{"title":"Pembangunan Karakter Tokoh Utama Melalui Dialog Pada Film Musikal “The Greatest Showman”","authors":"Alifia Nuralita Rezqiana, Siti Maemunah, Endang Mulyaningsih","doi":"10.24821/sense.v3i2.5124","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i2.5124","url":null,"abstract":"AbstractThe Greatest Showman is a phenomenal musical film that tells a story about an American showman named P. T. Barnum. This film managed to get lot of awards and inspired a lot of people around the world. On the other hand, this film also drew lot of critical criticisms from the film critics. This study aims to analysed the development of the main character through dialogue in musical film The Greatest Showman.The qualitative method with descriptive approach will be used in this study. The data examined in this study are the whole scenes breakdown of the film. This study will be focused on analysing the main character development through dialogue and song lyrics of the film while still considering the visual elements. Dialogues and song lyrics will be analysed by describing the dialogue’s function, structure, style, and the dialogue’s integration with other cinematic elements.The results of this study showed that dialogue has the capability to describe the physiological, sociological and psychological dimensions of the main character. The development of the main character in The Greatest Showman is shown more through the dialogue than visual elements. The result showed there are lots of character dimensions that are only appear through dialogue. Nevertheless, there are also few character dimensions that only appear through visual elements of the film. Keywords: Character Development, Main Character, Dialogue, Musical Film, The Greatest Showman AbstrakFilm The Greatest Showman merupakan film musikal fenomenal yang menceritakan tentang perjalanan karier seorang tokoh seniman pertunjukan bernama P. T. Barnum. Film ini berhasil mendapatkan berbagai penghargaan dan digemari oleh masyarakat, namun juga menuai kritik pedas dari para kritikus film. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan karakter tokoh utama melalui dialog pada film musikal The Greatest Showman.Analisis dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah seluruh breakdown scene Film The Greatest Showman. Analisis pembangunan karakter akan dilihat melalui unsur audio yang terdiri dari dialog dan lirik lagu dengan tetap memperhatikan unsur visual di dalamnya. Dialog dan lirik lagu akan dianalisis dengan cara menguraikan fungsi dialog, struktur dialog, gaya dialog dan integrasi dialog dengan unsur sinematik lain.Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur dialog mampu menunjukkan dimensi fisiologis, sosiologis dan psikologis tokoh utama. Pembangunan karakter tokoh utama pada Film The Greatest Showman lebih banyak ditunjukkan melalui dialog daripada visual. Dialog mendominasi pembangunan dimensi karakter sosiologis dan psikologis. Meskipun demikian, terdapat beberapa dimensi karakter yang hanya muncul melalui unsur visual, terutama pada dimensi fisiologis. Kata kunci : Pembangunan Karakter, Tokoh Utama, Dialog, Film Musikal, The Greatest Showman.","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"49 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132236346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BIOSKOP DALAM RUMAH (MEDIATISASI BIOSKOP)","authors":"Fina Zahra","doi":"10.24821/sense.v3i2.5130","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i2.5130","url":null,"abstract":"ABSTRACTIn-Home Cinema (Mediatization of Cinema). The current pandemic is driving many changes, including in the way to enjoy entertainment, which is now mostly online. One of the newest online video entertainment service providers is bioskoponline.com. As the name suggests, this site adopts conventional cinema services, but provides exclusive Indonesian films that can be accessed by users who have purchased tickets for 48 hours. Although enjoying movies online is nothing new, the concept that bioskoponline.com carries in the midst of this pandemic condition