study concludes that NET CJ program’s members possess traits that can be found in other highly informed citizens as well. Their potential to become a bona fide citizen journalist is considerable, and if fully unlocked, may accelerate the development of news democracy in Indonesia.","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/JKI.V7I2.9767","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48599522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Comparison of Generation X and Y: Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Subjective Norms on Purchase Intention in E-Commerce","authors":"Yulianita Yulianita","doi":"10.7454/jki.v7i2.9677","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/jki.v7i2.9677","url":null,"abstract":"E-commerce di Indonesia menghadapi konversi yang rendah, yang menempatkan keberlanjutan bisnis dalam bahaya. Sangat penting bagi e-commerce untuk meningkatkan tingkat konversi. Namun, strategi yang digunakan untuk meningkatkan tingkat konversi mungkin tidak mencapai hasil yang signifikan jika tidak dirumuskan berdasarkan pemahaman yang komprehensif tentang target pasar. Penelitian ini menganalisis pengaruh kegunaan yang dirasakan, persepsi kemudahan penggunaan, dan norma subjektif pada niat pembelian Generasi X dan Y, dua segmen pasar potensial untuk e-commerce. Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 100 orang, terdiri dari dua generasi (X dan Y). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Temuan menunjukkan, terlepas dari generasi, kegunaan yang dirasakan, persepsi kemudahan penggunaan, dan norma subjektif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian, dengan norma subjektif memiliki pengaruh terkuat dibandingkan dengan variabel lain. Namun, ketika Generasi X dan Y dihitung secara terpisah, temuan menunjukkan pola yang berbeda. Untuk Generasi X, variabel dengan pengaruh paling signifikan pada niat pembelian e-commerce adalah persepsi kemudahan penggunaan dan kemudian diikuti oleh norma subjektif, sedangkan kegunaan yang dirasakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Di sisi lain, untuk Generasi Y, kegunaan yang dirasakan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap niat pembelian mereka. e-commerce in Indonesia is facing low conversion, which puts the sustainability of the business in jeopardy. It is crucial for e-commerce to increase the conversion rate. However, the strategy employed to improve the conversion rate may not achieve a significant result if it is not formulated based on a comprehensive understanding of the target market. This research analyzes the influence of perceived usefulness, perceived ease of use, and subjective norms on purchase intention of Generation X and Y, two potential market segments for e-commerce. The respondents that filled out the questionnaire were 100, which were equally composed of the two generations. In conducting this research, the researcher employed multiple regression analysis. The findings revealed that regardless the generation, perceived usefulness, perceived ease of use, and subjective norms have positive and significant influence on purchase intention, with subjective norms having the strongest influence compared to other variables. However, when the responses of Generation X and Y were calculated separately, the findings showed different patterns of result. For Generation X, the variable with most significant influence on e-commerce purchase intention is perceived ease of use followed by subjective norms, while perceived usefulness has insignificant influence. On the other hand, for Generation Y, perceived usefulness has the most significant influence on their purchase intention","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/jki.v7i2.9677","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47301052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Social Construction of Women Holding the Position of Tunggu Tubang in South Sumatra","authors":"P. P. Anzari, B. Sarwono","doi":"10.7454/jki.v7i2.9693","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/jki.v7i2.9693","url":null,"abstract":"Wanita Tunggu Tubang secara paradoks memegang baik posisi terhormat maupun subordinat dalam komunitas Semende. Mereka bekerja untuk melestarikan budaya dan melakukan tugas mereka, namun pada saat yang sama mereka harus menghadapi berbagai masalah di ruang publik. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana posisi ini secara sosial dibangun, dan teori yang diterapkan untuk menjawab pertanyaan adalah teori konstruksi realitas sosial. Pendekatan yang dipakai adalah kualitatif, dengan paradigma konstruksionisme kritis dan teknik sampling kriteria. Kegiatan para wanita dalam penelitian ini diamati dalam jangka waktu dua minggu, dan dua informan kunci dengan pekerjaan yang berbeda, kelas sosial, dan tempat tinggal diwawancarai. Studi ini menunjukkan bahwa konstruksi yang bias gender telah diproduksi dan direproduksi melalui penyebaran keyakinan seperti itu sejak kecil dan dominasi merajes di ranah sosial. Selain itu, perempuan Tunggu Tubang melihat posisi dan peran mereka sebagai takdir dan identitas budaya yang harus mereka terima. Namun, perspektif semacam itu tidak begitu luas di kalangan informan yang tinggal di daerah yang lebih maju karena gaya hidup mereka lebih berorientasi ekonomi dan praktis. The Tunggu Tubang women paradoxically hold both a respectable as well as subordinate position in the Semende community. They work to preserve the culture and perform their duties, yet at the same time they have to face various problems in the public sphere. The research question herein is how this position is socially constructed, and the theory applied to answer the question is that of the construction of social reality. The method chosen is that of the qualitative research, coupled with the critical constructionism paradigm and criterion sampling technique. The activities of the women in this study were observed in a period of two weeks, and two key informants with different jobs, social classes, and places of residence were interviewed. This study indicates that a gender-biased construction has been produced and reproduced through propagation of such belief since childhood and dominance of the Merajes in social realms. In addition, Tunggu Tubang women perceive their position and role as their destiny and a cultural identity which they have to assume. Such perspectives, however, are not as pervasive among informants living in more advanced areas as their lifestyle is more