{"title":"AKLIMATISASI PLANLET PISANG CAVENDISH DENGAN BEBERAPA KOMBINASI MEDIA TANAM","authors":"Mohamad Alix Ababil, Budiman Budiman, Tubagus Kiki Kawakibi Azmi","doi":"10.35760/jpp.2021.v5i1.3933","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3933","url":null,"abstract":"Pisang merupakan salah satu produk tanaman yang banyak dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Tingkat konsumsi yang meningkat harus disertai dengan ketersediaan bibit yang mencukupi. Hal tersebut dapat diperoleh dengan kultur jaringan untuk menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan cepat. Aklimatisasi merupakan penyesuaian bibit dari in vitro menuju in vivo. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan planlet selama aklimatisasi salah satunya yaitu media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi media tanam terhadap pertumbuhan pisang Cavendish pada tahap aklimatisasi. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu kombinasi media tanam. Perlakuan kombinasi media tanam yaitu P0 = tanah: pasir (1:1), P1 = tanah: pupuk kascing (1:1), P2 = pasir: pupuk kascing (1:1), dan P3 = tanah: pasir: pupuk kascing (1:1:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi media tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit pisang untuk variabel tinggi bibit, panjang dan lebar daun pisang Cavendish. Perlakuan P2 dengan kombinasi pasir : kascing (1:1) direkomendasikan untuk aklimatisasi bibit pisang Cavendish karena menunjukkan respon pertumbuhan yang cepat dan menunjukkan hasil tertinggi pada variabel tinggi bibit selama 12 MST dibandingkan dengan perlakuan lainnya.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124441397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"UJI FITOTOKSISITAS SEDIAAN SEDERHANA BUAH CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP TANAMAN HIDROPONIK","authors":"Siti Setya Wati, A. Aisyah, Risnawati Risnawati","doi":"10.35760/jpp.2021.v5i1.3831","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3831","url":null,"abstract":"Serangan serangga hama dapat menimbulkan kerugian bagi petani dan menurunkan hasil panen. Salah satu teknik pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan meggunakan insektisida nabati dari ekstrak buah Cabe Jawa (Piper retrofractum). Fitotoksisitas merupakan salah satu parameter uji kandidat tanaman sebagai insektisida botani. Tingkat fitotoksisitas tanaman buah cabe Jawa terhadap beberapa tanaman hidroponik belum pernah dilakukan pengujian. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi fitotoksisitas sediaan sederhana buah P. retrofractum terhadap beberapa tanaman hidroponik. Rancangan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan 2 taraf konsentrasi yaitu kosentrasi 5 dan 10%, terdiri dari 4 perlakuan (kontrol, konsentrasi 5%, konsentrasi 10% dan pestisida kimia 0.5%) dan 3 ulangan. Pengujian fitotosisitas sediaan P. retrofractum digunakan konsentrasi 5 dan 10%. Metode pengujian menggunakan metode penyemprotan yang dilakukan pada tanaman sawi, pakcoy, kangkung dan tomat dan analisis data pertumbuhan tanaman menggunakan program SPSS. Sediaan sederhana serbuk P. retrofractum tidak menyebabkan gejala fitotoksisitas pada tanaman sawi, pakcoy, kangkung dan tomat sehingga sediaan sederhana serbuk P. retrofractum aman untuk diaplikasikan dan memilik peluang sebagai pengendali serangga hama untuk tanaman sawi, pakcoy, kangkung dan tomat yang ditanam secara hidroponik.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130236080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERBEDAAN PENGGUNAAN NOZZLE POLIJET DAN FLAT FAN PADA KALIBRASI PENYEMPROTAN KNAPSACK SPRAYER","authors":"V. I. Sari, Agung Dharma Prasetio","doi":"10.35760/jpp.2021.v5i1.3682","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682","url":null,"abstract":"Kegiatan penyemprotan umumnya menggunakan alat semprot knapsack sprayer yang memiliki nozzle untuk mengubah larutan menjadi butiran semprot. Pemilihan nozzle harus tepat agar butiran semprot yang dihasilkan sesuai dengan target penyemprotan. Nozzle polijet dan flat fan adalah dua nozzle yang umumnya digunakan oleh masyarakat. Kalibrasi kedua nozzle tersebut dibutuhkan agar mengetahui kualitas dan kuantitas volume semprot yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan lebar semprotan, volume semprot dan mendapatkan rekomendasi nozzle yang tepat berdasarkan hasil kalibrasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2021sampai Maret 2021 di areal percobaan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari dua perlakuan yaitu : P1 (polijet) dan P2 (flat fan). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga terdapat 10 kali percobaan. Data dianalisis menggunakan Uji T pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nozzle polijet menghasilkan lebar semprot, flowrate, konsentrasi dan kebutuhan bahan per tangki yang lebih kecil dibandingkan flat fan, namun menghasilkan volume semprot yang lebih besar. Berdasarkan hasil perhitungan kalibrasi, nozzle polijet lebih direkomendasikan karena membutuhkan bahan (herbisida) yang lebih sedikit sehingga aman bagi lingkungan dan menghemat biaya.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127360275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS ASAP CAIR TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK MENGENDALIKAN GANODERMA BONINESE DAN CURVULARIA SP. IN VITRO","authors":"Yusmar Mahmud, Dasha Lististio, Mokhamad Irfan, Syukria Ikhsan Zam","doi":"10.35760/jpp.2021.v5i1.3629","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3629","url":null,"abstract":"Kandungan senyawa fenol dan asam organik yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba, sehingga TKKS diduga dapat mengendalikan G. boninense dan Curvularia sp. Tujuan penelitian untuk mendapatkan konsentrasi asap cair TKKS terbaik sertamembandingkan asap cair TKKS, tempurung kelapa (TK) dan tempurung kelapa komersil (TKK) yang efektif dalam mengendalikan G. boninense dan Curvularia sp. secara in vitro. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019 di Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau; dan di Laboratorium HPLCFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yg terdiri dari 6 perlakuan meliputi G0 = 20 ml PDA + 0% asap cair + G. boninense,G1 = 19,8 ml PDA + 1% (0,2 ml) asap cair + G. boninense, G2 = 19,6 ml PDA + 2% (0,4 ml) asap cair + G. boninense,G3 = 19,4 ml PDA + 3% (0,6 ml) asap cair + G. boninense,G4 = 19,2 ml PDA + 4% (0,8 ml) asap cair + G. boninense,G5 = 19 ml PDA + 5% (1 ml) asap cair + G. boninense,C0 = 20 ml PDA + 0 % asap cair + Curvularia sp.C1 = 19,8 ml PDA + 1% (0,2 ml) asap cair + Curvularia sp.C2 = 19,6 ml PDA + 2% (0,4 ml) asap cair + Curvularia sp.C3 = 19,4 ml PDA + 3% (0,6 ml) asap cair + Curvularia sp.C4 = 19,2 ml PDA + 4% (0,8 ml) asap cair + Curvularia sp.C5 = 19 ml PDA + 5% (1 ml) asap cair + Curvularia sp. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3kali. Parameter yang diukur adalah morfologi patogen, total fenol asap cair TKKS, uji efektivitas daya hambat, laju pertumbuhan, indeks anti jamur, dan uji komparatif asap cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian asap cair mengakibatkan perubahan ukuran diameter koloni patogen,asap cair memiliki total fenol + 9,98%. Konsentrasi asap cair TKKS berpengaruh nyata terhadap efektivitas daya hambat, menekan laju pertumbuhan, indeks anti jamur terhadap G.boninense dan Curvularia sp. Uji komparasi menunjukkan bahwa jenis asap cair tidak berpengaruh tehadap G. boninense, sedangkan terhadap Curvularia sp.berpengaruh nyata. Kesimpulan dari hasil penelitian konsentrasi asap cair TKKS terbaik adalah 5% dan asap cair TK memiliki efektivitas yang lebih tinggi dalam mengendalikan G. boninense, dan Curvularia sp. dengan efektivitas 100%.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121003418","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RESPON TANAMAN PADI IPB 3S TERHADAP PUPUK BOKASHI DI LAHAN BASAH DESA SUMEDANGAN","authors":"D. Novitasari, I. Iswahyudi, K. P. W. Sukma","doi":"10.35760/jpp.2021.v5i1.3228","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3228","url":null,"abstract":"Padi IPB 3S merupakan hasil persilangan padi Fatmawati dan koleksi padi jenis lainnya yang dihasilkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan keungggulan tahan terhadap berbagai macam penyakit diantaranya penyakit turgo, penyakit blas serta penyakit hawar pada tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk bokhasi terhadap tanaman padi IPB 3S. Penelitian dilakukan di Desa Sumedangan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Perlakuan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dosis pupuk (kontrol (tanpa pupuk), 1 kg/m2 (P1) dan 2 kg/m2 (P2)) yang masing masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi dengan perlakuan P2 memberikan hasil tanaman terbaik namun tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132966794","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"ANALISIS RENDEMEN MINYAK ATSIRI SERAI WANGI (Cymbopogon nardus (L.) PADA BEBERAPA VARIETAS","authors":"Qurrotul A’yun, Budi Hermana, Ummu Kalsum","doi":"10.35760/JPP.2020.V4I2.3343","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/JPP.2020.V4I2.3343","url":null,"abstract":"Minyak serai wangi merupakan salah satu komoditas atsiri yang memiliki prospek yang cukup besar diantara minyak atsiri lainnya, selain manfaatnya sebagai produk minyak atsiri atau biasa dikenal dengan citronella oil juga mempunyai kegunaan sebagai vegetasi konservasi yang berpotensi mencegah terjadinya erosi tanah dan merehabilitasi lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase rendemen minyak atsiri dan untuk mengetahui hasil rendemen pada ketiga jenis dalam mencapai rendemen yang sesuai standar Nasional Indonesia (SNI). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) 1 faktor dimana 3 perlakuan varietas yang berbeda yaitu varietas Lenabatu, Mahapengiri Klon G1 dan Mahapengiri G2. Varietas yang memiliki tinggi tanaman yang tertinggi adalah Lenabatu, namun jumlah anakan yang terbanyak dimiliki oleh Mahapengiri klon G2. Bobot basah, bobot seluruh tanaman dan bobot kering tidak terlihat adanya perbedaan diantara ketiga kultivar. penelitian menunjukan analisis rendemen tertinggi pada ketiga jenis serai wangi sesuai SNI yaitu varietas Mahapengiri Klon G2 sebesar 0,92 %., diukur berdasarkan parameter pengamatan berupa tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot basah, bobot kering serta bobot seluruh tanaman, adapun sifat kimia tanah berupa c-organik dan jaringan tanaman berupa NPK, Mg faktor tersebut mampu meningkatkan sejauh mana pertumbuhan serai wangi. Faktor lokasi, aspek budidaya, iklim, dan varietas menjadi aspek penting dalam meningkatkan kualitas minyak atsiri serai wangi.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130062441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"RESPON HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays) TERHADAP POSISI DAN WAKTU PEMANGKASAN DAUN","authors":"Dimas Yulianto, Ismail Saleh, D. Dukat","doi":"10.35760/jpp.2019.v3i2.2333","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2019.v3i2.2333","url":null,"abstract":"Pemangkasan (defoliasi) daun pada tanaman jagung terutama daun yang tidak produktif dianggap dapat meningkatkan hasil pada tanaman jagung karena mengurangi persaingan penggunaan hasil fotosintesis pada tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi dan waktu pemangkasan daun terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat dari Bulan Juni sampai September 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu kontrol (tanpa pemangkasan), pemangkasan tiga daun atas umur 50 hari setelah tanam (HST), pemangkasan satu daun atas dan dua daun bawah umur 50 HST, pemangkasan tiga daun bawah umur 50 HST, pemangkasan tiga daun atas umur 55 HST, pemangkasan satu daun atas dan dua daun bawah umur 55 HST, pemangkasan tiga daun bawah umur 55 HST, pemangkasan tiga daun atas umur 60 HST, pemangkasan satu daun atas dan dua daun bawah umur 60 HST, dan pemangkasan tiga daun bawah umur 60 HST. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, serta bobot tongkol per tanaman dan per petak tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan tiga daun bagian bawah pada umur 50 HST. Daun bawah seringkali ternaungi sehingga tidak aktif berfotosintesis sehingga menjadi organ sink dan berkompetisi dengan tongkol dalam memperoleh hasil fotosintesis.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132409042","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"EFEKTIVITAS BEBERAPA METODE EKSTRAKSI TERHADAP MUTU BENIH DUA VARIETAS TOMAT DETERMINATE (Solanum lycopersicum Mill.)","authors":"Ady Daryanto, Fitriana Yulianti","doi":"10.35760/JPP.2019.V3I1.1971","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/JPP.2019.V3I1.1971","url":null,"abstract":"Tomat (Solanum lycopersicum Mill.) memiliki lendir di dalam daging buah yang dapat menghambat proses perkecambahan benih. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknik ekstraksi yang tepat untuk menghasilkan benih tomat dengan mutu yang berkualitas. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Green House F6 Kampus Universitas Gunadarma-Depok pada Oktober 2018 - Januari 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor yang pertama adalah dua jenis varietas tomat (Tymoti dan Tantyna) dan faktor yang kedua adalah empat jenis metode ekstraksi benih (perendaman kapur tohor (CaO) 10 g l-1 dan tohor 15 g l-1 selama 20 menit serta fermentasi selama 12 jam dan 24 jam). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam atau uji F pada taraf nyata 5%. Bila terdapat pengaruh yang nyata terhadap perlakuaan maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ/Tukey) pada taraf nyata 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa karakteristik ukuran buah dan dimensi tomat varietas Tymoti dan Tantyna berbeda secara nyata. Faktor tunggal jenis varietas menyebabkan perbedaan dalam ukuran bobot 100 butir benih tomat, persentase kecepatan tumbuh benih, dan persentase indeks vigor benih. Sedangkan faktor tunggal metode ekstraksi tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan terhadap mutu fisiologis benih dari dua varietas tomat sayur tipe determinate yang diujikan.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126572387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"IDENTIFIKASI JENIS BUAH APEL BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI WARNA DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION","authors":"R. Widyanto, D. Riminarsih","doi":"10.35760/jpp.2019.v3i1.1977","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2019.v3i1.1977","url":null,"abstract":"Identifikasi jenis buah apel secara manual dilakukan hanya berdasarkan pengamatan visual secara langsung pada buah apel dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Banyak permasalahan yang muncul ketika proses identifikasi buah apel dilakukan secara manual antara lain tidak akurat dan tidak seragam. Hal itu disebabkan oleh penglihatan manusia mempunyai kelemahan dan keterbatasan terutama yang mempunyai riwayat penyakit buta warna yang menyebabkan proses identifikasi tidak efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini dibuat suatu model untuk mengidentifikasi jenis buah apel berdasarkan ekstraksi ciri warna dan tekstur dengan bantuan komputer yang memanfaatkan pengolahan citra dan metode jaringan syaraf tiruan radial basis function. Identifikasi buah apel dilakukan terhadap 3 jenis buah apel yaitu anna delicious, apel granny smith dan apel royal gala. Aplikasi identifikasi jenis buah apel dilakukan melalui 5 proses yaitu pengumpulan data citra apel, ekstraksi ciri warna dan ciri tekstur data citra apel, melakukan pelatihan data menggunakan jaringan syaraf tiruan radial basis function dan pengujian data. Berdasarkan uji coba yang dilakukan dengan 60 data citra pelatihan dan 45 data citra uji diperoleh tingkat akurasi sebesar 95.56 %.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126260316","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PERKECAMBAHAN KACANG PANJANG UNGU PADA BERBAGAI MEDIA YANG BERBEDA","authors":"Adinda Nurul Huda Manurung, Inti Mulyo Arti","doi":"10.35760/jpp.2019.v3i1.1974","DOIUrl":"https://doi.org/10.35760/jpp.2019.v3i1.1974","url":null,"abstract":"Indonesia adalah salah satu pusat penanaman kacang panjang yang memiliki keragaman genetik yang luas. Kacang panjang ungu adalah salah satu varietas kacang panjang baru. Penelitian tentang biji kacang panjang ungu belum banyak dilakukan. Informasi tentang perkecambahan biji kacang panjang ungu masih sangat terbatas. Salah satu hal penting dalam perkecambahan adalah pemilihan media yang tepat. Media perkecambahan memainkan peran penting dalam membantu mempercepat perkecambahan benih dan setiap jenis tanaman benih memiliki kecenderungan berbeda tentang media yang cocok untuk perkecambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan media perkecambahan terbaik untuk kacang panjang ungu. Penelitian ini dilakukan di Kampus F6 Universitas Gunadarma yang berlokasi di Depok (± 115 m di atas permukaan laut) pada Januari 2019. Perlakuan dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap dengan sepuluh ulangan. Perlakuannya adalah media perkecambahan, yaitu pupuk organik (M1), pasir (M2), dan pupuk organik: pasir (1: 1) (M3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media perkecambahan berpengaruh nyata terhadap tinggi kecambah, jumlah daun, luas daun, panjang akar, dan kecambah bobot segar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pupuk organik adalah media terbaik untuk perkecambahan biji panjang ungu.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129126275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}