provides new experiences for its users and is interesting to research. The results of the study are expected to provide an overview of the changes that occur now and in the future due to changes in the media for watching movies, so that concrete steps can be taken in relation to this. In this research report, I use an intrinsic case study as a method to explain this new media-driven mediation. The results showed that as a new media, bioskoponline.com not only changed the vehicle for watching movies in the cinema into a digital version, but also provided several new experiences to its users. bioskoponline.com encourages new ways to enjoy films, as well as encourages new discourse about Indonesian films, especially regarding piracy which is a crucial issue for the film industry. Meanwhile, considering that cinemas will resume, it is advisable that bioskoponline.com improve its media technology and community base. Keywords: mediatization, cinema, film, piracy, discourse. ABSTRAKPagebluk yang tengah melanda mendorong banyak perubahan, termasuk dalam cara menikmati hiburan yang kini sebagian besar beralih secara daring. Salah satu penyedia layanan hiburan berupa video secara daring yang terbaru adalah bioskoponline.com. Sebagaimana namanya, situs tersebut mengadopsi layanan bioskop konvensional, namun dengan menyediakan film-film Indonesia eksklusif yang dapat diakses oleh pengguna yang telah membeli tiket selama 48 jam. Meskipun menikmati film secara daring bukan hal baru, tetapi konsep yang diusung bioskoponline.com di tengah kondisi pagebluk ini memberi pengalaman baru bagi penggunanya dan menarik untuk diteliti. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi gambaran tentang perubahan yang terjadi saat ini dan yang akan datang karena perubahan pada media untuk menonton film, sehingga dapat dilakukan langkah konkret terkait hal tersebut. Dalam laporan penelitian ini, saya menggunakan intrinsic case study sebagai metode untuk menjelaskan mediatisasi yang didorong oleh media baru ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai media baru, bioskoponline.com bukan sekadar mengalih wahana kegiatan menonton film di bioskop ke dalam versi digital, melainkan juga memberikan beberapa pengalaman baru kepada penggunanya. bioskoponline.com mendorong adanya cara-cara baru dalam menikmati film, sekaligus mendorong wacana baru tentang film Indonesia, terutama terkait pembajakan yang merupakan isu krusial industri ","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"19 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120978224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kulsa Angelo, Alexandri Luthfi Rahman, Raden Roro Ari Prasetyowati
{"title":"EKSISTENSI MANTAN PETINJU NASIONAL SEBAGAI PETARUNG PENCAK DOR KEDIRI MELALUI FILM DOKUMENTER POTRET “MICHAEL SPEED”","authors":"Kulsa Angelo, Alexandri Luthfi Rahman, Raden Roro Ari Prasetyowati","doi":"10.24821/sense.v3i2.5122","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i2.5122","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenyutradaraan karya film dokumenter potret ini ialah untuk memberikan gambaran kehidupan seorang mantan petinju nasional dan petarung Pencak Dor di Kediri bernama Michael ‘Speed’ Sigarlaki, memperkenalkan adanya tarung Pencak Dor kepada masyarakat sekaligus menberikan cerminan buruknya kualitas tinju di Indonesia.Objek penciptaan karya film dokumenter ini ialah tarung Pencak Dor Kediri dan Michael ‘Speed’ Sigarlaki. Karya ini dikemas menggunakan struktur bertutur tematis serta menerapkan gaya penceritaan cinema verite dan expository. Film Michael Speed banyak menggunakan handheld camera dan diegetic sound untuk merekam aktifitas subjeknya, subjek terkadang berbicara langsung ke arah kamera, dan di beberapa bagian digunakan juga metode wawancara untuk memperkuat informasi kepada penonton. Pembahasan mengenai kisah hidup Michael Speed dalam memperjuangkan eksistensinya di dunia tarung dikemas ke dalam karya tugas akhir berbentuk film dokumenter potret dengan judul karya ilmiah Eksistensi Mantan Petinju Nasional Sebagai Petarung Pencak Dor Kediri