economy-oriented and practical","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44184640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Degrading Message and Hate Speech are Now Obligatory in Elections? A Qualitative Research on Post-truth Populism in Sumatera Utara’s Local Election","authors":"Effendi Gazali","doi":"10.7454/jki.v7i2.10024","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/jki.v7i2.10024","url":null,"abstract":"Komunikasi politik mutakhir sangat diwarnai oleh post-truth dan populisme. Hal tersebut amat terasa dalam Pemilihan Umum Amerika Serikat dan Gerakan Brexit. Pada level lokal, kedua elemen tersebut diyakini memainkan peran serius pada Pemilihan Kepala Daerah DKI (Pilkada) Jakarta 2017. Penelitian kualitatif ini mencoba melihat sebuah Pilkada lain, di provinsi terbesar penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu Sumatera Utara. Secara lebih khusus penelitian kualitatif ini ingin menelusuri bagaimana kalau lima garis keingintahuan para ilmuwan komunikasi (antara lain dikonsolidasi Waisbord, 2018) tentang pesan-pesan populisme, dikaitkan komunikasi politik pada suatu Pilkada. Penelitian ini merupakan aplikasi pertama garis riset Waisbord di Indonesia, dan aplikasi pertama pada tingkat Pilkada. Selain menemukan bahwa kelima garis riset yang dikonsolidasi Waisbord memang eksis pada Pilkada Sumatera Utara, penelitian ini juga memperlihatkan peran garis riset mana yang lebih dominan atau tampil lebih awal. Bahkan hal tersebut dirasakan berbagai pihak sebagai kewajiban atau kelaziman dalam Pilkada. Contemporary political communication is heavily coloured by post-truth and populism phenomena. The 2016 US Presidential Election and Brexit Referendum in the United Kingdom showed their implications. In Indonesia, those phenomena were believed to play significant roles in the 2017 DKI Jakarta Gubernatorial Election. This qualitative research tries to explore another local election in Indonesia, i.e. in North Sumatera, the biggest province outside Java. Specifically, this research tries to examine how the five lines of inquiry related to post-Truth and populism (categorized among others by Waisbord, 2018) take place in Sumatera Utara’s local elections. This research constitutes the first application of Waisbord’s lines of inquiry in Indonesia, as well as at the local election level. It finds that all five lines inquiry exist in the North Sumatera’s local elections. In addition, it also shows which line of inquiry becomes dominant or occurss earlier than others. Even most interviewees think that this dominant factor is now a kind of obligation and is ubiquitous in elections.","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/jki.v7i2.10024","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48346033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Religion, Nationalism and Ethics in Political Campaigns","authors":"Adwin Wibisono","doi":"10.7454/JKI.V7I2.9737","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/JKI.V7I2.9737","url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji penggunaan unsur-unsur agama dalam kampanye politik di Indonesia dari perspektif etis. Penulis berpendapat bahwa penggunaan isi agama dalam kampanye politik adalah kerugian dari sudut pandang etis - khususnya teleologis - karena menyimpang dari tujuan akhirnya untuk mencapai kebaikan yang lebih besar. Untuk mendukung argumen ini, tulisan ini meneliti penggunaan isi agama untuk tujuan politik dari sudut pandang etika teleologis yang mengacu pada karya-karya dalam etika, etika politik, dan komunikasi serta pemikiran tentang nasionalisme. This article examines the use of religious elements in political campaigns in Indonesia from an ethical perspective The author argues that the use of religious contents in political campaigns is detriment from an ethical – specifically teleological – point of view as it deviates from its ultimate purpose of achieving the greater good. To support this argument, the paper examines the use of religious contents for political purposes from a teleological ethics point of view referring to the works in ethics, political ethics, and its communications as well as thoughts on nationalism","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/JKI.V7I2.9737","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49276434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Civic Engagement on Social Media: 2018 West Java Gubernatorial Election in Indonesia","authors":"Idham Tamim Aldary, U. Salamah","doi":"10.7454/JKI.V7I2.9668","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/JKI.V7I2.9668","url":null,"abstract":"Strategi hypermedia dalam kontestasi politik digunakan untuk mempromosikan program-program pengetahuan politik baik oleh kandidat maupun partai kepada masyarakat untuk mempertahankan hak dan kewajiban kewarganegaraan. Pengetahuan politik seseorang dapat meningkatkan tingkat partisipasi politik mereka, yang diperlukan untuk menilai kualitas kandidat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kesadaran dan keterlibatan kandidat politik dengan pemilih. Penelitian ini berfokus pada strategi politik kandidat dalam membangun pesan kampanye, menarik pemilih yang ditargetkan, dan merangsang partisipasi politik komunitas melalui platform Instagram. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 80.328 posting media sosial. Penelitian menemukan bahwa tidak semua kandidat menyadari manfaat dari melibatkan pemilih yang ditargetkan di akun Instagram. The hypermedia strategy in political contest is used to promote the programs of political knowledge by both candidates and parties to the society in order to maintain the citizenship rights and obligations. It is argued that one’s basic political knowledge can increase their level of political participation, which is necessary to assess candidates’ quality. The purpose of this study is to look at political candidates’ awareness and engagement with the voters. The research focuses on the candidate’s political strategy in constructing campaign message, attracting targeted voters, and stimulating the political participation of the community through Instagram platform. This research was conducted by analyzing 80,328 social media posts. The research finds that not all candidates were aware of the benefits of engaging targeted voters on Instagram account.","PeriodicalId":33253,"journal":{"name":"Jurnal Komunikasi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44604281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}