Melalui Film Dokumenter Potret “Michael Speed”. Perwujudan karya film dokumenter potret Michael Speed dikemas ke dalam 3 segmen pembahasan diantaranya, segmen 1 berisi pengenalan tarung Pencak Dor dan tokoh petarung bernama Michael Sigarlaki, segmen 2 membahas eksistensi serta konflik batin Michael Sigarlaki sebagai petarung Pencak Dor profesional, dan segmen 3 menjadi penutup yang menampilkan nilai-nilai humanisme dalam diri Michael Sigarlaki sebagai kepala keluarga. Kata kunci: Penyutradaraan; Dokumenter Potret; Eksistensi Petarung Pencak Dor Kediri Michael Speed ABSTRACTThe directing of this portrait documentary is to provide an overview of the life of a former national boxer and the Pencak Dor fighter in Kediri named Michael ' Speed ' Sigarlaki, introducing the existence of Pencak Dor to the community while giving the poor reflection of the quality of boxing in Indonesia.The object of the creation of this documentary film is fighting Pencak Dor Kediri and Michael ' Speed ' Sigarlaki. The work is packed using a thematic structure and applies storytelling-style cinema verite and expository. The Film Michael Speed used a lot of handheld cameras and diegetic sound to record the activities of his subjects, the subjects sometimes spoke directly towards the camera, and in some parts used also the interview method to reinforce the information to the audience. The discussion on the life story of Michael Speed in the fight for his existence in the world of fighting is packed into the work of the end-task in the form of portrait documentary with the title of former national boxer existence as a combatant Pencak Dor Kediri through the portrait documentary \"Michael Speed\". The embodiment of the portrait documentary film Michael Speed is packed into three discussion segments, segment 1 contains the introduction of Pencak Dor's fighting and the warrior figure Michael Sigarlaki, Segment 2 discusses the existen","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131237561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"REPRESENTASI FANATISME SUPORTER SEPAK BOLA PADA TOKOH UTAMA MELALUI MISE-EN-SCENE DALAM PENYUTRADARAAN FILM FIKSI “SETIA BERSAMAMU”","authors":"Rizal Jauhari, Dyah Arum Retnowati, Lilik Kustanto","doi":"10.24821/sense.v3i2.5123","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i2.5123","url":null,"abstract":"AbstrakPenyutradaraan film “Setia Bersamamu” ini menyuarakan sudut pandang baru terhadap stigma masyarakat, yang selalu memihak pada sudut pandang negatif terhadap fanatisme suporter sepakbola. Menjadi suporter sepak bola memiliki sisi manusia seutuhnya yang saling mencintai dan memiliki prioritas kewajiban sebelum menjalankan haknya walaupun banyak kekurangan menjadi manusia seutuhnya.Fanatisme diibaratkan seperti cinta yang dapat mengubah hal keras menjadi lembut, yang kemudian memiliki pertimbangan logis bahwasannya diri sendiri adalah prioritas kehidupan, semua yang akan dijalankan harus dipertimbangkan matang-matang agar tidak berakhir penyesalan, bahwasannya prioritas kewajiban menjadi utama sebelum haknya terpenuhi. Bentuk fanatisme tersebut yang menjadi pondasi dalam penyutradaraan film Setia Bersamamu.Pertimbangan teknis sangat berpengaruh dalam film ini yang diimplementasikan secara hiperbola untuk mendukung konsep fanatisme melalui konsep mise-en-scene yang menjadi pondasi untuk membangun karakter utama yang secara fanatis mendukung tim favoritnya, seperti warna biru muda yang mendominasi pada setiap setting menjadi bentuk fanatisme tokoh utama dalam kehidupannya mendukung tim favoritnya sebagai warna identitas tim. Kata Kunci : Penyutradaraan, Fanatisme, Mise-en-scene, Film Fiksi Abstract“Be Faithful to you” movie has been directed for sounding a new point of view of society stigma which always taking sides for negative stigma to soccer fanatic supporter. Being soccer club supporter is completely have a humanity point which loving each other and have priority to do their obligations before their rights even though being human always have minus point.Fanaticism is more like love who can change solid things to be soft, and then, have logically considered that our self is a priority, Everything that has to do must be carefully considered, so that not become regrets in the end. That is obligation need to be a main priority before the rights has been fulfilled. This Fanaticism being the foundation for directing this “Be Faithful to you” movie.Technical consider is most effected to this movie to be implemented for being hyperbolic, so that will support fanaticism via mise-en-scene which being founded to build main character fanatically support his favorite soccer club, Like blue color is his favorite soccer club colors, that color is dominating for every setting for creating fanaticism image in his life to support that soccer club. Keyword : directing, fanaticism, mise-en-scene, fiction movie.","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122258894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tegar Dyon Muhammad, Arif Sulistiyono, Andri Nur Patrio
{"title":"PENGGUNAAN ELLIPTICAL EDITING UNTUK MEMBANGUN SURPRISE DALAM EDITING FILM “BAJING LONCAT”","authors":"Tegar Dyon Muhammad, Arif Sulistiyono, Andri Nur Patrio","doi":"10.24821/sense.v3i2.5125","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i2.5125","url":null,"abstract":"ABSTRACT In writing a scenario, there are elements that can support development of the story, one of it is \"surprise\". Scenario of \"Bajing Loncat\" has a potential surprise that can be presented through editing. The surprise factor in the story can't be separated from the bridging set-up design of audience's expectations. Set-up and expectations are one unit formed as a formula for creation of a surprise. The editor will apply the concept of elliptical editing to the storytelling structure of film \"Bajing Loncat\" to manipulate the storytelling and timing without corrupting the important information of the story. Elliptical editing applied in the story is not only manipulating time, besides The application of elliptical editing can actually have another impact, named by surprise. The construction of the set-up for generating a surprise is applied to causality, action-reaction, and the emotional continuity that becomes a solid foundation in shaping audience expectations. Embodiment concept of elliptical editing is used in some potential scenes that emergence a surprise. The surprises that appear in the story have a various impact to the audience. Keywords: set-up, expectations, elliptical editing, surprise. ABSTRAK Dalam penulisan skenario terdapat unsur-unsur yang dapat mendukung perkembangan cerita, salah satunya adalah surprise. Skenario film “Bajing Loncat” memiliki potensi surprise yang dapat dihadirkan melalui editing. Kemunculan surprise dalam cerita, tidak lepas dari rancangan set-up yang menjembatani ekspektasi penonton. Set-up dan ekspektasi merupakan satu kesatuan yang terbentuk sebagai formula atas terciptanya sebuah surprise. Editor akan menerapkan konsep elliptical editing ke dalam struktur penceritaan film “Bajing Loncat” untuk memanipulasi runag dan waktu penceritaan tanpa mengurangi informasi penting dalam penceritaan. Elliptical editing yang diterapkan dalam cerita tidak hanya memanipulasi waktu saja, disamping itu penerapan elliptical editing justru dapat memunculkan dampak lain yaitu surprise. Pembangunan set-up untuk memunculkan surprise diterapkan pada hubungan sebab akibat, aksi reaksi, dan kesinambungan emosi yang menjadi landasan kuat dalam membentuk ekspektasi penonton. Konsep perwujudan elliptical editing digunakan pada beberapa scene yang mengandung potensi kemunculan surprise. Surprise yang dimunculkan dalam cerita memiliki dampak yang berbeda-beda pada penonton. Kata kunci: set-up, ekspektasi, elliptical editing, surprise.","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132833332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERUBAHAN UNSUR NARATIF PADA EKRANISASI NOVEL “DILAN: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1990” KE DALAM FILM “DILAN 1990” DAN NOVEL “DILAN: DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1991” KE DALAM FILM “DILAN 1991”","authors":"Sifa Rizky Affiani, Endang Mulyaningsih, Lilik Kustanto","doi":"10.24821/sense.v3i1.5097","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5097","url":null,"abstract":"ABSTRAKMunculnya fenomena pengadaptasian novel ke bentuk film merupakan perubahan substansi dari wacana yang memunculkan istilah ekranisasi. Hal tersebut dirasa perlu karena terdapat hal menarik yang membedakan karya tersebut dengan lainnya yang mampu menjadi kekuatan pada hasil akhirnya. Film “Dilan 1990” dan “Dilan 1991” sukses di pasaran dan menjadi sebuah fenoma, terutama dalam dunia ekranisasi dari karya trilogi.Penelitian yang dilakukan mengenai proses ekranisasi novel ke dalam filmdengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Pada proses ekranisasi meliputi penciutan, penambahan, perubahan bervariasi terdapat perubahan pada unsur naratif. Unsur yang berubah antara lain story, alur, tokoh, latar. Perubahan terjadi secara signifikan dengan didominasi oleh penciutan. Diawali dengan penciutan pada story yang kemudian memengaruhi perubahan pada unsur lainnya. Pada proses kreatif ekranisasi tidak memberi batasan atas apa yang perlu dan tidak untuk dimasukkan. Hal ini memicu pada kebebasan dan variasi dalam proses ekranisasi sebuah karya trilogi Dilan yang saling berkaitan. Kata kunci : naratif, ekranisasi, DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1990, Dilan 1990, DILAN: Dia adalah Dilanku tahun 1991, Dilan 1991 ","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133720693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Al Fayed, Dyah Arum Retnowati, Raden Roro Ari Prasetyowati
{"title":"MEMBANGUN KEDALAMAN RUANG SEBAGAI REPRESENTASI KONFLIK INTERNAL DALAM PENYUTRADARAAN FILM FIKSI “HUMA AMAS”","authors":"Muhammad Al Fayed, Dyah Arum Retnowati, Raden Roro Ari Prasetyowati","doi":"10.24821/sense.v3i1.5093","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5093","url":null,"abstract":"ABSTRAKFilm fiksi atau film cerita adalah suatu film yang biasa digunakan untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat setiap harinya. Film fiksi “Huma Amas” ini bertujuan untuk menyuarakan isu yang terjadi di Kalimantan Timur yaitu tentang lingkungan dan masyarakat kecil khususnya daerah sekitar tambang batubara.Karya film fiksi ini dalam visualisasinya menggunakan kedalaman ruang (depth of field) yang berbeda-beda sebagai representasi konflik internal tokoh utama. Hal ini bertujuan untuk memberikan impresi, makna, nuansa, emosional karakter dan memberikan penekanan konflik tokoh utama. Objek yang diangkat dalam karya film fiksi ini adalah masalah seorang petani yaitu Pak Yusni yang harus mengalami kebimbangan dan harus memilih untuk menjual tanah sawahnya kepada pihak tambang batubara atau mempertahankannya demi harta warisan keluarga.Kedalaman ruang (depth of field) dan focal length pada lensa juga ikut meningkat dari penggunaan focal length 16mm hingga 200mm. Meningkatnya focal length pada lensa dapat memberikan efek ilusi depth yang diciptakan dari lensa. Kata Kunci : Penyutradaraan, Kedalaman Ruang, Konflik Internal, Film Fiksi.","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132738058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PEMAKNAAN STEREOTIP GENDER DAN KELAS SOSIAL PADA FILM LITTLE WOMEN","authors":"Luluk Ulhasanah","doi":"10.24821/sense.v3i1.5100","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5100","url":null,"abstract":"ABSTRAKStereotip gender dan kelas sosial masih menjadi isu besar yang seringkali diangkat kedalam sebuah medium film. Film menjadi medium yang cukup populer untuk menyampaikan sebuah informasi. Jadi, film tidak semata-mata hanya sebuah hiburan namun juga berisi sebuah pesan dari para pembuatnya yang disusun semenarik mungkin agar penonton tetap mendapat suatu hiburan serta pelajaran dari film tersebut. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bentuk representasi stereotip gender dan kelas sosial dalam film Little Women yang disutradarai oleh Greta Gerwig.Little Women tidak hanya bercerita tentang perjalanan hidup para tokohnya dari remaja hingga dewasa, namun juga bercerita para tokoh ini berhadapan dengan stereotip gender dalam konstruksi sosial budaya di masyarakat dan kelas sosial di lingkungannya. Hal ini ditunjukkan dalam berbagai scene dalam film, yang diteliti dari aspek visual berupa latar tempat, suasana, penggambaran tokoh dari segi kostum dan make up, hingga dialog yang diucapkan para tokohnya. Kata-kata kunci: Film, Stereotip Gender, Kelas Sosial","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121483961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hananda Praditasari, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim
{"title":"PENYUTRADARAAN FILM DRAMA ”DUA PULUH EMPAT JAM LEBIH” DENGAN ANGLE KAMERA SUBJEKTIF UNTUK MENEMPATKAN PENONTON SEBAGAI TOKOH UTAMA","authors":"Hananda Praditasari, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman Hakim","doi":"10.24821/sense.v2i2.5080","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v2i2.5080","url":null,"abstract":"ABSTRAKKarya tugas akhir penyutradaraan film fiksi drama “Dua Puluh Empat Jam Lebih” merupakan sebuah karya yang dikemas dengan angle kamera subjektif. Menceritakan tentang sudut pandang seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya, namun tidak direstui dari pihak orang tua perempuan. Dirinya tidak dapat menerima kenyataan sehingga mengalami trauma dan stres berkepanjangan.Film fiksi drama yang dikemas dengan angle kamera subjektif pada umumnya jarang digunakan. Konsep ini dipilih dengan pertimbangan akan memperlihatkan bentuk halusinasi seseorang yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia yang penderitanya tidak dapat membedakan antara halusinasi dan kenyataan.Konsep estetika film “Dua Puluh Empat Jam Lebih” dengan angle kamera subjektif secara menyeluruh dari awal hingga akhir cerita. Membuat perekam dari titik pandang tokoh utama yang bertindak sebagai mata penonton. Angle kamera subjektif Adalah salah satu cara yang tepat untuk menempatkan penonton sebagai tokoh utama dalam setiap adegan. Kata Kunci : Penyutradaraan, Film Fiksi, Angle Kamera Subjektif","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125549392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"BERGESERNYA MAKNA DAN FUNGSI SURAU DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MINANGKABAU MELALUI FILM DOKUMENTER “SURAU KITO” DENGAN GAYA EKSPOSITORI","authors":"Rizqy Vajra J, Endang Mulyaningsih, Lilik Kustanto","doi":"10.24821/sense.v2i2.5076","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v2i2.5076","url":null,"abstract":"ABSTRAKSovie montage menjadi teknik yang mengupayakan secara maksimal kekuatan visual yang dipotensikan dalam suatu film. Makna akan tercipta dari deretan gambar yang disajikan di suatu sequence. Pengalaman artistik kreator dapat tereksplorasi apabila teknik ini yang ingin dicapai. Film berbicara tentang konflik. Maka, konflik juga dapat diceritakan melalui soviet montage, untuk menggambarkan makna yang lebih dalam secara visual.Bercerita tentang bagaimana peranan surau dalam memebentuk karakter masyarakat Minangkabau yang makin memudar. Film dokumenter ini membantu kita untuk mengehtahui apa makana, fungsi, dan faktor-faktor kemerosotan surau dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.Bagaimana sejarah berdirinya surau serta mankna dan fungsi surau dalam membentuk karakter masyarakat Minangkabau, dan faktor faktor yang menyebabkan bergesernya makna dan fungsi surau dalam membentuk karakter masyarakat Minangkabau. Bagaimana dampak bagi masyarakat Minangkabau jika surau hilang dan tidak difungsikan sebagai mestinya.Film dokumenter “Surau Kito” merupakan hasil karya seni tugas akhir yang menerapkan gaya dokumenter ekspositori. Penerapan gaya dokumenter ekspositori digunakan untuk menhgarahkan penonton ke sebuah sudut pandang dimana surau sangat berperan penting dalam pembentukan karakter masyarakat Minangkabau yang perlu dijaga dan difungsikan kembali.Kata Kunci : Film, Dokumenter, Ekspoditori, Surau, Minangkabau","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126413588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}